dunia fanasia. hidup segala macam ras. dari ras manusia, setengah hewan, peri, kurcaci, duyung, iblis, malaikat, bahkan dewa pun ada di dunia ini.
aku adalah dewa perang. tugasku adalah berperang jika tahta dewa di serang, atau jika atasanku menyuruhku turun ke dunia untuk menyelesaikan masalah.
tapi... tak ada masalah yang muncul yang mengharuskan aku turun. dan juga sudah ratusan ribu tahun tak ada yang menyerang tahta dewa. jangankan menyerang, makhluk jaman sekarang bahkan untuk naik ke langit ke tempat tahta dewa mereka tak mampu. aku mulai bosan.
jadi setelah ribuan tahun aku berhasil menciptakan sihir baru, sihir reinkarnasi. akhirnya... selamat tinggal kebosananku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amar basalamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kegagalan pertama
pertarungan sengit melawan setan masih berlanjut. sudah 15 menit, namun tak ada kemajuan, malah luka-luka yang aku dan yang lain semakin bertambah. pertarungan makin sulit karena aura hitam yang menyelimuti tangan setan.
bagian paling lembut dari setan adalah matanya, namun menyerangnya sangat berbahaya. begitu mata kita tak sengaja menatapnya, maka itu akan menjadi akhir.
Beberapa kali sans melemparkan pisau lempar ke mata setan, tapi itu dihindari dengan begitu mudah. akhirnya sans nekat maju menggunakan kemampuan pedang pendeknya untuk menghilang dan hendak menusuk matanya. tapi setan menyadari ada yang menghilang dari kami.
"mundur sans..! " teriakku memperingati. aku menyadari setan yang menggunakan teknik penglihatan manna. namun terlambat salah satu tangan setan menghantamnya dengan sangat keras. sans terbanting ke sisi menghantam batang pohon dan langsung pingsan. aku dapat mendengar suara tulangnya yang patah dengan jelas ketika di hantam.
"mati..! " dari atas opi menghantamkan pukulan kuat dengan aura dan uap pendorong. setan menahan serangannya dengan dua tangan. tanah bergetar seakan dijatuhkan benda beberapa ton. aku dan alpen menyerang dari dua sisi menggunakan pedang yang dilapisi aura putih tajam.
seranganku merobek kulitnya, tapi alpen hanya dapat menggoresnya. aura miliknya masih kurang tajam. tapi walaupun itu lemah, itu masih memberikan kerusakan.
"GRAAAAAAAAA". setan berteriak kencang menghempaskan kami semua ke berbagai arah. sebuah panah api melesat menusuk mulut setan hingga menembus melalui rahang bawahnya.
setelah memasang kuda-kuda, aku menebas dari jarak jauh. aura putih berbentuk sabit keluar dari tebasanku melesat menebas setan. menciptakan satu goresan baru.
"masih kurang kuat ya.. ". kekuatan mannaku masih kurang kuat untuk memotong monster itu menjadi dua.
setan menghantam opi yang masih berada di atasnya. opi membentuk pertahanan dengan dua tangannya, tapi itu masih lemah. opi terpental. dia menahan tubuhnya dengan baik dengan dua kaki yang dia paku ke tanah agar tak terdorong terlalu jauh. tapi tangannya terluka. aku dapat melihat bahunya yang sedikit menonjol ke atas, tapi karena dia dapat menyembuhkan diri itu bukan masalah baginya. perlahan panah api di rahangnya hilang.
aku dan alpen kembali maju membuat setan sibuk dengan kami sampai yang lain sudah bersiap. aku dapat menyembuhkan diriku ditengah pertempuran. setiap kali kulitku tergores aku segera memulihkannya sambil bertarung. tapi tidak dengan alpen. dia memang tak sekuat opi dan tak secepat sans, tapi persepsi diatas keduanya. dia ahli menghindar dan menangkis. tapi meski begitu dia tetap terluka terkena ujung jari setan, dan lukanya semakin menumpuk seiring waktu. gerakannya mulai menurun. untungnya eris tanggap, membantu dari samping dengan melemparkan tombak api. itu sihir api yang lebih kuat dari panah api, tapi kecepatannya dua kali lebih lambat. alpen mundur sesaat untuk menutup beberapa luka pendarahan.
Disisi lain miri tengah menyembuhkan sans. keadaan sans yang mengenaskan berangsur mulai pulih. hanya butuh beberapa waktu dan sans dapat kembali bergabung setelah sadar.
setan sadar kalau miri sedah melakukan pemulihan, segera dia berlari cepat menerobos aku dan alpen.
"opi..! " teriakku. opi segera bergerak. eris juga melemparkan tombak api. namun setan tak memilih untuk menghindar, tombak menancap di punggungnya tanpa bisa menghentikan pergerakan.
miri terkejut, dia ingin menghindar. tapi matanya tak sengaja menatap mata setan. tubuhnya seketika terhenti. opi bergerak secepat mungkin, tapi dia tak sampai.
aku berpikir cepat dalam keadaan kritis ini, namun aku tak menemukan jawaban, kecuali satu, menggunakan teknik intimidasi. namun untuk membuat setan berhenti bergerak, aku butuh lebih banyak kekuatan. apakah aku mampu...
Tangan setan menusuk tubuh miri. darah mengalir dari tubuh miri, namun tangan setan tak sampai menembus tubuhnya. kerena aku berhasil.
Opi segera menarik miri, darah mengalir lebih banyak dari sebelumnya. aku terjatuh setengah kaki, tubuhku kehilangan kekuatan tiba-tiba, pedang di tangan kananku juga kembali menjadi gelang. darah keluar dari mata, lubang hidung, dan telingaku. sepertinya tubuhku tak mampu menahan kekuatan jiwa kedewaan.
