NovelToon NovelToon
Mekar

Mekar

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:45.3k
Nilai: 5
Nama Author: De Shandivara

Aku tidak tahu jika nasib dijodohkan itu akan seperti ini. Insecure dengan suami sendiri yang seakan tidak selevel denganku.

Dia pria mapan, tampan, terpelajar, punya jabatan, dan body goals, sedangkan aku wanita biasa yang tidak punya kelebihan apapun kecuali berat badan. Aku si pendek, gemuk, dekil, kusam, pesek, dan juga tidak cantik.

Setelah resmi menikah, kami seperti asing dan saling diam bahkan dia enggan menyentuhku. Entah bagaimana hubungan ini akan bekerja atau akankah berakhir begitu saja? Tidak ada yang tahu, aku pun tidak berharap apapun karena sesuatu terburuk kemungkinan bisa terjadi pada pernikahan kami yang rentan tanpa cinta ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon De Shandivara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Prioritas

"Aku gak setuju. Kan bisa Mbak ke sininya seminggu sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali. Gak harus setiap hari, itu cukup. Asal gak mundurin diri aja jadi kepala sekolah."

Pagi ini aku datang ke sekolah untuk terakhir kalinya karena besok aku sudah harus pergi merantau ikut suami. Keputusan pengunduran diri menjadi pimpinan sekolah sudah aku ungkapkan dan menetapkan Vika sebagai penggantinya. Namun, dia sepertinya tidak dapat menerima keputusanku.

Aku sudah menyampaikan alasanku secara gamblang di depan semua guru-guru sekolah tempatku bekerja dan keputusan ini sudah final. Namun, hanya Vika yang tidak mau melepasku pergi secara rela dan berlapang dada.

Di kafe dekat sekolah, kini kami berada. Hanya kami berdua, antara aku dan Vika.

"Mbak gak harus mundur jadi kepala sekolah, kan? Lima tahun lho kita sama-sama membangun sekolah ini, masa iya Mbak mau ninggalin gitu aja?" ujar dia membuatku sedikit goyah atas keputusan yang sudah kubuat.

"Maaf, Vika. Tapi, aku merasa kamu sudah mapan untuk menggantikanku memimpin sekolah ini."

"Jadi, Mbak benar-benar akan melimpahkan semua ini kepadaku?" tanya Vika.

Aku hanya diberi kesempatan oleh mas Elham untuk menyelesaikan urusanu dengan sekolah ini hanya sampai hari ini, aku tidak punya banyak waktu lagi dan keputusan ini sudah tidak dapat dinegosiasikan.

"Aku mana bisa, Mbak? Terus para donatur itu mau diapain? Aku gak tahu apa-apa, ini donatur besar lho, Mbak? Mbak Dita, please... tolonglah," kata Vika membujuk sambil menggenggam tanganku.

Entah harus bagaimana lagi aku menjelaskannya, "Kamu tahu aku sudah menikah, dan dia minta ..."

"Ya, aku tahu Mbak sudah menikah. Mbak harus berbakti sama suami, gitu, kan? Aku cuma minta, Mbak gak mundur jadi pimpinan sekolah ini."

"Itu tidak akan efektif kalau nyatanya aku jauh dari sini," bantahku. Vika diam seketika, dia menyandarkan punggungnya pada kursinya. Aku tahu keberatan hatinya atas keputusanku pergi.

Kami saling diam. Aku tahu Vika tidak akan memaksakan kehendaknya. Dia tentu tahu apa yang sudah menjadi keputusanku pasti sudah aku pikirkan secara matang dan aku tidak akan pernah menarik ucapanku, hanya saja dia sungkan hati mengambil alih kepemimpinan sekolah ini yang sejak awal aku perjuangkan dan tetap ada hingga sekarang.

"Beri aku waktu, setidaknya sampai aku bisa menggantikan kepemimpinan Mbak Dita."

Aku menggeleng. "Sepertinya tidak bisa, Vik."

"Enam bulan."

Aku tetap menggeleng.

"Tiga bulan?"

"..."

"Sekali pertemuan, Mbak. Setidaknya beri tahu orang-orang itu alasan Mbak mengundurkan diri. Ada konfirmasi supaya mereka gak merasa janggal karena pimpinan sekolah pergi begitu saja. Please, Mbak." Vika menggenggam tanganku. Aku tahu ini berat, tapi .... "Aku harus memilih mana yang menjadi prioritasku, Vik."

