NovelToon NovelToon
OBSESI SANG “CALON CEO”

OBSESI SANG “CALON CEO”

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Five Vee

Gyantara Abhiseva Wijaya, kini berusia 25 tahun. Yang artinya, 21 tahun telah berlalu sejak pertama kali ia berkumpul dengan keluarga sang papa. Saat ia berusia 5 tahun, sang ibu melahirkan dua adik kembar laki - laki, yang di beri nama Ganendra Abhinaya Wijaya, dan Gisendra Abhimanyu Wijaya. Selain dua adik kembarnya, Gyan juga mendapatkan sepupu laki-laki dari keluarga Richard. Yang di beri nama Raymond Orlando Wijaya. Gracia Aurora Wijaya menjadi satu-satunya gadis dalam keluarga mereka. Semua orang sangat menyayanginya, tak terkecuali Gyan. Kebersamaan yang mereka jalin sejak usia empat tahun, perlahan menumbuhkan rasa yang tak biasa di hati Gyan, yang ia sadari saat berusia 15 tahun. Gyan mencoba menepis rasa itu. Bagaimana pun juga, mereka masih berstatus sepupu ( keturunan ketiga ) keluarga Wijaya. Ia pun menyibukkan diri, mengalihkan pikiran dengan belajar. Mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin Wijaya Group. Namun, seiring berjalannya waktu. Gyan tidak bisa menghapus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Aku Masih Normal.

Gyan melangkah dengan gontai saat memasuki kediaman mewah keluarga Dirgantara Wijaya.

Ia memikirkan tentang perdebatannya dengan Cia, dan kekesalan gadis itu padanya. Padahal, beberapa hari yang lalu mereka berbaikan. Namun, sekarang kembali bersitegang.

Gyan tau jika Cia marah padanya. Gadis itu tidak menyembunyikan rasa kesalnya. Dan dengan terang - terangan menolak jemputan Gyan esok hari.

Mereka telah mengenal selama dua puluh satu tahun. Apapun tentang satu sama lain sudah tentu hafal di luar kepala.

Gyan menghela nafas kasar, sepertinya kali ini perlu tenaga tambahan untuk membujuk gadis yang telah menjadi cinta pertamanya itu.

“Apa ada masalah di kantor?”

Suara ibu Gista menghentikan langkah kaki Gyan. Pemuda itu tertegun, kemudian memutar kepala untuk mencari keberadaan sang ibu.

“Bu.” Gyan mendekat sembari meraih tangan ibu Gista, kemudian menciumnya dengan lembut.

“Ada masalah apa? Kamu sampai tidak mendengar sapaan ibu.” Tanya wanita paruh baya itu.

“Pasti lagi bertengkar dengan kekasihnya itu, Bu.” Celetuk Ganendra yang duduk di ujung tangga.

Gyan berdecak pelan. Tenyata disana tidak hanya ada sang ibu. Tetapi juga salah satu adik kembarnya.

Gyan tak menyadari hal itu, pikirannya terlalu sibuk memikirkan Cia.

“Bicara apa kamu?” Tukas si anak sulung. Ia melempar tatapan tajam pada Ganendra.

“Kamu sudah punya kekasih?” Tanya ibu Gista penasaran. Sebab, beberapa waktu lalu sang suami mengatakan jika putra sulung mereka belum memiliki kekasih.

“Ibu jangan percaya omongan Ganen. Tau apa dia tentang masalah percintaan? Aku masih lajang.” Tegas Gyan.

“Terlihat jelas dari wajah kakak. Kusut seperti pakaian yang tidak di setrika.” Imbuh Ganendra. Ia tidak takut dengan tatapan sang kakak. Justru semakin ingin menggoda saudara tertuanya itu.

“Jangan sok tau. Kamu masih kuliah. Belajar yang benar. Jangan mengurusi masalah asmara.”

“Kenapa? Aku sudah berusia dua puluh tahun. Sudah cukup umur untuk mengerti tentang urusan asmara.” Ganendra semakin menjadi.

Mata Gyan pun melebar mendengar ucapan sang adik.

