Takdir Cinta Alana

Saat Vina akan berlari mendekat kearah ayah nya, Vino langsung menarik kerah baju bagian belakang Vina membuat Vina tak bisa berlari.

"Vino lepas! Ayah...!" teriak Vina kearah sang ayah.

Abi hanya tersenyum dari jauh saat melihat putra nya memegang baju Vina.

"Vino berhenti mengusik Vina." cegah Chan.

Vina yang mendapat pembelaan dari Chan langsung menjulurkan lidah kearah Vino tanda dia mengejek Vino. Vina langsung mendekat kearah ayah dan bunda nya.

"Ayah...! Vina rindu ayah. Kenapa ayah gak pernah datang buat liat Vina ayah lupa ya sama Vina? semua orang jahat ayah sama Vina." ucap Vina dengan memeluk erat ayah nya

Mendengar jika putri nya ada yang jahat, membuat Abi menatap sang putri dan menghapus air matanya.

"Siapa.yang jahat sama anak ayah?" tanya Abi.

"Bang Vino. Tadi tarik baju Vina ayah." jawab Vina masih memeluk ayahnya.

Abi juga membalas pelukan putrinya dengan sangat erat dia juga begitu sangat merindukan putrinya

"Mana mungkin ayah lupa sama anak kesayangan ayah. Kamu gak sama Vivian?" tanya Abi.

"Via kerja ayah paling nanti sore dia datang." jawab Vina.

Keyla yang melihat kedekatan putri dan ayah nya ikut bahagia putri mereka tak pernah berubah.

"Jadi kangen nya sama ayah saja, sama bunda gak kangen?" tanya Keyla.

"Hehehe..! Vina kangen juga lah sama bunda masa enggak." jawab Vina dengan melepas pelukan dari ayah nya lalu beralih memeluk sang ibu.

"Kamu baik - baik saja kan?" tanya Keyla.

"Iya bunda, Vina baik ayo kita pulang kerumah nenek dan kakek ana." ajak Vina.

"Mami kerumah opa Martin ya Vin. mau lihat keadaan rumah pasti sudah kotor banget." ucap Kiara yang tak pernah tau jika rumah opa Martin Adit selalu menyuruh orang merawatnya.

"Iya mami hati - hati nanti Vina akan main ke sana." jawab Vina.

Vina menuju ke area parkir untuk mengambil cemilan yang sengaja dia beli kemarin untuk kedua ponakan nya.

"Abang tunggu jangan naik taksi dulu. " cegah Vina.

Chan dan Aisyah menunggu Vina sampai dia datang menemui nya. Chan bisa melihat satu kantong plastik besar ditangan Vina.

"Vina boleh kasih ini sama Saga kan bang?" tanya Vina. kearah Chan. Dia takut Chan marah seperti Rian jika dia memberi sesuatu kepada anak mereka.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu Vin. Saga pasti suka dengan apa yang kamu berikan. ucap Aisyah.

Mendengar ucapan Aisyah dan kode senyuman dari abang nya Vina mendekat kearah Saga dan memberikan satu kantong buat Saga.

"Wah...! Mami, papi banyak banget jajanan nya." ucap Saga kearah kedua orang tuanya.

"Bilang apa sama bunda Vina." ucap Aisyah.

"Makasih bunda. bunda cantik baik lagi." ucap Saga dengan memeluk Vina dan mencium pipi Vina.

Sedang kan Vina tersenyum bahagia saat mendapat pelukan dan ci**n dari Saga.

"Sama - sama nanti sore kita kumpul di rumah nenek dan kakek Bunda ya." ucap Vina.

Setelah memberikan apa yang dia bawa Vina langsung kembali ke area parkir, sedangkan Chan masuk kedalam taksi dan melaju ke rumah opa Martin.

"Kenapa Vina berkata seperti ibu ya Mas?" tanya Aisyah.

"Entah pasti ada yang membuat dia merasa takut untuk memberi sesuatu kepada keponakannya." jawab Chan.

