NovelToon NovelToon
10 Ribu Ditangan Istri Yang Tepat

10 Ribu Ditangan Istri Yang Tepat

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikah Karena Anak / Pelakor jahat / Pelakor / Selingkuh / Konflik etika / Mengubah Takdir
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara Pradana Putri

"Mas! Kamu tega!"
"Berisik! Gak Usah Bantah! Bersyukur Aku Kasih Kamu 10 Ribu sehari!"
"Oh Gitu! Kamu kasih Aku 10 Ribu sehari, tapi Rokok sama Buat Judi Online Bisa 200 Ribu! Gila Kamu Mas!"
"Plak!"
"Mas,"
"Makanya Jadi Istri Bersyukur! Jangan Banyak Nuntut!"
"BRAK!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

"Nis, makan ya?" Mbak Nani masih menemani Anisa. Sejak tadi Bambang sudah coba dihubungi, namun tak ada jawaban. Entah mengapa.

"Aku yang buat anakku gak ada Mbak." Airmata Nisa kembali luruh. Perasaan gagal menjaga amanah yang telah diberikan menjadi penyesalan yang tak bisa Nisa pungkiri.

"Nis, jangan ngomong gitu. Mbak tahu Kamu sedih, tapi Kamu gak boleh nyalahin diri Kamu sendiri."

"Andai Aku lebih hati-hati Mbak, Aku lebih sabar sama Mas Bambang, Aku," Tangis Anisa pecah.

Saat perawat dan Dokter menyampaikan bahwa kandungan Nisa mengalami keguguran, Nisa belum percaya, namun Dokter menjelaskan bahwa Nisa betul-betul mengalami keguguran.

"Sudah Nisa, mungkin Allah punya rencana sendiri, dan Kamu harus mencoba ikhlas."

"Mas Bambang, bagaimana nanti Nisa menjelaskannya Mbak? Nisa pasti kena marah. Nisa lalai Mbak. Nisa teledor jadi Ibu. Nisa gak becus. Padahal Nisa sama Mas Bambang nunggu lama untuk bisa hamil. Tapi Nisa ceroboh Mbak, makanya Nisa keguguran." Nisa terus meracau, mulutnya berkata dengan tanpa jeda, meluapkan perasaannya.

Rasa bersalah Nisa, ditambah kini Ia takut menghadapi rasa bersalah Bambang membuat Nisa kembali drop.

Mbak Nani yang ada disana, kembali memanggil Dokter saat Nisa kembali tak sadarkan diri.

***

Bambang berjalan terburu-buru, ponselnya sempat lowbat. Kini saat ponselnya menyala, deretan panggilan masuk dari nomor tak dikenali. Dan rupanya panggilan itu salah satunya dari Mbak Nani, Rekan Anisa.

"Anisa, dimana Mbak?"

Mbak Nani melihat kedatangan Bambang, dengan wajah sendu, "Nisa sedang ditangani Dokter, Nisa sempat kembali pingsan saat kondisinya baru saja,"

Kata-kata Mbak Nani terjeda, "Mana Suaminya Bu?"

"Saya Suaminya. Ada apa dengan Istri Saya?"

"Mari Pak Ikut Kami."

Bambang, dengan termangu duduk di koridor rumah sakit. Anisa dirujuk ke rumah sakit. Setelah proses kuretase, dan kestabilan mentalnya membuat Anisa kembali drop.

Pesan Dokter kepada Bambang agar memberikan support dan jangan menyalahkan Anisa atas apa yang telah terjadi.

Bambang masuk ke ruang rawat, "Mas,"

Melihat Anisa sudah sadarkan diri, Bambang perlahan maju, mendekati brangkar Anisa sedang berbaring.

"Mas, Maaf, Aku, gak bisa jaga anak Kita." Tangis Anisa kembali pecah. Penyesalan dan rasa bersalah terus menghantui perasaannya.

"Jangan dulu bangun, Istirahat saja."

Sejujurnya di hati kecil Bambang sangat menyayangkan atas keguguran yang Nisa alami. Penantian panjang Mereka untuk memiliki buah hati, kembali diuji.

Keguguran Anisa, menjadi satu titik yang membuat Bambang menjadi serba salah.

Disatu sisi Bambang merasa sedih sebab Anisa berjuang sendiri apalagi ditemukan pingsan dan akhirnya berakhir keguguran.

