NovelToon NovelToon
KAMU DAN WASIAT YANG KAU GENGGAM

KAMU DAN WASIAT YANG KAU GENGGAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒

"Tolong mas, jelaskan padaku tentang apa yang kamu lakukan tadi pada Sophi!" Renata berdiri menatap Fauzan dengan sorot dingin dan menuntut. Dadanya bergemuruh ngilu, saat sekelebat bayangan suaminya yang tengah memeluk Sophi dari belakang dengan mesra kembali menari-nari di kepalanya.

"Baiklah kalau tidak mau bicara, biar aku saja yang mencari tahu dengan caraku sendiri!" Seru Renata dengan sorot mata dingin. Keterdiaman Fauzan adalah sebuah jawaban, kalau antara suaminya dengan Sophia ada sesuatu yang telah terjadi tanpa sepengetahuannya.

Apa yang telah terjadi antara Fauzan dan Sophia?

Ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 12

Jarum jam baru menunjuk di angka sembilan. Namun keadaan rumah sudah hening karena semua penghuninya sudah masuk ke kamar masing-masing, termasuk Renata. Perempuan dua puluh tujuh tahun tersebut sudah masuk ke kamar dari satu jam yang lalu setelah menemui Azka dan Azkia yang sudah tertidur bersama orang tua dari Sophia.

"Sayang! kirain sudah tidur?"

Suara Fauzan mengalihkan perhatian Renata dari ponsel yang sedari tadi di mainkannya tidak jelas. Renata sontak menegakkan duduknya sambil menyibak selimut yang menutupi kakinya. Ia menatap Fauzan yang menyusulnya naik ke atas ranjang.

"Mas, bisa kita bicara sebentar? aku enggak bisa kalau harus nunggu sampai besok." Ucapnya tenang, berbanding terbalik dengan suasana hatinya yang bergejolak.

"Bicara apa? kayaknya penting banget." Fauzan balik bertanya, tangannya mengambil ponsel Renata kemudian meletakkannya di atas nakas.

Renata menghela napas sesaat, "Kenapa sih ibu itu seolah melimpahkan semua tanggung jawab Fajar padamu mas? kamu cuma kakaknya Fajar, bukan Fajar ayah dari si kembar yang harus bertanggung jawab atas semuanya! kita bersedia untuk membantu, itupun hanya buat si kembar bukan berarti akan menanggung semuanya apalagi kehidupan Sophi. Kamu juga kan sudah punya keluarga sendiri, ada aku!" Ucap Renata menggebu-gebu, ia mengeluarkan semua unek-uneknya berharap esok atau lusa Fauzan bisa memberi pengertian pada ibunya dan membebaskan Sophia.

"Miris aja kalau kamu menurutinya. Istri sendiri kamu biarin kerja banting tulang bela-belain menunda keinginan hanya untuk bisa memenuhi kebutuhan pribadinya. Sedangkan hasil kerja keras kamu buat nafkahin keponakan dan adik ipar apa itu lucu?" Renata terkekeh sinis. Ia sudah dibuat kesal berulang kali, tapi mau protes pun ia tidak memiliki kuasa. Padahal sedari dulu pengobatan almarhum Fajar pun lima puluh persen ditanggung oleh suaminya.

"Re! tolong jangan ikut-ikutan bikin mas pusing. Kamu kayak enggak tahu ibu saja, mas sebagai anak hanya enggak mau mengecewakan ibu. Masalah itu mas juga akan mempertimbangkannya, mas hanya mengiyakan saja biar enggak panjang urusannya." Fauzan yang semula sudah merebahkan tubuh, kembali bangun. Ia memiringkan tubuhnya, duduk menghadap Renata yang hanya menatap lurus ke depan.

"Mas bilang cuma mengiyakan? dan itu dimata ibu artinya mas bersedia dan menyetujuinya. Mas sadar enggak sih?"

