NovelToon NovelToon
TAWANAN PRIA PSIKOPAT

TAWANAN PRIA PSIKOPAT

Status: tamat
Genre:Misteri / Balas Dendam / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Psikopat itu cintaku / Tamat
Popularitas:296.2k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

‼️Harap bijak dalam memilih bacaan‼️

CEO tampan dan dingin itu ternyata seorang psikopat kejam yang telah banyak menghabisi orang-orang, pria itu bernama Leo Maximillian

Leo menjadikan seorang wanita sebagai tawanannya, wanita itu dia jadikan sebagai pemuas nafsu liarnya.

Bagaimana nasib sang wanita di tangan pria psikopat ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 : Menonton Film Romantis

...•••Selamat Membaca•••...

Enam bulan berlalu, kondisi Maureen sudah membaik tapi dia masih menjadi tawanan Leo, entah sampai kapan. Selalu terpikir oleh Maureen, sampai kapan dia akan menjadi tawanan Leo? Dia tidak boleh keluar sendiri, bergaul dengan siapapun, memakai ponsel atau banyak hal lainnya. Maureen sudah seperti burung dalam sangkar emas, dia mulai begah dengan semua ini.

Maureen memang dijadikan pemuas hasrat saja oleh Leo selama ini, tak pernah ada kata cinta yang keluar dari mulut Leo ketika berhubungan dengannya.

“Apa aku ini hanya pelacur untuknya? Tapi mau sampai kapan?” pikir Maureen sendiri.

Sedangkan Leo, dia tetap sibuk dengan pekerjaannya, pagi sampai sore dia di kantor lalu sore sampai pagi lagi dia di rumah untuk menikmati tubuh Maureen. Dia hanya akan berhenti menggauli Maureen ketika halangan saja, jika malam hari, bisa dibilang, tak ada gunanya pakaian oleh wanita itu, toh akan dibuka juga.

Seperti malam-malam biasanya, Leo tampak lebih segar habis mandi, tetap terlihat kalau pria itu begitu lelah. Leo menghidupkan televisi, dia memilih untuk menonton di dalam kamar sembari menunggu Maureen masuk.

Klek!

“Ambil minuman begitu saja kau sangat lama, memangnya kau mantrai dulu itu minuman?” kesal Leo pada Maureen yang baru saja masuk kamar.

“Dengar ya tuan, ini jus buah, aku perlu mengupas buahnya dulu terus mencucinya dan baru membuatnya. Memang kau pikir buah ini bisa menjadi jus dengan sendirinya?” Maureen tak kalah kesal, dia seakan muak terus disalahkan oleh pria 33 tahun itu.

“Ck jangan merepet terus, mana jus nya?” Maureen menaruh jus itu di atas meja kecil di depan Leo duduk dengan kasar, hingga jus itu sedikit tumpah.

“Kau itu bisa hati-hati atau tidak?”

“Maaf,” jawab Maureen singkat dan ketus.

Tanpa membersihkan sisa minuman yang ada, Maureen memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas kasur, dia malas untuk berdebat dengan Leo.

Leo membawa pandangannya pada Maureen yang sudah rebahan dan menyelimuti dirinya dengan bedcover.

“Kau kenapa Maureen?”

“Tidak apa-apa.”

“Kau merajuk?”

“Tidak.” Leo menghela nafas dan meminum jus apel buatan Maureen.

“Ini minum jus nya.” Leo menyodorkan jus tersebut pada Maureen.

“Aku tidak mau.”

Leo mulai jengah, dia menghampiri Maureen. Selama hampir 10 bulan hidup bersama Maureen, Leo jadi tahu bagaimana tawanannya itu. Leo sangat hafal ketika dia marah, sedih, bahagia, merajuk dan lainnya.

Leo duduk di samping kasur lalu membuka bedcover yang menutupi wajah cantik itu.

Wajah itu memerah, ujung hidung Maureen juga merah, sudah bisa dipastikan kalau dia menangis.

