Dalam pusaran dunia mafia yang gelap, Alex, putra mahkota dari klan Moralez, dihadapkan pada ultimatum ayahnya, Marco Moralez, seorang mafia kejam tanpa belas kasihan.
Untuk membuktikan dirinya layak memimpin klan, Alex harus menemukan adiknya yang bertahun-tahun hilang, sebagai syarat.
Namun, di tengah pencarian nya terhadap sang adik, Alex justru bertemu dengan seorang gadis yang menarik perhatiannya, gadis yang mampu menggetarkan hatinya setelah lama mati.
Akankah dia berhasil menemukan adiknya dan memimpin klan ? Dan bagaimanakah kisah cinta akan mengubah arah hidupnya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquarius97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AKHIRNYA KETEMU
Elzatta mengerjapkan matanya perlahan, lalu memandang ke langit-langit ruangan. ''Di mana aku?'' gumamnya dengan suara serak sambil memijat pelipisnya yang terasa sedikit pusing.
"Hai, Nona. Akhirnya kita bertemu lagi," sebuah suara bariton berhasil membuat Elzatta seketika menolehkan kepalanya ke sumber suara. Spontan, ia mengubah posisinya menjadi duduk, menatap seorang pria di hadapannya yang duduk di kursi sambil bersedekap. Elzatta selalu bisa mengendalikan rasa terkejutnya dengan baik. "Anda.....siapa?"tanyanya, dengan nada bingung.
Alex menaikkan sebelah alisnya, lalu menarik kursinya agar lebih dekat dengan gadis di depannya. "Kau, sungguh tidak mengenaliku?" tanyanya dengan nada sedikit mengejek, mata biru cerahnya menatap tajam ke arah Elzatta.
Elzatta menggelengkan kepalanya samar, membuat Alex berdecih. "Apa kau baru saja mengalami kecelakaan, hingga kepalamu terbentur sesuatu?" Pertanyaan itu kembali membuat Elzatta menggeleng.
Kemudian, Alex mendekatkan wajahnya, membuat Elzatta reflek memundurkan kepalanya. "Lalu mengapa kau berpura-pura tidak mengenaliku?" Hembusan napas Alex yang segar, menerpa indera penciuman Elzatta.
"Tolong mundur sedikit, Anda membuat saya tidak nyaman." Setelah Alex menjauhkan wajahnya, barulah Elzatta bertanya. "Maksud Anda apa, saya berpura-pura?" Alex mendengus pelan, dan memalingkan wajahnya sekilas. "Meskipun malam itu kau menutup wajahmu dengan masker, tapi aku masih bisa mengenalimu lewat mata indahmu," ucapnya menyiratkan emosi mendalam.
Elzatta tidak berkutik, tatapannya menjadi datar, kini ia tidak bisa mengelak lagi. Akhirnya ia menyerah, "Ck,, kenapa aku bisa ada di sini bersama Anda?" tanyanya sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
Alex menyunggingkan senyuman tipis melihat tingkah Elzatta. "Aku mencarimu selama ini,"katanya jujur.
"Kenapa anda mencariku sampai kesini? Bukankah urusan kita sudah selesai malam itu? Apa aku melakukan kesalahan?" Elzatta bingung sendiri, berbagai pertanyaan memenuhi kepalanya.
"Tidak," kata Alex sambil menatap wajah Elzatta. "Aku hanya ingin bertemu denganmu, itu saja," ia mengendikkan bahunya dengan santai.
Elzatta memicingkan matanya, "Untuk apa?" tanyanya penasaran.
"Entahlah, aku penasaran padamu. Aku tidak bisa melupakan tatapan matamu, membuatku ingin menemuimu,"ujarnya dengan enteng, seakan pengakuannya hanyalah hal biasa. Jika gadis itu bukan Elzatta, mungkin dia akan pingsan karena meleleh mendengar pengakuan Alex yang lugas tapi penuh ketulusan.
"You Crazy!"
Alex terkekeh, "Maybe, because of you."
Elzatta menggelengkan kepalanya, "Sudahlah, tolong antarkan aku pulang sekarang. Jika kau tidak mau, setidaknya pinjami aku ongkos untuk naik taxi," ia menurunkan kakinya ke lantai. "Tunggu, jam berapa ini?" ujarnya sambil melirik pergelangan tangannya. "Astaga, sudah malam, pasti Leon bingung mencariku! Kau... kenapa menculikku segala sih?!" Elzatta begitu kesal sekarang, namun di mata Alex wajah itu terlihat sangat lucu.
"Dia kekasihmu?"
