NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Gangster Hyper

Gadis Incaran Gangster Hyper

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / One Night Stand / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Cole Han, gangster paling ditakuti di Shanghai, dikenal dingin dan tak tersentuh oleh pesona wanita mana pun. Namun, semua berubah saat matanya tertuju pada Lillian Mei, gadis polos yang tak pernah bersinggungan dengan dunia kelam sepertinya.

Malam kelam itu menghancurkan hidup Lillian. Ia terjebak dalam trauma dan mimpi buruk yang terus menghantuinya, sementara Cole justru tak bisa melepaskan bayangan gadis yang untuk pertama kalinya membangkitkan hasratnya.

Tak peduli pada luka yang ia tinggalkan, Cole Han memaksa Lillian masuk ke dalam kehidupannya—menjadi istrinya, tak peduli apakah gadis itu mau atau tidak.

Akankah Lillian selamanya terjebak dalam genggaman pria berbahaya itu, atau justru menemukan cara untuk menaklukkan hati sang gangster yang tak tersentuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

“Kau menggunakan cara ini untuk memaksaku? Apa kau tahu, pernikahan paksa tidak akan pernah bahagia,” suara Lillian bergetar, namun sorot matanya tetap menantang.

Cole menyandarkan tubuhnya di kursi, matanya tajam menusuk Lillian. “Bahagia atau tidak, kita akan tahu setelah menikah. Menikah denganku, kau tetap bebas melakukan apa saja. Aku tidak akan membatasi kebebasanmu… kecuali dengan pria lain.”

Lillian mengepalkan tangannya di sisi meja, wajahnya tegang. “Kalau aku tetap menolak?”

Tatapan Cole mengeras, bibirnya melengkung sinis. “Keluargamu akan segera mendengar kabar buruk. Perusahaan ambruk, saham anjlok, hutang menumpuk. Pada akhirnya, kedua orang tuamu akan dipenjara. Dan kau, Lillian… kau akan menyesal seumur hidup.”

Nafas Lillian tercekat, tapi ia berusaha menahan air matanya. “Kenapa kau begitu tidak tahu malu?”

Cole berdiri perlahan, langkah kakinya terdengar berat saat menghampiri gadis itu. Ia menunduk, wajahnya hanya sejengkal dari Lillian. “Jangan lupa… aku sudah menyentuhmu. Kalau saja pernikahan ini tidak dilakukan, apa yang akan terjadi ketika orang tuamu tahu kita sudah sejauh itu?”

Wajah Lillian memerah, campuran antara marah dan malu. “Kau mengancamku lagi? Bagimu aku hanya pelampiasan, Cole. Ini semua hanya untuk kesenanganmu, bukan karena kau mencintaiku. Lalu, apa bedanya kau dengan adikmu?”

Tatapan Cole sejenak berubah gelap. Senyumnya tipis, namun menakutkan. “Beda. Dia bukan adik kandungku, hanya adik tiri yang tidak berguna. Dia bisa mempermainkan banyak wanita di hari yang sama. Sedangkan aku…” jemarinya mencubit dagu Lillian dengan kasar, membuat gadis itu menegang, “…aku hanya akan mempermainkanmu.”

Lillian menepis tangannya dengan kasar. “Cole Han, kau keterlaluan!”

Namun Cole sama sekali tidak terusik. Suaranya tetap dingin. “Lillian Mei, kau diciptakan hanya untukku. Pilihan ada di tanganmu. Demi masa depan keluargamu, kau harus patuh padaku. Ayah dan ibu tirimu begitu mencintaimu, terutama ibumu itu… sehingga membuatku iri. Dia melindungimu lebih dari ibu kandungmu sendiri.”

Lillian menggigit bibirnya, matanya bergetar menahan emosi. “Kau—!”

Cole menyela cepat, matanya menyipit. “Apakah kau tidak tahu? Belakangan ini perusahaan ayahmu mengalami kerugian besar dari proyek yang gagal dijalankan.”

Tubuh Lillian kaku, wajahnya pucat. “Tidak mungkin… Papa tidak mengatakan apa pun.”

Cole mengangkat alis, lalu memberikan dokumen pada gadis itu. “Kejadian ini memang ditutupi. Walau ayah dan ibumu terlihat biasa saja di hadapanmu, sebenarnya mereka tidak ingin membuatmu khawatir. Tapi kalau masalah ini tidak segera diselesaikan… akibatnya fatal. Bisa saja rumah kalian disita, atau ayahmu dipenjara. Ayahmu pandai menyembunyikan masalahnya, tapi tidak dariku.”

Dengan tangan bergetar, Lillian meraih dokumen itu. Saat matanya membaca deretan angka dan laporan di dalamnya, napasnya tercekat.

