NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Sang Mafia

Terjerat Cinta Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Hamil di luar nikah / Obsesi / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Psikopat itu cintaku
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Masatha.

"Kenapa kau menciumku?" pekik Liora panik, apalagi ini adalah ciuman pertamanya.

"Kau yang menggodaku duluan!" balas Daichi menyeringai sembari menunjukkan foto Liora yang seksi dan pesan-pesan menggatal.

Liora mengumpat dalam hati, awalnya dia diminta oleh sahabatnya untuk menggoda calon pacarnya. Tapi siapa sangka Elvara malah salah memberikan nomor kakaknya sendiri. Yang selama ini katanya kalem dan pemalu tapi ternyata adalah cowok brengsek dan psikopat.

Hingga suatu saat tanpa sengaja Liora memergoki Daichi membunuh orang, diapun terjerat oleh lelaki tersebut yang ternyata adalah seorang Mafia.

Visual cek di Instagram Masatha2022

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Masatha., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Liora baru saja selesai mandi, tubuhnya segar, baju tidur satin menempel lembut di kulit. Rambutnya masih setengah basah, wangi sabun bercampur dengan aroma skincare yang baru saja ia oleskan. Liora hendak berbaring, mencoba merasakan kenyamanan rumah sendiri setelah sekian lama, ketika suara asing membuatnya membeku.

Krek.

Suara pintu balkon terbuka pelan, padahal ia yakin sudah menguncinya rapat. Jantung Liora melonjak ke tenggorokan. Perlahan ia menoleh—dan hampir menjerit. Sosok tinggi dengan wajah menyeringai berdiri di sana. Daichi.

“Babe…” suaranya berat, seperti bisikan iblis yang baru saja menyelinap dari kegelapan. “Kenapa telepon aku tidak diangkat?” Senyumnya mengerikan, mata tajamnya berkilat, membuat Liora merinding.

Liora gemetar. Dia… psikopat. Manusia gila! pikirnya panik. Bagaimana mungkin ia bisa membuka pintu yang terkunci?

Namun insting bertahan hidupnya segera mengambil alih. Liora menahan napas, mencoba menenangkan diri. “Aku… aku sakit,” ucapnya lirih. “Rindu Papa. Kepalaku pusing… layar ponsel terlalu silau, jadi aku tidak sanggup menjawab.”

Daichi menatapnya lama, seolah menimbang kebohongan yang nyaris sempurna itu. Senyum tipisnya masih melekat, namun akhirnya ia mengangguk. Tanpa berkata apa-apa, ia berjalan mendekat, duduk di sisi ranjang, tepat di sebelah Liora yang tubuhnya kaku.

Dari nakas kecil, ia mengambil sebotol body lotion. “Sayang, kalau kamu sedang sakit… biar aku yang membantumu.” Suaranya berubah lembut, tapi justru membuat Liora makin takut—lembut yang berbahaya, bagaikan pisau terselubung.

Dengan santai, Daichi menuang lotion ke telapak tangannya. Ia meraih kaki Liora, menahannya dengan mantap. Liora refleks menarik diri, tapi genggaman Daichi kuat. Lotions dingin menyentuh kulit hangatnya, lalu tangan itu mulai mengusap pelan dari betis ke lutut.

Liora menggertakkan gigi, berusaha menahan gemetar. Sensasi dingin lotion bercampur hangatnya tangan Daichi membuat darahnya berdesir tak karuan. Setiap sentuhan terasa bukan sekadar perawatan—melainkan penguasaan.

“Lembut sekali…” gumam Daichi, nadanya penuh selera. Gerakannya naik perlahan, menelusuri paha Liora. Jantung gadis itu berdebar keras, begitu keras hingga ia takut suara detaknya terdengar. Ia ingin menepis, berteriak, kabur—tapi tubuhnya membeku, ketakutan membuatnya kehilangan kendali.

Ketika lotion sudah habis diratakan, Daichi menaruh botol kembali. Ia menatap wajah Liora, lalu perlahan menunduk, menyentuhkan keningnya ke kening gadis itu. Hembusan napasnya panas, jarak mereka begitu dekat hingga Liora bisa mencium aroma khas tubuh Daichi.