"Sekolah ini Mbak bangun dengan susah payah, perjuangannya tidak mudah. Aku hanya tidak mau, sepeninggal Mbak dari sini citra sekolah ini jadi buruk kalau mbak meninggalkan begitu saja tanpa penjelasan."

Kita sepakat, pertemuan dengan pihak perusahaan untuk mengonfirmasi pengunduran diriku sebagai pimpinan sekolah diagendakan oleh Vika.

Aku diboyong tinggal jauh dari orang tua dan kampung halaman. Bertempat tinggal di sebuah apartemen, cukup besar dan berada di pusat kota.

Aku mengira, kehidupan pernikahan itu akan berbeda dengan sebelum aku menikah. Namun, ternyata ... tidak jauh berbeda. Aku pun mengira dia sengaja menjaga jarak denganku karena ingin memberikan ruang untukku mendamaikan diri setelah kepergian mama. Aku cukup terbantu dengan cara itu, dan aku sudah menyadari jika aku tidak bisa terus-terusan menangisi kepergian mama dan bahwa sepeninggal mama, hidupku masih harus tetap berjalan dan berkelanjutan.

Namun, aku merasa kalau mas Elham menjaga jarak bukan karena hal itu, kami tidur di ruangan terpisah. Beberapa waktu lalu, bahkan aku ditinggal pergi olehnya beberapa minggu lamanya karena dia ada urusan pekerjaan di luar kota.

Pulang malam adalah kebiasaannya, bahkan terkadang aku tidak tahu kapan dia pulang, esok paginya bertemu sebentar saat di meja makan.

Hari ini, tepat sebulan aku tinggal seatap dengannya dan aku mulai terbiasa dengan kesibukannya yang menjadi karyawan kantoran ibu kota yang bekerja keras.

Setiap kali aku bertanya apa pekerjaannya hingga dia jarang sekali berada di rumah, dia hanya menjawab di kantor menjadi karyawan biasa yang punya banyak pekerjaan.

Pagi hari ketika aku baru bangun, dia sudah rapi dengan pakaiannya. Dia sudah wangi, sedangkan aku baru selesai cuci muka dan gosok gigi, rambutku masih acak-acakan dan menguap lebar menjadi kebiasaan meski sudah keluar kamar.

Tempat tidur kami berbeda. Kala dia di rumah, dia seringnya tertidur di ruangan yang dia sebut sebagai tempat kerjanya.

"Mas udah mau berangkat?" tanyaku dan di-iyakan olehnya.

"Tapi, aku belum masakin apa-apa buat sarapan."

"Gak usah, di kantor aja."

Namun, aku teringat. Setelat apapun mama menyiapkan sarapan, beliau tidak pernah absen memasak sarapan untuk keluarganya. Mama tidak akan membiarkan perut anak dan suaminya dalam keadaan kelaparan saat akan meninggalkan rumah. Aku ingin melakukan apa yang mama lakukan dulu.

"Sebentar, aku bikinkan sesuatu. Mas tunggu sebentar, sebentar saja," pintaku memohon.

Dengan ketersediaan waktu yang tidak banyak, aku memanaskan air fryer. Membuat tahu telur dengan topping sayuran brokoli dan irisan wortel sudah cukup untuk dijadikan menu sarapan. Tidak terlalu banyak karbohidrat sehingga tidak akan membuat cepat lelah, ngantuk, dan dapat menunda lapar lebih lama.

Aku menyiapkannya di meja makan. Menyajikan sebagian kecil irisan di atas piring dan seperangkat sendok garpu di sisinya. Aku mencari sosoknya ke seluruh ruangan, sepatunya masih ada di rak berarti dia belum pergi.

Aku mengetuk pintu kamarnya, berulang kali. Ke sekian kali, akhirnya ia membuka pintunya.

"Kenapa?" Suaranya datar dan dingin seolah aku sudah menggaggu pekerjaannya.

"Hem. Maaf, tapi Mas harus sarapan dulu, aku sudah buatkan tahu telur."

