NovelToon NovelToon
Perlindungan Anak Mafia

Perlindungan Anak Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Himawari Daon

Jameson, anak Mafia yang hidup di Kanada. Dia terpaksa menculik Luna, seorang barista di Indonesia demi melindunginya dari bahaya.

Ternyata, Luna adalah Istri Jameson yang hilang ingatan selama 5 tahun dan perjalanan dimulai untuk mengembalikan ingatan Luna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himawari Daon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 : Taman, Danau, dan Amarahnya

Welcome… 

...Happy Reading...

.... ...

.... ...

.... ...

Luna berlari kesana-kemari dengan riang. Matanya saat itu terasa dimanjakan oleh puluhan ribu bunga yang mekar di taman milik Jameson. 

Jarinya mulai menghitung ada berapa jenis bunga yang ada di sana. Wanita itu benar-benar terlihat senang. 

“Kamu tidak akan bisa menghitungnya,” tutur Jameson kini ditangannya ada setangkai bunga berwarna kuning, entah kapan ia memetiknya. 

Luna menoleh ke arah Jameson, dia terlihat cemberut. “Jangan merusak mood ku!”

Jameson mendekatinya, hanya ada satu langkah di antara mereka berdua. Kemudian pria itu menyelipkan bunga kuning itu di telinga Luna. 

Luna sedikit terkejut akan aksinya yang secara mendadak. Namun, dia membiarkannya. 

“Punya cermin tidak?” Luna menyodorkan tangannya meminta cermin. 

Jameson tampak bingung, “Cermin? Untuk apa?”

“Kalau begitu, mana Hpmu? Kamukan belum memberiku handphone!”

Jameson baru teringat, dia melupakan hal itu. “Maaf, nanti malam pasti aku akan memberikannya. Sekarang pakai saja punyaku!” Dia memberikan handphonenya pada wanita di depannya. 

Luna menekan tombol samping, raut wajahnya berubah. Dia melihat wallpaper layar ponsel pria itu adalah foto pernikahan nya.

Dia mencoba mengabaikannya dan mencari gambar kamera. Dia bercermin melalui ponsel tersebut. 

Ckrek. 

Jameson tersenyum lebar, Luna mengambil selca melalui ponselnya. Dalam batinnya, foto itu akan disimpan seumur hidupnya. 

“Aku akan meminjam ponselmu dulu sampai kau memberikan HP untukku!” kata Luna masa bodoh. 

Jameson tersenyum alih-alih membalas ucapan Luna. Mereka berdua berjalan berkeliling taman, namun wanita itu mengerutkan keningnya. Dia merasa sedang mencari sesuatu. 

“Ada apa?” tanya Jameson heran. 

“Tidak ada bunga matahari di sini?” tanya Luna menatapnya ingin tahu. 

Mereka saling bertatapan untuk beberapa saat. Tanpa menjawab, Jameson berjalan sedikit jauh dari bunga-bunga disana dan Luna mengekor di belakangnya. 

Jameson menghentikan langkahnya tepat pada tanah yang lebih luas dari sebelumnya. Di sana telah tumbuh bibit kecil yang sangat banyak. 

“Ini semua nanti akan menjadi bunga matahari,” Jameson menatap penuh harap pada tumbuhan di depannya. 

Luna memandang bibit-bibit bunga itu yang  masih kecil. Meskipun masih berupa tumbuhan kecil, dia terkesima karena hatinya seakan tidak sabar melihat tumbuhan itu tumbuh besar. 

“Indah,” gumam Luna lirih. 

Meskipun pelan, Jameson masih bisa mendengarnya. Dia merasa seakan hatinya perih, wanita yang dia rindukan selama ini ada di sampingnya. Namun, dia tidak bisa melampiaskan kerinduannya itu dengan bebas. 

“Luna, bolehkah aku memakai persyaratan ku sekarang?” tanya Jameson matanya terlihat berkaca-kaca. 

Luna tampak bingung, namun sebelum dia menjawab Jameson langsung mendekap tubuh rampingnya. Luna terkejut, dia berusaha memberontak namun pelukan pria itu semakin erat. Dia berhenti berontak setelah tahu bahwa pria itu menangis dalam pelukannya.

