NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terluka

Cinta Yang Terluka

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Isshabell

Antonio Budi santoso adalah seorang CEO di sebuah perusahaan, dia berusia sekitar tiga puluh lima tahunan dan dia bertemu dengan seorang gadis yang sederhana dan menawan dalam pandangannya, gadis itu bernama Larasati yang akhirnya membuatnya jatuh cinta dan menikah tetapi rumah tangga yang mereka jalani tidak seindah yang mereka bayangkan.
Keretakan mulai terjadi karena Anton di ketahui pernah tidur dengan Mira sahabat Larasati yang bekerja di perusahaan Anton.
Namun Anton mengelak dengan mengatakan kalau dirinya di jebak malam itu
dan dia tidak mau kalau Larasati menceraikan dirinya hanya karena kesalahan satu malam itu.
Dan dengan berbagai cara Anton berusaha untuk mempertahankan penikahannya dengan Larasati meski Larasati bersikukuh untuk berpisah darinya.
yuk simak kelanjutannya hanya di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 12

Bu Weni memperhatikan Laras sampai Laras masuk ke dalam kamarnya.

Kembali Bu Weni menghela nafasnya dalam-dalam sambil bermonolog " ibu tahu kamu tidak mau membahas soal Edo."

Kemudian Bu Weni pun beranjak dari meja makan itu dan berjalan menuju ke arah kamarnya.

Alarm di kamar Laras berdering beberapa kali tapi Laras tidak kunjung bangun sepertinya dia kelelahan karena kehujanan semalam.

Laras menggeliat, kupingnya mendengar alarm yang berbunyi berulang-ulang dan masih dalam kondisi mata tertutup tangan Laras meraih alarm itu lalu mematikannya.

Bu Weni yang sudah bangun subuh tadi melihat ke arah kamar Laras sambil bergumam sendiri "sudah jam enam tapi Laras kok masih belum bangun ya," gumam Bu Weni.

Kemudian Bu Weni berjalan ke arah kamar Laras dan menempelkan telinganya ke daun pintu kamar Laras " tidak terdengar apa-apa di dalam, berarti Laras memang belum bangun."

Dengan perlahan Bu Weni mengetuk pintu kamar Laras,tapi beberapa kali Bu Weni mengetuk pintu kamar Laras tetap tak ada jawaban dari Laras, lalu dengan perlahan Bu Weni mulai membuka pintu kamar itu.

"Tidak terkunci," ucap Bu Weni ketika pintu kamar itu bisa dibuka.

Bu Weni masuk ke dalam kamar Laras dan dia melihat anak gadisnya itu masih tertidur, perlahan Bu Weni berjalan ke arah tempat tidur Laras.,

Bu Weni mengulurkan tangan kanannya dan menempelkannya ke kening Laras dengan perlahan..

"Untunglah badan Laras tidak panas ," kata Bu Weni ketika menyentuh kening Laras.

"Laras, bangun nak," Bu Weni membangunkan Laras.

Laras membuka matanya dengan perlahan, dia melihat ibunya duduk di samping dirinya yang masih terbaring di atas kasur.

"Ibu, aku kesiangan," ucap Laras pada ibunya sambil menyingkap selimutnya dan hendak turun dari tempat tidur.

"Ya, sekarang kamu cepat mandi terus sarapan, tadi ibu sudah masak."

"Iya Bu," kata Laras sambil berjalan keluar dari kamarnya di ikuti ibunya yang juga keluar dari kamar Laras.

Setelah selesai mandi Laras berganti pakaian yang rapi dan bersiap untuk berangkat kerja.

Laras keluar dari kamarnya dengan mengenakan setelan celana berwarna caramel dan di balut blazer berwarna krem.

Sedari tadi Bu Weni sudah menunggu Laras di meja makan untuk sarapan bersamanya.

Laras sudah duduk di kursi meja makan di depan ibunya, Bu Weni mulai meraih piring dan mengisinya dengan nasi,sayur dan lauk lalu meletakkan piring itu di depannya.

Setelah ibunya selesai mengambil makanan ganti Laras yang mulai mengambil piring dan mengisinya juga dengan nasi,sayur sop dan perkedel kentang kesukaan nya.

Kemudian mereka berdua pun menyantap makanan itu.

"Bu aku berangkat ya," pamit Laras setelah selesai sarapan.

"Iya, hati-hati di jalan," pesan Bu Weni pada Laras sambil menyodorkan tangan kanannya untuk di cium sama Laras,kebiasaan yang dilakukan Laras setiap mau pergi kemanapun .

Taxi yang di pesan Laras sudah menunggunya di jalan depan rumah Laras.

Laras bergegas berjalan menuju ke arah taxi itu dan sedetik kemudian Laras sudah masuk ke dalam taxi.