"Bukan, dia sahabatku sedari kecil." Jawab Elzatta yang tahu maksud Alex.
Alex pun mengangguk, "Kita sudah bertemu, setidaknya berikan aku tanda sambutan?"
"Tanda sambutan?"Elzatta membeo.
"Yeah, tidur denganku mungkin!" Kata Alex dengan santai, membuat dahinya mendapat toyoran dari Elzatta. "Apa katamu! Kau semakin tidak waras ya, berani-beraninya kau mengajakku seperti itu, Ha?" tangannya berkacak pinggang.
"Why Not?" Ucap Alex, dengan tampangnya yang santuy.
"Sudahlah, aku tidak mau meladeni orang sepertimu!"Elzatta meninggalkan Alex, mencari pintu keluar.
***
Sebelumnya, Alex yang mendengar kabar bahwa ibu Leon meninggal, segera bergegas terbang ke Jakarta menggunakan Jet pribadinya. Alex juga memberitahu Fedrick, meminta dirinya untuk menyusulnya, dan kembali ke Surabaya bersama setelah urusan di Jakarta selesai.
Namun, saat mereka hadir di pemakaman, perhatian Alex teralihkan dengan seorang gadis yang berada di sisi Leon. Fedrick menyarankan agar Alex mendekat dan menyampaikan belasungkawa, tetapi Alex menolak dan memilih untuk mengawasi dari jarak yang tidak terlalu jauh.
Satu persatu orang mulai meninggalkan area pemakaman, hingga tersisa Leon dan Elzatta disana, barulah Alex memberi intruksi kepada Fedrick, untuk menculik Elzatta. Alex sempat menelepon Leon untuk mengecohnya, sehingga Fedrick bisa membawa Elzatta dengan mudah.
Mereka membawa Elzatta ke hotel tempatnya menginap. Setelah tiba disana, Alex membaringkannya di ranjang, dan pandangannya tidak sedikitpun beralih dari wajah lelap Elzatta. Seakan ada magnet yang membuat dirinya terpesona.
"Ternyata, ini wajah di balik maskermu, sangat cantik." gumam Alex.
Namun, Alex sempat merasa heran, karena malam itu, gadis ini terkesan begitu cerdas, tangguh, dan kuat. Berbeda dengan hari ini, ia tampak seperti gadis pada umumnya, yang lembut, manja dan rapuh. Tapi Alex yakin bahwa mereka adalah orang yang sama, karena ia sangat mengenali sorot matanya.
Ya, Elzatta adalah gadis misterius yang menolong Alex, malam dimana ia hampir di jadikan tawanan oleh kekasih Dahlia.
Perasaan lega, begitu ia rasakan ketika melihat sosok Elzatta. Ternyata dia orang Indonesia. Pikir Alex saat itu.
Saat Elzatta terbangun, Alex tercengang karena gadis itu berpura-pura tidak mengenalinya. Bahkan, dengan berani gadis itu menyebut Alex gila, sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh wanita lain sebelumnya, termasuk Dahlia yang begitu dicintainya.
Yang lebih aneh lagi, Alex tidak bisa marah, dan untuk pertama kalinya, ia tidak memiliki keinginan untuk memaksa Elzatta melakukan sexs dan menguasai gadis itu seperti yang biasa ia lakukan pada wanita-wanita lain. Melihat Elzatta kesal saja sudah cukup membuatnya tersenyum, tanpa perlu sesuatu yang lebih.
Ada perasaan aneh yang menjalar di hatinya, tapi Alex belum bisa memahaminya. Rasanya sangat berbeda dengan perasaannya saat bersama Dahlia, di mana setiap kali pulang ia selalu ingin bertemu dan menyatu hanya dengan Dahlia seorang. Saat itu, Alex yakin bahwa itu yang dinamakan cinta. Tapi sekarang, hanya dengan melihat sosok Elzatta, hatinya merasa tenang tanpa perlu sesuatu yang lebih, bahkan tanpa sentuhan sekalipun.
Dan malam itu, untuk pertama kalinya Alex tidak melakukan sexs meskipun sedang bersama seorang gadis, ia malah dengan senang hati mengantarkan Elzatta pulang.
Alex Joseph Moralez.
...----------------...
Bagaimana Visual Alex ? 🤭 Cocok tidak dengan ekspektasi para reader's 🤗
Kalau suka jangan lupa pencet tombol Like, hehe......syukur-syukur di lempar mawar loh, asal tidak sekeranjang 😁 Eh, kok ngelunjak 🙄 Tapi, terimakasih banyak, semoga rezeki kalian tambah lancar teros ya reader's 😍
