NovelToon NovelToon
Cegil Kesayangan Drexler

Cegil Kesayangan Drexler

Status: sedang berlangsung
Genre:Gadis nakal / Diam-Diam Cinta / Murid Genius / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Enemy to Lovers
Popularitas:28k
Nilai: 5
Nama Author: Nuna Nellys

0o0__0o0

Lyra siswi kelas dua SMA yang dikenal sempurna di mata semua orang. Cantik, berprestasi, dan jadi bintang utama di klub balet sekolah.

Setiap langkah tariannya penuh keanggunan, setiap senyumnya memancarkan cahaya. Di mata teman-temannya, Lyra seperti hidup dalam dunia yang indah dan teratur — dunia yang selalu berputar dengan sempurna.

***
"Gue kasih Lo Ciuman....kalau Lo tidak bolos di jam sekolah sampai akhir." Bisik Lyra.

0o0__0o0

Drexler, dengan sikap dingin dan tatapan tajamnya, membuat Lyra penasaran. Meskipun mereka memiliki karakter berbeda. Lyra tidak bisa menolak ketertarikannya pada Drexler.

Namun, Drexler seperti memiliki dinding pembatas yang kuat, membuat siapapun sulit untuk mendekatinya.

***
"Mau kemana ?" Drexler menarik lengan Lyra. "Gue gak bolos sampai jam akhir."

Glek..! Lyra menelan ludahnya gugup.

"Lyra... You promise, remember ?" Bisik Drexler.

Cup..!

Drexler mencium bibir Lyra, penuh seringai kemenangan.

"DREXLER, FIRST KISS GUE"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Di antara Rintik dan Diam

...0o0__0o0...

...Rintiknya masih turun perlahan, membasahi aspal dan memantulkan cahaya lampu kota yang mulai menyala satu per satu....

...Bau tanah basah bercampur dengan udara dingin yang menggigit, menciptakan suasana sendu di antara mereka berdua....

...Lyra berdiri diam di bawah payung hitam milik Drexler. Jaketnya sudah lembap, rambutnya menempel di pipi, dan tatapannya sayu menembus rintik hujan....

...Ada lelah di wajahnya cantik nya, tapi juga senyum kecil yang entah datang karena hujan... atau karena cowok di sebelahnya....

...Drexler menatapnya lama, tatapan tenang tapi dalam, seperti menimbang sesuatu di dalam diam. Suaranya akhirnya pecah, rendah namun tegas....

...“Udah cukup main hujannya, Lyra ? Kita pulang sekarang.”...

...Lyra menengadah, menatap langit kelabu dengan tatapan malas. “Kenapa ? Gue belum mau pulang.”...

...Drexler menarik napas pelan, menundukkan kepala sedikit agar sejajar dengan wajah Lyra....

...“Lo mau sakit, hem ? Dari tadi lo udah kedinginan. Nih, lihat tangan lo.” Ia meraih jemari Lyra perlahan—dingin, gemetar, hampir tanpa warna....

...Drexler mengusapnya lembut, lalu menatapnya lagi. Tatapan itu berbeda, bukan sekadar perhatian, tapi kekhawatiran yang tulus....

...Lyra terdiam. Lalu tersenyum samar....

...“Oke! Tapi gue gak mau jalan.”...

...Drexler tidak membalas. Tatapannya datar, tapi suaranya turun nyaris seperti gumaman....

...“Gak ada yang nyuruh lo jalan.”...

...Sebelum Lyra sempat bereaksi, Drexler sudah menunduk dan mengangkat tubuhnya dengan satu tangan. Gerakannya mantap, seolah membawa sesuatu yang rapuh tapi berharga. Satu tangan lain masih memegang payung, melindungi mereka dari rintik hujan....

...Lyra membeku....

...Suara hujan mendadak terasa sunyi, hanya terdengar detak jantungnya sendiri yang berdetak cepat....

...Langkah Drexler tenang menuju mobil sport hitam yang terparkir tak jauh. Ia menurunkan Lyra perlahan, lalu membuka pintu mobil untuknya....

...“Masuk.”...

...Lyra menatapnya lama, mencoba menyembunyikan kegugupan dengan nada menantang....

...“Gue bisa pulang sendiri.”...

...Drexler menatapnya tanpa ekspresi, tapi kata-katanya terucap datar dan menusuk....