Disisi lain, Bambang kecewa, baru sebentar Ia merasakan bahagia, akhirnya bisa memiliki keturunan namun karena pertengkaran Mereka, keduanya harus kehilangan buah hati yang sudah lama dinanti.

"Kamu istirahat saja, Mas mau keluar dulu."

Anisa menggigit bibir. Tahu, Bambang marah. Kecewa. Dan Anisa semakin menyalahkan dirinya sendiri.

Dalam kebimbangan, Bambang menyesap sebatang rokok. Jauh dari area rumah sakit, disebuah warung kopi.

Semua masalah datang bertubi-tubi, Bambang menjadi frustasi, harus bagaimana. Dirinya semakin terjerumus dalam lembah gelap dan terikat oleh jerat yang sulit diuraikan.

"Jangan sampai duo L@nt@! bener-bener ngirim video Kami ke Anisa! Bisa bahaya. Apalagi kondisi Anisa sedang seperti ini."

Sementara, Anisa sudah lelah menangis, Bambang sejak semalam tak terlihat batang hidungnya. Anisa menduga Bambang seperti biasa bekerja di Cafe.

Padahal Anisa tak tahu, malam Bambang mendapat panggilan, menjadi kurir paket Istimewa yang mungkin saja suatu saat akan membuat Bambang menjadi terdakwa dan entah siapa yang tahu.

"Pagi Bu," Perawat menyapa Anisa.

Memeriksa kondisi Anisa, mengecek tensi darat dan panas tubuh Anisa yang sempat demam semalam.

"Saya sudah boleh pulang Ners?"

"Untuk itu nanti tunggu intruksi Dokter ya Bu, ini ada obat nanti diminum setelah sarapan ya Bu. Nah itu sarapannya sudah datang, dimakan ya Bu, Saya permisi."

"Makasi Ners."

Anisa melihat sepiring sarapan bubur ayam ala rumah sakit dengan telur rebus yang sudah dibelah dua.

Tak ada selera, meski Nisa harus tetap memakannya. Tak mau semakin menyusahkan Suami dan orang lain.

"Mas Bambang apa gak kesini lagi ya." Sebetulnya Nisa ingin sekali mandi, namun tubuhnya masih lemas. Takut jatuh kalau memaksakan diri.

Alhamdulillah ada Ners yang menanyakan Nisa dan bersedia membantu Anisa.

***

"Mas Bams, buru-buru banget. Mau pulang kangen Istri ya?" Anita dengan centil dan suara manja mendekati Bambang.

"Bukan urusan Kamu!"

"Jutek amat! Kayak kurang jatah! Yuk ke kontrakan Anita aja! Nanti Aku kasih yang bisa bikin enak deh!"

Bambang tak menggubris, memilih segera naik ke atas motornya, memakai helm, dan melaju pergi meninggalkan parkiran Cafe.

Tujuannya, Bambang akan ke kontrakan dulu, mengambil baju salin dan mandi, baru ke rumah sakit.

***

"Kamu gak usah pikirin kerjaan dulu Nis, yang penting Kamu sembuh dulu."

"Makasi Bu, maaf Nisa jadi merepotkan semuanya."

Pemilik laundry tempat Nisa bekerja datang menjenguk.

"Kalau begitu Ibu pamit dulu ya. Jangan sungkan kalau ada apa-apa kasih tahu Ibu, Ibu akan bantu Kamu Nis."

"Iya Bu, terima kasih."

Tak lama berselang Bambang datang membawa sekantong pakaian bersih untuk Nisa, "Mas sudah balik kerja ya?" Nisa mencoba biasa saja, namun ekspresi wajah Bambang terlihat masih kesal.

"Mas sudah tanya katanya hari ini Kamu belum boleh pulang, jadi istirahat saja. Kamu jangan banyak gerak dulu. Biar pemulihannya cepet."

"Iya Mas. Mas sudah makan?"

"Sudah tadi di warung. Ini Mas bawa roti siapa tahu Kamu mau." Bambang merapikan bekal yang Ia bawa untuk Nisa, beberapa kantong roti, biskuit dan air mineral.

"Halo!"

Bambang dan Nisa membulatkan Mata. Rupanya yang datang Irma dan Anita.

"Mau ngapain Kalian kesini? Jangan bikin ribut. Ini Rumah Sakit!" Bambang menghalangi kedua wanita laknat itu masuk.

