Istriku! Oon!?.
Eric Alaric Wiguna , seorang Mafia & CEO perfeksionis, mendapati hidupnya jungkir balik setelah menikahi Mini.
Mini Chacha Pramesti adalah definisi bencana berjalan: ceroboh, pelupa, dan selalu sukses membuat Eric naik darah—mulai dari masakan gosong hingga kekacauan rumah tangga yang tak terduga.
Bagi Eric, Mini itu oon tingkat dewa.
Namun, di balik ke-oon-annya, Mini punya hati yang tulus dan hangat. Mampukah Eric bertahan dengan istrinya yang super oon ini?
Atau justru kekonyolan Mini yang akan menjadi bumbu terlezat dalam pernikahan kaku mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon simeeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16: Bisikan Laut dan Mini
Selamat Membaca 👇
Kapal kargo kecil yang disiapkan Pirozzi membelah Laut Ionia, menuju Malta. Eric Alaric Wiguna, Mini Chacha Pramesti, dan Kakek Pranoto meringkuk di ruang kargo yang sempit, diapit oleh peti kemas berisi minyak zaitun dan, yang lebih merisaukan, beberapa kotak senjata yang ditujukan untuk Balkan.
Setelah aksi dan ketegangan pelarian di Genoa, suasana di kapal kini tenang, tetapi dingin. Eric dan Mini duduk bersebelahan, berbagi selimut tipis.
Mini memandang Eric yang tampak kelelahan. Eric, sang CEO Mafia yang biasanya rapi, kini terlihat berantakan dengan rambut acak-acakan dan janggut tipis yang mulai tumbuh. Mini menyentuh pipinya dengan lembut.
"Eric, istirahatlah. Aku yang akan berjaga," bisik Mini.
Eric menoleh, matanya redup karena kurang tidur. "Aku tidak bisa. Aku harus memikirkan langkah selanjutnya. Kalau kita gagal menemui Silvio, kita akan mati di tangan Nenek Alessandra."
Mini menarik Eric lebih dekat, menyandarkan kepala Eric ke bahunya. "Berhentilah menjadi Capo sebentar saja. Jadilah Eric. Kau sudah bertarung demi aku sepanjang hari ini. Biarkan aku melindungimu dengan diam."
Eric memejamkan mata. Di bahu Mini, ia merasakan ketenangan yang belum pernah ia rasakan di Castello Vescovo. Kehadiran Mini adalah satu-satunya pelabuhan aman baginya.
"Kau unik, Mini," gumam Eric, suaranya tercekat. "Kau seharusnya takut, kau baru tahu kau Putri musuh bebuyutanku, tapi kau malah menenangkanku."
"Aku tidak bisa lari dari fakta, Eric. Lebih baik aku tahu siapa diriku dan berjuang, daripada hidup dalam kebohongan. Sekarang tidur," perintah Mini, lalu mengelus rambut Eric.
Kakek Pranoto, yang selama ini mengamati, mendekat dan duduk di samping Mini. Eric sudah terlelap di bahu Mini.
"Kau memiliki hati yang murni, Mini," kata Pranoto lembut. "Itu sebabnya klan Valerius membutuhkanmu. Bukan untuk perang, tapi untuk Kontrol Emosi."
Mini mengerutkan kening. "Kontrol Emosi? Aku tidak mengerti. Eric menyebutnya Kode Emosi Valerius, tapi aku hanya merasa..."
"Kau merasa kebutuhan orang lain. Itu adalah warisan Valerius. Klan Valerius, sebelum jatuh, adalah klan yang mengendalikan pasar dan diplomasi. Mereka tidak membunuh; mereka memanipulasi kelemahan orang," jelas Pranoto.
Mini teringat bagaimana dia bisa membuat Eric tenang di Ruang Kaca, dan bagaimana dia bisa "membaca" nilai cincinnya di mata Pirozzi.
"Bukan sihir, Nak," Pranoto melanjutkan. "Itu adalah kemampuanmu untuk membaca micro-ekspresi, nada suara, dan fear-response orang lain, lalu kau memproyeksikan emosi yang dibutuhkan. Kau melakukannya pada Matriark (Rasa Takut yang Menghilang) dan pada Eric (Ketenangan di Tengah Kekacauan). Itu adalah ilmu psikologi murni, yang disalahgunakan oleh klanmu sebagai 'kekuatan'."
Pranoto menatap cincin Seguro di jari Mini. "Cincin itu... bukan kunci untuk membuka, tapi untuk menyimpan informasi. Cincin itu menyerap dan merekam semua percakapan penting di dekatnya. Kakek membuatmu memakainya agar kau bisa menggunakannya di Ruang Kaca, merekam rahasia Conti."
Mini terkejut. "Jadi cincin ini bukan hanya kunci, tapi perekam rahasia?"
"Ya. Sekarang, kau harus membangkitkan Eric. Kita punya masalah," kata Pranoto, nadanya kembali waspada.
Mini membangunkan Eric. "Eric, ada apa?"
"Lihat ini," kata Pranoto, menunjuk ke layar burner phone yang baru saja ia terima. "Matriark Conti tidak hanya mengejar kalian dengan peluru. Dia menyerang melalui bisnis."
Matriark Alessandra telah membekukan semua aset Conti Group di Eropa. Pesan di layar itu berbunyi:
Pesan Terenkripsi (Dari Matriark Alessandra):
"Kau pikir kau bisa kabur, Eric? Kau lari tanpa Matriark. Sekarang, kau bukan Capo lagi. Kau hanyalah pengkhianat miskin. Semua aset Contimu dibekukan. Pikirkan bagaimana kau akan membayar kapal usang yang kau tumpangi itu."
Wajah Eric menjadi sangat tegang. "Dia melumpuhkanku secara finansial. Dia tahu aku mengandalkan uang untuk melarikan diri."
Mini dengan cepat memproses situasi itu. Dia tahu Conti Group memegang banyak rekening bayangan dan investasi terselubung.
"Eric," kata Mini, menyentuh lengan Eric. "Di rapat tadi, Bapak menyebut Pirozzi membutuhkan jaringan Albania dari Conti. Itu berarti Bapak tidak hanya memberikan distribusi. Itu berarti Bapak memberi Pirozzi akses ke dark fund di Albania."
Mini, menggunakan intuisi barunya, menatap Eric. "Matriark membekukan aset yang terlihat. Tetapi, arus kas ilegal klan Conti pasti disembunyikan di bawah jaringan logistik Albania. Pirozzi sekarang punya akses ke sana, tapi dia akan berkhianat jika kita tidak bergerak cepat. Kita butuh dana darurat yang disembunyikan Ayahku."
Eric menatap Mini dengan kekaguman yang mendalam. "Kau benar. Itu Dana Operasional Darurat (DOE) klan Conti. Hanya Ayahku dan aku yang tahu kata sandinya."
"Kita ke Malta. Di sana, kita akan mencari Marco. Kita perlu hacker handal untuk mengakses DOE Ayahmu, dan kita akan menggunakan Dana itu untuk membiayai operasi kita melawan Silvio," putus Pranoto.
Eric memegang tangan Mini erat-erat. Kapalnya semakin dekat ke Malta, dan di depan mereka bukan hanya pelarian, tetapi pertarungan finansial dan emosional yang jauh lebih besar.
BERSAMBUNG.
contohnya:
"Lari! Jangan diam saja!"
"Dan, kenapa istrimu lama sekali?!"
Begitulah yang di ucapkan konsen padaku.
jadi mudah dipahami kan?