Mereka kini berjalan dengan diam, Luna tersadar akan tujuannya hari ini. Dia harus menemukan jalan keluar rumah ini. Tanpa ia sadari, kini mereka sudah berada di depan lapangan yang sangat luas. 

“Jangan bilang itu pesawatmu!” tunjuk Luna ke arah pesawat yang terparkir di sana. 

“Itu pesawat yang membantuku membawamu kemari,” Jameson menyeringai. 

Luna melotot ke arahnya, “Kau pasti bercanda?!”

“Kau tidak percaya? Kau mau masuk ke sana lagi?” tawarnya mengangkat kedua alisnya. 

“Tidak perlu!” Luna menolaknya mentah-mentah, dia teringat momen buruk di dalam pesawat itu. Adegan penembakan di pesawat itu sangat mengerikan baginya. 

“Pengawal ku akan mengurus lapangan dan pesawat itu. Aku jamin akan dalam keadaan aman,” imbuh Jameson. 

“Aku tidak bertanya,” Luna beranjak pergi, dia tidak tertarik dengannya. Dia berjalan cepat menjauhi lapangan itu. 

Matanya kini melihat pepohonan di depan sana, dia tersenyum lebar. Mungkin jalan keluar ada di depan sana. Luna semakin mempercepat langkahnya. 

Namun saat kakinya mulai menginjakkan di perbatasan garis kuning, Jameson menahannya. 

“Jangan kesana!” larang Jameson. 

Luna memicingkan matanya, “Kenapa? Apa di dalam hutan sana ada harta karunmu?”

“Bukan.”

“Terus kenapa kau melarangku?” Luna semakin yakin kalau di sana pasti ada jalan keluar. Dia menepis tangan Jameson dengan keras. 

Jameson menghela napas panjang, dari raut wajahnya dia sangat gelisah. Luna semakin yakin kalau jalan keluarnya ada di dalam hutan sana. 

“Di sana sangat berbahaya,” terangnya wajahnya semakin cemas. 

Luna tidak menggubris ucapan Jameson,  dia terus melangkah memasuki area hutan. Meskipun Jameson sudah mengingatkan wanita itu, dia tidak bisa meninggalkannya begitu saja. 

Mereka melewati jalan setapak, dan selama perjalanan Jameson terus mengajak Luna untuk kembali ke arah rumahnya. Namun, tetap saja wanita itu kokoh dalam pendirian. Keputusannya tidak bisa diganggu sama sekali. 

Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan beberapa pengawal Jameson yang menyamar menjadi pepohonan di sana. Layaknya seperti tentara mereka membawa senapan di tangannya. 

Luna terkejut saat beberapa pengawal tiba-tiba berdiri dari tiarapnya. Reflek wanita itu memeluk Jameson dengan sangat erat. 

Jameson menepuk bahu Luna, “Tidak apa-apa, mereka pengawalku.”

Luna mencoba mengintip dari balik jas hitam Jameson, para pengawal menampakkan sederet giginya. Luna dengan sangat hati-hati keluar dari persembunyiannya. 

“Hai!” Luna berusaha melambaikan tangan menyapa mereka. 

“Selamat datang kembali, Nyonya Luna!” Mereka menyambut Luna dengan baik. 

“Mereka kenal dengan ku?” tanya Luna berbisik kepada Jameson. 

Jameson tersenyum, “Mereka sangat mengenalmu dengan baik. Bisa dikatakan, mereka adalah sahabatmu.”

Luna tampak bingung, “Sahabatku?” Luna mencoba memperhatikan pengawal itu satu persatu. 

“Nyonya Luna, selama ini anda di mana? Anda baru terlihat lagi,” tanya salah satu pengawal bernama Andrew. 

“Iya, benar. Kita semua kangen sekali dengan Nyonya,” tambah Hendry saudara kembar Andrew. 

Luna berusaha mengingat mereka, tapi dia sama sekali tidak mengingatnya. Hanya saja, sebuah ide terlintas di pikirannya. 

Luna mencoba mendekati Hendry, dia bertanya lirih, “Hendry, apakah di sini ada jalan keluarnya?” 

Hendry mengangguk, akan tetapi dia menjawab dengan nada tinggi membuat Luna kesal. 

