kelanjutan dari Novel "Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat"perjalan ini akan di mulai dengan perjalanan ke alam dewa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Ling Yuan hanya bisa menghela napas berat. “Hhh... yang besar sama saja dengan yang kecil. Kelakuannya tetap sama,” gumamnya sambil menggeleng pelan.
Tak lama kemudian, Zhang Ru sampai di depan mereka. Nafasnya sedikit tersengal karena berlari, namun senyum cerah di wajahnya tidak luntur sedikit pun. “Kak Ling Yuan, lagi ngapain di sini? Mau aku temani?” ucapnya dengan suara lembut dan senyum yang begitu manis hingga membuat jantung Ling Yuan berdetak sedikit lebih cepat.
‘Senyumannya... manis sekali,’ batin Ling Yuan dalam hati sambil sedikit salah tingkah.
“Kami mau beli cemilan untuk patroli nanti malam,” jawab Ling Yuan dengan nada canggung.
“Iya, kami juga mau beli beberapa cemilan. Kalian lanjutkan saja, ya,” sela Ling Hao sambil tersenyum lebar penuh arti, lalu berjalan pergi bersama Ling Bao meninggalkan Ling Yuan berdua dengan Zhang Ru.
Ling Yuan hanya bisa mengusap tengkuknya dengan wajah sedikit merah, sementara Zhang Ru tersenyum lembut, menatapnya tanpa berkata apa-apa. Suasana sore di pasar tiba-tiba terasa lebih hangat dari sebelumnya.
Sementara itu, organisasi gelap mulai bergerak secara diam-diam di setiap sudut kota Tianjing. Mereka memasang banyak formasi pemanggilan dengan jimat-jimat hitam yang berkilat samar di bawah cahaya remang.
“Cepat, cepat! Apakah formasi pemanggilannya sudah selesai?” tanya salah satu dari mereka dengan suara berat. Di punggungnya tampak duri-duri tajam yang bergerak setiap kali ia berbicara.
“Sabar sedikit lagi... hampir selesai,” jawab rekan di sebelahnya sambil membuat segel tangan di atas jimat pemanggil yang bersinar merah gelap. Ia melukis garis-garis rumit di tanah menggunakan darah hewan iblis, membentuk simbol formasi pemanggilan yang berdenyut seolah hidup. Begitu selesai, mereka saling bertukar pandang dan langsung bergerak menuju titik berikutnya, meninggalkan aroma darah yang pekat di udara.
Sementara itu, di tengah keramaian pasar kota, Ling Yuan sedang melihat-lihat deretan senjata di salah satu toko. Ia memeriksa bilah pedang yang mengilap ketika tiba-tiba matanya menangkap sosok yang sangat dikenalnya.
“Waduh… tuan Jian Yu?! Kenapa dia bisa ada di sini? Kalau ketahuan bisa gawat!” batinnya gugup. Ia buru-buru memalingkan wajah, mencoba berpura-pura fokus pada senjata di depannya.
Namun, sial baginya, Xiao Ying yang berjalan di sisi Jian Yu justru melihatnya terlebih dahulu. Ia menyenggol lengan suaminya pelan. “Sayang, lihat ke sana. Bukankah itu Ling Yuan? Dan perempuan di sampingnya itu siapa, ya?” ucapnya sambil menunjuk ke arah mereka.
Di saat Jian Yu hendak pulang kembali ke Klan Naga dari alun-alun kota, tiba-tiba terdengar ledakan besar yang mengguncang seluruh wilayah. Suara itu bergema keras, disusul kilatan cahaya merah pekat dan hembusan angin panas yang membuat debu berputar di udara. Dari dalam kobaran api itu, ratusan manusia setengah iblis keluar sambil tertawa liar. Tubuh mereka penuh luka menghitam, mata merah menyala, dan kuku tajam berlumur darah. Mereka langsung menyerang warga kota tanpa ampun.
Jian Yu membalikkan badan dengan wajah terkejut. Di belakangnya, Xiao Ying menatap ngeri.
"Apa yang terjadi? Dari mana mereka datang?!" serunya panik.
"Entahlah, yang penting halau mereka semua dan evakuasi warga!" balas Jian Yu dengan tegas. Ia menarik napas panjang, dan dalam sekejap pedang Asura muncul di tangannya. Bilahnya bergetar dengan suara “wenggg!” keras, memancarkan aura merah kehitaman yang menyelimuti seluruh bilah pedang, Jian Yu pun langsung melesat dengan Teknik Bayangan Petir dan menebas mereka satu persatu.
Satu ayunan pedang dilepaskannya, menghasilkan gelombang energi Qi berbentuk sabit yang memotong tiga manusia setengah iblis sekaligus. Darah mereka memercik ke udara sebelum tubuh-tubuh itu jatuh terbakar oleh aura pedang Asura.
Sambil bertarung, Jian Yu menghubungi Ling Dong lewat telepati.
“Ling Dong! Segera beri tahu Klan Naga! Kirim separuh kesatria naga ke kota, sisanya berjaga di area sekitar klan!”
Ling Dong yang saat itu bersama saudaranya langsung mengangguk tegas. “Kalian semua, bantu Tuan Jian Yu di kota! Aku akan ke Klan Naga untuk melaksanakan perintahnya!” serunya. Dalam sekejap, mereka berpencar — sekelompok menuju kota dengan sangat cepat sambil menebas beberapa manusia setengah iblis dengan belati mereka mereka, sementara Ling Dong melesat dengan sangat cepat dari klan pembunuh pergi ke Klan naga
Setibanya di sana, Ling Dong segera melapor kepada Ketua Yan Rong, ayah mertua Jian Yu. “Ketua! Kota Tianjing diserang ratusan manusia setengah iblis! Tuan Jian Yu meminta separuh pasukan naga dikirim segera!”
Yan Rong menatap tajam, lalu mengangguk cepat. “Kerahkan semua pasukan sayap barat dan selatan! Lindungi warga, dan jangan biarkan satu pun iblis itu lolos!”
Sementara itu, di kejauhan, Ketua Qianlong juga melihat ledakan besar dari puncak Sekte Pedang Langit. Ia berdiri di balkon batu dengan tatapan tajam.
“Para ketua sekalian! Suruh sebagian murid pergi ke Kota Tianjing, sisanya tetap berjaga di sekte sebagai cadangan!” perintahnya lantang.
“Baik, Ketua!” sahut semua ketua sekte serentak, lalu segera bergegas memberi perintah ke masing-masing murid.
Ketua Qianlong mencabut pedang naga bermata biru miliknya, lalu melesat secepat kilat. Suara “swiinggg!” terdengar ketika ia membelah udara, meninggalkan jejak cahaya di langit malam.
“Apa sebenarnya yang terjadi di sana?” gumamnya tajam.
Begitu ia tiba di kota, matanya membulat lebar. Kota Tianjing kini berubah jadi medan perang. Api membakar bangunan, jeritan warga terdengar di mana-mana, dan Jian Yu sedang bertarung di tengah kerumunan manusia setengah iblis dengan aura hitam membara di sekitarnya.