Aldena Faradila tak menyangka akhirnya harus kembali ke tempat yang paling dihindarinya selama lima tahun ini. Dena harus kembali karena saudara kembarnya yang jatuh sakit dan juga wasiat dari Vania, almarhum ibunya.
Kembalinya Dena ke rumah almarhum maminya membuat keluarga papinya tak suka dan mencoba mengusirnya kembali.
Sayangnya, Dena lima tahun yang lalu sudah berubah dan kini bersiap membalaskan dendam dan sakit hatinya.
Rupanya semua tak berjalan semulus apa yang direncanakan oleh Dena. Dia harus menikah sebelum usianya dua puluh lima tahun dengan lelaki yang sudah dipilihkan oleh almarhum maminya.
Apakah Dena bersedia menikah dengan Gara, atau lebih memilih kehilangan harta warisannya? Lalu bagaimana jika ternyata Dena masih belum bisa melupakan masa lalunya yang ternyata keponakan dari Gara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_W, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S3 : Saran Seorang Sahabat
Dua hari ini Anggara terlihat sangat sibuk. Beberapa kali dia menghubungi seseorang untuk menanyakan suatu hal yang sama.
'Gimana? Udah beres semuanya?'
Pertanyaan yang sudah ke tiga puluh dua kali dilontarkan oleh Anggara kepada Heru Ruslan Jayadi di hari ini.
"Lo kira ngurusin surat-surat pengajuan nikah di KUA itu gampang, bocah? Baru juga mau duduk, belum minum juga. Udah ditanya lagi." ucap Heru yang terdengar kesal saat Heru baru saja sampai ke ruangan kerjanya.
Anggara terkekeh lalu mengambil botol air mineral yang ada manis-manisnya dari lemari pendingin kepada Heru. Dan disambar langsung oleh Heru yang memang sudah sangat kehausan.
"Ah leganya...." ucap Heru setelah dia meminum air dingin yang diberikan oleh Anggara.
"Gimana? Udah beres semua?" tanya Anggara.
'Tuh kan pertanyaananya copas banget ' batin Heru.
"Iya udah, makanya gue langsung samperin lo. Sialan banget lo, Gara. Tau gak Lo, gue hampir disuruh syahadat sama tryout ijab kabul. Dikiranya gue yang mau nikah." Heru yang sempat kesal karena dikerjain oleh bapak-bapak KUA yang mengira dirinya adalah Anggara.
Tadi Anggara memang meminta Heru pergi ke KUA hari ini untuk melengkapi berkasnya pengajuan nikahnya yang kurang. Tidak banyak hanya berkas fotocopy KK dan KTP Dena.
"Padahal cuma nganterin sisa berkas aja, Her. Pak Faisal udah tau kalau gue titipin ke lo." kata Anggara.
"Yeee.. Itu kata pak Faisal sama elo. Noh, sama gue beda. Habis gue dikerjain. Mana nawarin anaknya buat jadi bini gue kalau gue mau login. Katanya face gue udah mirip ustadz pengajian tinggal pakein gamis sama sorban." kata Heru sambil memainkan jenggot di dagunya.
Anggara tertawa keras mendengar gerutuan sahabatnya. Bukan sekali ini saja yang mengira Heru memiliki keyakinan yang sama dengannya. Face Heru dengan jenggot yang mirip dengan Walid membuatnya memang sangat cocok jika dipakaikan sorban.
Namun, Heru berasal dari keluarga nasrani yang taat. Ya kecuali lelaki itu.
Heru dan keluarganya pernah tinggal di luar negeri selama beberapa tahun karena ayahnya bekerja di sana. Namun bukannya berdampak baik, Heru malah mengadopsi gaya hidup bebas disana.
'Ceweknya seksi-seksi, bikin gue konak terus.' itulah yang dikatakannya jika ditanya alasannya terjebak dalam pergaulan bebas.
Tante Elfrida bahkan sudah menyerah dengan kelakuan anaknya yang memang suka main-main sama lobang cacing.
Padahal kalau mau, Heru bisa menikah. Tampangnya good looking, perpaduan Jawa Cina Batak. Berasal dari keluarga berada dan cukup kaya. Tapi dia selalu mengatakan belum mau menikah sebelum menemukan cinta sejatinya.
Ya, mana mau ketemu cinta sejati. Hari-hari mainin lobang cacing mulu. Kan kotor, nanti cacingan baru tau rasa.
"Udah beres urusan dengan Gema?" tanya Heru penasaran
"Udahlah, cuma teken kontrak kerjasama keuntungan doang." kata Anggara.
"Padahal bisa minta ke Oji yang handle. Memang Gema aja yang kegenitan mau ketemu lo. Ingat lo mau nikah, jangan sampai gara-gara tu perempuan jadi berantakan." ucap Heru sinis yang memang tak menyukai janda sok cantik itu.
"Nggak enak gue, udah janji dari bulan lalu. Besok-besok juga bakalan minta Oji yang urusan sama dia." kata Anggara yang sempat melotot menatap temannya yang enteng menyebut Gema genit.
"Ya memang harus gitu. Bayangin aja kalau Dena tau, lo nyuruh gue ke KUA buat ngurusin sisa berkas pernikahan lo. Cuma demi janji temu sama si gema-gema kegelapan itu. Pasti ilfeel dia sama lo." omel Heru.
"Kalau mulut lo yang lemes itu nggak ngoceh, Dena nggak bakalan tau." balas Anggara tak kalah tajam.
"Yeee.... Ni anak dikasih tau. Gue ini udah pengalaman soal perempuan. Modelan si Gema udah hatam bolak balik gue. Sekali aja lo kasih perhatian besok-besoknya ngelunjak." Heru yang merasa jika Anggara ini ngeyelnya bukan-bukan.
