Yasmin merasa ada ikatan kuat terhadap keponakannya. Layaknya Dejavu, Yasmin merasa anaknya hidup kembali meskipun kenyataannya hal tersebut tidaklah mungkin.
Dibalik suasana hatinya yang selalu sedih ketika merindukan anaknya, ada adik iparnya yang terus menggoda Yasmin. Esther yang melihat suaminya lebih memihak kepada kakaknya, timbulah perasaan cemburu yang kini menyelimuti nya.
Akankah diantara mereka terlibat cinta segitiga? Akankah ada korban, dari rumitnya hubungan asmara mereka? Simak selengkapnya hanya di cerita ini.
Kuy, tak baca tak suka. Sudah baca baru suka❤️. Jangan lupa vote dan komen ya guys. Happy reading!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diamond ice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seharian dengan Andra
Pagi ini Yasmin bekerja seperti biasa. Ia mengenakan setelan kemeja biru bergaris yang dipadankan dengan celana hitam panjang. Kakinya dihiasi flatshoes berharga murah serta rambut yang diikat rendah. Tidak lupa kacamata bulat yang bertengger di matanya.
" Yasmin, hari ini kamu tidak usah handle software kemarin yang maintenance. Hari ini kamu ada tugas lain," ucap manager perusahaan. Tidak biasanya manager perusahaan mendatangi bilik kerja milik Yasmin.
" Lalu saya menghandle pekerjaan yang mana pak?"
" Kerjaan kamu biar diurus Risa. Hari ini kamu fokus ganti desain ruangan Pak Arvin ya. Dia yang minta kamu buat ganti desain interior ruangannya. Katanya kamu masih kerabat jadi lebih tahu selera Pak Arvin. Assisten Pak Arvin baru ngasih tahu tadi,"
" Baik pak," jawab Yasmin menurut.
Yasmin membereskan pekerjaannya kemudian ia serahkan kepada rekan kerjanya. Rekan kerjanya langsung mengerti bagaimana cara kerja dan tugas Yasmin. Dengan telaten Yasmin mengamprahkan pekerjaan miliknya.
" Risa kalau kamu masih bingung kamu bisa menghubungi aku. Aku mau ke ruangan Pak Arvin dulu,"
" Oke siap kak,"
Yasmin berjalan menuju ke ruangan Arvin. Seperti permintaan laki-laki itu sebelumnya yang ingin mengganti desain interior ruangan dengan Yasmin sebagai penanggung jawab. Yasmin akan bekerja sebaik mungkin.
Yasmin berkoordinasi dengan beberapa office boy untuk membersihkan ruangan dan mengganti beberapa furniture yang dirasa kurang cocok dengan selera Arvin. Dinding ruangan pun juga diubah sedemikian rupa demi tercapainya tujuan Yasmin yakni membuat Arvin puas dengan kinerjanya. Saat sibuk memantau kerja office boy, tiba-tiba saja ponsel Yasmin yang berada di dalam saku berdering.
Yasmin mengernyitkan dahi ketika ia tidak mengetahui siapa pemilik nomor yang saat ini meneleponnya. Dengan sedikit ragu ia menekan tombol hijau guna mengangkat telepon tersebut.
" Tante Yasmin," suara seorang bocah menginterupsi di seberang sana. Yasmin masih bingung siapa pemilik suara tersebut.
" Sini biar papa dulu yang bicara sama Tante kamu," ucap suara lain yang ikut menyahut.
" Halo Yasmin ini saya Arvin. Tolong ke parkiran sebentar, jemput Andra. Sebentar lagi saya mau meeting, jadi kamu tolong jagain anak saya untuk hari ini," ternyata si penelepon itu adalah Arvin.
" Tunggu,,, tunggu,,,. Memangnya dimana Esther? Kenapa Andra di bawa kerja?"
" Adik kamu lagi sibuk. Cepat ke parkiran, saya harus buru-buru pergi meeting ke tempat lain,"
" Lalu bagaimana dengan pekerjaan saya pak?"
" Sama keponakan sendiri kamu perhitungan. Lagian saya bos kamu, apa yang perlu dipusingkan? cepatlah ke parkiran dan jangan banyak tanya,"
Yasmin segera pergi ke parkiran sesuai ucapan yang diperintahkan Arvin. Wanita itu sedikit tergesa-gesa karena tidak ingin membuat Arvin lama menunggunya. Sesampainya di parkiran, terlihat ada dua laki-laki berbeda usia yang tengah menunggunya. Begitu tatapan mereka bertemu, laki-laki kecil yang tak lain adalah Andra berlari berhambur memeluk Yasmin.
" Mama, eh salah maksud aku Tante" teriak Andra dengan nada khas anak kecil. Bocah itu kini memeluk Yasmin dengan begitu erat.
" Tolong jaga Andra untuk hari ini ya! Saya sedang ada meeting di kantor pusat. Nanti kalau pekerjaan saya sudah beres saya jemput kalian,"
Setelah mengucapkan itu Arvin mencium kening putranya dan berpamitan. Laki-laki itu masuk ke dalam mobil kemudian mobil melaju meninggalkan Yasmin dan Andra berduaan. Yasmin senang karena akhirnya ia bisa dekat dengan keponakannya.