...“Ikut gue. Karena lo masih hutang ciuman sama gue.” Tatapannya tajam. “Dan gue gak mau lima puluh juta gue berakhir sia-sia.”...

...Lyra terdiam, lalu tersenyum miring. “Oke, fine. Gue ikut asal lo ijinin gue nginep di apartemen lo.”...

...Drexler menutup payung perlahan. Suaranya tenang, tapi dalam....

...“Kalau lo mau, lo bisa tinggal di sana.” Ia menatap Lyra lebih dekat, napasnya hangat di tengah udara dingin. “Asal lo siap dengan segala konsekuensinya.”...

...Tatapan mereka ber-adu....

...Antara percaya dan ragu....

...Tapi saat Lyra melihat kesungguhan di mata Drexler, semua alasan untuk menolak runtuh begitu saja....

...Tanpa bicara lagi, Lyra melangkah masuk ke dalam mobil....

...Brak!...

...Pintu tertutup....

...Drexler masuk dari sisi pengemudi, menyalakan mesin pelan....

...Mobil itu melaju membelah jalanan basah yang sunyi, meninggalkan taman, hujan, dan sesuatu yang mulai tumbuh di antara dua hati keras kepala....

...Hening sesaat..!...

..."Kita beneran… jadi ciuman kan, Xler ?" tanya Lyra ragu, suaranya pelan tapi tetap terdengar berani....

...Drexler melirik sekilas. Tatapannya sulit di artikan, antara datar, dingin, dan entah sedikit geli....

..."Hem," gumamnya pelan. "Dan lo harus mulai belajar ngatasin gue."...

...Senyum tipisnya muncul di sudut bibirnya. Drexler tahu Lyra sedang gugup, meski berusaha keras terlihat tenang....

...Mobil berhenti di lampu merah....

...Kesempatan itu tak ia sia-siakan. Drexler mencondongkan tubuhnya mendekat....

..."Hari ini," bisiknya datar, nyaris tak terdengar. Jari-jarinya mengusap bibir Lyra pelan. "Bibir ini… bakal gue bungkam sampai gue puas."...

...Glek..!...

...Lyra menelan ludahnya. Tapi seperti biasa, bukannya mundur, ia malah menantang balik....

..."Gue emang gak berpengalaman," ucapnya pelan, menatap mata Drexler dalam....

..."Tapi buat cowok se-perfect lo…" Lyra berhenti sejenak, jemarinya menyentuh bibir Drexler. "Gue bakal usahain kasih yang terbaik."...

...Cup..!...

...Kecupan singkat di sudut bibir Drexler....

...Lyra duduk lagi dengan senyum penuh kemenangan, sementara Drexler hanya diam — rahangnya menegang....

..."Sial." Gadis itu selalu punya cara untuk membuatnya kehilangan kendali....

...Tit! Tit!...

...Bunyi klakson dari belakang memecah ketegangan....

...Drexler tersadar....

..."Jalan, Xler. Lampu udah hijau," ujar Lyra terkekeh. "Gue tau lo baper parah. Lo bisa lanjut nanti di apartemen."...

..."Berhenti omong kosong." Suara Drexler tetap datar, tapi jemarinya mengencang di setir....

...Tatapan-nya menatap lurus ke depan, dingin, berbahaya. "Atau lo bakal tanggung konsekuensi-nya nanti."...

...0o0__0o0...

...Matahari sudah mulai tenggelam, meninggalkan langit berwarna oranye kusam....

...Cahaya sore menyelinap lewat tirai tinggi di ruang kerja besar Mansion Valenstein, menimpa punggung Guntur yang masih berdiri di depan jendela dengan wajah datar'nya....

...Kedua tangannya mengepal di belakang tubuh, rahangnya mengeras. Pikirannya penuh amarah dan cemas sejak Lyra tak pulang semalam....

...Ceklek..!...

...Pintu ruangan terbuka pelan....

...Masuklah Regina, wanita elegan berusia empat puluhan, dengan penampilan rapi dan suara lembut yang berbahaya....

...“Mas, Masih belum ada kabar dari Lyra ?” suaranya manis, tapi ada nada samar yang terdengar seperti… lega....

...Guntur tidak menoleh....

...“Belum. Semua bodyguard udah di sebar. Tapi hasilnya masih nihil.”...

...Regina melangkah perlahan mendekat, menyentuh bahu Guntur lembut....

...“Kamu udah capek banget, Mas. Mungkin sebaiknya kamu istirahat dulu… biar tenang.”...

