NovelToon NovelToon
Istri Bar-Bar Kesayangan Pak Guru

Istri Bar-Bar Kesayangan Pak Guru

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College
Popularitas:33.3k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwidia

Dilarang memplagiat karya!

Ayunda Nafsha Azia, seorang siswi badung dan merupakan ketua Geng Srikandi.

Ia harus rela melepas status lajang di usia 18 tahun dan terpaksa menikah dengan pria yang paling menyebalkan sedunia baginya, Arjuna Tsaqif. Guru fisika sekaligus wali kelasnya sendiri.

Benci dan cinta melebur jadi satu. Mencipta kisah cinta yang penuh warna.

Kehadiran Ayu di hidup Arjuna mampu membalut luka karena jalinan cinta yang telah lalu dan menyentuhkan bahagia.

Namun rumah tangga mereka tak lepas dari badai uji. Hingga mereka harus berjuang mempertahankan ikatan suci.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 15 Suami Idaman

Happy reading

Disaat Arjuna masih tenggelam dalam pikirannya, Ayu menyibukkan diri dengan membuat dua gelas orange juice. Kemudian meracik dua mangkuk soto dan menaruhnya di atas meja makan.

"Sambalnya udah jadi belum?" Ayu memecah hening dan membuat Arjuna tersadar dari lamun.

"Kalau belum jadi, aku aja yang bikin." Ayu kembali berucap, lantas mengambil cabe rawit sepuluh biji dari dalam kulkas.

"Setelah dipotong, cabenya di apain?"

"Digoreng dengan minyak sedikit. Atau direbus juga bisa. Sesuai selera." Pertanyaan Ayu mendorong Arjuna untuk menanggapi.

"Enaknya digoreng apa direbus?"

"Direbus saja. Nanti tinggal dipites, jadi nggak perlu diulek."

"Kaya' soto pites di Pasar Beringharjo --"

"Iya. Simpel, tapi nendang pedesnya. Meski masih kalah pedes jika dibanding mulutnya guru fisika," ujar Arjuna--memangkas ucapan Ayu.

Ayu menoleh sekilas ke arah Arjuna dan tersenyum tipis. Lalu merebus beberapa biji cabe hingga matang.

Dua mangkuk soto tersaji di atas meja bersama dua temannya, orange juice dan cabe pites.

Suasana kembali hening, hanya terdengar denting sendok dan garpu yang saling beradu di atas mangkuk. Tidak ada obrolan ringan atau candaan yang mengiringi ritual makan siang.

"Ay, jangan lupa ... telepon Nofiya, Machan, dan Ririn. Ajak mereka untuk makan malam di Sunset Cafe." Arjuna mengingatkan Ayu begitu selesai menandaskan satu mangkuk soto dan segelas orange juice.

"Iya." Ayu mengangguk samar.

Sebelum menghubungi ketiga sahabatnya, Ayu mencuci peralatan dapur yang tadi dipakai.

Arjuna tidak hanya diam dan ongkang-ongkang kaki melihat istrinya yang tengah sibuk mencuci peralatan dapur. Ia membantu menata peralatan dapur yang sudah bersih di rak piring dan mengelap meja makan yang terkena tumpahan kuah soto.

Benar-benar suami idaman. Tapi sayang, Ayu belum bisa membunuh keraguan yang masih bercokol di dalam hati.

Selesai membereskan semua pekerjaan rumah bersama Arjuna, Ayu merebahkan tubuhnya di atas sofa.

Jari lentiknya mulai mendial nomor Nofiya, Machan, dan Ririn secara bergantian.

Tanpa menunggu waktu lama, Nofiya menerima panggilan vidio call darinya. Disusul oleh Machan dan Ririn.

"Woi, Nyet. Tumben siang-siang gini vidio call? Gangguin orang lagi nyantai aja!" Nofiya menyembur Ayu dengan logat khas nya.

Saat ini Nofiya sedang bersantai di atas atap sambil mengunyah buah belimbing yang dipetik nya langsung dari pohon. Kebiasaannya itu sama seperti Ayu, sebelum menikah dengan Arjuna.

"Ada yang mau aku sampein ke kalian." Ayu menanggapi ucapan Nofiya.

"Woah, pasti tentang crush-mu. Ya 'kan?"

"Apaan sih? Aku udah nggak punya crush."

"Ya iyalah. Kalian 'kan udah jadian."

"Jangan ngelantur, Nyit!"

"Pfttt." Nofiya tertawa. Sementara Machan dan Ririn hanya tersenyum sambil bertopang dagu, menyaksikan interaksi Ayu dan Nofiya melalui virtual. Mereka sering kali menjadi penonton dan menjadi wasit jika sepasang sahabat itu gelut.

"Gini, nanti malem Pak Winata ngajak kita makan malem buat ngerayain kemenangan tim basket-nya."

"Di mana?" Ririn yang tadinya hanya menjadi pendengar, kini tampak bersemangat menimpali. Karena ia yakin, Dirgantara pun turut diajak oleh Winata.

"Di Sunset Cafe."

"Yach, aku nggak ada yang nganter. Gimana dong?" Ririn kembali menimpali.