“Hm… panas sekali,” bisiknya, meraba leher Liora dengan punggung tangannya. “Kamu benar-benar sakit.”

Liora berusaha bernapas teratur. Untung saja tubuhnya memang masih demam. Kalau tidak, Daichi pasti menggila karena merasa dibohongi.

Senyum puas tergambar di bibir Daichi. “Kalau begitu… aku tidak akan marah. Tapi ingat, Babe…” ia menatap tajam, jemarinya menelusuri pipi Liora pelan. “Jangan pernah buat aku merasa ditinggalkan lagi. Teleponku harus selalu kau jawab. Mengerti?”

Liora hanya bisa mengangguk cepat, meski matanya berkaca-kaca menahan takut.

"Kebiasaan, kenapa kalau mengeringkan rambut selalu setengah-setengah begini?"

Daichi beranjak pergi, lalu mengambil pengering rambut dan menancapkan pucat listriknya. Dengan telaten Daichi mengeringkan rambut Liora.

Liora terbuai, sebenarnya kalau dirinya patuh Daichi cukup lembut. Tapi sontak saja dia terpekik karena Daichi menggigit lehernya.

"Ahh, apakah kau Anj!ng?" umpat Liora.

"Kua harus tahu, gigitan aku ini adalah obat. Dijamin besok kamu akan sembuh," balas Daichi terkekeh.

"Tapi sakit, memangnya kamu mau kalau aku gigit?" pekik Liora kesal beneran.

Siapa sangka, Daichi justru memajukan wajahnya dan mengangkat lehernya.

Cowok tidak waras, pikir Liora.

Tapi tiba-tiba saja pintu terbuka, muncul Nayshila yang kaget karena melihat ada lelaki.

Liora langsung punya ide, dia segera menarik leher Daichi dan mencium bibirnya tepat di depan mata Nasyhila.

Tentu saja respon Nayshila heboh dan senang karena punya senjata untuk mengalahkan Liora.

"Akan aku adukan pada papamu, kalau anaknya yang terlihat suci sebenarnya menyimpan lelaki fi dalam kamar!"

"Oh iya? Coba saja adukan!" tantang Liora balik.

Nayshila lalu buru-buru pergi. Sementara Liora bergegas mengusir Daichi.

"Pergilah! Sebelum Papa kemari!" Pinta Liora.

"Di depan dia saja kamu berani, kenapa di depan papamu tidak berani?" tanya Daichi santai.

"Beda, dia ibu tiriku. Tolong pergilah, aku mohon," rengek Liora berusaha mendorong punggung Daichi. Tapi lelaki itu terlalu kuat.

"Kalau begitu, apa yang akan aku dapatkan jika aku mau pergi?" goda Daichi.

Tanpa pikir panjang, Liora segera mencium bibir Daichi. Hanya sekilas.

Daichi terkekeh senang, sembari mengusap bibir Liora.

"Kurang, aku belum puas," balas Daichi tersenyum smirk.

"Besok, aku janji besok!" sergah Liora panik bukan main.

"Oke," jawab Daichi. " Besok jangan lupa pulang ke apartemen!" jawab Daichi sembari mengecup pipi kana Liora dengan mesra.

Lelaki itu langsung melesat keluar, entah dengan cara apa bisa menuruti lantai tiga dengan mudah.

Apakah dia manusia? kelakuannya tidak manusiawi.

Liora bergegas mengunci pintu balkon, lalu diapun pura-pura tidur.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka keras.

Liora terperanjat, tapi buru-buru menutupinya dengan pura-pura menguap. Ia menyandarkan tubuh ke headboard, wajah dibuat setenang mungkin.

“Eh, ada apa, Pa?” tanyanya polos.

Yudistira melangkah masuk dengan wajah tegang. “Kata Nayshila, ada lelaki di kamar kamu.”

