NovelToon NovelToon
Suami Dadakan Super Aneh

Suami Dadakan Super Aneh

Status: tamat
Genre:Pernikahan Kilat / Romantis / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:413.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mizzly

Pernikahan Mentari dan Bayu hanya tinggal dua hari lagi namun secara mengejutkan Mentari memergoki Bayu berselingkuh dengan Purnama, adik kandungnya sendiri.

Tak ingin menorehkan malu di wajah kedua orang tuanya, Mentari terpaksa dinikahkan dengan Senja, saudara sepupu Bayu.

Tanpa Mentari ketahui, Senja adalah lelaki paling aneh yang ia kenal. Apakah rumah tangga Mentari dan Senja akan bertahan meski tak ada cinta di hati Mentari untuk Senja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Mertua

Mentari

Sejak dulu Bapak sangat dekat dengan Pak Kusno, sahabatnya. Bapak justru lebih mengenal Pak Kusno dibanding Pak Budi -Bapaknya Mas Bayu- meski mereka adik kakak, mungkin karena Bapak adalah teman satu sekolah dengan Pak Kusno, membuat mereka menjadi sahabat karib sejak dulu.

Siapa yang menyangka kalau sahabat Bapak akan menjadi mertuaku kini? Siapa juga yang akan menyangka kalau mereka kini berdiri di depanku? Secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.

"Bapak, Ibu dan... Senja?" Mataku hampir keluar melihat Senja sedang menurunkan tas Pak Kusno dan Ibu Nur dari dalam mobil. Dengan setengah sadar, aku berjalan mendekat lalu salim pada kedua mertuaku.

"Kok kamu terkejut begitu, Nak? Senja tidak memberitahu kamu kalau Bapak dan Ibu akan datang?" Ibu Nur memelukku dan mengusap rambutku dengan penuh kasih.

Aku tersenyum. Aku suka bagaimana Ibu Nur memperlakukanku. Hal kecil namun membuatku merasa nyaman dan disayangi. Ibu Nur bilang kalau sejak dulu ingin punya anak perempuan, namun sejak melahirkan Senja, ia tak lagi diberi kesempatan memiliki anak lagi. Jadilah aku yang dilimpahi kasih sayang darinya setiap kali datang berkunjung.

"Senja itu memang suka kasih kejutan." Bapak justru yang menjawab pertanyaan Ibu.

"Kata siapa? Handphone-ku rusak. Tak bisa kirim pesan dan telepon. Hanya bisa terima telepon saja. Bagaimana aku bisa kasih tau? Tari saja tidak meneleponku, mungkin sibuk menerima telepon dari 'temannya'," sindir Senja.

Handphone Senja rusak? Kenapa tidak memberitahu? Bukankah dia bisa meminjam dari yang lain untuk menghubungiku?

"Sudah, kita ngobrolnya di rumahmu saja. Bapak ingin rebahan. Pegal seharian di mobil!" Bapak tak memberiku kesempatan membalas ucapan Senja. "Ja, bawa barang-barang. Bapak, Ibu dan Tari duluan!"

"Ayo, Tari!" Ibu menggandengku.

.

.

.

Aku menarik Senja ke dapur. Bapak dan Ibu sedang istirahat di ruang tamu sambil menonton sinetron azab yang biasanya kutonton. Ternyata tontonan kami sama.

"Ja, kenapa kamu tidak memberiku kabar sih? Kamu kemana?" tanyaku sambil berbisik.

Senja mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Layar ponselnya sudah bergaris dan menghitam sebagian. "Rusak. Bagaimana bisa kasih kamu kabar?"

"Ya kamu bisa pinjam sama yang lain," balasku.

"Aku tidak hafal nomor kamu," jawab Senja.

"Kok bisa sih kamu tidak hafal nomor aku?" Kupukul dadanya dengan kesal.

"Untuk apa aku hafal? Yang aku hafal itu ukuran celana jeans kamu dan nomor bra kamu, kalau tidak salah 36C. Besar juga ya." Mata Senja tertuju pada dadaku.

