NovelToon NovelToon
Dia Suamiku

Dia Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Badboy / Patahhati / Tamat
Popularitas:7.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Sejatinya, pernikahan adalah suatu ibadah dan kebahagiaan yang harus dikabarkan. Tapi tidak bagi Mila dan Elgar. Pernikahan siri mereka hanya diketahui oleh mereka berdua dan orang tua Mila dikampung.



"Ingat, pernikahan kita atas dasar saling membutuhkan. Aku membutuhkan kepuasan, dan kamu membutuhkan uang. Jadi jika salah satu diantara kita sudah merasa tidak butuh, kita berakhir." Itulah kata kata yang selalu Elgar ucapkan.

"Lebih dari uang yang aku butuhkan, aku butuh cintamu." Kata kata yang hanya mampu Mila ucapkan dalam hati, tapi tak pernah bisa dia lafalkan.

Saat berdua, mereka adalah suami istri. Tapi saat ada orang lain, mareka adalah dua orang asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TEBAKAN

Siang ini, ada pemandangan berbeda di pantry. Tempat yang biasanya hanya ramai dengan candaan receh Galang dan Dion, mendadak dipenuhi suara gelak tawa seorang bocah.

Dipojokan, tampak seorang wanita bersama anak kecil berusia 6 tahun tak henti hentinya tertawa cekikikan. Siapa lagi kalau bukan Mila dan Pink. Entah apa sebabnya, keduanya mendadak akrab meski baru pertama kali bertemu.

Pink, bocah itu sampai memegangi perutnya yang kram akibat terlalu banyak tertawa. Buku dan pensil warna yang tadi memenuhi meja, telahberganti dengan bubuk kopi.

"Hewan, hewan apa yang terdiri dari satu kata?" Untuk kesekian kalinya, Pink memberikan tebakan pada Mila.

"Emmmm." Mila mengerutkan kening sambil berpikir keras. Pink mulai menghitung mundur waktunya. Hingga akhirnya, pada hitungan ke4, Mila tersenyum sambil berseru.

"I.....kann....."

"Yah, kok bisa sih." Keluh Pink dengan wajah sedih yang dia buat buat.

Seperti yang telah mereka sepakati, siapa yang kalah bakal di coret wajahnya dengan bubuk kopi yang sudah dicampur dengan sedikit air.

Mila mencolek kopi tersebut lalu mengamati wajah Pink. Kedua pipi, hidung serta dahi bocah itu sudah penuh. Bingung mau mengoles dimana lagi, akhirnya Mila mengoleskan diatas bibir Pink. Dibentuk sedikit melingkar hingga menyerupai kumis.

Mila tertawa terbahak bahak melihat penampilan Pink yang amburadul.

"Jangan senang dulu tante. Habis ini, Pink bakal kasih tebakan yang sulit."

"Siapa takut." Tantang Mila.

Untuk anak seusia Pink, jelas tebakannya terlalu mudah untuk dijawab Mila. Tapi beberapa kali, Mila pura pura tak bisa agar Pink merasa senang.

"Ok, sekarang giliran tante." Ujar Mila bersemangat.

"Nenek, nenek apa yang jalannya lompat lompat?"

Pink terlihat berpikir keras. Sementara Mila mulai menghitung dengan semangat.

"3, 2, 1. Yey.. waktunya habis." Tutur Mila kegirangan.

"Nyerah." Pink mengangkat dua tangannya dengan ekspresi kecewa.

"Jawabannya.....neneknya kodok. Hahaha ..."

"Emang tante tahu yang mana neneknya?" protes Pink.

"Tahulah." Sahut Mila cepat sambil mencolek kopi lalu dia coretkan dibawah bibir Pink.

Mereka seakan tak ada bosannya. Terus saja main tebakan hingga wajah keduanya kotor tak karuan. Sampai sampai, mereka tak sadar jika seseorang masuk ke dalam pantry dan memperhatikan mereka.

"Seru banget kayaknya?"

Mila dan Pink menoleh bersamaan ke arah sumber suara.

"PAPA!" Seru Pink sambil turun dari kursi lalu berlari dan menghambur ke pelukan sang papa.

Mila terkejut melihat orang yang dipanggil papa oleh Pink. Bukankah dia? Ya, dia pria yang menolong Mila kemarin.

Devan membungkuk menatap wajah Pink. Dahinya mengkerut melihat penampilan putrinya yang gak karuan.

"Maafkan saya pak." Mila merasa tak enak hati. Ada sedikit perasaan takut, apakah Devan akan memarahinya karena mencoret coret muka Pink.

"Jangan marahin tante cantik ya pah. Kita cuma main main kok. Lihat ini." Pink menggosok wajahnya yang belepotan kopi.

"Hilangkan pah." Lanjutnya sambil menunjukan pipinya yang sudah tak ada bekas kopi lagi.

Devan mendekatkan wajahnya ke wajah Pink. Dia mengendus bau yang menguar dari coretan warna hitam itu.