Aisyah hanya mengangguk saja. dia mengenal bagaimana Vina mudah sekali tersinggung tapi tak pernah di ambil hati hanya saja dia akan takut untuk melakukan hal yang sama.

Sedangkan di area parkir Vina juga memberikan satu kantong untuk Ken. Dan Jesika tersenyum melihat banyak nya cemilan untuk putra nya.

"Ken gak papa kan makan cemilan ini?" tanya Vina.

"Iya dia gak saya larang kok makan apa saja masuk, kalau dilarang yang ada sakit jadi biarin saja." jawab Jesika.

saat semua koper sudah masuk mereka masuk kedalam mobil yang akan di kendarai oleh ayahnya.

"Lah di depan ayah sama bunda din belakang Vina dan ayang jesi, Vino duduk mana?" tanya Vino.

"Masih muat bang gak perlu kayak gitu. kayak badan situ besar saja." ucap Vina dengan menggeser duduk nya begitu juga dengan jesika memberi ruang agar suaminya bisa ikut masuk.

Saat Vino sudah masuk kedalam Jesika memberikan putra nya kearah Vino agar bisa duduk berdua dengan ayah nya.

Abi melajukan mobil menuju kerumah peninggalan kedua orang tua nya, Selama tinggal di kota J mereka akan tinggal di rumah itu, begitu juga dengan Vina dia akan tinggal di rumah itu karena suaminya belum pulang Vina takut di rumah sendirian.

Tak lama mobil yang kendarai oleh ayahnya sampai dan Vino turun untuk membuka pagar. Keyla mengira saat mereka tiba mereka harus membersihkan semua halaman rumah ternyata rumah sudah bersih.

"Wah bunda kira kita akan beres - beres lho Vin saat sampai gak tau nya semua sudah bersih." ucap sang ibu.

"Hehe...! Kak Adit tiap bulan bayar orang bunda untuk merawat rumah ini." ucap Vina.

"Bunda kira kamu yang bersihkan." ucap sang ibu.

Mereka semua masuk kedalam rumah yang sudah terlihat bersih dan rapi. Mereka menuju ke kamar masing - masing untuk menaruh koper mereka.

Sedang kan keluarga Kiara mereka pulang dengan menggunakan taksi. Saat sampai Kiara terkejut saat melihat halaman rumah ayah nya bersih dan rapi.

"Mas saya kira kita akan bersih - bersih loh gak tau nya rumah ini sudah bersih dan rapi, siapa yang membersihkan nya ya mas?" tanya Kiara kearah sang suami.

"Pasti Adit sayang. Mana mungkin bisa bersih sendiri." jawab Daniel.

Seorang pria paruh baya bersama istrinya mendekat dan memberikan kunci rumah yang di titipkan Adit ke pasangan yang membersihkan rumah tersebut.

"Permisi anda apa anda pemilik rumah ini. Ini kunci nya yang di titipkan tuan Adit kesaya." ucap dengan sopan memberi kan kunci tersebut.

"Oh iya terima kasih. apa bapak yang membersihkan semua ini?" tanya Kiara.

"Iya nyonya tuan Adit selalu membayar saya untuk membersihkan rumah ini jika sudah kotor halaman nya." jawab nya.

Kiara dengan senang hati membuka pintu rumah dan melihat tak nada satupun yang berubah semua sama seperti saat mereka tinggal beberapa tahun lalu.

Chan mengajak istrinya untuk ke kamar nya. Dan menunjukkan kamar putra nya yang tak ada di bawah. Mereka tak pernah mengganggu kamar milik Keyla dan kedua anak Keyla.

"Nah jika di sini ini kamar Saga dan Ken ya, nanti kita akan bilang sama oma untuk bikin kamar lagi ya." ucap Chan dia takut putra nya tak mau berbagi kamar saat Ken datang.

"Gak perlu papi Saga suka kamar ini dan Saga juga suka berbagi dengan Ken." jawab Saga yang memang sudah mengerti apa yang di katakan oleh kedua orang tua nya.

Chan selalu mengajar kan Saga agar sayang terhadap adik - adik nya. Karena dia ingin putra nya menjadi seperti dirinya tegas tapi penyayang.