Dia menatapku, memperhatikanku dari atas hingga bawah. Aku berbalik menatapnya, dalam hatiku berbicara, sepagi ini dia sudah begitu rapi dan wangi, sedangkan aku masih acak-acakan, bau iler, dan masih pakai piyama daster.

Melihatnya yang lahap dengan makanannya, tercetus sebuah ide di pikiranku. "Mas mau aku bawakan bekal makan siang?" tawarku berusaha menyenangkan hatinya.

Dia menggeleng sambil menikmati makanannya hingga selesai. Waktu sudah menunjukan pukul 6.30, ini masih terlalu pagi bagiku yang biasanya mulai beraktivitas mengajar pada pukul 8.

Mulai hari ini aku akan mempersiapkan semuanya lebih pagi.

"Halo, Sa? Dimana? ... Oke, tunggu di bawah."

Ia menelepon seseorang sembari memasangkan sepatu di kakinya. Namun, tali sepatunya yang bertaut membuatnya kesulitan untuk kakinya masuk ke dalam salah satu sepatunya.

"Sebentar." Aku yang gemas melihatnya yang repot karena kakinya tidak bisa segera masuk ke dalam sepatu itu hingga akhirnya aku berlutut dan memasangkan sepatunya dengan benar.

"Sudah," ujarku setelah tali sepatu terikat dengan rapi.

Mas Elham hanya menatapku tanpa ekspresi, sedangkan ponselnya masih menempel di telinga, kemudian dia melangka mundur dan membuka pintu, lalu pergi tanpa berpamitan.

Aku mengamati dari pintu yang masih terbuka, pergerakannya yang cepat dan melangkah dengan lebar tanpa keraguan. Aku menunggu dia menoleh padaku barang sekali ke belakang, tetapi nihil. Dia tak menoleh hingga hilang dengan sendirinya di balik pintu lift yang perlahan tertutup tanpa ada niat sekali saja melihatku yang masih melongok dari pintu apartemen.

Dari balkon, aku dapat melihatnya yang tergesa-gesa akan masuk ke dalam sebuah mobil hitam yang sudah terparkir di tepat di bawah balkon tempatku berdiri.

Seakan tersadar ada yang sedang memperhatikan dari kejauhan, dia mendongak tepat ke arahku. Kami bertatapan, lalu aku melambaikan tangan. Dia tak membalas dan langsung masuk ke dalam mobil itu, lalu mobil itu melaju pergi dikendarai orang lain.

Seperti inikah kehidupan rumah tanggaku?

1
Arini Zain
nyesek baca cerita nya thor.di buat berpisah ja knapa thor
Akasia Rembulan
aku sudah baca kak.. 😊
hello shandi: Yeay, I appreciate it Kak Akasia..
yg ini updatenya agak maleman yaa 🤗
total 1 replies
Vtree Bona
akh keren banget kak thor makasih bonus chapter
Anonymous
kereeen banget Thor bab terakhir nya….terima kasih ya Thor👍👍❤️ tapi sayang ya ga ada bab dimana usaha Mas Elham untuk membalas pengorbanan Dita pd wkt Mas Elham selingkuh… kaya nya Mas Elham cuma merasa dia paling benar dalam melakukan perselingkuhan nya dg Anastasia… sediih sih aku liat pengorbanan Dita selama bbrp thn…
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "PARTING SMILE" ya, siapa tau Kaka suka.

Berkisah tentang penyanyi religi yang terjerat pernikahan kontrak dan cinta masa lalunya yang sangat rumit. Ditambah dia tipe yang gengsian dan menyebalkan, hiih dah lah.