“Bu—

“Ibu tidak masalah jika kalian mulai mengenal asmara. Asalkan masih dalam batas wajar dan tidak melanggar aturan.” Potong ibu Gista.

Wanita paruh baya itu tidak mau jika putra - putranya sampai salah jalan seperti dirinya dan ayah Dirga dulu.

Sebisanya, ia akan memantau pergerakan ketiga putranya, namun tidak akan membatasi pergaulan mereka.

“Tapi Ganen masih kuliah, Bu. Dia tidak seharusnya memikirkan masalah percintaan.” Tukas Gyan.

“Santai saja, kak. Berkencan saat masih kuliah itu wajar. Untuk dijadikan semangat dalam belajar.” Ganendra kembali menjawab.

“Sudah. Jangan berdebat. Lebih baik sekarang kamu bersihkan diri dulu. Istirahat sebentar, nanti ibu panggil kalau makan malam sudah siap.” Ibu Gista mengusap lengan putra sulungnya itu.

Gyan mengangguk patuh. Ia kemudian berjalan ke arah tangga. Lalu mendelik tajam ketika melewati Ganendra.

Putra kedua dari pasangan Dirgatara Wijaya dan Anggista Anggraini itu pun hanya menanggapi dengan ledekan pelan. Ia kemudian bangkit menghampiri sang ibu.

“Aku sudah berusaha memancing, Bu. Tetapi, sepertinya kakak memang tidak memiliki kekasih. Atau, dia tidak suka membahas urusan asmaranya.” Ucap Ganendra sembari mengedikan bahu di akhir kalimatnya.

Ibu Gista menghela nafas pelan. Memang dirinya yang meminta Ganendra untuk mencari tau, apa Gyan sudah memiliki kekasih atau belum. Karena tidak puas dengan usaha sang suami.

\~\~\~\~

Setelah selesai makan malam, Ganendra dan Gisendra pamit untuk naik ke kamar mereka lebih dulu. Dua saudara kembar itu harus menyelesaikan tugas kuliah dengan segera.

“Bagaimana kinerja sekretaris kamu, Gy?” Tanya ayah Dirga sembari membuka kulit jeruk mandirin.

Gyan yang baru selesai merapikan piring kotor itu pun menoleh pada sang ayah.

“Lumayan. Untuk saat ini, bisa di ajak bekerja sama.” Ucapnya pelan.

“Sekretaris kamu masih muda, Gy?” Tanya ibu Gista antusias.

Padahal wanita paruh baya itu sudah tau ceritanya dari sang suami dan juga Cia. Namun, ibu Gista ingin mendengar pendapat sang putra tentang gadis itu.

“Dia adik tingkat Cia waktu kuliah, Bu.”

“Cantik?” Tanya ibu Gista lagi.

Gyan menatap sang ibu, yang kebetulan tengah menatap penuh binar padanya.

“Dia mirip kamu waktu bekerja di kafe dulu, sayang.” Jawab ayah Dirga.

Memang benar adanya. Penampilan Senja mengingatkan ayah Dirga pada ibu Gista di awal pertemuan mereka.

Ibu Gista memutar kepalanya ke arah sang suami. Pria paruh baya yang masih terlihat tampan di usia matang itu pun mengedipkan sebelah matanya.

Ibu Gista mengerti isyarat itu. Pipinya pun mendadak terasa panas.

“Ingat usia, Yah.” Peringat Gyan.

“Memangnya kenapa?” Tanya ayah Dirga tak mengerti. Ia memilih untuk menghabiskan buah di tangannya.

“Sudah tua, masih saja melirik gadis muda.” Cibir pemuda itu.

Ayah Dirga sontak tersedak biji buah jeruk yang ia makan. Ibu Gista dengan sigap memukul punggung sang suami.

“Lalu? Kamu menyuruh ayah untuk menutup mata saat berhadapan dengannya?” Pria paruh baya itu mendelik ke arah sang putra sulung.

“Sudah. Jangan berdebat. Sebaiknya Abang ke ruang keluarga. Sebentar lagi siaran berita favorit Abang akan tayang.” Ibu Gista menengahi.

Sang suami berdecak pelan, namun menurut dengan perintah istrinya itu.

