Dicampakam Calon Suami Diratukan Suami Penganti

Aku tidak sadar dengan apa yang terjadi. Tidak bisa membedakan antara mimpi dan nyata.seolah mendapati diriku berlari di atas hamparan rerumputan dan bunga-bunga beterbangan di atasnya.

Tubuhku terasa ringan dan untuk sesaat aku tidak lagi terbebani rasa sakit hati dan kecewa yang dalam.semuanya terasa menguap entah kemana rasanya aku ingin terbang lalu berguling-guling di atas awan untuk merayakannya.

Kulihat Rizal begitu menawan bak malaikat bersayap turun dari langit. Begitu gagah menampakkan dada bidang dan perut roti sobeknya. Pria ini,sejak kapan jadi sesempurna ini?

Hatiku menghangat teringat hanya pria ini yang selalu menemaniku menangis akhir-akhir ini.

Rizal tersenyum memanggilku namun terdengar delay seolah dia berada di tempat yang sangat jauh.lalu kupanggil balik dirinya agar tidak jauh dariku.aku jadi takut di tempat asing ini sendiri.

"Jangan tinggalkan aku, Rizal,"ujarku memeluknya agar dia tidak pergi meninggalkanku.

Lalu Rizal membawaku terbang melewati awan-awan putih lalu menurunkan ku di telaga yang hangat.seperti bermain-main sebentar untuk menyenangkan.

gerah dan panas membuatku gairahku mendesak Rizal untuk membawaku bersenang-senang.Jadi,kulepaskan semua bajuku agar bisa menyelami telaga jernih bersama malaikat tampanku itu.

Entah apa yang terjadi aku tidak ingat. Hanya lamat-lamat kurasakan rasa nyaman pria itu mulai menyentuhku dan membaluri ku dengan ciumannya.

Ini benar-benar begitu memabukkan.

Aku bahkan terus meminta nya untuk melakukan hal yang lebih untuk memenuhi rasa penasaranku.

Hingga sebuah hentakan membuatku sedikit terlonjak,namun kurasa selanjutnya lebih memabukkan dan melenakan. Rizal benar-benar membawaku melayang mengarungi telaga surgawi yang begitu indah. Melayang di awang-awang melewati warna-warni pelangi dan juga bintang-bintang yang gemerlap.

.

.

.

Ketika mataku mulai terbuka perlahan,kurasa tulang-tulang ku seperti remuk.Tubuhku sakit semua.kesadaran ku masih tercecer dan belum terkumpul sempurna.beberapa saat mencoba mengingat-ingat apa yang sudah terjadi tapi kepalaku masih sedikit pening.

Menyadari aku sedang memeluk Rizal,perlahan aku bangkit dan jadi begitu shock karena di dalam selimut itu tubuhku sama sekali tidak mengenakan apapun.kulirik pria yang masih terlelap itu dan melihatnya juga serupa dengan kondisi ku.

"Oh,apa yang terjadi?"tanyaku resah pada diri sendiri.nanar penglihatan ini menatap beberapa tanda merah di dada juga percikan noda merah di selimut putih.

AAAH...

Apa yang sudah pria mesum ini lakukan padaku?

" Rizal,kenapa ini?"sambil terisak aku mengguncang tubuh Rizal.

Rizal pun terbangun dan mendapat ku meringkuk sambil terisak.dengan tidak bersalahnya dia tanya balik ."kenapa kau menangis?"

"Kau benci sekali sikapmu ini,Rizal. Bahkan setelah apa yang terjadi dengan tanpa bersalahnya kau malah bertanya seperti itu?"

Apa dia tidak bisa membiarkanku sebentar menyiapkan metal untuk menerima hubungan ini?Bagaimana pria ini terburu-buru melakukannya?tidak berperasaan sama sekali!

"Benci kenapa?" Rizal sangat menyebalkan.

"Apa yang kau lakukan pada ku,Rizal?''teriakku sambil memukulinya dengan bantal karena saking kesalnya.

