Fatimah Azzahra adalah wanita yang Sholehah dan taat dalam agamanya, dan dia menyukai pria yang baik tetapi berbeda agama dengan dirinya yang bernama Samuel Argantara. Bagaimanakah kisah Fatimah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqmaw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjalankan Rencana
:" Engga nih kalo kata gw mah ya, nih ya Ahmad lu jalan duluan kesana, nanti kita liat lu dari kejauhan memang benar kalo ada jebakan disini kan bisa langsung lapor kita ke polisi." Ucap Samuel dengan bijak dan menyuruh Ahmad untuk menjadi umpan.
:" Bentar bentar, kenapa harus gw yang jadi umpannya? Kenapa ga lu aja gitu?" Tanya Ahmad yang kesal karena dirinya dijadikan umpan oleh Samuel.
:" Kan gitu rencana nya mad, jadi biar kita semua tau ada jebakan atau tidak." Jelas Samuel.
:" Udahlah mad, ikutin aja apa kata Samuel, pasti itu yang terbaik buat kita semua, percayalah." Ucap Rizki.
:" Dih iyadah iya gw akan ikutin suruhannya Samuel. Eh btw tapi emang belom ada kabar dari temen lu Sam?" Tanya Ahmad.
:" Belom ada cuy sampe sekarang, tapi emang sepertinya mah mereka pada ga bisa untuk di hubungin deh. Coba kalian liat hp kalian semua jaringan nya pada ga ada kan."
:" Eh iya pada ga ada ini." Ucap Rizki yang melihat handphone nya dan melihat sinyalnya memang tidak ada.
:" Iya kan jadi serem juga kalo ga ada sinyal seperti ini." Ucap Samuel.
:" Yaudah mad, ikutin perkataan Samuel aja, emang ada benarnya juga sih untuk diikutin."
:" Hmm iyadah iya, yaudah ayo gw duluan ya." Ucap Ahmad dan langsung pergi kesana duluan meninggalkan mereka semua, untuk dijadikan dirinya umpan.
...----------------...
:" Oke jadi udah selesai semua kan?" Tanya Fatimah ke teman teman satu kelompoknya itu.
:" Iya udah nih fat, makasih banyak ya nanti lain kali kalo ada soal matematika seperti ini aku liat ke kamu lagi ya hahaha." Ucap Rahma yang sangat kegirangan, karena sudah lama ia tidak mengerjakan soal matematika tetapi sekarang ia bisa mengerjakan soal matematika hasil dari Fatimah temannya itu.
:" Dih engga ada, engga ada lagi yang boleh nyontek lagi ke aku, udah ini terakhir kalinya aku kasih kalian semua jawaban, tapi lain kali aku kasih ke kalian caranya saja sudah cukup." Ucap Fatimah yang agak kesal dengan temannya itu.
:" Ya Allah Fatimah kalo kamu kasih caranya ke kita juga kayaknya itu sama aja sih, sama sama bikin bingung dan susah untuk jawabnya. Iya ga ram?" Ucap Aisyah.
:" Iya itu betul fat, ayo lah lain kali kasih jawabannya langsung aja, kan kamu teman terbaik kita semua, masa kamu pengen sih temen kamu ini kena hukuman sama guru killer itu. Emang nya kamu tega ke kita semua?" Bujuk Rahma.
:" Ya tapi kalo kalian semua seperti ini terus menerus bisanya kapan? Jangan menggantungkan pelajaran ini ke aku semua ya."
:" Hmm iya deh fat, yaudah kalo kamu ga mau kasih jawaban ke kita lagi yaudah deh gapapa kasih caranya saja sudah cukup itu." Ucap Rahma yang sudah mulai menyerah.
:" Lah Ram. Kok kamu gitu?"
:" Udah lah Syah daripada seperti itu nanti malah pertemanan kita ga akur lagi, udah mending tenangin diri dia terlebih dahulu aja." Ucap Rahma yang berbisik kepada Aisyah.
:" Hmm iya iya deh, iya fat nanti lain kali kita mau belajar kok dari kamu, nanti kamu kasih caranya aja ya ke kita semua, nanti biar kita yang jawab sendiri sendiri."
:" Nah iya gitu dong. Itu bagus namanya kalo begitu."
:" Iya dah."
Setelah mengerjakan pekerjaan kelompok mereka semua pun pamit untuk pulang ke rumah mereka masing masing. :" Oh iya guys aku pulang dulu ya, nanti lain kali kalo ada pekerjaan kelompok lagi seperti ini kita bisa ketemuan lagi okay." Ucap Aisyah.
:" Yoo hati hati di jalan ya Syah."
