NovelToon NovelToon
Membawa Benih Mafia

Membawa Benih Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / Aliansi Pernikahan / Iblis
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: CantiknyaKamu

Shanca Evalyne Armandez tak pernah meminta hidup seperti ini. Sejak kedua orang tuanya tewas dalam kecelakaan misterius, ia menjadi tawanan dalam rumah sendiri. Dihabisi oleh kakak tirinya, dipukuli oleh ibu tiri yang kejam, dan dijual seperti barang kepada pria-pria kaya yang haus kekuasaan. “Kau akan menyenangkan mereka, atau kau tidak akan makan minggu ini,” begitu ancaman yang biasa ia dengar. Namun satu malam mengubah segalanya. Saat ia dipaksa menjebak seorang pengusaha besar—yang ternyata adalah pemimpin mafia internasional—rencana keluarganya berantakan. Obat yang ditaruh diam-diam di minumannya tak bekerja seperti yang diharapkan. Pria itu, Dario De Velluci, tak bisa disentuh begitu saja. Tapi justru Shanca yang disentuh—dengan cara yang tak pernah ia duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CantiknyaKamu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MBM

LOKASI: MILANO, ITALIA – Gedung Pusat Investa Luxoria – Pukul 10:15 pagi

Lobi kaca besar menampilkan langit Milan yang biru bersih. Sebuah mobil Rolls Royce hitam mengerem perlahan. Pintu terbuka.

Keluar dari sana

Tio Mahendra, dengan setelan abu-abu tajam dan sepatu kulit berkilau.

Di sebelahnya, Nadya, mengenakan setelan merah marun elegan—bergaun panjang berpotongan clean-cut dan perhiasan Cartier.

Dari belakang, sosok tinggi dengan jas hitam dan kacamata hitam turun perlahan:

Alaska Alchui Mahendra.

Langkah kaki mereka selaras. Tiga ekor predator berjalan di lahan mangsanya.

RUANG RAPAT – Lantai 21

Suasana penuh wibawa.

Para pemimpin korporat dari berbagai negara duduk di sekeliling meja kaca panjang. Pembicaraan terhenti saat Alaska, Tio, dan Nadya masuk.

CEO Italia (berbisik ke asistennya):

“Mereka benar-benar datang… Seperti melihat pemegang nyawa dunia bawah tanah.”

Alaska duduk paling ujung. Tatapannya menusuk, tanpa senyum.

Tio membuka berkas.

Nadya berdiri, menyalakan layar presentasi dengan tenang.

Nadya (tegas tapi manis):

“Investasi ini bukan tentang siapa yang paling kaya. Tapi siapa yang paling sanggup bertahan ketika badai keuangan menerpa. Dan percayalah… kami bukan hanya bertahan. Kami menciptakan badai itu sendiri.”

Tepuk tangan kecil terdengar. Namun Alaska masih diam.

Alaska (datar):

“Kami membawa nilai. Bukan hanya uang. Dan nilai kami dibangun di atas darah, ketepatan, dan ketaatan. Jika kalian siap menerima itu… kita akan bicara lebih jauh.”

Suasana menjadi lebih berat. Tapi tak ada yang berani melawan.

MALAM HARI – VILLA PRIBADI DI FIRENZE

Villa pribadi tempat mereka menginap berada di atas bukit, menghadap lampu kota Florence.

Tio menuangkan anggur merah ke dalam tiga gelas kristal Baccarat.

Tio (kepada Alaska):

“Kau terlihat lebih dingin dari biasanya, Alaska. Apa karena Sancha si gadis manis..?”

Alaska (menerima gelas, duduk di sofa kulit putih):

“Aku muak dengan semua ini…,Tapi ya… kadang seseorang datang menghancurkan pola pikir yang sudah kau bangun selama bertahun-tahun.”

Nadya duduk di dekat Tio, tangan mereka saling terkait. Ia memiringkan kepalanya.

Nadya (lembut namun tajam):

“Kadang kita butuh dihancurkan untuk tahu mana yang layak dibangun kembali, Alaska. Tapi jangan biarkan rasa lemah itu mengacaukan posisi kita di atas.”

Alaska:

“Aku tak pernah lemah, Nadya. Aku hanya mulai mempertanyakan… siapa sebenarnya musuhku.”

Tio (mengangkat alis):

“Kau bicara soal Sancha?”

Alaska (memandang anggur di gelasnya):

“Dia… tidak seperti yang kukira. Tapi bukan berarti bisa kubiarkan mengacaukan sistem.”

Keheningan melanda. Hanya suara musik klasik samar terdengar.

KEESOKAN PAGINYA – BANDARA PRIBADI FLORENCE

Ketiganya menaiki jet pribadi. Tio dan Nadya berpegangan tangan, dan Alaska duduk di dekat jendela, menatap awan di kejauhan.