Tanpa banyak bicara, sang ayah langsung bergegas memeriksa kamar mandi, membuka pintu ruang ganti, bahkan menyingkap tirai jendela. Hasilnya nihil. Kosong.

Liora pun segera duduk tegak, memasang ekspresi kebingungan. Lalu ia terkekeh kecil.

“Lelaki? Kalian bercanda ya? Kalau memang ada, masuknya lewat mana? Aku ini di kamar lantai tiga, Pa…”

Nayshila mendengus, matanya melotot. “Pasti dia sembunyi di balkon!”

“Silakan lihat sendiri!” sahut Liora cepat, penuh tantangan.

Pintu balkon dibuka lebar oleh Nayshila dan Yudistira. Angin malam langsung menyusup, tapi balkon kosong. Tak ada siapa-siapa.

Liora menghela napas panjang, lalu wajahnya berubah sendu. Mata beningnya menatap ayahnya penuh luka.

“Pa… aku baru menginap sehari saja sudah difitnah begini. Memang benar… ibu tiri itu di mana-mana selalu jahat, mana mau baik dengan anak tiri?”

"Kamu mau menuduh aku yang enggak-enggak?" pekik Nayshila emosi.

Kalimat itu membuat hati Yudistira bergetar. Amarahnya tersulut seketika.

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Nayshila.

"Kamu—kamu berani nampar aku?" lirih Nayshila menahan tangis.

"Lain kali jangan suka bicara sembarangan!" gertak Yudistira.

"Aku tidak bohong, aku berani bersumpah jika aku melihat Liora tengah berciuman dengan lelaki. Bagaimana kalau kita cek CCTV!" sergah Nayshila tidak mau menyerah.

"Kau nggak waras! Keluar, jangan ganggu Liora istirahat, dia masih sakit!" omel Yudistira mendorong punggung istri barunya keluar dari kamar.

Yudistira lalu menatap Liora pandangan penuh rasa bersalah. " Lio, maafin Papa ya?"

"Iya, Pa. Yang penting Papa selalu percaya aku sudah senang," ucap Liora tersenyum manis.

1
Marlina Selian
lanjut thoor 🥰🥰🥰
Danisa Thalita
lanjut lagii..ahhh aku gemes sama daichi...dobellll up dongggg🤗🤗🤗
Teti Usmayanti
ayo.. daichi, ayank babe Liora lg mode ngambek. kl di ksh kiss jg lsg luluh, apa lg di halalin.
Dewi Susanti
lanjut kak
Nur Anita
bagus dan bikin penasaran
Sela 0306
lanjut ya thor ceritaa bgs bgtt plis jgn di tamati dlu yaa
Nur Anita
adu tak sabar lagi ni lanjut Thor...
Henny Triana
waduh...Liora bakalan dapet hukuman dr Daichi karena Deket Deket ma cowok
Dewi Susanti
lanjut kak
Nor Rahmah
Lengah dikit pacarmu yang cantik itu byk yg ngincer loh Daichi
Nor Rahmah
Benar benar yaa Daichi, sampe gak inget lg ada cewek yg nungguin di Apart.. Segitu GK sempatnya mengabarkan??
Marlina Selian
lanjut thoor tetap semagat
semoga sehat selalu
Marlina Selian
lanjut thoor
gemes deh bacanya
Marlina Selian
lanjut thoor 🥰🥰🥰
Henny Triana
hampir lupa kalo punya cerita ini karena gak update,Ezar dan syua juga gak up, kenapa Thor...? semoga sehat selalu ya ...😘😘😘
Nur Anita
memang keren u Thor...top dengan karya u...
Aldila
kak kenapa ga up?
Danisa Thalita
karyamu EMG gak pernah ada yg gagal..sampe sekarang aku masih belum move on sama syadeva jg🤗🤗🤗
Henny Triana: bener banget,kadang kalo baca cerita yg lain berbau mafia malah sering dibandingkan dg syadeva 😊😊😊
total 2 replies
Ayu Sinduwati
🥰🥰
Dhea Tasya
ceritanya bagus tidak membosankan aku suka ceritanya,,keren👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!