Bumi, tahun 2120. Di sebuah kota kecil, tepatnya sebuah gang belakang distrik F. Lahirlah seorang anak laki-laki , bernama Arlean yang berarti "Janji". Kedua orang tuanya, merupakan seorang petualang peringkat (E+), bertugas untuk membantu kerajaan dalam menghabisi binatang-binatang buas dan moster yang menyerang ke wilayah kerajaan.
Dunia ini memiliki sejarah baru, yaitu. Adanya gelombang energi yang tidak diketahui menimpa bumi kita. Perluasan wilayah bumi dengan tiba-tiba, yang semula berkisar 1x (510.072.000 km²) menjadi 1.000x lipat luasnya.
Monster-monster perlahan muncul, beserta. Dengan adanya kekuatan sihir dan sistem, Arlean yang seorang anak kecil, bercita-cita menjadi petualang tingkat teratas, seperti kedua orangtuanya. Mampukah dia mencapai mimpinya? Ataukah malah sebaliknya... kegagalan yang tragis! ("Cerita ini, merupakan kisah dari seseorang yang jauh dan sangat berharga bagiku" by; Florina).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AI. htiar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch (14) Reruntuhan Kuno
(Rumah Arlean)
Di pagi hari, cuaca sedikit mendung, dengan suhu mencapai 27°^C. Menandakan akan turun hujan. Dirinya yang kala itu, mendapatkan pesan notifikasi dari Florina. Segera bersiap diri, untuk menuju kebawah, yaitu ditempat pertemuan yang disepakati oleh mereka berdua.
Sebuah kafe, yang tidak jauh dari rumah Arlean. Tempat mereka akan menuju sebuah zona menengah.
Viona : "Arlean, kamu pagi-pagi begini. Mau kemana? " Bertanya pada Arlean, yang kala itu sedang memakai jas hujan.
Arlean : "Kak Viona, bilang ke ayah dan ibu ya. Aku mau ke suatu tempat bareng Florina" Ucapnya terburu-buru
Viona : "Hmm..??" Bingung, ketika hendak ia mengucapkan pertanyaan lagi.
Arlean sudah pergi berlari, menuju tempat parkiran. Dan melambaikan tangannya kepada kakaknya. "Aku pergi dulu kak..!".
Viona yang melihatnya, menggelengkan kepala. Dan tersenyum sembari menghela napas.
..
.
---___
(Kafe Jiwa Era)
Sesosok wanita sedang duduk menunggu seseorang bersama 1 pengawalnya. Sembari meminum kopi yang ia pesan dan sebuah kue kukis enak.
Florina : "Mbak pengawal, kamu mau 1 roti?" Sambil menawarkan roti kukis nya.
Pengawal Florina (Anna) : "Tidak nona, saya sedang menjaga anda". Menolak tawaran nona mudanya.
Florina pun melihat lagi kepada Anna yang kala itu sedang jubah hitam berkerudung dan memakai masker hitam.
Florina : " Anna, kapan Arlean datang?" Bertanya dengan cemberut.
Hendak ketika, pengawal nya ingin menjawab nona mudanya. Arlean datang berteriak dan menyapa Florina.
Arlean : "Florinnn..!! Heii, aku disini" Menjulurkan wajahnya dan melambaikan tangannya dari kaca jendela mobil, yang saat itu mobil sudah terparkir rapi.
Florina : "Hey Arlean kamu telat! Ayo kita pergi sekarang.!" Berdiri sembari membawa makanan nya dan menuju kendaraan nya.
___---
Mereka berdua pun melaju dengan masing-masing kendaraannya. Menuju zona menengah.
Mulai dari melewati perkotaan dan hingga sampai di gerbang zona menengah yang sangat megah. Hingga menunggu pemeriksaan di salah satu jalur gerbang kota.
Sesampainya mereka di zona menengah. Mereka benar-benar melihat dunia yang berbeda, yaitu sebuah kota-kota satelit ataupun kota-kota perdagangan. Banyak yang mereka lihat disana, mulai dari orang-orang yang lebih banyak keluar rumah, ataupun para petualang-petualang dengan kelompok kecil-kecilan.
Sebuah zona yang benar-benar berbeda dengan zona besar. Dimana disana semuanya serba teknologi dan zona menengah hanya mencankup 80% fitur teknologi.
..
Mereka pun hampir mencankup / membeli segala makanan yang baru bagi mereka. Bahkan, ada disaat mereka melihat beberapa kejahatan manusia.
Disaat perjalanan hampir mencapai titik koordinat.