Nadya (kepada Tio, pelan):

“Alaska tak seimbang. Kau merasakannya juga, kan?”

Tio:

“Dia terpecah. Antara menguasai atau menyelamatkan. Tapi kita tahu, adikku itu… selalu memilih kuasa.”

Nadya:

“Kalau dia sampai kehilangan kendali, kita harus ada. Bukan untuk menahan… tapi untuk memastikan ia tidak hancur bersama seluruh kekaisaran ini.”

Jet lepas landas. Membawa ketiganya kembali ke Kanada. Ke urusan, peperangan, dan seorang wanita bernama Sancha yang diam-diam mulai mengguncang tahta Alaska.

canada,terjadi kerusuhan di mansion,tepat di mana mansion Alaska,di mana mama uca memaksa masuk untuk melihat Sancha,namun pengawal tetap menghalangi,mereka mencoba menghubungi nomor Alaska,namun belum terkoneksi ke telepon Alaska.

akhirnya mereka menelepon Tio,Tio langsung menyambungkan ke telinga Alaska..

Alaska sangat marah karena mama nya suka sekali ikut campur urusan dirinya,mau tidak mau ia harus memberikan jalan kepada sang mama,setelah telepon terputus,Alasan melemparkan ponsel Tio kepada nya..

LOKASI: MANSION ALASKA – KANADA

PAGI YANG TEGANG

Gerbang utama mansion megah Alaska dikerubungi mobil-mobil mewah. Pengawal berdiri kokoh, membentuk barikade, menghalangi Uca—mama Alaska—yang datang dengan ekspresi keras kepala dan penuh emosi.

Uca (mendesak dengan suara dingin namun tegas):

“Aku bukan tamu. Aku adalah ibunya! Kalian semua, minggir atau aku akan pecahkan lutut kalian satu-satu!”

Pengawal 1 (bingung tapi teguh):

“Maaf, Nyonya Uca… perintah dari Tuan Alaska—tidak ada yang boleh masuk tanpa izin langsung.”

Uca:

“Luar biasa. Sekarang anakku sendiri memperlakukan ibunya seperti tahanan politik?! Baiklah, hubungi dia sekarang juga! AKU INGIN MELIHAT SANCHA!”

Ketegangan meningkat. Naif, salah satu maid, gemetar mengambil ponsel rumah dan mencoba menghubungi nomor Alaska. Tidak terhubung.

Naif (pelan pada pengawal):

“Jaringan tuan sedang di luar negeri… saya… saya tidak bisa sambungkan…”

Uca (mendengar):

“Apa?! Baik. Hubungi Tio. SEKARANG. Atau aku akan menebas leher kalian dan keluar dari rumah ini sambil menyeret Sancha di atas permadani!”

LOKASI: JET PRIBADI – DI UDARA ITALIA MENUJU KANADA

Alaska duduk menyendiri, mengenakan jas hitam dengan kancing terbuka. Ia sedang membaca laporan, ketika Tio menerima panggilan darurat.

Tio:

“Ya, ini aku. Halo?”

Pengawal:

“Tuan Tio, maaf mengganggu. Nyonya Uca berada di mansion. Ia memaksa masuk untuk bertemu dengan Nyonya Sancha. Kami tidak bisa hubungi Tuan Alaska.”

Tio:

“Tunggu sebentar.”

Tio menoleh ke belakang, menatap adiknya yang duduk dingin.

Tio (tenang tapi serius):

“Adikku yang terhormat, ibumu sedang mengacak-acak mansionmu. Kau mau dia bakar pagar depan atau bicara baik-baik lewat telpon?”

Alaska mendongak, menahan emosi. Ia mengambil ponsel Tio tanpa bicara.

Alaska (tajam ke pengawal di telepon):

“Biarkan dia masuk. Hanya dia. Tidak ada yang lain. Sancha tetap di dalam kamar. Dan jangan coba-coba melanggar batas.”

Pengawal:

“Siap, tuan.”

Setelah menutup telepon, Alaska melempar ponsel Tio ke arahnya.

Alaska (dingin):

“Lain kali, jangan biarkan siapa pun mendekat sebelum mereka memanjat pagar dengan darah mereka sendiri.”

Tio mengangkat alis, tangkap ponsel tanpa reaksi.

Tio:

“Dia ibumu, bukan penjahat.”

Alaska:

“Dia lebih berbahaya dari penjahat. Karena dia bisa membuatku lemah hanya dengan menyebut satu nama: Wanita itu.

Nadya, yang mendengarkan dari kursinya, menyeringai kecil.

Nadya (pelan):

“Kau mulai terikat, Alaska. Dan itu… sangat menghibur.”

Alaska tidak menjawab. Ia kembali menatap keluar jendela pesawat, dingin, gelap, dan tak tertebak.

1
Faulinsa
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!