Hello Mr. Army

"Naren!! Kenal kan tunangan ku yang tersayang Eriska Martadinata".

Adrian mulai membuka pembicaraan di antara mereka. Dengan bangga nya pria itu merangkul pundak Eriska dengan penuh kasih sayang. Eriska hanya tersenyum ke arah Adrian. Adrian malah dengan sengaja mengubah nama belakang Eriska dengan nama keluarga nya.

Eriska sudah terbiasa dengan hal itu. Setiap kali Adrian akan memperkenalkan diri nya maka pria itu akan mengubah nama belakang Eriska dengan nama belakang nya.

"aku sudah mengenal nya". Ujar Narendra dengan nada datar menahan gejolak amarah yang saat ini merasuk ke dalam jantung hati nya.

"yah tentu saja kau mengenal nya. Siapa yang tidak mengenal dokter cantik dan juga berbakat seperti tunangan ku ini. Aku sangat bangga bisa memiliki nya!". Ucap Adrian yang semakin terlihat mesra dengan Eriska.

Narendra hanya diam mendengar hal itu. Karena yang di ucapkan oleh Adrian benar ada nya jika Eriska adalah seorang wanita yang berbakat dan juga cantik. Dulu karena keterbatasan ekonomi lah yang membuat Eriska seperti berlian yang terkena lumpur.

Narendra mengepalkan tangan nya untuk menekan rasa marah yang semakin membesar.

Andai saja dulu Narendra membawa Eriska di sisi nya pasti, gadis itu juga akan bersinar seperti saat ini. Begitu lah yang di pikirkan oleh Narendra.

"dan aku akan mengundang mu nanti di acara pernikahan kami yang akan berlangsung tiga bulan lagi".

Mendengar penuturan dari Adrian Narendra menyerah dia bangkit dari duduk nya tiba-tiba.

"aku akan pergi melihat korban bencana alam yang baru saja datang. Aku permisi dulu". Ucap Narendra memberikan alasan kemana dia akan pergi. Keran jika dia terus berada di tempat itu dengan pemandangan yang sangat tidak ingin dia lihat maka hati nya akan semakin sakit.

Ini ibarat kan seperti Adrian sedang memamerkan hal yang tidak bisa Narendra dapat kan.

Sedangkan Eriska dan Adrian kini malah melihat kepergian Narendra yang tiba-tiba lalu kembali pada perbincangan mereka.

"bagaimana mas bisa kenal letkol Narendra?". Tanya Eriska dengan rasa penasaran yang cukup besar di benak nya sejak tadi.

"dia teman mas waktu masih menjadi seorang anggota militer dulu".

Jawaban dari Adrian membuat Eriska terkejut. Ternyata orang yang selama ini dia kenal adalah mantan dari seorang angkatan militer. Bukan kah ini sebuah kenyataan yang cukup membuat Eriska gundah gulana.

"berarti mamah kenal sama ibu nya letkol Narendra?". Tanya Eriska dengan hati-hati kepada Adrian yang kini masih belum curiga dengan alasan kenapa Eriska bertanya seperti itu.

"yah cukup kenal. Mereka berteman".

Jawaban singkat dari Adrian semakin membuat perasaan Eriska tidak tenang. Dia takut jika mama Adrian akan memperlakukan nya seperti yang di lakukan oleh ibu Narendra. Walaupun selama ini mama Adrian sangat baik pada nya dan juga sangat menyayangi nya.

Tapi tidak menutup kemungkinan jika dia akan terpengaruh pada ibu Adrian jika wanita itu tau Eriska dulu nya adalah seorang gadis yang miskin dan juga jelek.

"sayang.. Kenapa muka kamu pucat?". Tanya Adrian saat melihat Eriska tak berusaha selama beberapa detik.

malah di lihat nya wajah sang kekasih terlihat tidak baik-baik saja.

"aku hanya kelelahan mas..". Jawab Eriska dengan lemah.

"yaudah tunjukkan kamar kamu biar mas antar ke dalam untuk istirahat ".

Eriska mengangguk dan dengan hati-hati Adrian menuntun Eriska untuk berjalan menuju kamar nya agar wanita itu beristirahat.

Hingga di kamar Eriska duduk di tepi ranjang. Sementara Adrian menggeser sebuah kursi klau duduk di depan Eriska yang masih terlihat pucat serta mata nya yang sedikit sembab.