"Ini kopi?" Tanya Devan yang bisa langsung tahu dari baunya.

"Iya Pak. Cuci muka juga langsung hilang kok." Jawab Mila.

"Bukan masalah hilangnya. Tapi ini kopi. Sesuatu yang bisa dikonsumsi. Apa menurut kamu tidak membazir jika menggunakannya untuk hal yang tidak penting seperti ini?" Tegur Devan dengan muka serius.

Mila mulai gemetar. Dia tak menyangka jika Devan akan memermasalahkan kopi yang hanya sedikit itu. Kalau diseduhpun, palingan juga cuma jadi 2 cangkir.

"Apakah kopi ini punya kamu?"

"Bu, bukan Pak." Jawab Mila sambil menggelang.

"Itu kamu tahu. Kopi ini milik perusahaan, bukan milik kamu. Jadi kamu gak bisa menggunakan seenak hati untuk hal hal remeh diluar kepentingan kantor."

"Iya pak, maafkan saya."

Pink merasa kasihan pada Mila.Gara gara dia, tante cantik yang baru dia kenal kena marah papanya. Dia menatap Mila yang sedang menunduk. Ada rasa bersalah dihatinya.

"Papa, in___"

Devan meletakkan telunjukknya dibibir saat Pink ingin bicara. Paham akan maksud papanya, bocah itu langsung diam.

"Kamu harus kena sanksi karena ini."

Mila seketika mendongak Sanksi? sanksi seperti apa yang akan dia terima. Semoga saja bukan potong gaji. Bulan depan, dia butuh banyak uang karena adiknya mulai masuk kuliah.

Devan berjalan mendekati Mila lalu duduk dikursi yang ada dihadapannya.

"Saya juga ingin ikut main. Kalau kamu bisa jawab tebakan saya, kamu lolos dari sanksi. Jika tidak, kamu harus siap menerima sanksi dari saya." Ujar Devan.

"Tebakan?"

"Hem."

Mila mengangguk setuju. Dia berharap jika kali ini, nasib baik berpihak padanya.

"Jika ada 10 prajurit yang pergi berperang, 1 diantaranya meninggal. Lalu berapa orang yang kembali ke markas?"

"Sembilan." Jawab Mila tanpa berfikir. Justru yang dia pikirkan, kenapa tebakannya semudah ini. Mirip soal cerita anak kelas 1 SD.

Devan menggeleng sambil tersenyum. Membuat Mila seketika terkejut.

"Salah ya?" Mila mengkerutkan dahinya. Dia lalu menoleh kearah Pink.

"Papah, kok salah sih? 10 dikurangi 1 kan sembilan. Pink sudah diajarin loh soal cerita seperti itu." Protes Pink. Pink memang sudah hampir menyelesaikan sekolah TK nya. Tinggal beberapa bulan lagi, dia akan masuk SD. Dan soal seperti ini, sudah sering diajarkan gurunya.

"Salah. Papa bilang salah ya salah."

"Terus, berapa jawabannya?" Pink penasaran.

"Mau mikir lagi apa nyerah?" Tanya Dev pada Mila.

"Saya pikirkan dulu." Mila berusaha memutar otaknya. Pertanyaan yang terdengar mudah itu, ternyata jawabannya tak sesimpel hitung hitungan TK.

Pink juga tampak serius berpikir. Dia ingin bisa membantu Mila agar tak kena sangsi.

Devan mulai menghitung mundur. Hingga hitungan ke 1, Mila belum juga bisa menjawab.

"Nyerah?"

Mau tak mau, akhirnya Mila menyerah juga.

"Berapa pah jawabannya?" Tanya Pink.

"1009."

"HAH!" Pekik Mila dan Pink bersamaan. Bagaimana bisa 10 dikurangi 1 jadi 1009.

"Mati satu tumbuh seribu. Karena yang mati satu, tumbuh deh jadi seribu. Ditambah 9 yang hidup. Jadi yang pulang 1009." Terang Devan sambil tertawa ringan. Bukan tertawa karena tebakan absudnya, tapi lebih karena melihat wajah Pink dan Mila yang absurd.

Benar juga, batin Mila. Kenapa tadi dia tak kepikiran kesitu. Dapat sanksi kan jadinya.

"Udah siap menerima sanksi?" Tanya Devan sambil menatan tawa yang sejak tadi tak mau berhenti.

"Papah, tante cantik gak salah. Jangan dihukum." Rengek Pink sambil memegangi lengan Devan. "Tante cantik udah nemenin aku menggambar, ngajak aku main. Dan satu lagi pah."

"Apa?"

"Tante cantik ngasih aku makan siang. Sama rendang masakannya. Enak benget pah. Dan lagi pah, jatahnya tante juga dikasih ke aku. Tante baik banget. Jangan hukum tante pah, please...." Pink serius memohon, membuat Devan menatap kearah Mila. Dia tak menyangka jika gadis cantik didepannya itu, mampu dengan cepat mengambil hati anaknya.

