"Kak please jangan kayak gini" cicitnya saat deril memeluk Almira dari belakang dan mengendus ceruk lehernya menghadap jendela kelas yang tembus ke lapangan sekolah.
"Why? padahal lo nikmatin posisi ini kan?" ucap Deril sambil menyunggingkan bibirnya.
"Aku mohon kak ja- hmmmptt" ucapannya terpotong dan tesumpal oleh benda kenyal milik Deril.
Deril melumat bibir Almira dengan rakus dan menuntut, yang membuat si empu terbelalak kaget tak bisa bergerak.
-----
Yahhhh, bagaimana ceritanya ketika seorang Almira yang pindah sekolah tujuan ingin mencari ketenangan tetapi malah menemukan kemalangan dengan bertemu dan mengenal seorang Deril sendiri.
Mau tau kelanjutannya? yukkk baca novel Obsession Deril ini!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dela Siti padilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Undangan Pesta Ulang Tahun
Helaan napas Deril terdengar prustasi saat mendengar jawaban Almira. Dia sadar bahwa mereka belum lama bersama dan ini masih terlalu terburu-buru untuk membuatnya sadar akan perasaannya.
Deril pun tersenyum kearah Almira, lalu berkata. "Gapapa, aku akan tunggu kamu sampe kamu sadar. Tapi aku yakin kamu sebenarnya udah mulai ada rasa sama aku."
"Maaf ya kak." Almira merasa bersalah, tapi dirinya juga gak mau sampai membohongi dirinya.
"Udah, sekarang nih makan dulu. Waktu istirahat sebentar lagi selesai." Deril memberikan makanan yang sudah dia siapkan sebelumnya.
Waktu istirahatpun diisi dengan obrolan yang membuat mereka semakin dekat, karena dengan banyak hal yang mereka bicarakan, mereka semakin mengenal diri mereka masing-masing.
Obrolan seru mereka di taman belakang pun berakhir kala bel tanda masuk sudah berbunyi. Sebelum Deril dan Almira meninggalkan tempat tersebut mereka membuang sampah terlebih dahulu. Karena buanglah mantan pada tempatnya! Eh, maksudnya buanglah sampah pada tempatnya.
Saat di Koridor sekolah seorang gadis menghentikan jalan mereka.
"Eh Al, kak Deril tunggu." Tangannya menahan mereka berdua.
"Ada apa ya El?" Tanya Almira pada Elsi teman sekelasnya.
"Emmhh aku nyariin kalian, mau ngasih undangan buat datang ke acara ulang tahunku nanti malem, tempatnya di hotel Savanic yahh." Elsi memberikan undangannya ke Deril dan Almira.
"Aku undang satu sekolah, jadi kalian harus datang ya. Bye, gue duluan ya Al." Elsi pergi dengan melambaikan tangannya.
Kedua manusia beda jenis kelamin ini malah berdiri terpaku melihat undangan tersebut, dengan reaksi bingung.
"Kamu dateng kan?" Tanya Deril.
"Gak tahu, aku dari dulu gak pernah di izinin ikutan acara gini." Ucapnya lesu, dan hal tersebut diperhatikan oleh Deril.
"Yaudah, nanti aku yang ngomong sama om Budi, supaya dia ngizinin kamu ke acara ini." Tangannya menggenggam tangan Almira.
"Okey, kalo gitu boleh anter aku beli gaun gak? Soalnya aku gak punya gaun pesta karena aku gak pernah ikut acara kaya gini." Sebenarnya dirinya malu meminta hal itu, tapi rasanya dia sedikit lega karena respon yang Deril berikan.
"Okey, gue juga sekalian aja beli, soalnya gue juga sama, baru kali ini datang ke acara kayak gini."
"Masa sih?" Tanyanya tak percaya. Yang hanya diangguki oleh Deril.
Kemudian mereka berjalan kembali menuju kelasnya masing-masing. Dan Almira serta Deril belajar di kelasnya masing-masing.
-----
Saat pulang sekolah, Deril sudah menunggu Almira di parkiran dengan posisi dirinya menyandarkan tubuhnya pada motor sport. Tangan kanannya ia masukan ke dalam celana, lalu tangan kirinya memainkan kunci motor dengan memutarnya. bajunya yang sudah ia buka kancingnya beberapa karena sudah mau pulang, rambut yang acak-acakan. Tapi penampilan nya itu tidak menurunkan ketampanannya.
Dari kejauhan tampak Almira sedang berjalan bersama Yura, mereka sedikit tertawa tentang hal yang mereka bicarakan. Hingga kini Almira sudah berada tepat di depannya, Yura berpamitan.
"Almi, gue duluan ya. Bye.... " Yura berlari kecil ke arah gerbang karena jemputannya sudah sampai.
"Yaudah ayo kak." Ajak Almira, yang ditanggapi dengan anggukan.
"Eh sebentar kita mau ke butik mana? Lo emang ada tempat yang mau di datangin, atau mau random aja?" Tanya Deril memastikan.
"Emhhh aku gak tau juga sih kak, kakak tau gak butik yang bagus dimana?"
"Kita ke butik langganan mamah aku aja." Saran Deril pun disetujui oleh Almira.
Deril menaiki motornya terlebih dahulu, dan menggunakan helmnya. Barulah dirinya membantu Almira menggunakan helm dan menaiki motornya.
Setelah melihat Almira merasa aman duduk tenang di belakangnya, barulah Deril menjalankan motornya.