Seraphina di culik dari keluarganya karena suatu alasan. Lucunya ... Penculik Seraphina malah kehilangan Seraphina.
Seraphina di temukan oleh seorang perempuan yang sedang histeris sedih karena suaminya selingkuh, sampai mempunyai anak dari hasil selingkuhan. Perempuan yang menemukan Seraphina tidak mempunyai anak. Karena itulah dia memungut Seraphina. Jika suaminya punya anak tanpa sepengetahuannya jadi ... Mengapa tidak untuknya?
Kehidupan Seraphina nyaman meski dia tahu dia bukan anak kandung dari keluarganya saat ini. Kenyamanan kehidupannya berubah saat orang tuanya mati karena ledakkan.
Saat dirinya sedang terkapar tak berdaya dalam kobaran api. adiknya Ken, berbisik kepada dirinya untuk lari sejauh mungkin. Dengan sekuat tenaga ia melarikan diri dari seorang yang memburunya, karena ia penyintas yang sangat tak diharapkan.
Inilah perjalanannya. Perjalan yang penuh suka dan duka. Perjalanan kehidupannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miao moi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
festival
Seraphina sudah makan banyak macam-macam. Sekarang ia sedang ngemut permen berbentuk buah persik, tapi makin lama malah seperti ngemut permen berbentuk bokong berwana merah muda. Mata Seraphina menatap kagum kepada orang yang meliuk-liukkan tubuhnya. mengikuti elemen air yang bergerak mengalir panjang di antara tubuhnya.
Elemen air ... orang itu sedang melakukan parade pahlawan elemen air. Seraphina pernah membaca tentang pahlawan elemen air yang berjuang menyelamatkan orang-orang yang sedang terperangkap di hutan monster yang melebar.
Sang pahlawan elemen air menyelamatkan mereka melewati jalur air dari bawah dengan aliran cepat. yang membuat mereka selamat dari monster yang sedang memburu mereka. Setelah berhasil menyelamatkan sekelompok orang, sang pahlawan Air langsung menutup dengan hantaman dahsyat yang membuat monster terpental jauh. mati-matian sang pahlawan bertahan. sampai bantuan datang.
Air ... Kekuatan elemen saja tidak cukup. otak harus memutar lancar agar bisa mempunyai ide yang brilian. Seraphina memutar-mutar permen di mulutnya. Ia berpikir ... Meski kekuatan mu kecil jika kau mempunyai ide yang luar biasa cemerlang, jika berusaha mencoba, itu bukan tidak mungkin.
Ia mengerutkan mulut, tapi ... jika ia berada dalam posisi yang sama dengan sang pahlawan elemen apakah ia akan dengan cepat memikirkan solusi brilian? Ia mengangkat bahunya. Toh ia mungkin tidak akan pernah berada di posisi seperti itu. Karena ... Seraphina menoleh kepada ibunya. Ia selalu di jaga dengan ketat.
Bahkan ia di sembunyikan. Tidak di tunjukkan kepada publik. Matanya menangkap sesuatu yang unik, ia sudah hanya berjalan dua langkah saat kerah bajunya sudah di tahan, ia menoleh nyengir. "Bolehkah aku melihat itu?" tanyanya dengan manis sambil menuding kearah samping.
Ibunya mengangkat alisnya menoleh apa yang di maksud Seraphina, "bisakah kita duduk disini saja?"
"Ibu bisa duduk di sini saja, aku ingin berjalan-jalan oke?" Tanya Seraphina, menyatukan kedua tangannya.
Raut Kana dengan serius menunjukkan ketidak setujuan.
"Ayolah! Banyak hal yang menarik di sepanjang jalan dan aku hanya bisa duduk disini?" Tanya Seraphina merajuk.
"Baiklah, tapi Mary harus menemani oke?" Ucap Kana setalah beberapa saat berperang dengan dirinya sendiri di dalam kepalanya.
"Oh ayolah Bu! Lihat lah! Banyak bocah yang mondar mandiri tanpa ada pengasuh yang mengekornya!" Seraphina melambaikan tangan kearah bocah-bocah yang sedang asyik berlarian.
"Seraphina!" Kata Kana dengan nada tegur, "kau beda sayangku, kau harus di temani."
"Oooh," desah Seraphina dengan lemas, "terserah ibu saja!" Selalu saja seperti itu dengan bahu turun ia langsung berjalan tanpa menoleh memastikan Mary ikut, karena tentu saja Mary langsung ikut, membuntuti.
Bahu turunnya langsung terangkat begitu ia melihat kodok yang sedang di pamerkan. Ia menatap dengan geli, kodok itu sedang berbaring telentang. tangannya di silang dibawah kepalanya. dengan songong kakinya juga terangkat, di bebankan ke kaki satunya.
Seraphina nyengir melihatnya. seakan kodok itu sedang santai. sepenuhnya tak terpengaruh dengan dunia diluar akuarium kaca. Sepenuhnya mengabaikan banyak orang yang sedang melihatnya. Seraphina kembali berjalan lalu kemudian melihat seorang penjual yang menjual banyak pohon unik di meja hadapannya.
