Cassandra adalah seorang wanita yang tak punya keluarga kecuali adik kandungnya. Ia sangat menyayangi adiknya.
Suatu hari ia mengandung anak dari seorang CEO yang kaya raya. Namun ia memilih bungkam agar tak ada yang mengetahuinya. Padahal anak itu sangatlah penting bagi CEO.
Suatu hari keduanya tak sengaja bertemu dengan CEO. Anak itu menatap lekat kearah CEO namun dengan cepat Cassandra meraih putri semata wayangnya.
"Cassandra"...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiya Mariiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
capther 13
Semua orang berdatangan di kediaman Cassandra. Termasuk teman teman Vino dan orang tuanya.
Cassandra masih tampak lemas di pelukan Naina, "bilang ini cuma mimpi Naina".
Naina berusaha tegar, ia menghirup nafas dalam dalam dalam dan menghembuskannya perlahan.
"Cassandra, Vino sekarang sekarang udah bahagia udah gak ngerasain sakit lagi. Kamu jangan sedih ya, kasihan kan Vino nanti disana",
"tapi Naina Vino segalanya buat aku. Aku gak punya siapa siapa lagi", jawab Cassandra dengan tatapan kosong.
Naina memandang Cassandra, memegang wajahnya dengan kedua tangannya, "hei.. Ada aku disini. Kita udah seperti keluarga, kamu gak boleh ngerasa sendiri. Kita hadapi semua sama sama ya",
Cassandra menganggung, tiba tiba dirinya terdiam merasakan seperti ada yang aneh dalam dirinya.
Ia bangkit dan berlari dengan cepat ke kamar mandi.
"Cassandra.... Kamu kenapa?" teriak Naina.
Tok tok tok....
Naina mengetuk pintu kamar mandi berkali kali. Terdengar dari dalam kamar mandi suara Cassandra seperti muntah muntah.
Cekrek...
Wajah Cassandra terlihat pucat saat membuka pintu.
"kamu kenapa? Sakit?"
"gak tau Naina.. Kepalaku pusing, perutku mual".
"kita ke dokter ya", ajak Naina.
"nanti aja, setelah acara pemakaman Vino. Aku masih kuat kok", jawab Cassandra lesu.
Beberapa orang mengiringi pemakaman Vino. Termasuk Cassandra dan Naina.
Entah kabar dari mana, tetapi Deril sudah sampai di pemakaman saat jenazah Vino sudah di kebumikan.
Ia menatap Cassandra yang terlihat sangat lemah di pelukan Naina dari kejauhan.
"kasihan Cassandra, aku harus pastikan Velia mendekan di penjara lebih lama", batin Deril.
Saat akan memalingkan tubuhnya tiba tiba ia melihat Cassandra jatuh pingsan di pelukan Naina.
Deril pun melompat dan berlari menghampiri Cassandra.
"Cassandra... Bangun Cassandra", Deril menepuk nepuk pipi Cassandra.
"Deril.. Kamu ngapain disini?" tanya Naina sinis.
"gak perlu banyak tanya Naina. Apa kamu mau sahabat kamu ini tergeletak terus menerus disini?" ucap Deril langsung mengangkat tubuh Cassandra dan membawanya ke dalam mobil.
Deril berencana membawa Cassandra ke rumah sakit, namun perlahan Cassandra membuka matanya.
"Naina... Kita mau kemana?" tanya Cassandra dengan suara lemas.
"aku mau pulang saja.." sambung Cassandra.
"tapi Cassandra, tubuhmu terlihat lemas dan wajahmu sangat pucat", tutur Naina.
Deril melirik kebelakang, "kita ke dokter dulu Cassandra lihatlah kondisimu sekarang".
"antarkan aku pulang Deril. Aku mohon..." pinta Cassandra.
Deril terpaksa menuruti kemauan Cassandra karena tak mau melihatnya semakin tertekan.
"Putar balik Justin!"
"baik bos..."
Justin memutar arah menuju rumah Cassandra, karena belum terlalu jauh dari arah rumahnya.
Tak perlu waktu lama mereka sampai di depan rumah kontrakan milik Cassandra.
Naina membuka pintu mobil dengan perlahan dan mencoba membantu Cassandra berjalan.
Namun karena Deril tak sabar melihat Naina yang kewalahan, ia buru buru menggendong Cassandra masuk kedalam rumah.
"gak usah protes", celetuk Deril. Cassandra hanya terdiam.
"aku mau sendiri", ucap Cassandra.
Deril dan Naina keluar dari kamar Cassandra. Naina menatap Deril penuh arti, "Deril, aku mau bicara denganmu".
"apa?"
"kau kenal siapa Velia?"
Bibir Deril menyungging, "siapa yang tak kenal dia. Wanita yang sangat arogan pemilik Via kafe. Kenapa kau tanya dirinya?"