“Buka matamu!”

Maureen menggeleng, Leo mengambil tubuh ramping Maureen lalu membawa dalam pelukannya. Baru Maureen menangis selepas mungkin, Leo menunggu Maureen sampai selesai, karena menurutnya, selesai menangis, Maureen akan lebih baik lagi.

Ada sekitar 15 menit Maureen menangis dalam pelukan Leo.

“Sudah?” tanya Leo ketika Maureen melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya itu.

“Sudah.”

“Apa ada yang menyakitimu?”

“Tidak.”

“Lalu? Kenapa menangis?”

“Aku capek tuan.”

“Kau bekerja seharian ini?” Maureen memutar bola matanya dengan malas.

“Sudahlah, aku mau tidur, percuma saja aku bicara denganmu, kau itu pria yang tidak peka sama sekali.” Saat akan membaringkan tubuhnya kembali, Leo menahan.

“Lebih baik kita menonton film, bagaimana?”

“Aku tidak mau nonton film psikopat lagi.”

“Kau tau Maureen, enaknya jadi seorang psikopat itu apa?”

“Apa?”

“Kalau kau tidak suka dengan seseorang atau ada yang menyakitimu, ya kau tinggal siksa dan bunuh saja mereka tanpa perlu banyak drama dalam menyelesaikan masalah. Melihat tubuh mereka hancur, daging berceceran, itu sangat memuaskan. Itu adalah bentuk pembalasan terbaik dari rasa sakit hati kita, sangat menyenangkan.” Leo mengatakan hal itu dengan raut puas di wajahnya, seperti dia baru saja menghabisi seseorang.

“Kau sangat mengerikan tuan, aku tidak bisa begitu.” Maureen yang mendengar saja begitu takut.

“Kau ini payah, lalu mau nonton film apa?”

“Film romantis?”

“Tidak!” Leo menolak dengan tegas karena memang dia membenci film romantis.

“Ya sudah, kalau begitu kau nonton saja sendiri.” Maureen kembali ingin merebahkan tubuhnya tapi ditahan oleh Leo.

“Oke, kita akan nonton film romantis.” Maureen tersenyum senang, setidaknya Leo merasa lega karena senyuman Maureen.

“Tapi ada syaratnya.” Maureen menatap Leo dengan bingung.

“Apa?”

“Itu kan film romantis, kita berdua akan menonton tanpa mengenakan pakaian sama sekali, bagaimana?” Maureen menganga mendengar syarat dari Leo.

“Aku tidak mau.”

“Aku tidak sedang memberikan pilihan padamu.” Maureen menghembuskan nafasnya dengan kasar, memang apa yang dikatakan Leo bukanlah sebuah pilihan.

“Lebih baik aku tidur saja kalau begitu.”

“Kalau kau tidur, aku akan memperkosamu sampai pagi.” Maureen melebarkan matanya, Leo hanya tersenyum.

“Kau tampaknya begitu senang dengan pilihan. Sekarang kau mau yang mana? Menonton tanpa busana denganku atau melayaniku sampai pagi?” lanjut Leo dengan senyuman santai pada Maureen.

“Aargghh kau membuat aku gila tuan,” geram Maureen yang membuat Leo tertawa.

“Kau juga membuat aku gila Maureen.”

“Apa kalau kita menonton, kau tidak akan melakukan apapun padaku?”

“Ya tergantung, kalau aku terpancing dengan tubuh polosmu, mungkin aku akan melakukannya sampai pagi denganmu.”

“Itu artinya kau tidak memberikan pilihan padaku.”

“Ya sudah, kalau begitu bukan pilihan namanya. Itu perintah!”

“Baiklah, aku setuju, tapi sepanjang film, kau tidak boleh menggangguku,” kata Maureen memastikan.

“Siap.”

Mereka sama-sama melepaskan pakaian mereka, hanya selimut tipis yang menutupi tubuh polos itu. Mereka berdua duduk di sofa sambil ngemil, Leo memeluk Maureen dari belakang karena posisi Maureen membelakangi Leo dan bersandar di tubuh tegap Leo.