" Tante, Andra ada les musik. Bisakah tante antar Andra ke sana?" ucap bocah lima tahun itu yang lancar berbahasa Indonesia. Yasmin rasa Esther tidak terlalu mengajarkan Andra budaya Australia karena saat ini bocah itu bisa beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan negaranya sendiri.
" Emmmm bagaimana ya? Tante masih ada kerjaan sih nak,"
" Papa sudah menyuruhku libur les musik tapi aku tidak mau tante. Aku ingin bertemu dengan teman-teman baru ku,"
Yasmin berpikir sejenak, apakah ia harus menuruti keinginan keponakannya atau menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai. Belum lama ia berpikir, ada sebuah pesan yang masuk ke ponsel nya.
^^^Pak Arvin^^^
^^^Turuti saja kemauan anakku, urusan pekerjaan biar dihandle yang lain.^^^
Sudah jelas berarti Yasmin harus menuruti keinginan sang keponakan ketimbang pekerjaan yang belum selesai tersebut. Yasmin menggandeng tangan keponakannya kemudian membawa anak tersebut ke tempat yang ingin ia tuju.
...****************...
" Wah hebat sekali Andra main pianonya," Yasmin bertepuk tangan usai melihat Andra begitu lihai memainkan piano. Yasmin tidak tahu entah sejak kapan Andra pandai bermain musik, yang pasti Yasmin sangat merasa bangga.
" Itu lagu khusus buat Tante kesayangan Andra,"
" Benarkah? Kenapa Kamu pintar sekali?"
" Tentu saja Andra kan anak Papa Arvin. Papanya pintar anaknya juga pintar,"
" Bisa aja Andra jawabnya,"
Seharian ini Yasmin menemani Andra melakukan keseharian anak itu. Mereka baru saja bertemu namun entah kenapa bisa langsung sedekat ini. Mungkin karena memang masih saudara jadi Andra tidak segan untuk menunjukkan kemauan dan keengganan anak itu.
" Habis ini Andra mau kemana?" setelah les musik Andra mengajak Yasmin berjalan-jalan ke mall sekedar melihat-lihat. Anak itu terus berlarian di sekitar mall ingin mencari perhatian Yasmin.
" Andra pingin makan tante. Andra laper,"
" Ya sudah kita pergi ke restoran dekat sini ya,"
" Mau nya makan masakan tante,"
" Kalau begitu kita pulang ke rumah nenek. Bagaimana apa Andra mau?"
" Mau tante," jawab Andra antusias.
" Oke, tapi kita ijin mama kamu dulu ya. Takut mama kamu nyariin," ucap Yasmin hendak mengeluarkan ponsel namun dilarang oleh Andra.
" Nggak usah Tante,, mama nggak mungkin nyariin aku. Mama kan selalu sibuk,"
" Tapi kita ijin dulu aja ya? Takut mama marah kalau Andra nggak ijin buat main ke rumah nenek,"
" Mama pasti ijinin tante. Ayo tante Andra sudah sangat lapar,"
Andra langsung menarik tangan Yasmin menuju ke parkiran. Anak itu sudah tidak sabar ingin menikmati masakan Yasmin yang lezat. Ingatan dia masih kuat saat mencoba masakan Yasmin pertama kali dan ia langsung suka. Siapa coba yang bisa menolak masakan Yasmin yang memang pandai memasak itu.
Sore hari Yasmin dan Andra sampai di rumah Bu Dini. Bu Dini dan Pak Abuzer yang melihat itu tampak merasa senang. Bagaimana tidak bahagia? mereka kedatangan cucu mereka yang paling mereka sayangi. Langsung saja Yasmin membuatkan masakan sesuai keinginan keponakannya.
Kebetulan memang makanan kesukaan Andra sama dengan Yasmin jadi Yasmin tidak perlu repot-repot memikirkan resep lain untuk membuat makanan kesukaan mereka. Tak berselang lama makanan telah siap. Andra dan yang lain tampak sumringah melihat menu makanan yang dihidangkan oleh Yasmin.
" Tante, boleh aku makan sekarang?" ucap Andra polos.
" Boleh dong sayang. Pokoknya Andra harus makan yang banyak,"
Saat yang lain sibuk makan, datang Arvin menginterupsi semua yang ada di meja makan. Langsung saja Pak Abuzer dan Bu Dini mempersilahkan Arvin untuk segera bergabung ikut makan malam bersama. Tanpa banyak kata Arvin pun mengambil tempat duduk di samping Yasmin. Dengan percaya diri Arvin menyodorkan piring kosong kepada Yasmin. Yasmin yang melihat itu hanya terbengong karena tidak terbiasa mengambilkan makanan untuk pria lain selain ayahnya.
" Yasmin itu tolong nak Arvin diambilkan nasinya. Kamu ini kok malah bengong aja," ucap Bu Dini geleng-geleng kepala melihat tingkah Yasmin yang mendadak kaku. Bagaimana tidak kaku? Saat ini Arvin tampak berbeda. Laki-laki itu duduk sangat dekat dengan Yasmin ditambah tatapannya yang mengisyaratkan sesuatu hal. Yasmin tidak mengerti terhadap arti tatapan itu.
" Terima kasih kakak ipar," ucap Arvin tersenyum manis. Sangat manis hingga Yasmin kehilangan kesadarannya untuk beberapa saat. Apakah itu artinya adik ipar Yasmin sudah mulai berkelakuan baik terhadapnya? Kalau memang benar seperti itu Yasmin merasa sangat senang.