Baru Adrian lihat jika mata Eriska terlihat sembab dan juga memerah.

Dengan lembut Adrian meraih tangan Eriska. Lalu menggenggam nya pelan.

"katakan pada mas sayang.. Kenapa kesayangan mas terlihat tidak baik-baik saja?". Tanya Adrian yang kini menatap Eriska sendu dan khawatir.

"aku hanya kelelahan mas.. dan juga karena banyak pasien jadi kurang tidur dan istirahat". Jawab Eriska lagi yang masih sembunyikan alasan utama kenapa dia lelah hari ini.

"jika begitu.. Tidur kah biar mas yang jaga. Dan mas juga akan meminta ijin pada Narendra". Ucap Adrian yang sangat khawatir dengan keadaan Eriska.

"baiklah mas... Aku hanya akan beristirahat sebentar. Mas jangan kemana-mana ya". Pinta Eriska dengan lembut pada tunangan nya.

"baiklah sayang.. Mas nggak akan kemana-mana". Jawab Adrian yang kini mengelus puncak kepala Eriska yang sudah tergeletak di atas ranjang.

"mas.. Jika ada yang menghina ku apa mas akan membela ku?". Tanya Eriska tiba-tiba pada Adrian yang masih mengelus puncak kepala nya.

"tentu saja mas akan membela kamu. Bahkan mass tidak akan tinggal diam jika mereka berbuat melewati batas. Karena kamu adalah prioritas utama mas". Jawab Adrian dengan sangat tegas dan juga percaya diri.

"lalu bagaimana jika suatu hari nanti keluarga mas yang menghina ku?". Tanya Eriska lagi ingin mendengar jawaban dari tunangan nya ini. Dan memastikan jika di masa depan Adrian akan membela nya apapun yang terjadi.

"mas akan tetap membela kamu. Karena kamu kah yang akan menjadi teman mas di masa tua nanti. Dan kamu juga lah yang paling mas sayangi. Jadi kamu tidak perlu khawatir. Mas selalu ada di pihak mu".

Tidak ada keraguan di mata Adrian saat ini. Apalagi saat dia mengatakan kata-kata barusan.

"bahkan jika mama yang melakukan nya apa mas juga akan membela ku?".

"sayang.. Mama tidak akan melakukan nya. Jika pun mama melakukan nya maka mas akan pergi dari rumah dan membawa mu bersama mas. Jadi jangan pernah takut tentang hal itu". Ucap Adrian lagi meyakinkan Eriska bagaimana tentang perasaan nya saat ini.

Adrian tidak tau hal apa yang saat ini menggangu pikiran tunangan nya ini tapi dia akan membuat Eriska menemukan tempat ternyaman nya di pundak Adrian.

"mas.. Kalau suatu saat nanti aku berubah menjadi gendut dan jelek apa mas masih mau bersama ku?".

Pertanyaan Eriska itu membuat Adrian tertawa pelan. Entah kenapa Eriska saat ini menanyakan hal itu. Padahal dari dulu sejak pertama kali dia bertemu Eriska wanita ini tidak pernah membahas mengenai hal ini.

"mas tidak akan tinggalkan kamu. Walaupun kamu berubah menjadi tua atau pun berubah menjadi gendut mas cinta sama kepribadian kamu. Dan mas tidak pernah memandang fisik orang lain. Kalau kamu masih ragu bagaimana jika setelah kita menikah semua yang mas punya akan menjadi milik kamu. Dan jika mas melanggar janji mas maka mas akan jadi gelandangan!".

Eriska ikut terkekeh mendengar jawaban dari Adrian.

"jika mas jadi gelandangan maka tidak akan ada yang percaya. Mas tampan dan juga gagah. Pasti orang mengira mas hanya menyamar sebagai gelandang".

Mereka tertawa bersama dan suasana kembali menghangat di antara mereka. Dan saat ini Eriska tau jika berbohong atau menyembunyikan masa lalu nya dari Adrian bukan lah hal yang baik. Eriska takut Adrian marah jika tau diri nya berbohong dan menyembunyikan hal penting ini dari pria itu.

"mas.. Ada satu lagi yang mau aku omongin". Ucap Eriska yang sebenarnya belum mengantuk. Dia akan mengatakan semua nya pada Adrian tentang masa lalu nya dan juga tentang Narendra.

"mas aku nggak mau mas terlalu dekat dengan Narendra".