Film romantis yang diinginkan Maureen akhirnya diputar, mereka menikmati alur cerita itu dengan baik. Leo yang pada dasarnya tidak menyukai film romantis, dia hanya fokus meraba dan menciumi Maureen sepanjang film berjalan, Maureen yang memang tahu semua ini akan terjadi hanya diam saja.

Leo memijat lembut kedua buah dada Maureen, lidahnya terus saja menjalar di leher dan telinga  Maureen. Dia begitu menikmati keadaan ini, Leo lalu menciumi pundak telanjang Maureen dan sesekali menghisap dan menggigitnya sehingga meninggalkan bekas kemerahan.

Puas dengan buah dada itu, tangannya turun ke bawah, kali ini sentuhannya tepat di area kewanitaan Maureen yang membuat wanita itu kaget.

“Jangan mulai tuan.”

“Kau menonton saja.” Maureen berusaha untuk fokus pada layar televisi dengan tangan Leo yang terus meraba area sensitifnya.

Maureen sedikit bergerak gelisah saat jari Leo meraba klit-nya.

“Aahh,” desah Maureen dengan singkat, hal itu tentunya membuat Leo semakin semangat.

“Tuan, kau bisa melakukannya nanti, aku mau nonton, ini filmnya akan habis.” Leo menghentikan aksinya, dia kembali memeluk Maureen tanpa mengganggu wanita itu lagi.

“Wanita itu sangat cantik, tubuhnya bagus, aktingnya sempurna dan perawakannya sangat indah,” puji Leo pada pemain utama di film itu.

“Iya, prianya juga tampan, aku jadi ingat Gema,” balas Maureen, karena dia sangat benci ketika Leo memuji wanita lain di depannya.

“Aku tidak suka kau memuji pria lain di depanku, Maureen.” Rahang Leo mengeras.

“Kenapa memangnya? Kau memuji wanita lain di depanku, aku biasa saja.”

“Kapan aku memuji wanita lain di depanmu?”

“Barusan.”

“Kapan?”

“Kau barusan memuji pemain film itu tuan, kau bilang dia cantik, aktingnya bagus, tubuhnya indah, bla bla bla—” Leo meraup kasar wajahnya sedikit frustasi menghadapi Maureen.

“Dia hanya aktris Maureen, sedangkan kau memuji Gema di depanku.”

“Aktris itu seorang wanita bukan? Ya tetap saja, kau memuji wanita lain dan aku memuji pria lain, kita impas, kenapa kau jadi sewot begini?” Leo melongo dan menjatuhkan rahang tegasnya.

“Yang sewot dari tadi itu kamu Maureen, bukan aku.”

“Kenapa tuan membentak ku?”

“Kapan aku membentak mu?”

“Barusan.”

“Oh tuhan, cobaan apa ini.” Leo lalu mengambil posisi dan menindih Maureen.

“Tuan mau apa?”

“Memperkosamu.”

...•••BERSAMBUNG•••...

...