...Guntur tidak menjawab. Pandangan-nya tetap terpaku keluar jendela, ke taman luas yang mulai di selimuti awan gelap....

...Regina menatapnya sejenak, lalu mulai berbicara dengan nada penuh “simpati”....

...“Kamu tahu, Mas… mungkin ini waktunya Lyra belajar tanggung jawab atas pilihannya sendiri.”...

...“Maksud kamu apa ?” Guntur akhirnya menoleh, sorot matanya tajam....

...Regina menunduk sedikit, berpura-pura menyesal....

...“Aku cuma… kasihan aja sama kamu. Kamu udah mati-matian kerja, bangun semua ini buat masa depan Lyra, tapi lihat hasilnya…”...

...Regina menghela napas panjang, lalu menatap Guntur dengan wajah seolah iba....

...“Lyra selalu bertindak semaunya, gak mau di atur. Mungkin… dia sengaja pergi.”...

...Dahi Guntur berkerut, napasnya mulai berat....

...“Sengaja ?”...

...Regina mengangguk pelan, dengan ekspresi penuh kehati-hatian....

...“Aku gak mau su’uzan… tapi Mas tahu sendiri, Lyra itu keras kepala. Dia benci kalau kamu atur hidupnya. Siapa tahu dia kabur buat nunjukin kalau dia gak butuh kamu lagi.”...

...Kata-kata itu seperti menyiram bensin ke bara amarah Guntur. Ia berbalik sepenuhnya, wajahnya memerah, napasnya terengah....

...“Gak mungkin Lyra berani kayak gitu sama aku, Gina!”...

...Regina melangkah mundur setengah langkah, berpura-pura terkejut tapi tetap berakting lembut....

...“Aku juga berharap enggak, Mas. Tapi… dia bukan anak kecil lagi. Kamu tahu dia selalu ngerasa kamu terlalu mengekang.”...

...Regina berhenti sebentar, menatap lantai lalu menambahkan dengan nada lirih namun menusuk,...

...“Dan… akhir-akhir ini, aku dengar Lyra sering ketemu sama laki-laki yang gak jelas asal-usulnya. Kamu pasti gak akan suka kalau itu benar.”...

...Guntur membeku. Pandangan-nya berubah dingin, pupil matanya menyempit....

...“Laki-laki… siapa maksud kamu ?” suaranya rendah, mengancam....

...Regina memainkan jarinya di rantai kalungnya, pura-pura ragu....

...“Aku gak tahu pasti. Tapi… ada yang bilang dia sering bareng seorang pria. Bukan dari kalangan kelas kita.”...

...Regina menatap Guntur perlahan, seolah menyampaikan rahasia besar. “Mungkin itu alasan dia gak mau pulang.”...

...Suara itu cukup untuk memicu letupan terakhir dalam diri Guntur....

...BRAK..!...

...PYAAR..!...

...Guntur menghantam meja dengan tinjunya keras, hingga bingkai foto di atasnya jatuh dan pecah....

...“Anak itu!” teriaknya murka....

...“Dari kecil aku didik, aku kasih segalanya! Tapi kalau sampai Lyra berani berhubungan dengan laki-laki gak jelas di belakang ku—”...

...Regina buru-buru menyentuh lengannya, pura-pura menenangkan....

...“Mas, tolong jangan marah dulu. Aku yakin Lyra punya alasan…”...

...“Aku udah cukup sabar, Regina!” potong Guntur tajam....

...“Selama ini aku tutup mata sama semua kelakuan-nya. Tapi kalau Lyra sampai bikin reputasi keluarga ini buruk, aku sendiri yang bakal—”...

...Guntur berhenti, mengatur napasnya yang mulai tersengal. Matanya memerah, penuh amarah dan luka yang bercampur....

...Regina menunduk, menahan senyum tipis yang hampir tak terlihat. Dalam hatinya, ia tersenyum bahagia karena hasutannya berhasil....

...“Aku cuma gak mau kamu terpuruk lagi, Mas,” ucapnya lembut, penuh kepura-puraan. “Kadang… yang paling kita sayang justru yang paling bisa bikin kita kecewa.”...

...Guntur menatap kosong ke arah jendela....

...Cahaya sore yang terakhir memudar, meninggalkan siluet wajahnya yang keras seperti batu yang retak dari dalam....