"Rena, tolong! jangan bahas itu sekarang. Ini waktunya tidur, apa kamu enggak malu mempermasalahkan hal yang belum terjadi bahkan itu berkaitan dengan uang dan anak yatim. Seharusnya kita lebih berpikir luas, selagi orang lain berlomba-lomba ingin berbagi pada anak yatim karena tahu seperti apa pahalanya. Tapi kamu, malah meributkannya padahal sudah jelas itu keponakan sendiri. Kamu seharusnya banyak belajar lagi tentang sebaik-baiknya sedekah itu pada siapa? pada keluarga Re! sebelum pada orang lain tuh. Apalagi ini ponakanku anak yatim." Pungkas Fauzan dengan sedikit menaikkan nada bicaranya.

Mendengar runtuyan panjang lebar kalimat yang dilontarkan sang suami, Renata hanya menatapnya tak percaya dengan apa yang diucapkan Fauzan barusan. Sungguh, pria dihadapannya itu tidak paham apa yang tadi disampaikan dan menjadi unek-uneknya. "Yasudah kalau begitu, lagipula mas juga enggak paham apa yang ku maksud lupakan saja!"

Renata memerosotkan tubuhnya lalu berbaring dan menarik selimut hingga ke leher. Ia memilih untuk memejamkan mata, meski sebenarnya rasa kantuk belum menghampirinya.

Fauzan meraup kasar wajahnya, ia merutuki kebodohannya telah berbicara keras pada Renata. Ia segera ikut berbaring, mengulurkan tangan memeluk istrinya dari belakang. "Maaf" ucapnya berbisik namun sama sekali tak ada reaksi dari Renata. Bahkan untuk bergerak pun, Renata enggan melakukannya.

.

.

.

Matahari mulai beranjak dari peraduannya, menyinari permukaan bumi. Mengganti dinginnya malam dengan hangatnya sinar mentari.

Pagi-pagi sekali Renata keluar dari kamarnya, ia turun ke dapur hendak menyiapkan sarapan sebab bi Karsih tidak lagi menginap dan akan kembali datang pada jam tujuh nanti.

Ia berencana untuk berangkat ke Jakarta lebih awal dari yang direncanakan sebelumnya berangkat jam sembilan dan akan di majukan satu jam yaitu jam delapan supaya bisa sekalian ke stasiun mengantarkan bapaknya yang akan kembali pulang ke Solo. Sedangkan bu Rohmah akan ikut ke Jakarta seperti permintaannya.

Baru beberapa saat berkutat dengan perkakas dapur dan bahan masakan suara sang mertua menghentikan aktifitas. "Re, kenapa pagi-pagi sudah sibuk di dapur? ini kan hari minggu, padahal agak siangan juga enggak apa-apa. Toh semua juga pada di rumah, enggak kemana-mana." Kartika melongokkkan kepala ke arah wajan yang sudah di letakkan di atas kompor.

"Mau masak nasi goreng?" tanya nya seraya mundur saat Renata memecahkan beberapa telur ke dalam wajan.

"Bukan bu, tapi bihun goreng." Renata mengangkat bihun yang masih di rendam air dan memperlihatkannya pada sang mertua. "Apa ibu mau nasi goreng? kalau mau Rena masakin setelah ini." Ucapnya tanpa menoleh, ia fokus pada telurnya yang hampir matang.

"Mmm... Boleh, tapi ibu masakinnya nanti saja sarapannya agak siangan. Sebentar lagi mau nemenin si kembar berjemur."

"Tapi dimasakinnya sekarang aja ya Bu. Soalnya aku dan mas Zan mau berangkat pagi sekitar jam delapan." Seru Renata, sontak membuat Kartika menghentikan langkahnya. Paruh baya itu membalikkan tubuh dengan kening yang mengkerut.

"Kenapa berangkatnya pagi sekali? biasanya juga kalau pulang ke Jakarta setidaknya habis tengah hari, ini kenapa tiba-tiba mau berangkat pagi?" tanya Kartika menyelidik. Perempuan paruh baya tersebut kembali melangkah mendekati menantunya.