"sial, disaat seperti ini".
Setan terlepas dari tenik intimidasi, namun baru saja dia akan bergerak, matanya ditusuk pedang pendek. sans baru saja terbangun dan langsung melihat kesempatan.
"berhasil.. ". sans mundur melepaskan pedang pendeknya dan berdiri di sampingku.
"kau baik-baik saja".
"ini cukup buruk, tapi masih bisa bergerak". aku kembali berdiri. namun sejujurnya aku sudah tak yakin apakah tubuhku ini masih bisa lanjut.
setan juga menjaga jarak dengan kami, sepertinya dia juga merasa terpuruk dengan keadaannya.
"apa yang akan kita lakukan ragas? ". alpen bertanya padaku sambil menatap miri dengan kasihan, kemudia kembali menatap setan.
"sejujurnya dia juga sudah di ujung tanduk. tapi kalian kehabisan manna, hanya tinggal aku, dan sans. miri terluka parah. dan... aku juga tak dapat bergerak dengan benar. karena aku tak ingin ada satu pun korban dari kita, mari kita mundur".
Aku melangkah menjauh dari setan dengan santai.
"apa dia tak akan menyerang tiba-tiba dari belakang? " tanya sans khawatir.
"dia monster yang cerdas, dia pasti tau kalau dia juga akan mati jika melanjutkan ini". kami berakhir meninggalkan setan yang terluka.
"tinggalkan saja orang itu alpen, kita tak bisa menyelamatkannya". aku tau alpen ingin menyelamatkan orang yang tak sempat dimangsa jiwanya oleh setan. jika kita menyelamatkannya mungkin setan juga akan mencoba menyerang lagi.
"baiklah, lagipula miri lebih utama".
"bagus kalau kau sudah mengerti". dia harus memikirkan dampak yang akan terjadi akibat perbuatannya, bisa jadi miri malah mati karena kita terlalu mengulur waktu.
Setelah menjauh dark hutan menuju jalan utama, aku segera melakukan perawatan pada miri.
Luka miri cukup parah karena sebagian organ dalamnya robek. dia bisa saja menyembuhkan diri, namun tubuhnya yang terkena kutukan tak bergerak membuatnya mustahil untuk menyembuhkan diri. untungnya opi sangat ahli dalam penyembuhan, dia sudah mulai melakukan penyembuhan sejak membawa miri dari setan.
butuh 15 menit untuk menyembuhkan miri dengan adanya aku dan opi, ini karena manna kami yang tersisa sedikit. sekarang tinggal melepas kutukan tak bergerak.
"setelah aku mengangkat kutukannya, aku mungkin tak dapat bergerak selama beberapa hari".
"apakah itu akan menghabiskan banyak manna?" tanya eris.
"bukan.., ini teknik rumit yang meniru sihir suci. sama seperti teknik intimidasi, ini menggunakan kekuatan jiwa. jika ringan itu hanya menjadi kelelahan mental, tapi jika menggunakan kekuatan jiwa melebihi batas dari tubuh fisikmu, seluruh tubuhmu akan merasakan sakit luar biasa, sama seperti ketika aku menghentikan pergerakan setan sebelumnya. jika aku menggunakan teknik sekuat itu dua kali lagi, aku pasti akan mati".
aku menyuruh yang lain untuk sedikit menjaga jarak dan jangan bersuara, karena jika teknik yang menggunakan jiwa terganggu , itu akan membuat tekniknya gagal dan akan ada rasa sakit yang muncul.
Aku menatap wajah miri, dia masih menatap kosong tanpa berkedip. perlahan aku menyentuh perutnya sambil memejamkan mata. sebenarnya ini buka ranahku karena berkaitan dengan jiwa. dewa reinkarnasi dan dewa sihir lebih paham tentang ini. tapi aku banyak belajar dari mereka untuk mengisi hari-hari membosankanku, aku tak menyangka akan cukup berguna.
aku menyatukan jiwaku dengannya dan mencabut kutukan yang menempel. ini cukup sulit karena ini seperti mengeluarkan butiran pasir dari tumpukan tepung. jika aku salah mencabutnya itu malah akan merusak jiwanya.
Aura putih dengan lembut keluar dari tubuhku dan tubuh miri. kekuatan jiwaku sedikit bocor keluar, membuat sans, opi, alpen, dan eris terjatuh. perlahan aku membuka mataku menarik bola hitam kecil dari perut miri. aku telah berhasil mengumpulkan kutukan dan memadatkannya menjadi sekecil kelereng. dengan mudah aku menghancurkan kelereng hitam. aura putih pada tubuhku dan mira menghilang.
"ught..., aku kira aku akan mati". miri sudah sadar.
"syukurlah kau baik-baik saja". alpen tersenyum tenang.
aku ambruk kebelakang, kakiku tak lagi mampu menahan tubuhku. sakit, pusing, mual, dan panas, aku merasakan semuanya bersamaan. yang lain terkejut, untungnya aku masih bisa bicara.
"aku tidak apa-apa, hanya efek samping. aku akan tidur untuk sementara waktu, mungkin 3 hari, tak masalahkan". tanpa menunggu jawaban mereka, aku menutup mata. kami gagal mengalahkan setan, kami memang berhasil mengetahui dimana labirin tempat setan keluar, tapi... sudah terlambat. manna dalam labirin sudah tak terkendali, dan hanya masalah waktu itu akan menjadi bencana. sambil memikirkan itu tanpa sadar aku kehilangan kesadaran.