...“Kalau benar Lyra berani ngelawan aturan ku…” Guntur menarik napas panjang, suaranya dingin, tajam. “…maka mulai malam ini, tidak akan ada lagi kebebasan.”...

...Regina menutup mata perlahan, seolah menahan air mata. Tapi di sudut bibirnya, senyum tipis muncul — dingin dan puas....

...Guntur menoleh ke belakang, dengan tatapan menajam. "Dan buat kamu.... pastikan info itu tidak palsu..."...

...Regina seketika membeku....

...Tangan Guntur mencekik leher Regina kuat, sampai membuat wanita itu kesulitan bernapas....

..."Erghhh... Ma_mas"....

...Regina memukul-mukul tangan Suami'nya dengan wajah merah padam....

..."Jangan coba main-main dengan ku, Gina." Tekannya dingin. "Kamu jelas tau...aku tidak sebaik itu." Ia langsung melepas kasar cekikannya....

...Bruk..!...

...Regina langsung ambruk di lantai, menghirup rakus udara....

..."Ingat baik-baik ucapku, regina." Tekannya dingin. Sebelum pergi meninggalkan ruangan itu....

...0o0__0o0...

1
Ita rahmawati
sampe aku baca ulang bab sebelumnya walaupun sekilas krna agak lupa 🤭
drexler calon mantu gk ada akhlak tp keren buat camer kyk guntur mah 🤣🤣
kymlove...
slow up syekali epribadeh... 🥲🥲
ini bagas emang gk ada kapoknya kalau blm dimatiin ma Drexler 😌
Sunarmi Yati
please Thor, kamu buat aku jedag jedug greget. 🤭🤭🤭🤭🤭
Sunarmi Yati
Drexler idaman gue banget 🥰🥰🥰🥰
Sunarmi Yati
kalian berdua sweet banget 😍😍😍😍
Sunarmi Yati
waaaaahhh kalian semakin jauh..🤭🤭🤭🤭🤭
Sunarmi Yati
uuuuhhh gemes😍😍😍😍
Ita rahmawati
balas budi gk harus sampe nikahin toh pak pak,,apalagi sampe nyerain istri,,tp apa ada rahasia tersembunyi dari mama lyra 🤔
dn apakah regina murni nyelametin lyra atau ada udang dibalik batu 😂
dn itu siapa yg tetiba mau nabrak lyra ,,reginakah 🤔
kymlove...
apa. lagi ini!!!! masak guntur atau lyra atau Drexler nanti yang nolong, dan ketahuan nya lama banget untuk tau siapa pelaku penabrak nya, karena pasti akan ada konflik lagi, entah itu dari siapa yg bakalan ketabrak dan pada akhirnya. saling menyalahkan 😒( well kebiasaan baca yg alurnya gini jadi nyimpulin sesuka hati deh... maafkeun aku thor😌😌)
kymlove...
bapak nya Drexler tolong jadi camer yg baik ya.... kasihan lyra udah tertekan sama bapak kandungnya masak, Bpk sbg camer nya lyra tega nyakitin nya sih🥺
Merey Terias
lanjutkan Thor, please 🤣🤣🤣🤣🤣
Ita rahmawati
xler kalian kan masih muda gk ada yg tau hati manusia kan,,gimana kalo tetiba berubah 😂
Ebhot Dinni
romantis dengan caranya
Ita rahmawati
astaga dexler
kalea rizuky
kasian ampe gila emaknya lyra
Ita rahmawati
ada apa dg masa lalu keluarga lyra knpa mama nya sampe bgtu 🤔
pantas aja lyra segitu bencinya sm papa dn juga istrinya itu 😏
Nuna Mochi: Xixi kakak /Whimper/
total 1 replies
Sunarmi Yati
Lyra peluk jauh /Grievance//Grievance/ kamu tetap kuat. ok./Cry//Cry//Cry/
Nuna Mochi: Xixi kakak /Whimper/
total 1 replies
Sunarmi Yati
sih rengginang emang gak ada kapoknya /Sly//Sly//Sly//Sly/
Nuna Mochi: 🤣🤣🤣 tolong bantu kasih paham, kak.
total 1 replies
Sunarmi Yati
Drexler Lo keren 👍👍😍😍😍
Nuna Mochi: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭 Xixi kakak
total 1 replies
Sunarmi Yati
Lyra aku padamu pokoknya 😍😍😍😍🤭🤭🤭
Nuna Mochi: 😍😍😍 xixi kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!