"kau tau masalah ini?"
"ya, aku sudah tau. Kau tenang saja aku pastikan Velia mendekan didalam penjara sangat lama", ucap Deril.
"jika Angel membantunya bagaimana? Dia kan hanya sebagai saksi",
"bisa diatur masalah Velia. Kalau ada apa apa dengan Cassandra segera hubungi aku, aku mau pergi dulu ada urusan", peaan Deril.
Tanpa Deril sadari, ternyata Cassandra mendengarkan semua obrolan mereka berdua.
"kau jangan pernah memberitahu informasi apapun dengannya Naina".
"Cassandra kau sejak tadi disitu?" tanya Naina.
"aku mendengar semuanya", Cassandra duduk kembali diatas tempat tidur. Naina mengikuti dan duduk disampingnya.
"Naina nanti antar aku ke klinik ya. Aku berharap ketakutanku tidak terjadi", lanjut Cassandra.
"maksudmu apa Cassandra", tanya Naina.
Cassandra melempar senyum pada Naina, "aku istirahat dulu ya. Kau juga istirahat lah Naina. Nanti sore kita pergi ke klinik", Naina hanya mengangguk.
......................
Angel membantu Velia untuk mencari pengacara terbaik agar kasusnya cepat selesai dan Velia bebas dari hukuman.
Namun Angel tak tahu jika Deril kakaknya ada dibelakang Cassandra.
Rehan tak habis pikir ternyata kekasih sekaligus calon istrinya ini sudah melakukan tindakan kriminal sampai menghilangkan nyawa orang lain.
"sebelum kamu bertindak, pernah gak sih mikir dulu? Aku gak tau apa masalah kamu sama Cassandra. Tapi seharusnya kamu gak perlu melibatkan Vino kedalam masalah kamu", tegas Rehan.
"Rehan kok kamu jadi belain Cassandra sih", ucap Velia dengan tatapan sinisnya. "aku ini tunangan kamu loh, dan belum tentu aku itu bersalah".
"kita lihat aja nanti. Kalau sampai kamu benar benar bersalah. Aku gak akan pernah maafin kamu", ancam Vino.
"maksud kamu apa sayang",
"Vel, aku tahu kamu cemburu kan sama Cassandra. Makanya kamu sampai sebenci itu sama dia. Padahal kami berdua itu gak ada hubungan apa apa",
"sayang, wajar dong aku cemburu. Aku itu cinta sama kamu, aku gak mau ada orang lain yang rebut kamu dari aku", gertak Velia.
Rehan menatap Velia dengn serius, "cemburu kamu itu gak masuk akal. Kecuali kalau aku berduaan terus menerus sama Cassandra di lain tempat. Baru kamu cemburu wajar".
"Rehan, kalau kamu kesini cuma buat ceramahin aku dan cuma mau membela Cassandra. Lebih baik kamu pulang. Aku butuh support kamu, bukan makian dari kamu",
Rehan menggelengkan kepala, "aku benar benar gak habis pikir sama kamu. Bukannya sadar tapi malah bertingkah".
Rehan bangkit dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Velia begitu saja.
"Rehan... Rehan..!!" teriak Velia. Namun Rehan tak menoleh sedikit pun.
Sebenarnya Rehan kasihan melihat Velia, namun karena sifat arogannya yang memang tak mau kalah membuat Rehan malas untuk menanggapinya lagi.
"apa aku ke rumah Cassandra ya. Aku belum mengucapkan bela sungkawa padanya", gumam Rehan.
Ia pun segera memacu kuda besinya menuju rumah Cassandra. Padahal Cassandra sore ini sedang tak ada di rumah.
......................
"tolong dijaga kehamilannya ya mbak. Untuk obat dan vitaminnya saya resepkan. Nanti tinggal ditebus di apotek", pesan dokter.
Cassandra hanya mengangguk dan tersenyum, lalu berpamitan dengan dokter dan keluar.
"gimana Cassandra, apa yang dokter bilang?" tanya Naina panik.
Cassandra menoleh kearah Naina, "aku hamil Naina".
"hamil? Kamu.. Itu... Deril Cassandra. Lalu bagaimana? Apa kau akan memberitahukan ini pada Deril?" tanya Naina terbata bata.
"tidak..!! Deril tak boleh tahu soal kehamilanku. Aku akan memikirkan rencana selanjutnya setelah kasus Vino selesai", jawab Cassandra.
"maksudmu apa Cassandra?"
"aku akan meningalkan kota ini Naina. Aku ingin hidup tenang"
"jangan bilang kau akan mengg*gurkan kandunganmu Cassandra", terka Naina dengan penuh tanda tanya.
"itu tak akan pernah terjadi Naina. Aku akan tetap menjaga anak ini", jawab Cassandra.
"lalu aku?" tanya Naina sedikit kesal.
...****************...