NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Mafia Iblis

Gadis Incaran Mafia Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Beda Dunia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Wallace Huang, dikenal sebagai Mafia Iblis yang tanpa memberi ampun kepada musuh atau orang yang telah menyinggungnya. Celine Lin, yang diam-diam telah mencintai Wallace selama beberapa tahun. Namun ia tidak pernah mengungkapnya.

Persahabatannya dengan Mark Huang, yang adalah keponakan Wallace, membuatnya bertemu kembali dengan pria yang dia cintai setelah lima tahun berlalu. Akan tetapi, Wallace tidak mengenal gadis itu sama sekali.

Wallace yang membenci Celina akibat kejadian yang menimpa Mark sehingga berniat membunuh gadis malang tersebut.

Namun, karena sebuah alasan Wallace menikahi Celine. pernikahan tersebut membuat Celine semakin menderita dan terjebak semakin dalam akibat ulah pihak keluarga suaminya.

Akankah Wallace mencintai Celine yang telah menyimpan perasaan selama lima tahun?

Berada di antara pihak keluarga besar dan istri, Siapa yang akan menjadi pilihan Wallace?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Kasino itu tak seramai biasanya malam ini. Sebagian ruangan telah dikosongkan, suasananya gelap dan dingin, hanya diterangi lampu gantung remang-remang berwarna keemasan. Di tengah ruangan, Suzi Zhao melangkah anggun dengan gaun merah marun yang elegan, kontras dengan udara tegang yang menyelimuti tempat itu.

Di hadapannya berdiri Wallace, tubuh tegap dan sorot mata tajam yang tak bisa dibaca. Suzi tersenyum sopan dan mengulurkan tangannya.

"Tuan Huang, saya perkenalkan diri. Nama saya Suzi Zhao. Senang bertemu dengan Anda," ucapnya dengan nada lembut.

Namun Wallace hanya menatap tangan itu sekilas, lalu mengabaikannya seolah angin lalu.

"Apakah Nona Zhao tahu aturan menjadi istriku... dan menantu di keluarga kami?" tanyanya datar, tanpa basa-basi.

Suzi mengerutkan alis.

"Aturan?" tanyanya heran.

"Dia adalah orang yang berencana membunuhku," ucap Wallace, suaranya datar namun dingin. "Sebagai keturunan mafia, kau seharusnya tahu apa yang harus dilakukan terhadap musuh kita."

"Apa maksud Anda?" tanyanya perlahan. "Tujuan pertemuan ini untuk menjalin hubungan, bukan... membalas dendam. Saya pikir... sebagai wanita, ini bukan tugas saya."

Wallace menyipitkan mata.

"Menjadi istriku berarti harus bisa melindungi diri sendiri. Harus kejam—seperti aku."

Langkahnya mendekat ke arah pria yang diikat. "Jika kau tidak mampu, bagaimana aku bisa mempercayakan keluargaku padamu? Aku tidak punya waktu untuk melindungimu. Sebagai putra tunggal dan penerus, tugasku sudah cukup berat. Aku tidak butuh beban tambahan."

Tanpa peringatan, Wallace langsung menikam telapak tangannya dengan pisau.

"Aaarghh!" teriak pria itu, tubuhnya menggeliat kesakitan.

Suzi tersentak. Matanya melebar, langkahnya mundur spontan.

Wallace mencabut pisaunya tanpa ekspresi, lalu menikam perut pria itu berkali-kali. Darah muncrat, mengalir di lantai, menciptakan genangan merah yang menyesakkan suasana.

"Inilah caraku mengurus orang yang berani menyentuhku," ucapnya dingin. "Jika nanti kita menikah, kau harus terbiasa melihat—dan menghadapi—situasi seperti ini."

Suzi berusaha tetap tenang, namun suaranya goyah.

"Tuan Huang... aku datang karena lamaran ini. Apa maksud Anda menunjukkan semua ini di hadapanku?"

Wallace menatapnya tajam.

"Kau putri dari keluarga mafia, bukan? Bukankah pemandangan seperti ini sudah biasa bagimu?"

Suzi terdiam, terjebak antara ketakutan dan harga dirinya.

"Sepertinya posisi sebagai istriku... belum layak untukmu," ucap Wallace pelan tapi tajam.

Suzi menggigit bibir bawahnya, lalu membalas, "Bagaimanapun, aku ini seorang wanita. Orang tuaku tidak pernah mengizinkanku mencampuri urusan kotor keluarga. Aku tidak dibesarkan untuk menjadi pembunuh."

Wallace mengangguk pelan, seolah jawabannya sudah ia duga sejak awal.

"Itu adalah keluargamu. Tapi kalau kau menjadi istriku... kau akan hidup dengan caraku. Dan cara ini penuh darah. Kau ketakutan hanya melihat darah—bagaimana mungkin aku bisa menyerahkan hidupku padamu? Kau hanya akan menjadi bebanku."

Wallace kemudian menoleh, mengisyaratkan pintu keluar.

"Silakan pergi, Nona Zhao. Kita tak cocok."

Tanpa satu pun rasa menyesal, Wallace meninggalkannya berdiri di tengah ruangan yang kini sunyi, dengan genangan darah masih menetes dari lantai marmer mahal.

Rumah Sakit General.

Celine berdiri di depan cermin, mengenakan pakaian ganti. Wajahnya tampak lebih segar, tapi sorot matanya masih sayu. Jemarinya sibuk menggulung lengan jaket saat ia melirik ponsel di meja.