"Kau bertanya apa yang aku lakukan?engak kebalikan itu?yang benar aku yang seharusnya bertanya apa yang sudah kau lakukan padaku?"Rizal menahan bantal yang kupukul kan padanya lalu membalikkan kesalahan padaku.

"Apa maksudmu,Rizal?"

"Kau yang meminta meniduri mu,Risna.kau mabuk karena meminum alkohol.jadinya,kau menyuruhku melayani mu."

Aku melongo mendengar penuturan Rizal.

"Tidka mungkin.bisa saja kau memutar balik fakta!"aku mencoba menyangkalnya.

"Astaga....wanita memang begitu playing victim.

Padahal aku sudah mencoba menguyurkanmu dengan air hangat agar kau sadar,malah dengan nakalnya kau buka bajumu dan menyerang ku."

Aku menatap Rizal lalu ku pukul kepalaku untuk mengembalikan ingatan. Apakah perkataan pria ini benar adanya?

"orang mabuk mana bisa mengingat." Rizal menyindirku.

Dia bangkit dan memeriksa ponselnya tiba-tiba seperti orang terkejut dia menemukan sesuatu di ponselnya.

"Mungkin tadi tal sengaja ku pencet!" gumam Rizal. Aku tidak mengerti apa yang dia maksud.

"Kau mau lihat rekaman kehebohan mu semalam karena tidak sadar mau diperkosa?" Rizal dengan tidak tahu malunya malah menunjukan ponselnya padaku.

"Rizal,kau merekamnya?"tatapanku tidak percaya pria ini melakukan hal menjijikan seperti itu.

"Tidak sengaja.tapi kebetulan ini bisa aku jadikan bukti.kau akan tahu siapa yang memaksa siapa klau lihat rekaman ini"tukasnya menyeringai lalu melemparkan ponselnya begitu saja di hadapanku.

"Terserah mau kau lihat dulu atau langsung hapus.yang pasti kau sudah mengambil keperjakaanku. Hiks....ternyata aku sudah tidak perjaka lagi." Rizal bergaya seolah-olah dia yanh teraniaya.aku hanya mendengus menatapnya berlalu ke kamar mandi dan hanya melilitkan kain kecil menutupi tubuhnya bagian bawah.

Dasar tidak tahu malu!

"Emhhh Rizal.....tolong pegang yang ini,aahhhhh!"

Terdengar suara mesra yang sepertinya itu suaraku sendiri.aku baru sadar tidak sengaja menekan putaran vidio itu.

Melihat Rizal bermain di atas tubuh polos ku aku seketika melemparkan benda itu dan menjerit.

Geli aku melihat adegan seronok itu.

"AAA!" teriakku sekencang-kencangnya sembari mengacak-acak di ujung tempat tidur king size itu setelah melemparkan ponsel Rizal jauh di pojokan lainnya.

"Sssssst, jangan keras-keras teriaknya. Engak enak sama kamar sebelah. Klau mau lagi,ayo. Mumpung aku belum mandi besar." Rizal yang ada di kamar mandi melongo kan kepalanya, malah mencandai ku.

"Kenapa kau melakukannya,ngapain kami diatas aku?!"aku menunjuk-nunjuk ponsel Rizal yang terlempar tapi masih mengeluarkan suara-suara desahan yang lebih intens.sumpah itu sangat menjijikan dan memalukan. Sayangnya itu suaraku sendiri.

"Aku tidak tahan!Ayo Rizal...."

Rizal hanya tertawa kecil karena suara Vidio itu sangat jelas sekali. Di dengan tenang menghampiri ponselnya dan mematikannya.

"Bukannya dihapus malah diputar.Lihat sendirikan betapa hebohnya dirimu memperkosaku!"Rizal tidak puas membuatku tiarap karna saking malunya.

"Hapus....menjijikan sekali!" teriakku lagi