Supir taxi pun melajukan taxi nya dengan kecepatan normal dan seperti biasa di jam jam berangkat kerja begini jalanan mesti macet oleh lalu lalang kendaraan bermotor.

Laras melirik ke arah pergelangan tangan kirinya di mana jamnya menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit.

Laras menipiskan bibirnya sambil melihat ke arah jalan yang dipenuhi oleh kendaraan bermotor.

Pak supir melihat dari kaca mobilnya yang tergantung di depannya ia melihat kecemasan Laras karena takut terlambat sampai ke kantornya.

"Macet neng gak bisa bergerak ini, sabar ya neng," ucap pak supir pada Laras.

"Iya pak," jawab Laras mencoba mengusir kecemasannya sendiri.

Sekali lagi Laras melirik ke arah jam tangannya dan waktu sudah menunjukkan pukul delapan saat ini " aduhhh bagaimana ini aku terlambat lagi datang ke kantor ini," gumam Laras dengan cemas.

"Mmm...pak, begini saja saya turun di sini saja,saya mau jalan aja pak," kata Laras pada pak supir taxi itu.

"Loh neng saya yang gak enak sama eneng," ucap pak supir pada Laras.

"Gak apa-apa pak, daripada saya diam di sini menunggu juga akan tambah lama pak."

"Iya neng maaf ya neng," pak supir meminta maaf ke Laras.

"Iya pak gak apa-apa saya turun dulu pak," kata Laras sambil turun dari taxi itu dan segera berjalan di sela-sela mobil dan sepeda yang sudah berjubel itu.

Laras berjalan menyusuri jalanan yang sangat

macet itu dan tak satupun ada tukang ojek yang mangkal di situ dan Laras terus berjalan.

Dari jauh terlihat mobil Antonio yang meluncur di jalan yang di lalui Laras.

Antonio melihat Laras yang sedang berjalan.

"Laras, kenapa dia jalan?" ucap Antonio ketika melihat Laras yang sedang berjalan di depannya itu.

Lalu dengan segera Antonio melajukan mobilnya menyusul Laras yang masih berjalan.

Antonio memperlambat laju mobilnya ketika tiba di samping Laras "Laras," panggil Antonio pada Laras.

Laras yang sedang fokus berjalan tiba-tiba menoleh ketika mendengar ada seseorang yang memanggil namanya.

"Pak Antonio," ucap Laras ketika melihat Antonio dari dalam mobil Mercedes Benz nya itu.

Laras menghentikan langkahnya,Antonio keluar dari dalam mobilnya dan berjalan menghampiri Laras.

"Kamu kenapa jalan Laras?" tanya Antonio heran.

"Tadi saya naik taxi dari rumah tapi tiba-tiba di jalan sangat macet dan waktu sudah menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh

menit, akhirnya saya turun untuk cari ojek biar cepet sampai ke kantor tapi ternyata gak ada satupun ojek yang mangkal di sini," cerita Laras pada Antonio.

Antonio tersenyum geli dan Laras mengerutkan kedua alisnya melihat Antonio yang tersenyum geli setelah mendengar ceritanya itu.

Lantas Laras bertanya pada Antonio " kenapa pak Antonio tersenyum? Apa ada yang lucu dari cerita saya tadi?"

"Laras, mau nyari sampai nanti pun kamu gak akan menemukan tukang ojek di sini, masalahnya hari ini para tukang ojek itu sedang melakukan demo,makanya jalanan jadi macet pagi ini."

"Ohh seperti itu,saya benar-benar tidak tahu kalo hari ini ada demo ojek."

"Ya sudah kalau begitu kamu bareng aku aja ke kantornya, jalan kita kan searah" kata Antonio.

Kali ini Laras gak mungkin sungkan dan menolak lagi ajakan Antonio karena dia sudah sangat terlambat datang ke kantor.

"Jangan menolak ajakan saya Laras, karena kamu sudah terlambat datang ke kantor," kata Antonio seperti mengerti apa yang ada di dalam pikiran Laras.

Laras sedikit tersipu mendengar perkataan Antonio.

"Iya pak," kata Laras.

Dengan segera Antonio membukakan pintu mobil bagian depan untuk Laras.

"Saya duduk di belakang saja pak," kata Laras menolak duduk di depan.

"Gak apa-apa Laras di sini saja, aku gak akan ngapa-ngapain kamu."

1
partini
mira Mira ,,novel rumah tangga tuh bacanya bikin mengsedihhhh nyesek
dah selingkuh menyesal minta balikan Weh Weh
so kita lihat apa kah Laras akan move on ga mau balikan atau sama dengan yg lain di tunggu next episode
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!