“Kenapa… Papa tidak memberitahuku?” gumamnya, hampir tak terdengar.

Cole memperhatikan wajah pucat gadis itu dengan tatapan puas. “Ayahmu ditipu oleh perusahaan kosong. Demi proyek itu, ia meminjam uang dari rentenir. Dan tidak lama lagi, mereka akan datang menagih. Kau tahu sendiri, mereka tidak hanya menagih dengan kata-kata manis… mereka suka bertindak keras. Pikirkan saja apa yang akan mereka lakukan pada ayahmu.”

Mata Lillian membesar, dadanya naik-turun tak beraturan. Untuk pertama kalinya, ia merasa perangkap yang disusun Cole mulai menutup rapat tanpa celah.

“Aku tidak percaya, aku ingin bertanya langsung pada mereka,” kata Lillian dengan suara gemetar. Tanpa menoleh lagi pada Cole, gadis itu melangkah cepat meninggalkan rumah megah pria itu.

Cole hanya menatap punggungnya yang menjauh, ekspresinya dingin.

Julian yang berdiri di sisi pintu maju selangkah, wajahnya penuh kekhawatiran. “Bos, rentenir itu akan mendatangi rumah mereka hari ini. Mereka terkenal bengis dan tanpa ampun. Kalau gagal mendapatkan uang, mereka bukan hanya melukai orang, tapi istri dan anak gadis keluarga itu juga bisa dibawa pergi dan dijual.”

Cole menoleh perlahan, tatapannya gelap. “Sudah tahu siapa pemilik perusahaan itu?”

“Sudah, Bos.” Julian menunduk hormat. “Namanya Roy Cheung. Dia sering menggunakan cara-cara kriminal untuk mendapatkan uang kembali. Tapi… mengapa Anthony Mei sampai mencari pinjaman pada mereka?”

Cole menyandarkan tubuhnya ke kursi, jari-jarinya mengetuk meja kayu dengan ritme pelan. “Karena bunga mereka kecil, tapi cara mereka mematikan. Oleh karena itu banyak korban yang terjebak. Cepat atau lambat, mereka akan didatangi dan disiksa tanpa peringatan.”

Julian mengernyit, nadanya mendesak. “Tapi bukankah sangat berbahaya kalau Nona Mei pulang ke sana sekarang? Apalagi semua kaki tangan Roy adalah preman kelas berat.”

Cole tidak menjawab. Ia hanya menyipitkan mata, seolah sudah memikirkan langkah berikutnya.

***

Sementara itu, di mansion mewah keluarga Mei, suasana tenang pecah oleh derap sepatu kasar. Pintu besar rumah itu dibanting terbuka, menimbulkan gema menakutkan di aula. Beberapa pria kekar dengan wajah garang masuk tanpa permisi, membawa aura ancaman yang membuat para pelayan ketakutan.

Anthony Mei berdiri di ruang tamu, keringat dingin membasahi pelipisnya. Ia segera melangkah maju, berusaha melindungi istrinya, Lucy Wen, yang pucat ketakutan di belakangnya.

Salah satu pria bertubuh besar dengan tato di lengannya menatap sinis. “Tuan Cheung sudah memberi waktu seminggu. Katanya kalian sedang mengumpulkan uang.”

Anthony mengangguk cepat, suaranya bergetar. “Ya… benar. Kami hanya butuh sedikit waktu lagi. Kumohon, beri aku beberapa hari.”

Preman itu menyeringai kejam. “Bos kami minta hari ini. Jadi kalian harus membayarnya sekarang juga. Kalau tidak, semua barang di sini... termasuk rumah ini, akan kami ambil alih. Dan kalau masih tidak cukup untuk melunasi hutangmu…” ia menoleh ke arah Lucy dengan tatapan licik, “…maka istrimu dan putrimu akan kami bawa. Kau tahu ke mana wanita seperti mereka akan dijual, bukan?”

Lucy langsung menegang, tubuhnya gemetar hebat. Anthony segera berdiri di depannya, kedua tangannya terangkat seolah melindungi. “Tolong… jangan libatkan mereka. Aku akan memberikan apa saja untuk melunasi hutangku! Kumohon, jangan sentuh keluargaku.”

Preman-preman itu hanya tertawa kasar, menikmati ketakutan keluarga Mei.

“Tergantung, apakah nilai rumahmu dan semua yang ada di sini cukup untuk melunasi hutang kalian,” ucap preman itu dingin, nada suaranya penuh ancaman.

Ia lalu melemparkan sebuah map tebal ke meja kaca di ruang tamu. Map itu terbuka, menampilkan dokumen dengan cap merah mencolok.

“Bos kami menitipkan ini. Surat penagihan resmi. Bacalah baik-baik.”

