NovelToon NovelToon
Air Mata Istri Yang Diabaikan

Air Mata Istri Yang Diabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tukar Pasangan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: fadelisa dedeh setyowati

Ratna yang tidak bisa hamil menjebak suaminya sendiri untuk tidur dengan seorang wanita yang tak lain adalah adik tirinya.

ia ingin balas dendam dengan adik tirinya yang telah merenggut kebahagiaannya.

akankah Ratna berhasil? atau malah dia yang semakin terpuruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fadelisa dedeh setyowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Air Mata Istri Yang Diabaikan 12

Berhari-hari Bagas mencari Ratna namun tak kunjung bertemu. Berkali-kali ia mendatangi rumah ibu Ratna untuk menanyakan keberadaan istrinya namun nihil.

Bagas juga mencoba menghubungi sahabat-sahabat Ratna – meski berujung di caci maki. Bagas tak peduli asal ia bisa bertemu Ratna.

Sayangnya Ratna bak menghilang di telan bumi. Tiada yang tahu kemana ia pergi. Hotel tempat Ratna terakhir kali menginap pun juga tidak banyak memberi informasi tentang keberadaan Ratna. Lewat CCTV Hotel hanya bisa menampilkan Ratna yang hanya menginap semalam dan pergi keesokan harinya.

Namun, layar juga memperlihatkan Ratna yang bertemu dengan seorang pria yang mengenakan topi dan masker. Meski hanya sesaat tapi itu adalah aktivitas terakhir Ratna. Karena setelahnya Ratna kembali ke kamar dan pergi keesokan paginya.

Bagas bertanya-tanya siapa lelaki yang ditemui istrinya. Dan kemana Ratna pergi.

Untuk kesekian kalinya Bagas mencoba menelepon Ratna walaupun dia tahu akhirnya hanya pesan suara yang muncul.

Laki-laki itu mengusap kasar rambutnya, merasa frustrasi karena tak ada petunjuk apapun tentang Ratna.

Pikirannya dipenuhi bayangan wajah istrinya yang terluka menatapnya penuh kebencian. Suara serak dan gemetarnya saat Ratna meminta Bagas untuk bertanggungjawab menikahi Andini. Bagas tidak tahu arti itu semua, apakah amarah kesedihan atau ... perpisahan?

Bagas tidak berani memikirkan yang terakhir.

Untuk pertama kalinya, ia benar-benar merasa kehilangan. Dan entah kenapa ketakukan terbesarnya bukanlah sekadar Ratna meninggalkan melainkan kemungkinan bahwa Ratna tak ingin ditemukan.

Ponsel Bagas berdering cukup keras, cepat-cepat ia merogoh kantong celananya untuk melihat siapa yang meneleponnya.

Ia berharap Ratna yang menelepon tapi ternyata bukan. Justru orang ia hindari yang meneleponnya.

Andini.

Awalnya Bagas tidak peduli dan membiarkan ponselnya berdering sampai akhir. Tapi Andini terus meneleponnya berkali-kali. Hingga kali ketiga akhirnya Bagas menerima panggilan tersebut.

“Ada apa?”

“Kita harus bertemu,”

“Aku tidak mau,” ucap Bagas kasar.

“Ada sesuatu yang harus kamu ketahui,”

“Aku nggak mau berurusan lagi denganmu Din,”

Andini menghela napas sesaat sebelum ia berkata, “Aku tahu dimana Ratna. Jika kamu mau ketemu dia, turuti permintaanku. Temui aku di Oxyco Cafe. Jam 6,” Andini mematikan telepon sebelum Bagas berbicara apapun.

Setelah Andini mematikan teleponnya Bagas bergegas pergi.

...

“Kau sudah menghubunginya?”

Andini mengangguk. Jika dilihat dari dekat bisa terlihat tubuhnya bergetar. Masih ada jejak airmata di pipinya. Pandangannya mendarat pada benda di atas meja, hatinya serasa jatuh.

“Kau akan mendapatkan yang seharusnya kau dapatkan Din, sebentar lagi,” Andini hanya mampu menatap nanar pada orang di seberangnya.

“Tapi mba, mba yakin dengan keputusan ini?” tanya Andini dengan rasa galau yang kentara.

Ratna mengangguk mantap. Seolah keputusannya sudah bulat.

Beberapa hari ini Ratna sengaja menghilang, ia ingin menyendiri, menepi dari segala permasalahan rumah tangganya. Hari ini ia akan hadir sebagai tamu undangan Andini dan Bagas. Ia bermaksud meminta Bagas untuk bertanggungjawab dan Ratna sudah merencanakan caranya, kebetulan juga ada alasan lain yang bisa ia gunakan untuk memaksa Bagas bersedia menikahi Andini.

“Mba, sebenarnya mba ga perlu melakukan ini?” ucap Andini sambil menunduk. Ia tak kuat menatap Ratna. Setiap kali mata mereka bertumbukan ada perasaan bersalah yang menghantam jiwanya.

