Delia Aurelie Gionardo hanya ingin mengakhiri pernikahan kontraknya dengan Devano Alessandro Henderson. Setelah satu tahun penuh sandiwara, ia datang membawa surat cerai untuk memutus semua ikatan.
Namun malam yang seharusnya menjadi perpisahan berubah jadi titik balik. Devano yang biasanya dingin mendadak kehilangan kendali, membuat Delia terjebak dalam situasi yang tak pernah ia bayangkan.
Sejak malam itu, hidup Delia tak lagi sama—benih kebencian, dendam, dan rasa bersalah mulai tumbuh, mengikatnya kembali pada pria yang seharusnya menjadi "mantan" suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBMS - Bab 13 Bukan Aku
Giselle menangis sepanjang perjalanan, ia merasa Dev sudah terlalu sadis padanya. Jika orang lain mungkin Giselle tak akan perduli, tapi jika kata itu keluar dari mulut Dev, itu sangat menyakitkan untuknya.
"Kenapa Dev setega itu!" kesal Giselle sambil memukuli kemudinya berkali-kali untuk meluapkan emosi.
Tidak seharusnya Dev bicara seperti itu padanya, tidak seharusnya Dev melukai hati dan harga dirinya. Apanya yang salah, kenapa semua orang seolah alergi dengan bau tubuhnya. pertama Delia, sekarang Dev.
padahal parfum yang Giselle gunakan juga bukan parfum yang murah, tentunya itu adalah parfum favoritnya yang sudah sering ia pakai. Dan selama ini Dev juga tidak pernah komplain, tapi kenapa tiba-tiba saja dia bilang jadi pusing ketika mencium baunya?
"Hihh!!! Tidak punya hati!" kesal Giselle.
Bahkan Dev tak berusaha untuk mengejar ataupun menjelaskan padanya setelah berbicara seperti itu. Dan itu membuat hati Giselle sangat hancur.
"Aaarrghhh!!!"
***
Delia cukup terkejut tentang kondisi Dev saat ini. Kenapa bisa tiba-tiba sakit?
Tapi Delia tak mau ambil pusing, jika sakit ya sudah.. Lagipula ada Giselle yang merawatnya bukan? Dan Dev pasti lebih membutuhkan wanita itu ketimbang dirinya.
"Ya sudah.. Kembali ke mejamu," ucap Delia pada Jessy.
"Tapi nona, apa tidak sebaiknya nona Delia melihat kondisi tuan Dev dulu? Mungkin sekarang beliau masih diruangannya," ujar Jessy.
Kata itu membuat hatinya jadi goyah. Ia ingin acuh, tapi tak tega. 'Bagaimana ini? Haruskah aku pergi melihatnya?'
"Saya lihat tadi nona Giselle sudah turun dari ruangan Tuan Dev, tapi..." Jessy menggantung ucapannya.
"Apa?" sergah Delia cepat. Seolah ucapan Jessy mengundang rasa penasaran pada hatinya.
"Nona Giselle terlihat sangat marah, hih! Wajahnya sangat seramm.." terang Jessy.
'Giselle meninggalkan Dev? Mungkinkah mereka berdua bertengkar? Tapi kenapa? Bukankah akhir-akhir ini hubungan mereka terlihat semakin hangat,' batin Delia.
Wanita itu langsung berdiri dari tempat duduknya. "Ya sudah, aku akan kesana sekarang,"
"Baik nona!" kata Jessy girang.
Jessy sangat senang melihat Giselle akhirnya pergi dari kantor pagi ini. Bagi Jessy, hanya Delia lah yang pantas untuk menjadi pendamping sang Presdir. Sementara Giselle, hanya wanita licik yang tidak tau diri.
Jessy kembali keruangannya, sementara Delia naik ke ruang Presdir. Begitu lift terbuka, Delia segera berjalan cepat, bahkan nyaris berlari saking paniknya.
Dibenaknya kini hanya ada bayangan wajah Dev yang tengah sakit, dan itu membuatnya sangat gelisah.
Cklek!
"Dev?!" panggil Delia. Tapi pria itu tak ada dimeja kerjanya.
Delia masuk, tatapannya menelisik ke seluruh ruangan. Hingga tampak seorang pria berbaring diatas sofa, wajahnya pucat.
"Astaga Dev!" Delia langsung berlari menghampiri Dev dan berjongkok didepan wajahnya.
Tangannya refleks terangkat untuk mengecek suhu panasnya. "Ya ampun, panas sekali,"
Dev sedikit membuka matanya, menangkap wajah cemas Delia. hatinya langsung geram, dan menepis tangan Delia.
"Jangan sentuh aku! Pergi kamu Del, aku tidak butuh belas kasihan dari wanita jahat sepertimu!" tekan Dev.
Bahkan disaat seperti ini, Dev masih terus saja membencinya. Tapi Delia tak perduli, bukan saatnya untuk egois saat ini. Delia langsung pergi ke meja Dev dan menghubungi Liam - asisten pribadi Dev.
"Liam, keruang Presdir sekarang!"
"Baik!"
Setelah menutup panggilan Delia menatap wajah Dev kembali, kenapa pria itu begitu keras kepala?
"Pergi Del! Tidak usah sok perduli padaku! Aku bisa menjaga diriku sendiri," ulang Dev, meskipun suaranya terdengar lemah tapi nadanya mengandung nada dingin yang tak bisa dibantah.