Cepat-cepat kututupi bagian dadaku dengan kedua tanganku. "Jangan hafal yang tak perlu kamu hafal. Lain kali, kabari aku. Tiba-tiba kamu menghilang, sudah 2 x 24 jam. Hampir saja aku lapor polisi!"

"Tumben mencariku. Biasanya juga acuh dan lebih peduli dengan sinetron azab," sindir Senja.

"Ya dicari dong, Ja. Aku pikir kamu tinggalin aku sendirian di Jakarta. Kalau benar kayak gitu, aku laporin kamu sama Bapakku!" ancamku sambil memasang wajah sebal.

Senja terkekeh mendengar ucapanku. "Takut tak bisa bayar kontrakan ya soalnya kamu pengangguran?" sindir Senja lagi.

"Iya, puas?" Kupukul lengannya dengan kesal. Senja malah tertawa. "Ja, Ibu sama Bapak mau nginep?"

"Iyalah. Memang kamu tega mengusir mereka pulang? Jauh loh perjalanan mereka ke Jakarta." Senja berjalan melewatiku. Ia mengambil sebuah teko plastik, menaruh teh dan gula pasir lalu mengisi sebagian dengan air panas.

"Bukan begitu."

Senja menambahkan air mineral dalam teko lalu membuka lemari es. Rupanya ia ingin membuat es teh manis. Cuaca di luar memang panas. "Lalu?"

"Nanti... mereka tidur dimana?" tanyaku dengan berbisik.

"Ya di kamar kamu." Senja mengambil nampan lalu menaruh gelas di atasnya. "Tolong bawa ke depan!"

"Lalu, aku tidur dimana?" tanyaku. Aku tak juga pergi sebelum Senja menjawab pertanyaanku.

"Ya... di kamarku."

"Lalu... kamu tidur dimana?" tanyaku lagi.

"Ya... di kamarku," jawab Senja.

"Sama aku gitu?" tanyaku dengan kening berkerut.

"Iya. Ada masalah?"

"Itu...." Masa sih aku tidur bareng satu ranjang dengan Senja?

"Kalau tak ada masalah, antarkan es teh manis ini ke depan. Aku mau mandi!"

"Tapi, Ja-"

Telat. Senja sudah masuk ke dalam kamar mandi.

.

.

.

"Ini, Ibu bawakan baju batik buat kamu." Ibu Nur memberikan baju batik tulis padaku. Bahannya tebal namun terasa dingin saat dikenakan. "Batik tulis asli."

"Terima kasih, Bu. Bagus sekali." Dalam sekali sentuh, aku sudah tahu kalau batik tulis seperti ini pasti mahal harganya.

"Ibu sengaja cari khusus buat kamu. Anggap saja sebagai salah satu hantaran pernikahan kamu," jawab Ibu Nur.

"Hantaran pernikahan?" Keningku berkerut.

"Waktu kalian menikah dulu, kami tak sempat membawakan hantaran pernikahan. Kalau diingat-ingat, semua serba dadakan ya." Ibu Nur tersenyum seraya mengusap rambutku dengan lembut dan penuh kasih.

"Sudah lama Senja meminta Ibu untuk membelikan baju batik untukmu. Bawel sekali dia. Senja bilang, kamu suka pakai dress batik lengan pendek dan panjang dress-nya di bawah lutut," kata Ibu Nur lagi.

"Oh ya? Senja memang paling tahu model ya." Tentu saja model yang sesuai dengan seleranya.

"Tentu saja. Senja itu pengamat sejati. Kelihatannya saja acuh padahal sebenarnya dia itu perhatian." Ibu Nur menatapku dengan penuh kasih. "Bagaimana rasanya menikah dengan Senja? Senang, sedih atau menyesal?"

Aku tersenyum tipis. Mana mungkin aku bilang kalau aku tersiksa dengan ulah anaknya yang aneh bin ajaib?