"Siapa yang mau buat ribut sih Mas Bams, Kami kesini mau jenguk Mbak Nisa."

Nisa mengangguk, memberikan izin kedua Wanita Laknat mendekati dirinya.

"Duh, Mbak Nisa, Kami turut prihatin loh atas kegugurannya Mbak. Semoga cepet dapet ganti lagi ya."

Nisa tak bergeming, memperhatikan saja apa yang akan dilakukan kedua wanita yang mungkin saja sudah bermain api dengan Bambang.

"Iya Mbak, apalagi Mbak sama Mas Bams kan masih muda, pasti bisalah punya dedek gemoy lagi, masih hot kok!"

Tentu saja Bambang semakin kelimpungan takut keduanya Irma dan Anita keceplosan soal Mereka.

"Terima kasih sudah jenguk, tapi Maaf Saya masih butuh istirahat."

"Oh gitu. Oke deh! Kami pulang dulu ya. Ini dari Kami berdua. Cepet sembuh ya Mbak Nisa."

Saat keduanya hendak mendekat ingin memeluk, Nisa menahan. Hatinya tak menerima, tak mau berpelukan dengan keduanya.

"Oh, iya Mbak, kapan-kapan boleh dong Kami ajak Mbak Nisa jalan bareng, biar akrab gitu."

"Kalian cepet keluar. Nisa masih butuh bedrest!" Bambang segera menggiring keduanya keluar dari ruang rawat Anisa.

"Bye Mbak Nisa." Dengan ekor mata menyiratkan arti tertentu kepada Bambang, Irma dan Anita akhirnya keluar dari ruang rawat Anisa.

"Mas, keluar dulu sebentar ya Nis." Bambang terburu-buru mengikuti langkah keduanya meninggalkan Nisa dengan segudang tanya dan kecewa.

1
Rahma Inayah
jgn sampe Nisa km terjebak SPT Bambang apalgi sama bos yg suka celap celup
Rahma Inayah
ngeri juga liat nasib mu bang ..km SDH terlampu jauh masuk dunia kelam dan GK takut dosa Krn byk pundi2 uang yg mengalir ke kamu ...apakah akn di jadikan video bambang begituan dan akn di perjual belikan ke situs2 video dewasa baik luar maupun dlm negeri ..mkn SPT tu ya
Rahma Inayah
bagus ceritanya
Rahma Inayah
si Bambang LP akan dosa stlh melihat byk uang gepokkan.tp tnp dia Sadri klu rumh tangga nya terancam bercerai berai
Rahma Inayah
Bambang SDH di peralat dan t
dan tak berdaya dia SDH di monitor oleh si bos
Rahma Inayah
semkn HR Bambang berkubang dlm lingkaran dosa ..
Rahma Inayah
Bambang dilema dgn sikap Nisa ..tp tnp Nisa tau uang yg dibeli buat mkn uang GK halal klu dia tau mkn GK mau
Rahma Inayah
masa HBS keguguran SDH bisa sholat ....BKN nya Mash nifas ..
Rahma Inayah
ank Bambang pergi sblm sempat dilahrkn Krn dia tau bpknya kerja GK halal JD lbh baik dia GK mnt dilahirkn
Rahma Inayah
yaa nm nya jg lacur mn ada urat malu nya .Bambang SDH masuk perngkp dan GK BS keluar jg GK BS berkutik mati kutu dan akibat km berulah Nisa keguguran
Rahma Inayah
rasakan km Bambang masuk jebakan WC umum
Wanita Aries
Kok makin terjerumus si bambang
Wanita Aries
Hadeh bambang bloon
Nisa jg trllu bodoh jd istri
Wanita Aries
Ya udh bambang nikmati aja peranmu,, nisa mending pisah aja deh
Wanita Aries
Hadeh si bambang suka banget main api
Wanita Aries
Mau sampe kapan bambang bgtu.. gk ada niatan kanur pindah ke desa atau keluar pulau
Wanita Aries
Si bambang cari penyakit aja
◦•●◉✿penapianoh✿◉●•◦: Halo kak baca juga d novel ku 𝙖𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya. trmksh🙏
total 1 replies
Wanita Aries
Bodohnya bambang yg gmpng terbuai nafsu akhirnya kena batunya
Wanita Aries
Cobaanmu berat mbang
Su Millah
siip..👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!