:" Iya dah ya makasih untuk hari ini, sampai jumpa besok di kelas."
Seperti biasanya Aisyah pasti pulang nya bareng bersama Fatimah. Tidak tau kenapa seperti itu karena Aisyah merasakan Fatimah itu berbeda dengan yang lain, sudah mandiri, rajin, pintar, Sholehah lagi, dan yang paling ia irikan yaitu bisa dekat dengan siapapun mau guru ataupun cowo cowo yang di sekolahnya itu. :" Hmm semoga saja aku nanti bisa seperti Fatimah yang seperti itu." Ucapnya di dalam hatinya.
...----------------...
Sesampainya Ahmad di daerah tersebut. :" Ini mana ya kok kosong banget seperti ini." Ahmad pun langsung membuka goggle maps dan menemukan sebuah rumah di daerah sini.
:" Oh ini salah satu rumahnya ya, coba ah hati hati kali ya." Ahmad pun langsung turun dari kendaraannya dan menuju rumah tersebut. Samuel, Rizki dan teman teman memantau Ahmad dari kejauhan agar ia mengetahui apa yang sebenernya terjadi dengan peristiwa ini.
:" Permisi." Ahmad mengetok ngetok pintu tersebut. Tak lama kemudian akhirnya pemilik rumah tersebut langsung membukakan pintu untuk Ahmad.
:" Oh iya cari apa ya dek?" Tanya bapa bapa tersebut yang kelihatannya sudah tua sekali dirinya itu.
:" Oh iya pa, sebelumya maaf saya ingin bertanya kepada bapa. Bapa melihat teman saya ga pa yang pernah kesini sepertinya ya pa?" Tanya Ahmad.
:" Oh teman kamu ya? Berarti kamu satu sekolahan bareng dia ya."
:" Iya pa saya satu sekolahan bareng dia, dan niatnya saya dan teman teman saya ingin mengikuti lomba basket internasional."
:" Oh berarti sama ya, seperti teman teman kamu itu."
:" Sama? Sama seperti apa ya pa?" Tanya Ahmad yang mulai heran dengan perkataan sang bapa.
:" Hahaha iya sama sama bodoh kalian semua itu."
:" Maksud bapa?"
:" Bodyguard tangkap anak ini." Ucap bapa bapa tersebut menyuruh bodyguardnya untuk menangkap anak ini.
:" Eh pa, maksud bapa apaan ya pa?" Tanya Ahmad yang berpura pura bodoh.
:" Ga usah pura pura bodoh kamu. Udah bawa dia masuk ke dalam saja."
Bodyguard nya pun menuruti perintah dari bapa tersebut dan membawa anak itu masuk ke dalam rumahnya.
Ketika Ahmad masuk ke dalam rumah tersebut ia terkejut karena sudah ada Alvin, Raka dan teman temannya itu sudah diikat di tiang besar tersebut dan dia pun diikat disana juga sama seperti teman temannya itu.
:" Lho Ahmad? Lu ngapain disini?"
:" Sttt udah gw ketangkap sama penjahat ini. Tapi lu tenang aja Samuel, Rizki dan kawan kawan ingin melaporkan kejadian ini kepada polisi yang terdekat di daerah sini."
:" Hah? Jadi lu tadi bareng sama mereka pada?" Tanya Raka yang penasaran sekali.
:" Iya jadi gw itu cuma dijadikan umpan sama mereka pada biar mengetahui apa yang sebenernya terjadi sama diri lu pada."
:" Ya Allah mad makasih banyak ya, gw kira lu teman yang jahat, ternyata lu sebaik ini sama kita semua." Ucap Alvin yang terharu mendengar perkataan Ahmad.
:" Iya sama sama Vin, udah ya yang terpenting kita tenang saja, paling sebentar lagi polisi akan datang untuk menangkap penjahat penjahat yang ada disini."
:" Oh iya mad makasih banyak ya sekali lagi."
Samuel dan teman temannya Rizki pun melihat semua kejadian tersebut. :" Noh benar kan kata gw ki. Di daerah sini tuh udah ga beres. Untung aja tadi kita jadiin si Ahmad umpan untuk mengetahui semuanya. Coba kalo kita semua kesana, wah udah kena semua kita."
:" Iya Sam lu bijak banget, udah mending sekarang kita lapor ke polisi sekarang ya."
:" Iya Ki ini untung udah gw rekam semua kejadian yang ada disana."
:" Mantap Sam bisa dijadiin bukti itu Sam."
Mereka semua pun pergi menuju kantor polisi untuk melaporkan semua kejadian kepada polisi tersebut.
......................