Anthony dengan tangan gemetar meraih lembaran kertas itu. Matanya menelusuri angka-angka yang tertera, wajahnya langsung memucat.

“Apa… ini?” suaranya tercekat. “Ini tidak sesuai dengan hutang kami… jumlahnya berlipat ganda! Ini keterlaluan! Sama saja kalian ingin merampok!”

Preman bertato itu menyeringai, “Rampok? Hah! Kau yang datang memohon pinjaman, Tuan Mei. Jangan salahkan kami kalau bunga kecil berubah jadi besar karena kau telat membayar. Semua ada hitungannya di sini.”

Lucy menutup mulutnya dengan tangan, nyaris menangis. “Anthony… apa benar sebanyak ini? Bagaimana mungkin kita bisa—”

Anthony menggenggam kertas itu erat-erat, wajahnya diliputi keputusasaan. “Tidak… ini tidak mungkin. Mereka sengaja menjebakku…”

Preman lain melangkah maju, mengangkat vas kristal di meja seolah mainan. “Kalau kau tak bisa bayar, kami anggap semua yang ada di rumah ini sebagai jaminan. Termasuk… keluargamu.” Tatapannya melirik Lucy dengan penuh niat buruk.

Lucy mundur ketakutan, sembunyi di balik suaminya.

Anthony berteriak, nadanya bercampur marah dan putus asa. “Jangan sentuh istri dan anakku! Kalau kalian berani, aku tidak akan diam saja!”

Preman-preman itu hanya tertawa kasar, seakan ancaman Anthony hanyalah lelucon.

“Pa! Ma!” seru Lillian begitu membuka pintu depan.

Namun langkahnya terhenti mendadak ketika pandangannya jatuh pada pemandangan di ruang tamu. Beberapa pria asing bertubuh kekar berdiri dengan tatapan tajam, sementara ayah dan ibunya tampak ketakutan. Anthony menggenggam erat tangan Lucy, berusaha menahan getaran tubuh istrinya.

Suasana mencekam. Hanya suara napas berat para preman yang terdengar.

“Lillian…” suara Lucy tercekat, matanya berkaca-kaca begitu melihat putrinya. "Cepat pergi?”

Salah satu preman bertato melirik Lillian dari ujung kepala hingga kaki, lalu menyeringai sinis. “Ohh… ini pasti putri manis keluarga Mei, ya? Cantik sekali. Tidak kusangka kau menyembunyikan harta berharga seperti ini, Tuan Mei.”

Lillian menegang, bulu kuduknya berdiri. Ia merasakan tatapan liar pria itu menusuk tubuhnya, membuatnya ingin berlari, tapi kakinya seakan terpaku ke lantai.

Anthony buru-buru berdiri di depan putrinya, melindungi. “Jangan berani-beraninya kalian menyentuh anakku! Dia tidak ada hubungannya dengan urusan ini!” teriaknya.

Preman itu tertawa terbahak, suaranya kasar. “Tidak ada hubungannya? Semua yang ada di rumah ini punya hubungan dengan hutangmu, Tuan Mei. Kalau kau tidak bisa bayar… siapa pun di keluargamu bisa jadi jaminan.”

1
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
partini
wehhh ada penghianat
merry
mulut si Sami tu gk tau dri bgtt yaa pdhll dia dan ank y pyn prestasi apa cbb cm numpang hdp sm suami'y ya itu Bpk cole cole cbb cole cole ambil smuyy harta y jdi gembel mrkk🤭🤭🤭🤭 cole ank sah pasti cole lh pewarisnya
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Maria Mariati
terima kasih thorr 💪💪💪
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Lydia
Bagus
partini
hemmm ngeyel sekali ini Kunti
Maria Mariati
lanjut thorrr aku suka ceritamu, semangat 💪💪💪
partini
hemmm Lilian apa dia percaya ayo Cole bantu ungkap ke publik apanyg sebenarnya terjadi
Ambar
conge banget sih neng
Nabil abshor
skiiippppp skiiiippppp merusak mata,,,,,🤣
Nabil abshor
😭😭 seru iiih,, up lagi,,,,, 😍😍😍
partini
permainan ih jaharaaa kamu cole,,bucin akut nyaho kamu
merry
dua kakak adik pd bajingann smuyy,, tar terjdi sesuatu pd lili pd nyesel lh in lh itu lh,, mkn tu penyesalan klian nntii org lg patah hati dhncrknn lgh dgnnya cara bgtuu
merry
hbs lhh si lili,, cep model cole tgu tar br nyesel dia 😄😄😄
partini
sehhh mau bercocok tanam ko kasar
merry
kty gk cinta dgr li dktin cwo lngsng marahh entah apa yg terjadi dech sm lili
Laila Isabella
turunkn ego mu cole..
Nabil abshor
kenapa pemaksa sekLi kamu,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!