“Jangan berbicara seperti itu pada ayahmu, Gy. Dia tidak akan suka. Di keluarga kita sangat menjunjung kesetiaan dan cinta kasih pada pasangan.” Ucap ibu Gista setelah tubuh sang suami menghilang di balik pintu ruang makan.

“Aku hanya asal bicara.” Ucap Gyan pelan.

Suasana hati pemuda itu sedang buruk, karena perdebatannya dengan Cia sore tadi. Jadi, ia sangat mudah terpancing dengan pembahasan sepele sekali pun.

“Sebenarnya kamu kenapa? Apa ayah dan papi terlalu banyak memberikan pekerjaan? Biar ibu bicara nanti pada ayahmu.”

Sebagai seorang ibu, tentu ia tau jika sang putra kini tengah di landa kegelisahan. Apalagi, Gyan tidak memiliki teman untuk bercerita. Pemuda itu pasti menyimpannya sendiri.

Kepala Gyan menggeleng pelan. “Semenjak ada Senja, pekerjaanku sedikit lebih ringan, Bu.”

Ibu Gista tersenyum tipis mendengar Gyan menyebut nama Senja.

“Lalu? Apa kamu bertengkar dengan kekasihmu?” Pancing sang ibu.

Gyan menghela nafas kasar. “Kenapa kalian tidak percaya jika aku tidak memiliki kekasih?”

“Kenapa tidak? Kamu sudah dewasa, sayang. Kamu bahkan sudah cukup umur untuk menikah.”

“Aku belum berpikir sejauh itu, Bu.”

“Mau sampai kapan?”

Gyan kembali menatap sang ibu. Air muka wanita paruh baya itu terlihat sendu.

Ia kemudian menggelengkan kepalanya.

“Apa ada gadis yang kamu sukai?” Pancing ibu Gista. Ia ingin mendengar pengakuan sang putra sulung.

Namun pemuda itu hanya bungkam. Menatap ke arah dirinya, dengan pandangan yang sulit di artikan.

“Jangan katakan jika kamu— ibu Gista menutup mulutnya dengan kedua tangan, sembari menatap sang putra dengan pandangan curiga.

“Aku masih normal, bu.” Potong Gyan dengan cepat. Seolah tau kemana arah pertanyaan sang ibu.

“Hanya saja, sampai saat ini belum ada yang bisa mengalihkan duniaku dari kalian.” Imbuh pria itu lagi.

‘Selain Cia.’

Lanjutnya dalam hati.

...****************...

1
Noviie 🍃🍃
❤️❤️❤️
Noviie 🍃🍃
❤️❤️❤️
Siti Vogel
bagus
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
memang dia cemburu bu gista
Jengendah Aja Dech
❤️
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sadarlah gyan. takutnya kamu stress nanti
Rafly Rafly
saya kira Gyan lelaki jantan..eh . ternyata hanya seorang pecundang /Facepalm/
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
waaa.. CIA mengajak bima ke cafe Gista ya?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
CIA kemana ya? senja juga belum datang?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gyan. sadarlah. kamu buat cia takut
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
CIA mulai mencari circle baru. Gyan, tak ada yang mendukung rasamu.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kamu tau sejak awal gyan. kamu & gua is impossible..
Naufal Affiq
gyan kamu sama cia itu gak bisa menikah,karena ayh dirga dan papi Richard saudara sepupu lak -laki,kecuali ayh dirga sama mami renata yang beradik kakak baru bisa,itu disebut pariban gyan
Author Amatir🍒: Kasih tau si Gyan itu kak.. 😅 jangan ngeyel…
total 1 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
maka kamu harus mencoba berpaling & harus bisa Gyan
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
senja tau gyan cinta CIA. apakah niat CIA menjodohkan mereka akan berhasil?
Amidah Anhar
Aku dukung CIA buat pergi dari Gyian 🤭🤭🤔🤔
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
fix, CIA tak punya cinta untuk gyan.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
andai kalian tau kekhawatiran istri2 kalian yang sebenarnya itu.
Netta
hati² Cia jgn smpe khilangan Gyan
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
posesifnya gyan mungkin bikin CIA kesal nanti trus langsung menghindar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!