Yaitu sebuah gedung terbengkalai, yang hampir memasuki gang-gang gelap. Florina bertanya kepada Arlean melalui jam tangannya.
'Tikt..' Suara dering
Florina : "Hey Arlean, benar disini tempatnya? Kamu tidak salah kan?" Bertanya dengan ragu, ketika ia melihat bahwa daerah sekitarnya hampir tidak ada orang. Yaitu daerah gelap dan suram.
Arlean : "Iya benar, koordinatnya. Tercankup disini, ayo turun". Berbicara melalui jam tangannya.
.
Setelah itu, mereka berdua pun turun. Dan memasuki sebuah gudang kosong yang tidak berpenghuni, yaitu sebuah gedung rusak dan terbengkalai.
Saat mereka berdua masuk, mereka segera mencari sebuah petunjuk terkait apa arti koordinat tersebut. Waktu berlalu, mereka mencari tidak menemukan apapun.
Hingga disaat, Arlean lelah. Dan ingin duduk, cahaya dari mutiara terpancar, berwarna merah.
Arlean : "!!? Apa ini..? " Sontak kaget, karena tiba-tiba cahaya merah memancar beserta panas yang dikeluarkan oleh mutiara tersebut.
Florina : "Hey Arlean, coba lihat mutiara. Ia berjalan sendiri" Florina hendak memberitahu Arlean, bahwa mutiara yang ia bawa menggelinding, menuju sebuah titik tidak diketahui. Yang hampir tidak dapat dilihat oleh mata.
Yaitu cekungan di lantai. Yang berukuran sekitar (200-500 nm) dan membuat kelereng itu berhenti di suatu ["Titik Mati"] gravitasi lokal, persis seperti efek gaya [Van der Waals].
Ketika kelereng itu berhenti, seketika ada cahaya yang merembes keluar menuju pola-pola kecil yang berukuran 350 nm dan pola tersebut tidak melebihi kotak garis segi empat.
'"Krkkas..brmms...' Suara pintu bawah tanah yang tersegel. Segera terbuka, yaitu sebuah sliding door yang bergerak sendiri, menuju tempat kosong tepat dibawah lantai Arlean.
Tiba-tiba, tangga mulai terlihat. Menjulur kebawah, ke sebuah tempat nan gelap.
Arlean : "Woww...!" Matanya berbinar dengan kaget. Berlaku juga dengan Florina.
Bahkan pengawal Florina [Anna] juga ikut kaget. Berbeda dengan pengawal Arlean, yang tidak ikut ke bagian dalam. Karena bertugas menjaga diluar.
Florina :"Hey Arlean, ayo kebawah! " Sembari menarik Arlean.
Anna : "Nona Muda, tunggu!" Mengejar mereka berdua.
Florina yang tahu bahwa diruang bawa tanah terdebut sangat gelap. Segera menggunakan kemampuan matanya [Saintess's Eye | Lvl. 1] berlaku juga dengan Arlean, meskipun tidak seterang penglihatan milik Florina, ia tetap menggunakan nya. [Keen's Eye | Lvl. 1].
Diikuti oleh pengawalnya, yang memakai kacamata canggih. Yaitu kacamata khusus, yang memiliki efek [Night Vision].
Perjalanan menuju ke ruang bawah tanah pun berlanjut, di gelapnya cahaya.
...
..
.
---___
(Ruang Bawah Tanah)
Sesampainya mereka bertiga di ruangan bawah tanah. Mereka melihat ada sebuah gerbang besar berlapis baja dengan corak-corak aneh, yang beralirkan arus listrik di kedua sisi-Nya.
Yang satu beraliran [Searah] dan satunya beraliran listrik [Bolak-Balik].
Florina yang melihat bahwa tidak bisa memasuki ruangan di balik gerbang tersebut. Terkecuali mematikan kedua aliran arus listrik tersebut, segera meminta kepada Arlean. Untuk menemukan petunjuk cara mematikannya.
Florina : "Hey Arlean, cepat cari cara untuk masuk ke gerbang. Nanti kalau bisa, aku kasih 50:50 untuk kamu hartanya". Tersenyum pada Arlean.
Arlean yang melihat itu, juga tidak bisa apa-apa dan hanya bisa memasang ekspresi suram.
Arlean : " Iya baik-baik, tunggu sebentar ".
Ia pun segera mencari petunjuk, terkait cara menyelesaikan dan mematikan aliran arus listrik tersebut.
Berkat kemampuan mata miliknya, ia bisa tahu. Bahwa aliran arus listrik tersebut tidak selesai. Dan perlu diperbaiki sebelum mematikannya.