1
𝕳𝖆𝖜𝖆
baru mulai baca Thor ,,wes sadis bener
Vebi Gusriyeni: Makasih ya kak sudah mampir ❤
total 1 replies
Maryam Nushaibah
Sampai dijelasin se detail itu loh sama author nya
Veer Kuy
Tuh kan benar analisaku, emg dari awal ini cerita mengangkat persoalan psikologis. Aku pernah komen di series 1 kalau novel author ini mengangkat persoalan mental. Semangat aja thor, kami masih ada kok yg baca, bagi yg nge hujat diblok aja biar mentalmu aman
Anita Lare
Aku malah suka banget sama cerita ini, sampe ngak bisa move on sama tokohnya
Rina Meylina
Saya yang baca dari awal sampai baca ke series kedua enjoy aja kok thor, malah paham banget karakter mereka
Annissa Riani
Semangat thor, kami masih setia kok sama karyamu, tanpa kamu jelasin detail begini kami udh paham kok sama alur dan penokohannya. Santai aja, udah bener kalo komen nge hujat blok aja, bikin sakit hati tuh
Anonymous
Biarin aja thor, mungkin pemikirannya cuma sebatas adegan ranjang aja tuh.
Mediterina
Bedain kasih kritik ama hujat ya geng, lo baca pake analisis makanya biar paham. Semangat kakak 🥰
Syifa Mahira
Yg ngehujat biasanya baca urusan ranjang aja nih pasti
Natasha
Kalau pembaca bisa analisa sih harusnya paham ya sama alur dan cerita ini, tanpa authornya perlu jelasin sedetail ini.
🌺Shella BTS🌺
Aku awal baca ni cerita di wp, terus pindah ke sini karena seriesnya, menurutku sih fine2 aja ama tokohnya kok. Malah keren menurutku alurnya, tetap semangat aja kak vebi, karyamu masih banyak yg suka kok, apalagi aku ampe pindah lapak begini cuma buat baca novel kamu
Syifa Mahira: Aku juga dari wp sama KK loh, salam kenal buat kalian semua 🥰🥰
Lira Cantika: Sama aku juga dari wp ke sini
total 6 replies
Agung Taimur
Paling terniat emg author ini, sampai dijelasin sedetail mungkin, aku selalu mendukung karyamu thor/Heart//Heart/
Kiaraaaa ❄❄❄
Siapa sih yg ngehujat? Kagak bisa analisa apa gimana? Ampe author harus jelasin dari sisi psikologis njirr. Semangat kak, biarin aja yg ngehujat, kagak masuk ke otak dia mngkin tu
Noer Hidayati
Biarin aja yg ngehujat, mungkin yg dipikiran dia sekedar adegan ranjang aja kali, itu pentingnya baca novel sambil analisa, semangat kak, karyamu bagus kok/Heart/
Noer Hidayati
Yang ngehujat kagak baca detail atau kagak masuk di otak dia barang kali, padahal udah sejelas ini dan detail lagi diceritain. Untuk masalah mental mereka kan udah di bahas juga di dalam cerita. Semangat terus pokoknya kak, ceritamu emg seseru itu 👍
Latifa Andriani
Kalo aku udh sadar dri awal baca ya kalo ni novel emg lebih fokus ke permasalahan mental
Kenzia Dira🦋
Detail amat kak, terniat banget emang kakak ni bikin cerita, gak asal jeplak dan tulis, malah diriset dulu tp itu lo keren.
Susan Mesuji
masih terus baca, walaupun rada kurang masuk akal
Veer Kuy: Letak gk masuk akalnya dimana y? Coba dijelaskan biar nanti authornya bisa revisi lagi agar masuk ke akal
Vebi Gusriyeni: Oke kak, mohon maaf nih, yg bagian mana ya yang gk masuk akal? Bisa dijelaskan?
total 2 replies
Susan Mesuji
belum dapat aku cerita nya,
Anita Lare
Sprti yg dibilang authornya, kalau series ini dia kemas epik dan emg pol epik, buat saya ya. Gk cuma cerita yg ngalir gitu aja, pengetahuan ada, kita dibikin nangis lalu tegang terus nangis lagi dan dihibur dgn jalan2 ke negara yg bhkan kita belum ke sana tpi pas baca kita kek ada di sana gitu loh.

Ada sudut pandang ttg sisi kemanusiaan pula di series 1, keren sih menurutku. Pokoknya aku pribadi gk mau terlewatkan baca seriesnya. Karena authornya nulis emang seniat itu dia.

Prinsip author ini juga lebih menjaga kualitas karyanya dia, pembaca dapat feel adalah tujuan utama. Lanjut thor/Heart//Heart/
Vebi Gusriyeni: Makasih atas pendapatnya, sayang kamu /Heart/ sebelum masuk series 3 yg penting aku udh ingetin ya sayang
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!