"Baiklah, kalau begitu hukumannya......." Devan sengaja menjeda ucapannya. Dia senang melihat wajah cemas gadis yang memakai badge name Mila itu.

"Buatin saya makan siang untuk besok."

Seketika Mila melongo. Hukuman macam apa ini?

"Aku juga mau pah, aku juga mau." Pink malah ikut ikutan minta.

Devan menggeleng. "Besok Pink ada les renang. Jadi gak bisa main ke kantor lagi. Lagipula, kalau Pink sering sering kesini, bakalan ganggu kerjaan tante Mila."

"Yahhh." Pink tampak kecewa.

"Kemasi barang kamu, kita ke ruangan papa." Titah Devan sambil mengelus kepala Pink. Gadis kecil itu mengangguk lalu mengemasi isi tasnya yang beberapa masih ada diluar.

"Gimana luka kamu? Udah diobati kan?" Tanya Devan.

"Sudah pak."

"Kok Pak sih, bukannya kemarin panggilnya mas?" Goda Devan sambil tersenyum ke arah Mila.

Mila merutuki dirinya dalam hati. Bisa bisanya kemarin dia memanggil bosnya dengan sebutan MAS.

"Sekali lagi, terimakasih untuk yang kemarin. Dan sekali lagi, saya minta maaf karena kemarin tak mengenali bapak. Saya baru kerja beberapa bulan,jadi tak tahu bapak itu siapa?"

Devan lagi lagi tersenyum melihat Mila yang salah tingkah. Gadis itu terlihat makin cantik saat salting seperti ini.

"Papa sudah." Ucapan Pink membuat Devan berdecak. Bisa bisanya dia terpesona pada seorang gadis yang baru dua kali dia temui. Seorang gadis biasa, tapi terlihat luar biasa dimatanya.

"Ya sudah ayo." Devan berdiri dari duduknya, begitu juga dengan Mila.

"Pamit dulu sama tante." Titah Devan.

Pink meraih tangan Mila dan menciumnya takzim. Seperti itulah cara bersalaman dengan orang yang lebih tua sesuai ajaran Devan dan gurunya disekolah.

Mila merasa canggung. Bocah itu adalah cucu bos besar. Tapi dia malah mencium tangannya yang hanya seorang og.

"Pink pergi dulu ya tante. See u next time." Pamitnya lalu menggandeng tangan sang papa.

"Kami pergi dulu. Terimakasih udah menemani Pink hari ini."

"Sama sama Pak." Sahut Mila sambil membungkukkan badan.

"Jangan lupa besok makan siangnya." Lirih Devan sambil menyeringai kecil.

1
scarlet
keren banget ceritanya,,, sad ending tp fellx dpt banget,,, jd ikutan mewek . 👍👍
Suky Sukeni
😭😭😭😭😭😭 lagi nangis malh tamat
Suky Sukeni
ya Allah sakitnya sampai sini........
mimief
punya juga ga ada gunanya
selama ini ga ada fungsi nya cmn diatas tempat tidur doank
mimief
yah begitulah
minjem lagi kata kata di sebelah
terbiasanya di sodorkan pisau
ketika kita dikasih bunga kita pasti bingung menyikapi nya
mimief
dan bagaimana Suami sah ku lagi tunangan sama orang lain
hadeeeeh
mimief
buahahahahaha 🙄
mimief
lupain aja lah mil
mimief
lah .ngapain marah
kan sama ,lo juga selingkuh
mimief
kan udah tau aturan mainnya say
mang salahnya harusnya ga usah main hati beb
kalau udah begini,kan aku ikutan mewek😭
mimief
bau bau nya ada yg cemburu nih ntar🤣🤣
sukuuuriiin lo
mimief
ya.. ekspetasi yg ga perlu 😭😭
mimief
yah begitulah...
beda perempuan sama laki laki
kita selalu pakai hati, walaupun dari awal seharusnya jangan pake hati.. seharusnya
tapi entah kenapa,kok masih berasa sakittttt..
mimief
tapi seenggaknya agama masih merestui
jadi...ga nambah dosa
mimief
so sweet nya.
tapi emang bener si.mamah ku juga bilang,jangan takut berbuat baik sama orang walaupun sama orang yg baru dikenal
tapi inget ya baiknya juga harus terukur
semua akan berbalik ke kita nantinya
bukan hukum karma,tapi hukum tuai dan tabur
Nova Nurdin
keren dan bagussss
Ikah Kartini
makasih ya thor bikin aku mewek trus
yg terakhir nya
Dessy Rinda
ini novel yg ke 5 sy baca,semoga seru kyk novel2 seblmnya🙏👍
gia nasgia
very sad 😭😭😭😭😭
gia nasgia
semoga Mila melewati semua cobaan dan semoga Mila menerima ajakan Dev, sehingga kenangan bersama El setidaknya bisa teralihkan 🥺🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!