"Kalian itu jarang sekali datang menemui ibu kalau tidak ada hal penting, dan sekalinya datang berkunjung malah buru-buru pulang. Padahal kami disini sangat bahagia bisa kumpul sama kalian, terlebih saat ini ibu hanya punya Zan. Setidaknya tinggal lah beberapa jam lagi, buat quality time bersama si kembar biar mereka tidak kehilangan sosok orang tuanya." Ucap Kartika lirih, suaranya berubah sendu seperti anak-anak yang akan ditinggal pergi oleh ibunya.

"Bu, bukannya Rena tidak tahu hal itu. Tapi Rena nanti malam harus masuk kerja lagi shift tiga, banyak hal yang harus dikerjakan di rumah apalagi kemarin belum sempat beres-beres bahkan seragam saja belum di setrika. Insya Allah lain kali kalau ada libur kami akan lebih sering ke sini menemui ibu." Renata mematikan kompor, lalu menghadap mertuanya.

"Ibu jadi sarapan nasi gorengnya? biar Rena masakin sekarang."

"Tidak usah, ibu mau beli bubur di depan."

Terimakasih banyak buat para pembaca setia yang sudah meninggalkan jejaknya dengan memberikan like, komen, Vote, Ads dan juga Tipsnya😚 pada karya receh saya, semoga kebaikannya menjadi ladang pahala.

Big hug buat semuanya🤗

1
⏤͟͟͞͞Rᵉᶜ✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿ѕ⍣⃝✰
mentari mungkin
⏤͟͟͞͞Rᵉᶜ✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿ѕ⍣⃝✰
heleh baru berapa kali tlp ga di angkat dah ngomel aja gimana istrimu yg nunggu kabarmu dari kemarin
⏤͟͟͞͞Rᵉᶜ✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿ѕ⍣⃝✰
selelah apapun kalau kamu masih jadi prioritasnya pasti ttp berkabar 😪
ㅤㅤ ㅤ ㅤ ☕𝐀𝐊
bukan aku juga
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
nanti lah ku tebak lagi Thor kalau sudah ada lanjutannya 🙈🙈🙈
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
Halah ngoceh apa Mase 😏😏
Kamu aja yg di telpon gak mau ngangkat 😏😏😏
baru juga segitu langsung protes 😏😏
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
ah aku yg baca aja sakit hati Bu anakmu di gituin 😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
kan kan nyesek nya nyampe ke sini😭😭
Rena selalu bilang gak apa apa padahal dia lagi mendem rasa sakit juga kecewa tinggal menunggu bom waktunya meledak aja untuk mengeluarkan segala unek unek di hati rena😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
kan kan Rena gak punya no hp satunya 🤦🤦🤦
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
scene nya Rena bikin nyesek 😭😭
scene nya embun dan mentari juga sama
bikin mewek 😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
gak bisa berkata kata untuk yang sudah kehilangan😭😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
padahal tinggal di angkat terus ngomong langsung zan😏😏😏
jangan bikin kecewa Napa ahhhhh😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
baru tau HP dia punya dua tapi ko sopee bisa punya sih sedangkan Rena gak ya
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
buat ponakan nya aja ya Bu bisa ga seeh 😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
preeet ah 😏😏
aku sakit tau bacanya
padahal bukan aku yang menjalani kehidupan rumah tangga itu😭😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
setelah berkeluarga ktanya doa istri yang lebih manjur 😌😌😌
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
feeling seorang istri emamg peka😌
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
gak usah janji dulu Zan 😌😌😌
suka watir aku kalauu kamu udah pulang ke bandung 😌😌
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
ahhh tanggung bener Thor 🤣🤣🤣
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
loh loh bonus gede tapi rena kenapa masih make duit sendiri buat kebutuhan nya 😏😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!