“Jalan keluar ada di sebelah sana, tapi disana banyak sekali ranjau.”

“Ranjau??” Luna terkejut. 

Jameson terlihat tertawa, dia tahu wanita itu sangat ingin melarikan diri dari rumahnya. Dia berpikir, mungkin dia akan sedikit ikut permainannya. 

“Bagaimana? Kau yakin akan melanjutkan perjalanan ke sana?” tanya Jameson memastikan. 

Luna memalingkan wajahnya kesal, kemudian dia beranjak kembali ke area rumah Jameson. Dia tertawa melihat tingkah Luna yang seperti itu. 

Sebelum pergi, Jameson berbincang sebentar dengan para pengawalnya. 

“Andrew! Hendry! Jika nanti Luna ke sini lagi dan berusaha keluar, pastikan dia tidak menginjak ranjau! Kalian mengerti?!” pesan Jameson kepada mereka. 

“Baik, Tuan.”

Jameson menyusul Luna yang sudah jauh dari tempatnya. Dia mempercepat langkahnya, akan tetapi wanita itu lebih cepat dibandingkan dirinya. 

Hingga, sampailah dia di luar perbatasan antara hutan dan lapangan pesawat. Luna berjalan tak tentu arah, dia mengikuti setiap kakinya melangkah. 

Luna mencoba melihat ke belakang, ternyata Jameson tertinggal jauh darinya. Dia berusaha mempercepat jalannya hingga ia berhasil menemukan danau yang sering dia lihat dari jendela kamar. 

Danau itu memang tidak luas, namun pemandangan bunga teratai membuatnya lebih indah. Luna terbesit untuk mengambil salah satu bunga teratai itu.

Dia mencoba menjulurkan tangannya dan sudah hampir menyentuh bunga tersebut. Namun, karena kurang kehati-hatian Luna terpeleset dan jatuh ke danau. 

Dia bergerak-gerak di dalam air, Jameson yang baru saja datang menghembuskan napasnya panjang. Apalagi yang wanita itu lakukan? batin Jameson. 

Kemudian, dia terpaksa turun ke danau mendekati Luna yang terlihat hampir tenggelam. Dengan santainya, Jameson menarik baju belakang Luna hingga membuat Luna berdiri tegak. 

Napas wanita itu tersengal-sengal. Dia menatap redup ke arah Jameson. 

“Ini danaunya dangkal,” terang Jameson. 

Kini tatapan redup itu berubah menjadi tatapan amarah, “Mana aku tahu, kalau danau ini dangkal!” teriaknya. 

“Kenapa kamu bisa jatuh ke sini tadi?” tanya Jameson sambil melepaskan jas hitamnya untuk menutupi tubuh Luna yang sudah basah kuyup. 

“Aku tidak tahu, aku cuma mau mengambil salah satu teratai di sini saja!” 

“Baiklah, aku mengerti. Besok akan aku ambilkan bunga teratai sebanyak yang kamu mau. Sekarang kita kembali ke rumah saja!” kata Jameson sambil mengajak Luna berjalan ke tepian danau. 

Namun, saat sampai di tepian Luna tak mau beranjak pergi. Dia memantulkan bibirnya kesal. Tanpa pikir panjang, Jameson langsung menggendongnya tanpa meminta izin kepada Luna. Meskipun wanita itu sempat berontak, akan tetapi ia terpaksa mengalungkan tangannya pada leher Jameson. 

Jameson menyeringai setelah Luna menurut. 

To be continued

Hai, gaes🤗🤗🤗

Gimana kabar kalian nihh?? Gak terasa, udah sampai di bab 12 ajah ya. 😆 Tunggu sampai bab selanjutnya ya 😁 Author ini akan berusaha update setiap hari kok🤗

Jangan lupa ya Like dan Komentarnya ya 🤭 Jempol kalian berharga sekali lhoo ☺

1
Emmanuel
Bahasanya keren abis.
Himawari Daon: Hehe, terima kasih kakak 🥰 Ini juga baru belajar. Ditunggu bab selanjutnya ya 🤗
total 1 replies
Yoi Lindra
Author, tolong jangan biarkan saya menunggu terlalu lama, update sekarang juga!
Himawari Daon: hehe, siap ditunggu ya gaes😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!