"Aku juga nggak ada yang nganter." Machan turut bersuara.

"Eng, nanti kita bisa berangkat bareng Pak Juna pakai mobilnya."

"Gasss kalau gitu." Ririn dan Machan kompak membalas.

"Aku juga nebeng mobil cowo-mu ya, Nyit."

"Ck, kamu nebeng aja motornya Conal."

"No! Dia pembawa sial. Bukannya sampai ke tempat tujuan, palingan malah nyungsep di selokan."

Celotehan Nofiya sukses membuat Ayu, Machan, dan Ririn tertawa.

Tanpa Ayu sadari, Arjuna memperhatikan ekspresi wajahnya saat tertawa.

Terlihat lepas dan tanpa beban.

Terbesit keinginan untuk membuat Ayu tertawa lepas seperti itu. Namun Arjuna belum tahu bagaimana caranya.

"Eh, Nyet. Kamu lagi di mana sih? Kok tempatnya kaya' asing."

Obrolan Ayu dengan ketiga sahabatnya masih berlangsung. Dan Arjuna masih setia menyimak sambil duduk di sofa. Ia menjadikan kedua pahanya sebagai tumpuan kaki Ayu.

"Nyet!"

"Aku lagi di --"

"Jangan-jangan kamu lagi mojok sama Pak Juna di rumahnya."

"Jangan asal nje-plak, Nyit!"

"Aku nggak asal nje-plak. Noh buktinya! Kamu nggak lagi rebahan di kamarmu. Tapi di tempat asing, yang belum pernah aku liat."

"Dah ah. Nggak usah bahas tempat."

"Ngomong aja kalau takut ketauan lagi mojok sama Pak Juna."

"Bisa diem nggak, Nyit!"

Ayu dan Nofiya terus berdebat. Sesekali mereka tertawa dan saling mengumpat.

Meski paling berisik, Nofiya adalah sahabat Ayu yang paling setia dan paling rela berkorban. Karena itulah, Ayu sangat menyayanginya.

Langit sore mulai menyapa. Ayu segera mengakhiri obrolan dengan ketiga sahabatnya.

Atensinya lalu beralih pada sosok yang masih setia duduk di sofa sambil menyandarkan punggung dan memejamkan mata.

Guratan lelah terlukis jelas di wajah tampannya. Membuat Ayu dihinggapi rasa bersalah karena telah mengacuhkan dan enggan membalas perhatian-nya.

"Maaf --" Hanya kata itu yang sanggup Ayu cetuskan. Bibirnya serasa sulit untuk mengucap kata-kata manis dan tangannya serasa berat untuk melabuhkan usapan lembut sebagai bentuk perhatian.

🍁🍁🍁

Bersambung

1
Machan
tanda apa yang merah? gigitan vampir atau gigitan nyamuk demam cinta
Machan
waaah, suasana pun mendukung. makin betah di kasur dong pasutri ini🙈😅
Machan
aaaaaaa ... aku ngumpet ah, tutup mata, tutup kuping, sambil bilang ... gak mo liat, gak mo denger, tapi penasaran pen ngintip🤣🤣🤣
Machan
ngapa nyari Ilham, ayu. di depan ada suamimu lho, mas Juna yang tampannya tiada tanding😜 dia jago ngasih inspirasi bahkan tutorial langsung😂
Machan
aku aja sampe sekarang gak bisa lho, belum apa" udah malu sendiri🤣
Ayuwidia: Wkkkk sama kita 😆
total 1 replies
Machan
🙈 aduh, malunya aku. kenapa ayah malah berdehem? pura" gak liat aja aturan, ayah😜
Machan
manfaatin kesempatan dalam kesempitan judulnya😂
muhammad ihsan
lanjut thor
muhammad ihsan
lanjut thor
Najwa Aini
jemput sana. jangan pakai Alphard, pakai keranda
Ayuwidia: mengerikan 😬
total 1 replies
Najwa Aini
ada² gajah..
Najwa Aini
kalau perlu mama tinggal aja sama caty di rumah barunya
Ayuwidia: apa dia mau, Kak?
total 1 replies
Najwa Aini
udah menamoakkan rasa gak suka terang2an ya. waktu di mansion kan masih pakai zirah dia..pura2 baik
Ayuwidia: Dia udah nggak sabar mo ketemu calon mantu idaman
total 1 replies
Najwa Aini
uhukk jadi batuk
Ayuwidia: minum komik, kak
total 1 replies
Najwa Aini
Restoran mana lagi itu
Ayuwidia: restoran kita
total 1 replies
Najwa Aini
nyadar dah kalau ada yg lupa?
Ririn Rira
cepet bener mood nya membaik dari marah sama mas damkar, sedih mau di tinggal Conal nikah sekarang ngeledikin Ayu 😅
Ririn Rira
kirain diplorotin buat barang² branded nggak tahu cuma seblak 😅 duh mas damkar bikin ngakak aja 🤣
Ririn Rira
Lingkungan dan keadaan kadang bisa merubah seseorang
Ririn Rira
Arjuna banyak akal nya tipis² dulu nggak apa² ya 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!