Insyaallah seru ka... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 2 replies
Yati Susilawati
bab yang menambah semangat.. ketika paksu"ayang mbeb ku " lagi sakit, dan sepertinya banyak yang salah dalam pandangannya. 😊
hello shandi: Hehehe... Makasih Kak udah ikuti sampe rampung tulisan ini/Smile/💖
total 1 replies
Mrs. Ketawang
Kalimat terakhir makjleb bgt dan itu sangat betul skaliiiii....
Fakta👍🏻👍🏻
Sukses thooor dan Semangat berkarya👍🏻👍🏻💪🏻💪🏻
hello shandi: Makjleb-nya itu ya kak, semoga dapet feelnya. Entah berapa banyak kalimat yang coba kubuat makjleb di setiap episode nya. Sekali lgi, makasih udah ikutin smpe akhir /Smile/
total 1 replies
Rieka afrianti
luar biasa 😍😍🥰🥰
hello shandi: Terima kasih buat review-nya, Kak Rieka. /Smile/
total 1 replies
martini
bagus banget
hello shandi: Terima kasih review-nya, ya, Kak.🤗
total 1 replies
Binti Rusidah
bagus dejali
hello shandi: Senang kalau suka, terima kasih review-nya🤗
total 1 replies
Akasia Rembulan
terima kasih kk, sukses selalu, dirunggu karya2 indah lainnya.
hello shandi: Makasih supportnya dari awal smpe akhir, kak akasia/Whimper/
total 1 replies
Paradina
terimakasih banyak kakak penulis 🥰🥰🥰🥰, sukses selalu
hello shandi: Aamiin. Sukses untukmu juga kak./Smile/
total 1 replies
Niar Zahniar
aku ikutan happy dengan akhir cerita dita elham
hello shandi: Iyaa, makasih ya kak udah ikutin smp akhir banget😊
total 1 replies
Ayu
Woww Alhamdulillah kesampaian juga akhirnya baca episode Elham tersiksa karena cinta pada Dita heheheh
terimakasih Author sudah bikin cerita yang apik, sebenarnya malas baca soalnya Elham kayak gak butuh Dita .. tapi akhir episode akhirnya Elham dan Dita bersatu kembali dalam ikatan pernikahan
hello shandi: Makasih buat segala support nya, Kak Ayu. /Smile/💖
total 1 replies
hello shandi
Ada satu eps lagi, tp masih direview. Mungkin review manual sm editor dan akan muncul besok.

Naskah lama yg tersimpan di draft, anggap saja itu bonus yaaa.

⚠️ Promotion alert!
👉 Temen-temen baca novelku yang sebelah ya, yg lagi on going (Cinta yang sederhna). Biar ramai, kalau rame aku lanjut nulis. Kalau sepi gak semangat. Huhu. Thanks🥰
kalea rizuky
lahh balikan heleh susah susah cerai dit dita menye2 sih lu
Debora Parta
bonus cphater ya Thor,please 🤗🤭
hello shandi: udah, kak. Itu bonusnya. Nanti bisa2 jadi session 2 nih😅☺
total 1 replies
Anonymous
yeah…. kok udah tamat sih..?? pdhl kepengen tau kelanjutan nya… kepengen tau apa Mas Elham akhir nya menyesal dan merasa bersalah krn oerbuatan nya dulu pd Dita ? Mas Elham yg egois, dia ga berterima kasih sama Dita yg sdh berkorban merawatnya wkt dia kecelakan sampai telinganya tuli sampai pulih dan Dita yg berbesar hati menunggu setiap malam nya kedatang suami nya yg tak berkabar sampai wkt melahirkan pun suami Egois nya tidak mendampinginya… kok kayanya hati Mas Elham sepeti batu ya tak berperasaan…. duuh… aku kepengen tau Mas Elham merasakan kesedihan dan penyesalan perbuatan nya pd Dita….kepengen ada session dimana Elham menyesal seumur hidup nya atas perlakuan nya sama Dita dulu…. jd jangan Dita aja yg menderita dulu… thank you Author buat novel nya… ditunggu session ke 2 nya ya…,
hello shandi: Makasih komentarnya, Kak. Udah menyesal itu mas Elhamnya, dah cinta banget sama Dita. Hehehe

Baca novel baruku yuk, klik di profil yaa. Makasih😊
total 1 replies
Vtree Bona
di baca berulang-ulang belum tetep berasa seru nya,,,,akh bahagia nya hatiku hehe
hello shandi: aku ikut bahagia kalau pembaca puas, kak...🥰
bikin mood, pngin nulis lagi hihihi
total 1 replies
Paradina
makasih author, akhir yg bahagia, terimakasih 😍😍😍😍😍
hello shandi: makasih kembali kak😍
total 1 replies
Mrs. Ketawang
aq baca bab ini sampe 2x,masih gak percaya aja Dita balikan sama Elham😭😅
Di tunggu extra part rumahtga mereka yg hepi" aja thoor
sdh cukup dag dig dug nya..ngarep😁
Rena Cantik: Yeay happy ending... lanjut part 2 ya Thor
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!