Satu Malam Dengan Pria Autis

Ruby terdiam dan menunduk canggung di ruang tamu apartemen yang dihuninya.Setelah menceritakan panjang lebar kepada orang tuanya, hatinya begitu lega.Meski perasaan was-was menghinggap dihatinya.Kedatangan orang tua nya yang terlalu mendadak membuatnya sangat takut.Apalagi melihat wajah kecewa yang diperlihatkan ayahnya tadi.

"By... kenapa bisa seperti ini, kenapa kamu kelewat batas seperti ini.." ucap bunda Hesti dengan nada sesak kecewa

"maafkan Ruby Bunda..." ucap Ruby dengan lirih.Air matanya tidak bisa terbendung lagi.perlahan air mata membanjiri pipinya.

Bunda Hesti memalingkan wajahnya melihat putrinya menangis.Ibu mana yang tega melihat nasib putrinya yang hamil diluar nikah seperti ini.Apalagi ini adalah hal tabu untuk dilingkungan mereka tinggal.

"ayah tidak membenarkan perbuatan itu ..Ayah tetap kecewa dan marah kepada mu.Tapi ayah akan lebih marah jika kamu mencoba menggugurkan kandunganmu..!" ucap pak Anas

Bunda Hesti terkejut dengan ucapan suaminya, Begitupun dengan Ruby.Ia bahkan terlihat bingung maksud ayahnya berbicara dalam artian apa.

"Mas...kenapa kita tidak terima saja tawaran orang itu untuk membuat Ruby menghilangkan janin itu.Ini semua juga untuk kebaikan Ruby..." ucap Bunda Hesti

Ruby menoleh kearah bundanya dan begitu kaget.ia menerka perkataan ibunya.Apakah semua ini ada hubungannya dengan Bu Helsye ibunya William.

Pak Anas menghela nafasnya panjang, "Apa dengan menghilangkan janin itu Ruby akan kembali seperti semula? Jangan membuat masalah baru lagi.Sebagai Ayah Ruby,aku merasa tersinggung dengan ucapan Wanita itu.Tapi aku tidak bisa meluapkan kepada wanita itu karena aku tidak tahu cerita dari sudut pandang anak kita..Dan setelah mendengar cerita Ruby.Aku memiliki keputusan lain Yaitu untuk mempertahankan janin itu sampai lahir."

Bunda Hesti terlihat kesal, beliau menatap Suaminya dengan nyalang.

"Mas jangan gegabah..ini tidak semudah bayanganmu.mas tidak mendengarkan wanita tadi? Jika anaknya mengidap Autis,dan dalam selama hidup anaknya tidak lepas dari obat-obatan mahal untuk bisa mengontrol sikap impulsif nya.Bisa-bisanya malah mas mau mempertahankan keturunan seperti itu ,Aku tidak mau...Aku tidak mau memiliki cucu cacat seperti itu.Aku malu mas..." ucap bunda Hesti

Ruby menghela nafasnya berat,ia begitu sedih dengan ucapan ibunya.bagaimana bisa ibunya mengatakan kalimat kejam seperti itu

Seseorang mendengar ucapan itu,Dan Ya,itu Adalah William.Dia masuk perlahan ke apartemen yang dihuni Ruby dan niatnya ingin memberikan vitamin yang dibelinya sesuai dengan resep teman dokternya di Canada.William mengusahakan untuk anaknya kelak lahir normal dan tidak memiliki kelainan autis seperti dirinya.

Tapi saat mendengar perdebatan itu, William menghentikan langkahnya.tangannya menggenggam keras, hatinya terguncang dan begitu sesak.Tapi dia berusaha untuk menahan dan tidak menunjukkan sikap anehnya.Tapi vitamin-vitamin yang dibawanya itu terjatuh dan membuat 3 orang yang berada di ruang tamu itu mencari keberadaan benda jatuh itu.

Ruby dengan sigap menuju ke pintu Apartemennya dan kaget melihat William sudah masuk ke dalam huniannya dan berdiri didekat lemari sepatu dekat pintu.

"William?" ucap Ruby dengan lirih

William terdiam menatap sendu Ruby,gadis yang terlihat cantik meski hanya menggunakan daster itu, terlihat kaget dengan kedatangannya.

Disusul dengan Bu hesti dan pak Anas yang tiba-tiba muncul dihadapannya.Tatapam sendu William seakan bisa terbaca oleh kedua orang tua Ruby.

Bu Hesti kaget melihat kearah pria muda yang memakai pakaian casual dengan kaos putih, celana pendek jeans,sepatu dan memakai topi hitam.Tidak ada yang aneh,pria muda itu terlihat sangat tampan.Pantas saja Ruby bisa tergoda,kalau secara visual seperti ini terlihat sangat jomplang dengan anaknya yang dari kalangan biasa.Dari apa yang dipakai semuanya terlihat mahal.tubuh atletis, wajah rupawan, memiliki kulit yang putih bersih.

"aku hanya ingin memberikan ini..." ucap William dengan memberikan paper bag kepada Ruby.

Bu Hesti dan pak anas kini menyadari perbedaan dari sosok William yang sempurna ini.Ya, dari intonasi cara bicaranya,

Ruby meraih paper bag yang dibawa William, terlihat besar dan itu bukan barang produksi lokal.

"ini Apa?" tanya Ruby

"Vitamin,Aku membelinya dari Canada.Aku mengusahakan agar anak itu tumbuh normal.Jadi aku mohon untuk berpikir tenang dan jangan banyak setres." Ucap William dengan menekan segala kegelisahannya.dia tidak ingin terlihat aneh di depan orang tua Ruby.

Tangan Ruby bergetar, sungguh ini keadaan yang sulit.Pantaskah dia menjadi calon ibu, sedangkan mendengar ucapan William yang memiliki kekurangan,bahkan masih memiliki hati memikirkan keadaan masa depan anaknya.

"Bisakah saya berbicara dengan mu,Berdua saja..." ucap Pak Anas

William melihat sendu ayah Ruby,ini pertama kalinya ia menghadapi situasi sulit seperti ini.dia bahkan pasrah setelah nanti apa yang akan di katakan beliau ini.

William hanya menganggukkan kepalanya,dia kemudian berbalik memutar kenop pintu,Di susul dengan pak Anas yang membuntuti dibelakang William.

Ruby terdiam melihat kepergian kedua pria beda generasi itu Ia bahkan mengkhawatirkan keadaan William, apakah dia bisa menghadapi ayahnya itu.

.

.

Haloo gengs... selamat malam.Gerhana bulan🌚 mw nongol niihh sambil nunggu-nunggu eh tiba-tiba keide nulis lagi 🤭

So terus stay ya ..lebih seru lagi di episode berikutnya.🙏

Instagram eunhyeayu90