"Aku akan mengirim pesan pada Mark. Setidaknya untuk berpamitan," batinnya.

"Aku tidak bisa tinggal di rumah Wallace. Lebih baik menjauh... agar aku bisa benar-benar merelakan dia."

Tanpa berpikir panjang, Celine membuka pintu kamar rawatnya. Langkahnya cepat, nyaris tergesa, tapi belum sempat ia mengambil dua langkah, tubuhnya menabrak seseorang.

Bruk!

"Maaf!" ucap Celine buru-buru sambil menunduk, menahan rasa canggung.

Namun tubuhnya membeku ketika mendengar suara berat yang sangat ia kenali.

"Terlalu terburu-buru untuk pergi. Apa kau berniat menghilang begitu saja?"

Celine perlahan mendongak, matanya melebar saat mendapati siapa yang berdiri di hadapannya.

"Tuan Huang..." bisiknya tak percaya.

Wallace menatap tajam, lalu melangkah mendekat dengan perlahan. Celine spontan mundur, hingga punggungnya menabrak dinding koridor rumah sakit. Jarak di antara mereka hanya sejengkal.

"Apa kau berencana pergi... dan mencoba bunuh diri lagi?" tanya Wallace, suaranya rendah tapi menusuk. Tatapannya membuat napas Celine tercekat. Ia tak sanggup menatap balik, kepalanya tertunduk dan bahunya sedikit gemetar.

"Aku... aku hanya ingin pulang. Terima kasih karena sudah menyelamatkanku," ucapnya dengan suara pelan, hampir tak terdengar.

Wallace menatapnya lama, lalu berkata dingin,

"Untuk kedua kalinya aku membawamu ke rumah sakit. Dan kau mengira bisa pergi begitu saja? Kau tahu, Mark memohon padaku agar mengizinkanmu tinggal di rumah kami. Kau berniat mengecewakannya juga?"

Nico yang menyaksikan dari kejauhan hanya bergumam dalam hati,

"Sejak kapan bos bisa bicara sedekat ini dengan seorang wanita? Nona Zhao saja sampai lari ketakutan. Kalau begini terus, gadis ini juga pasti kabur. Bukankah sudah jelas dia masih trauma?"

Celine mencoba tenang. Ia mengangkat wajah sedikit, lalu bertanya,

"Di mana ibuku?"

Wallace mengerutkan alis.

"Kau masih cemas tentang dia? Padahal dia penyebab semua ini. Bahkan Mark hampir kehilangan nyawanya karena anaknya."

Ia menatap tajam, lalu melanjutkan,

"Dia masih hidup. Tapi tidak lagi di rumahnya. Aku mengirimnya ke kilang, bekerja sebagai pembersih tanpa bayaran. Mati tak membuatnya jera. Menyiksa lebih menyenangkan. Dia sudah melihat anaknya dikubur hidup-hidup. Sekarang, biar dia hidup dengan bayangan itu."

Celine tak menjawab. Matanya menunduk, tapi tubuhnya gemetar pelan.

Wallace, yang semula hendak berbalik, tiba-tiba menghentikan langkahnya. Matanya terpaku pada sekilas kilau yang muncul dari balik kerah baju Celine—sebuah kalung yang tergantung di sana, sebagian tersembunyi.

"Kalung itu..." batinnya.

"Apa ini yang dimaksud Mark? Kalung milik pria yang dia cintai? aku penasaran pria seperti apa yang mengalahkan keponakanku."

Perlahan, tanpa berkata apa pun, Wallace mengulurkan tangannya ke arah kalung tersebut.

1
Rocky
Manttappp..
yuning
i love you Mr mafia
Nabil abshor
PUUUAAAAAASSSSSS,,,,,,, syukaaak,,,, kaya gini niiiih,,,,,, yang sekali thesss,,,, dibalasnya thaaassss theeessss,,,,,,
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Febriana Merryanti
good job Wallace beri pelajar buat mereka pelacur kok teriak pelacur🤣🤣🤣
Akai Kakazain
duh thoooor....dag dig dug aq thor, knpa brsmbung pulak thor...huhuhuuu....
Bu Kus
kasih pelajaran tu Wallace buat mereka jerah
Bu Kus
semoga Wallace cepat datang dan Celine bisa selamat
Naufal Affiq
lanjut thor
Isnanun
akhirnya ada yg ngebelain Celine
R@3f@d lov3😘
akhirnya kamu datang juga Wallace 🙄🙄kasihan Celine dan hukum 2 jalang it...wlpn mereka keluarga tapi mereka 😏 sudah berani menyakiti Celine a
yuning
hanya seorang Celine kalian main keroyokan
R@3f@d lov3😘
dasar sampaaaaah 😏 kalian,,lihat saja jika kalian berani menyentuh Celine maka jangan heran jika Wallace memberi kalian pelajaran 🙄😒
Reni Anjarwani
ldoubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut
R@3f@d lov3😘
Celine yang digoda kenapa aq yang dag....dig....dug...seeeerrr🤭😁
Naufal Affiq
bisa uji coba juga tuan,kalau tuan berani
Naufal Affiq
kamu seram tuan,coba rubah sedikit cara bicaramu dan tingkah laku mu,di hadapan gadismu
yuning
aku mau lihat tuan 😁
Nabil abshor
bukan marah,bukan lembut,,,,, ky gmn ituuuuuu,,,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!