Arlean pun segera mencari-cari disekitar. Hingga ia menemukan sebuah saklar pembuka gerbang, yang tidak berfungsi.
Arlean : "Hmm.. Tunggu, mungkin ini bisa menyelesaikan masalahnya". Gumamnya dalam hati.
Setelah itu melihat saklar tersebut dengan hati-hati dan ketelitian. Ia segera membukanya dan menemukan bawah di dalamnya kekurangan [Tegangan Listrik].
Arlean : " Hey Florina, batangan logam yang kamu temukan tadi disekitar sini, coba berikan kepada ku sini!". Memanggil Florina.
Florina : "Okay.. Ini batangan logamnya" Mengambil batangan logam, dari logam-logam yang berserakan dibawahnya. Sembari memberikan nya pada Arlean.
Arlean : "Ok, kita coba efek [Dingin] ini bersamaan dengan [Panas]".
Berkat efek [Bi2Te3] dari batangan logam tersebut dan sebuah percikan panas dibaja. Yang sudah dipanaskan oleh pengawal Florina.
Listrik mulai bekerja dan lampu mulai hidup. Segera setelah itu, lampu mati kembali. Dan Arlean, segera menutup dan mematikan saklarnya.
'"Krkkas... Srrekk"' Suara gemuruh datang dari gerbang yang terbuka. Dan sebuah tanah yang berjatuhan melalui sela-sela gerbang.
..
.
(Di Dalam Reruntuhan)
Mereka bertiga segera membuka matanya dengan kaget dan kagum. Betapa indahnya di dalam, bahwa. Ada kristal yang mengambang diatas air terjun yang sudah hampir habis.
Dan sebuah mekanis dari robot yang aneh. Bersamaan dengan besarnya, yang hampir mencapai langit-langit dinding atap.
Mereka berdua pun segera turun ke dalam air. Yang sudah mereka cek dengan lemparan batu.
'Srss.. clup.drasss' Suara benturan dari tiga orang ke air kolam.
Mereka bertiga pun segera berenang ke atas. Dan Florina yang sampai duluan diatas. Mengatakan ke Arlean.
Florina : "Bodoh! (Melempar Arlean dengan sarung pedang nya) Jangan lihat, aku mau keringkan baju dahulu". Ujarnya dengan marah melihat Arlean dengan malu.
Arlean : " Aduh-.. !" Ia memutuskan untuk tidak melihat. Sembari menunggu waktu, hingga baju mereka bertiga kering.
Tiba-tiba Anna yang disaat itu, masih terdiam. Mulai berbicara setelah melihat sebuah bingkai foto milik ilmuwan dengan lambang negaranya
Anna : "Nona, sepertinya saya tahu sesuatu mengenai ruangan ini". Berkata dengan berbisik-bisik kepada Florina.
Florina : " Anna tidak perlu berbicara pelan, tidak apa-apa Arlean teman kita". Ujarnya kepada Anna, meyakinkan nya, agar Arlean juga ikut mendengarkan.
Anna : "Sekilas saya melihat sebuah foto paman saya, yang hampir mirip dengan negara yang ia ceritakan dahulu." Melanjutkan
-"Negara Indonesia, yang kala itu memutuskan untuk menuju terobosan terhadap bidang pengetahuan Aritmatika, bekerjasama dengan ilmuwan Arab. Ketika mereka menemukan buku kuno canggih milik [Sutayta-al-Mahamali" Berkata dengan menghela napas.
Anna : "Project mereka saat itu [Grafika Reality World], tahun 2040. Project mensimulasikan seluruh kehidupan manusia kedalam bidang perencanaan masa depan mereka". Ujarnya berhenti berkata.
Florina : " Maksudmu, mereka sudah terlebih dahulu memperkirakan akan terjadinya bencana masa depan terkait energi gelap?" Sembari melihat sebuah potongan-potongan logam yang berenergi fantastis.
Arlean pun kala itu juga menemukan, sebuah berkas penting dari penelitian tersebut. Bahkan, ia juga menemukan sebuah alat alkimia berisi obat yang sangat tidak dapat diperkirakan efeknya. Efek obat penguatan, kecepatan bahkan terkait cairan [Radiasi Nuklir] yang bisa memperkuat senjata manusia.
_____
Bersambung : {Ch (15) Perkamen Janji} > [Next]
aku udah like dan komen ya kak, jangan lupa balasannya di ceritaku🙃✨🙏
semangat terus nulisnya✨😁
jangan lupa mampir buat like dan komen di cerita ku ya kak🥺🙏
mampir juga ya ../Coffee//Coffee/