Hal itu membuat Delia semakin geram saja padanya, padahal sudah jelas-jelas sedang sakit, tapi masih saja sok galak.
"Menjaga?" Delia maju satu langkah. "Seperti ini kamu bilang bisa menjaga?" ia menunjuk pada kondisi Dev saat ini.
Dev diam. Tubuhnya sangat lemas, tak mampu untuk berdebat lebih panjang.
"Apa sedikit menerima bantuan dariku, akan menurunkan harga dirimu Dev? Keterlaluan!" tekan Delia geram. Rasanya ingin sekali melempari kepalanya agar keras kepala dan egonya sedikit bisa melunak.
Tak lama kemudian, Lim akhirnya sampai juga diruangan itu, dan Delia langsung menghampirinya.
"Lim, bawa Dev ke rumah sakit sekarang," titah Delia.
Lim mengangguk cepat. "Baik!"
Pria itu membantu Dev berdiri dan memapah tubuhnya keluar dari kantor turun menuju besement bersama Delia juga.
Dev duduk bersama Delia dibelakang, kepalanya sampai bersandar dipundak Delia saking lemasnya.
Mobil itu melaju, Liam langsung membawa mereka kerumah sakit saat itu juga.
Dev memejamkan matanya, tapi hidungnya jelas mencium aroma dari tubuh Delia, dan entah mengapa itu membuatnya sedikit lebih baik. Bahkan rasanya tak ingin lepas, tapi sayangnya sekarang mereka telah sampai didepan rumah sakit.
"Ayo Dev," ucap Delia.
Dev memijat pelipisnya, dengan sisa tenaganya dan dibantu oleh Liam mereka langsung melakukan pemeriksaan.
Delia ikut masuk ke dalam ruangan, sementara Liam tetap didepan ruangan.
"Bagaimana dokter?" tanya Delia.
"Tidak ada yang serius, hanya masuk angin biasa dan pola makan yang kurang teratur, jadi kondisi tubuhnya melemah," ucap sang dokter.
Delia menatap wajah Dev yang terlihat sedikit pucat lalu kembali menatap sang dokter dan mengangguk.
"Untuk beberapa hari ini, lebih baik Tuan Dev dirawat disini," ujar dokter Indra.
"Baik dokter," jawab Delia.
"Kalau begitu permisi," ucap sang dokter pamit.
Setelah dokter Indra pergi, Delia kembali menatap wajah Dev, pria itu memalingkan wajahnya seolah memang tak suka dengan keberadaan Delia disana.
"Aku akan keluar, jika kamu butuh sesuatu panggil aku," ucap Delia akhirnya.
Dev tak menyahut, ia tetap diam. Tak mencegah, tak juga menolak. Hingga saat Delia membuka pintu, barulah Dev bersuara.
"Panggil Liam," ucapnya dingin.
Delia menoleh sedikit, lalu mengangguk. "Baik,"
Begitu Delia keluar, Liam sang asisten langsung masuk.
Dev memejamkan matanya, menghela nafas sejenak. "Jemput Giselle kesini, bicara padanya jika aku minta maaf."
Delia memejamkan matanya dalam-dalam, meremas ujung roknya sendiri kuat-kuat. Entahlah mengapa ucapan Dev membuat hatinya sangat sakit.
'Begitu bencikah kamu padaku Dev?' batin Delia, hatinya seperti diremas begitu kuat. Sakit, sangat sakit, hingga dadanya terasa sangat sesak dan nafasnya nyaris tercekat.
"Baik," Liam langsung keluar, di depan pintu pria itu menatap wajah Delia sejenak.
Delia menoleh, memaksakan senyumannya lalu mengangguk, seolah menyetujui perintah Devano.
Liam menatap wajah Delia dengan perasaan penuh rasa bersalah, tak banyak kata, pria itu langsung pergi dari sana, pria itu melajukan mobilnya ke arah apartemen Giselle.
Delia mendudukkan tubuhnya, menggenggam ujung kursinya dengan kuat, airmatanya lolos begitu saja.
"Tidak Delia.. tidak seharusnya kamu menangis," gumamnya sembari menyeka airmatanya. "Dev hanya membutuhkan Giselle, bukan aku.."
Dev jangan jadi di paksa Delia nya
di bujuk secara halus dunk🤭
kasih maaf aja Del tapi jangan cepat² balikan lagi ma Dev
hukumnya masih kurang 🤣
Akui aja toh kalian kan sudah bercerai
biar Dev berjuang samapi titik darah penghabisan 🤭
semangat ya Dev awal perjuangan baru di mulai
kak sekali² cazy up dunk kak🤭🤭
Biar bisa lihat cicit nya
semua butuh waktu dan perjuangan 🤭🤭
Siksa terus Dev dengan penyesalan 🤗🤗🤗
Makan to rencana mu yg berantakan 😏😏
Ayo Dev Nikmati penyesalan mu yg tak seberapa 😄😄
jangan pakai acara nangis Bombay ya Dev 🤣🤣🤣
biar nyesel to Dev
bila perlu ortu Dev tau kalau mereka sudah cerai dan bantu Delia buat sembunyi
soalnya mereka pasti senang kalau tau bakalan punya cicit sama cucu🤭🤭
tunggu karma buatmu ya Dev 😏😏