"Iya, si paling pro. Udah S3 sama yang begituan." Anggara pun duduk disebelah Heru.
"Ck.. Jangan bilang gue nggak ingetin lo ya, Gara. Gue S3 in lo sekarang biar paham. Saran seorang sahabat yang mau lo bahagia. Dena itu beda dengan perempuan-perempuan itu...."
Ucapan Heru terdengar sangat serius, seperti ketika dia berdiskusi dengan kliennya.
"Biasanya perempuan yang udah pernah disakiti akan lebih sensitif. Dena tipikal yang mending mundur dan pergi sejauh mungkin daripada jambak-jambakan sama perempuan yang nempelin lo. Jangan sampai Dena menghilang untuk kedua kalinya, Gara. Lo pasti bakalan gila kalau sampai kejadian"
Heru melanjutkan kalimatnya sambil menunjuk kepalanya dengan jari telunjuknya. Membuat Anggara menyadari jika Dena yang pernah terluka karena pengkhianatan orang-orang tersayangnya pasti mengalami trauma berat
Tadi Anggara memang bertemu Gema, teman SMA nya yang memiliki usaha kue kering homemade dan ingin mensuplai kue kering buatannya ke toko-toko milik Anggara, alias menitipkannya dengan memberikan persentase keuntungan pada Anggara.
Calon suami Dena itu memang memiliki beberapa toko kue, namun dia hanya menjual dan bukan memproduksinya.
Dimulai dari lapak meja di pinggiran jalan, Anggara bisa menyewa toko kecil hingga kini memiliki toko sendiri yang diberi nama Oishi Snack yang kini sudah memiliki cabang di beberapa daerah.
Heru adalah sahabat dan orang kepercayaannya.
Hanya saja kini, Heru tak lagi hilir mudik mengurus Oishi Snack. Karena Heru sendiri memiliki pekerjaan utama yaitu Notaris PPAT dan berkantor di ruko sebelah, tepat samping Oishi Snack.
Anggara tau jika Gema beberapa bulan ini selalu mencari-cari cara untuk terus menghubunginya. Padahal sudah Gara jelaskan prosedur jika ingin menitipkan kue buatannya ke toko-toko milik Gara.
Gema adalah janda satu anak, dia menikah dengan Revo, kekasihnya yang juga satu SMA dengan Gara. Mereka bercerai tiga tahun yang lalu.
Gara bertemu Gema beberapa bulan yang lalu. Saat Gara mengisi acara yang diadakan oleh Disporabudpar. Gara menjadi salah satu pemuda sukses inspiratif di kotanya. Gara menjadi salah satu pembicara dalam seminar yang dihadiri oleh para pemilik UMKM di kota itu.
Ternyata Gema adalah salah satu peserta dan mereka bertukar nomor kontak.
Yah, dari sana dimulailah basa basi busuk Gema yang ingin mendekatinya.
Jangan katakan Gara plin-plan karena tak menolak janji dengan Gema.
Karena janji itu dibuat sebelum tau kalau dia akan dijodohkan dengan Dena.
Gara sudah sering menghindari Gema dengan alasan sibuk memantau cabang tokonya di luar kota dan memintanya bertemu Oji bendahara sekaligus salah satu kaki tangan Gara
Tapi wanita itu tetap kekeuh ingin bertemu Gara untuk membahas perjanjian kontrak.
Padahal kontrak apaan, cuma hal standar biasa aja. Isinya cuma perjanjian hitam diatas putih tentang persentase keuntungan dan syarat yang harus diperhatikan produsen kue itu. Seperti rasa, kualitas dan juga waktu kadaluarsa kue yang dititipkan oleh Gema.
Cukup lama mereka terdiam, Anggara meresapi peringatan temannya yang duduk disebelahnya sambil memainkan ponselnya.
Heru sibuk membalas chat beberapa perempuan yang sering diajaknya bermain 'gali-gali lobang cacing '.
Hingga suara notifikasi pesan ponsel Anggara yang berada di atas meja membuat tatapan mereka fokus pada benda itu.
Gara, kemarin aku nyoba resep baru. Tadi lupa kubawa. Besok aku antar ke toko ya, biar kamu cobain cookiesnya. Sekalian kamu kasih penilaian, kira-kira laku nggak kalau aku titipin ke toko.
Anggara dan Heru saling berpandangan saat melihat pesan itu.
Anggara meringis saat melihat wajah Heru yang mengatakan 'Tuh, kan apa gue bilang.'
masak tulisan tangan istri yg 20 thn bersama gak apal..
jadi bisa dikibuli kana..
😀😀😀❤❤❤
Anggaraaaaa...
laki2 superrrrrrr..
😀😀❤❤❤❤❤❤
❤❤😉❤❤❤
❤❤❤❤❤
makasi mau melanjutkan novel sang pemilik hati..
aku suka ama kak author yg tanggung jawab gini..
mkasi..
❤❤❤❤❤❤😍😍😍😍😘😘😘😘😗😗😗😙😙😙
❤❤❤❤❤
emang laki2 bwneran..
Anggara2...
lope2 dehhhh..
semangatttt...
❤❤❤❤
apa yg akn Evan lakukan lagi..
???
❤❤❤❤❤❤
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤
😍😍😍❤❤❤❤
nyadarrrrr banggggg
cerdas banget vania ini..
swtelah diaudit..
pastu kana dan tedy harus ganti rugi..
salon vania jan jadi menyusut tinggak 2..
dan kebaikan wajah papinya..
jadilah klop .
perpasuan yg sempurna..
😀😀😀❤❤❤
😀😀😀❤❤❤
semangatttttt otorr,, buat ted jd gembel brsma dg kana - asta 💪💪💪💪💪🙏🙏😍
😀😀😀❤❤❤❤