“Aku gapapa mba, aku akan pergi sejauh mungkin dari kehidupan kalian,” imbuh Andini.

“Aku melakukan ini bukan untuk kamu,” potong Ratna, “Tapi untuk yang ada di perutmu,” tatap Ratna pada perut Andini.

Andini menggigit bibirnya. Ya. Dia hamil. Benda di atas meja adalah test pack yang menunjukkan garis dua. Pun ia sudah memastikannya ke dokter dan hasilnya positif.

Siapa lagi jika bukan Bagas – ayah dari jabang bayi di kandungan Andini.

Dengan alasan inilah, Ratna akan memaksa Bagas menikahi Andini.

Sebenarnya tanpa Ratna, Andini juga akan meminta pertanggungjawaban Bagas. Awalnya ia yakin mereka hanya kebetulan terbangun di tempat yang sama tanpa ada sesuatu yang mereka lakukan sebelumnya.

Tapi sekarang ... dengan kenyataan Andini hamil dan bercak merah di kasur kemarin memang benar jika mereka telah melakukan kesalahan yang sebenarnya.

Mereka tidur bersama dan telah melakukan hal yang tak seharusnya.

Ratna melirik jam yang ada di tangannya, “10 menit lagi. Bersiaplah,”

Benar saja, 10 menit kemudian Bagas datang. Begitu ia menemukan sosok Ratna ia bergegas mendekati istrinya.

“Dek, akhirnya mas bisa ketemu sama kamu. Kamu kemana aja dek? Mas nyariin kamu. Tolong jangan pergi lagi dek. Mas ga bisa hidup tanpa kamu,” air mata Bagas mengalir seraya ia mengatakan perasaannya pada Ratna.

Ratna menarik tangannya dengan pandangan muak akan apa yang dikatakan Bagas. Seolah apa yang Bagas rasakan tidak sebanding dengan pengkhianatan yang ia lakukan pada Ratna.

“Langsung aja Mas, kamu harus nikahi Andini.” Jawab Ratna singkat.

“Ga dek, seribu kali kamu meminta Mas ga bisa. Mas Cuma mau kamu sebagai pasangan hidup mas. Sampai kapanpun Mas ga akan mau,” Bagas bersikukuh tidak mau melakukan apa yang Ratna minta. Apapun akan Bagas lakukan untuk menebus dosanya tapi tidak jika harus menikahi Andini.

“Baik, tapi aku punya satu alasan yang bisa membuat kamu menikahi Andini mas,” Ratna tersenyum pada Bagas, “Din, saatnya kamu bicara,”

Bagas yang sedari tadi fokus pada Ratna – ia lupa jika Andini juga ada disitu. Bagas menatap Andini – menunggu apa yang akan perempuan itu katakan.

“Bicaralah Din,” desak Ratna pada Andini.

Andini benar-benar terdesak. Tak ada jalan lain kecuali mengatakan yang sebenarnya pada Bagas. Andini menghirup napas dalam-dalam bersiap bicara.

Tapi baru saja ia akan membuka mulut Ratna meletakkan test pack milik Andini ke tangan Bagas.

“Ap – apa ini?” ujar Bagas sambil menatap test pack yang ada di tangannya.

“Katakan Din,” titah Ratna

Andini terisak, suaranya bergetar, “Gas ... ak – aku, aku ... hamil,”

Bagas terkejut, matanya melebar, “Apa hamil? Ga mungkin. Kamu bohong kan Din, kamu ngomong kaya gitu supaya aku nikahin kamu kan?”

“Dia berkata jujur mas,” timpal Ratna sambil bersedekap menatap Bagas.

“Dek kamu jangan percaya sama wanita ular ini! Dia Cuma mau kita berpisah dek –“

“Cukup Gas!” teriak Andini, “Aku capek kamu salahin terus. Aku muak kamu tekan. Aku hamil dan ini anak kamu!”

Akhirnya emosi Andini meledak. Ia lelah selalu di sudutkan oleh Bagas dan ia merasa muak Bagas selalu menuduhnya.

“Aku ga percaya. Bisa aja ini ide licik kamu,” ucap Bagas sinis.

“Kalau begitu mari kita test DNA. Sekarang. Supaya kamu tahu kebenarannya!” tantang Andini.

Mendengar tantangan Andini hati Bagas agak menciut. Ia takut jika benar bahwa Andini hamil anaknya.

“Mas, udahlah. Kamu ga capek main drama terus kaya gini? Aku aja lelah hlo mas liatnya.” Sambung Ratna, “Sekarang uda ga ada jalan keluar kecuali kamu menikahi dia mas,”

Bagas yang didesak dari dua arah merasa frustrasi. Ia menekan kepalanya.

"Baiklah ... Kalau itu memang mau kamu dek. Mas akan tanggungjawab dengan syarat, kita tinggal bersama,"

 

 

 

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!