Ia menghampiri meja luas yang di penuhi pohon kecil yang rantingnya meliuk-liuk dengan rumit dan unik.
"Wow!" Serunya pelan mengagumi pohon-pohon yang sedang di pamerkan di perjual beli. Begitu unik dan aneh.
"Mari beli," kata penjual itu kepada Seraphina.
"Pohon apa ini?" Tanya Seraphina, diam-diam ia bertanya kepada dirinya sendiri, mengapa ia selalu tertarik dengan tumbuhan. Seolah ia ditarik tanpa ia sadari, dan pohon-pohon ini seolah berkata kepadanya untuk membawanya.
Tapi ia tidak bisa membeli semuanya atau ia akan terkena kemarahan orang tuanya. Jadi ia memandangi pohon-pohon kerdil itu dengan cermat, memilih.
"Pohon kerdil ini akan menjadi pohon ajaib yang menjadi sahabat mu!" Kata penjual itu sambil nyengir kepada mereka.
"Sahabat?" Dahinya mengerut sekilas, "sahabat bagaimana?"
"Kau mau tahu?"
Seraphina otomatis mengangguk.
"Maka belilah!"
Sontak bibirnya langsung menipis bersama dengan mata yang menyipit.
"Hem ... Taktik dagang yang payah!" Gumam Mary di belakang Seraphina.
Ia menoleh sekitar dengan heran, ia menyadari jika hanya pedagang ini yang tidak ramai orang pembeli, tidak ramai peminat yang melihatnya. Hanya Seraphina seorang yang minat melihatnya.
"Aku ingin beli ini!" Tuding ke tanaman pohon yang mirip dengan sendok garpu, ujung tajamnya sepeti di sumpal dengan batu berlian merah, Semerah darah berkilauan. Sangat unik.
"Dua juta!" Kata pedagang itu langsung.
"Dua juta? Kau mau merampok ya? Dua juta untuk pohon kerdil ini?" Mary maju ke depan Seraphina sambil menuding si pohon.
Pedang hanya nyengir tersenyum menanggapi.
"Situ waras? Nona ... sepertinya dia pedagang penipu atau penjual yang sedang ...," Mary membuat pola miring di jidatnya.
Seraphina tidak mengerti dengan harga yang mahal atau murah. tapi dilihat dari Mary yang emosi sambil menuding pedagang itu, sepertinya itu harga yang tidak wajar. Tapi ... Pohon itu sangat unik dia ingin memilikinya.
"Jadi Mary ... apakah kita sanggup membelinya?" Tanya Seraphina meringis, sambil menarik tangan Mary.
"Ya tidak juga ... tentu kita sanggup untuk membeli, tapi ini jelas-jelas penipuan!" Gerutu Mary.
"Saya tidak menipu! Pohon ini adalah pohon yang langka." Jawab si pedagang masih dengan nyengir.
Mary menatap pedagang itu dengan tidak yakin dan kesal, lalu menoleh kearah Seraphina yang menatap pohon kerdil dengan kagum yang menurut Mary sangat jelek, bahkan harganya juga sangat jelek, menguras isi dompet, menjadi jelek. Tidak ada cantik-cantiknya. Mary heran dengan penglihatan sang nona.
"Huuuhh, baiklah!" Toh bukan uang ku sendiri pikir Mary. Dengan setengah tidak rela ia memberikan uang kepada sang penjual itu.
Sontak Seraphina langsung tersenyum kepada Mary. Penjual itu memberikannya kepada Seraphina dengan hati-hati bagaikan ia memberikan sebuah permata langka kepada raja, Mary mencibir kelakuan sang penjual. Ada-ada saja.
Seraphina langsung memeluk pot pohon kerdil itu. Dengan hati senang seraphina memeluk pohon itu di tangan kirinya, tangan kanannya menggamit tangan Mary, mereka kembali berjalan.
"Nona!" Panggil penjual pohon itu, membuat Seraphina dan Mary kembali berhenti, lalu menoleh menatap sang penjual.
"Jika anda menamai dan merawatnya dengan baik, dia akan menjadi sahabat!" Kata penjual itu sambil nyengir.
Mary mendengus melihat penjual itu masih nyengir saja, "dasar orang gila!"
Seraphina percaya. Karena semua tanaman di rumahnya memang sahabatnya. Ia merawat mereka dengan baik, ia sangat berteman baik dengan tanaman. Andai saja penjual itu mengatakan dengan raut sungguh-sungguh bukannya dengan raut nyengir yang minta digampar, itu akan menjadi kesan yang lebih misterius.
"Kita berjalan-jalan lagi?" Tanya Seraphina dengan manis.
"Tidak nona manis, sekarang waktunya kembali." Mary ngeri jika mereka tidak langsung kembali, entah barang aneh apalagi yang akan dibeli sang nona.