"Rasanya campur aduk, Bu. Mungkin karena kami belum terlalu saling mengenal. Ya... begitulah. Kadang berantem dan kadang akur. Kami masih saling beradaptasi," jawabku setengah jujur.

Ibu Nur kembali tersenyum. "Pasti. Pelan-pelan saja, kalian akan saling mengenal dan mencintai lalu sebentar lagi suara bayi akan menghiasi rumah kalian ini."

Keningku berkerut mendengar ucapan Ibu Nur. "Suara bayi?"

"Iya. Beberapa hari lalu, Ibu mimpi. Ibu lihat kamu memakan buah yang kelihatannya lezat sampai tak mau membagi Ibu. Kata orang, mimpi seperti itu artinya akan segera mendapat buah hati," jawab Ibu Nur.

"Masa sih, Bu? Bukan artinya aku itu pelit ya?" kataku sambil tertawa kecil.

"Ish, kamu itu tak percaya. Ngomong-ngomong, kamu sudah periksa belum? Sudah hampir 3 bulan kalian menikah, apakah sudah ada tanda-tanda?" Ibu Nur menatapku dengan tatapan menyelidik.

"Tanda-tanda? Tanda-tanda apa?"

"Tanda kalau kamu hamil."

Hamil? Aku? Disentuh saja tidak, bagaimana aku bisa hamil?

"Belum, Bu. Belum ada tanda-tanda," jawabku.

Senja yang baru saja selesai mandi tiba-tiba ikut dalam percakapanku dan Ibu Nur. "Tanda apa?"

"Tanda itu loh!" Ibu menunjuk ke arah perutku.

Senja nampak berpikir sejenak sebelum akhirnya mengatakan sesuatu yang membuat runyam suasana. "Oh... yang waktu itu kamu muntah-muntah?"

Jleb

Bisa diem gak sih kamu, Ja?

*****

1
🧒🏻im@ chu😎🍇
Ceo loh mentari suamimu itu🤣🤣🤣
Yay.
akhirnya tamat aku baca.
Terimakasih kak Mizz
Yay.: Insyaallah kak..
total 2 replies
Yay.
senja ada ada aja. btw kita sama Jar lahir jam tigaan lewat...
Yay.
senja nih kaya ibuku pas nemenin keluarganya lahiran, ikut mules jga😬
Atiqa Fa
sepertinya senja tau yg dimaksud Tari hanya dia pura² saja
Atiqa Fa
yg dikatakan Tuti memang benar
Atiqa Fa
Purnama bukan suka sama Bayu tapi dia suka apa yg menjadi milik Mentari
Atiqa Fa
g ngerti sama jln pikiran Tari, udh ada suami malah berharap bs move on sama Fajar yg baru kenal, masih berharap ada kabar juga dr Bayu
Atiqa Fa
Bayu nggak mau nikah sama kamu Tari buktinya dia g hadir waktu akad😄
Atiqa Fa
kalau visualku senja itu Adipati dolken, mentari itu maudy ayunda 😁
Yay.
bukan hantu maupun hewan yg dikhawatirkan senja. tp Orang jahat atuh
Yay.
sudah kuduga, pasti nih purnama terlalu nething. pasti pikirannya gini "Siapa lagi yang mau sama aku?"
Yay.
Lah 😮
Yay.
Yaa Allah keluarga ga beres. lebih tepatnya ayahnya yang ga beres
Yay.
di real ada yg begitu, temenku tp untungnya dia sudah menikmati profesi yg dipilihkan ortunya
Yay.
heh musang... sadar dong kan tari udh kamu khianati😌🙄
Yay.
Apa sih ja🤣
Yay.
dasar gatau malu
Yay.
aku kira fajar yg menanyakan mentari
᪙ͤᵉᶜ✿Veranita
senja suka mentari dari dulu deh kyknya. makanya dia cari perhatian yg bkin mentari kesel mulu jadinya.
pak lurah beneran musti dlengserin deh kyknya🥱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!