Besar tanpa rasa takut, sering ditindas dan di bully dari kecil membuat lelaki ini kebal oleh hinaan serta ejekan.
Awalnya dia selalu diam, tapi karena diamnya malah ditertawakan, dianggap sebagai bentuk ketakutan, dan justru makin membuat orang lain senang mempermainkannya. Kini dia berubah menjadi apa yang orang label kan pada dirinya.. Menjadi penjahat yang sesungguhnya!
Tapi.. Hati kecilnya selalu ingin sambat akan ketidak adilan yang selama ini dia rasakan. Dia lelah berpura-pura kuat.. Dia juga manusia biasa.. Yang ingin Sambat!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Teman baru
"Nggak usah nangis karena aku, aku nggak cukup berharga untuk kamu tangisi. Aku tetap akan pergi. Mungkin nanti di sana aku akan sedikit kangen sama bawel mu. Nitip ibuk ya.. Jangan diomeli, jangan bentak dia, jangan acuh sama dia, dia ibuku kalau kamu lupa. Dia yang ngelahirin aku. Jangan bikin ayah marah, dia yang ngasih semua hal yang kamu pengenin tanpa kamu harus bersusah payah untuk mendapatkannya. Jadi anak manis selama kita nggak ketemu ya." Alka menatap Aini yang masih banjir air mata.
"Kamu kayak mau pergi jauh aja sih.. Jangan bikin aku mewek terus napa! Kamu jahat banget sumpah!" Aini mengusap kasar matanya agar linangan itu tak lagi membasahi pipi chubby nya.
Alka mendapatkan pelukan dari kedua orang tuanya. Agak terkejut tapi dia hanya diam merespon dengan sikap biasa saja.
"Buk.. Kenapa ibuk nangis?" Alka menatap ibunya yang menunduk mengecup ringan kening Alka.
"Anak ibuk sudah besar.. Ibuk sedih harus berpisah dari kamu kak. Semoga di manapun kamu berada langkahmu selalu diridhoi Allah SWT, selalu dilindungi olehNya, doa ibuk selalu menyertai mu kak." Tangan itu terus mengusap rambut Alka, menyingkirkan anak rambut yang menutupi kening putranya.
'Aamiin... Makasih buk..' Hanya terucap dalam hati.
__________________
Di antar orang tua dan Aini tentunya, Alka tiba di pondok pesantren. Sambutan hangat Alka dan keluarga dapatkan dari seluruh pengurus ponpes. Secara bergantian mereka memperkenalkan diri. Alka hanya mengangguk tanpa senyuman dengan sesekali mengulurkan tangan ketika ada yang ingin bersalaman dengannya.
Hati Shopiah begitu teriris melihat tak ada raut bahagia atau sedikit semangat yang ditunjukkan Alka. Bocah itu bagaikan boneka yang hidupnya hanya menuruti kemauan orang lain.
"Yah, yakin akan ninggalin kakak di sini? Dia dari tadi diem terus lho yah.." Keluhan itu terlontar dari bibir Aini.
"Baru masuk juga pasti begitu karena dia belum beradaptasi dengan lingkungan barunya di sini. Perubahan akan terjadi seiring waktu Ai, Alka hanya butuh waktu. Ayah melakukan ini demi kebaikannya, bukan untuk mengucilkan dia, dia di sini untuk menuntut ilmu, memperdalam pemahaman tentang agama, nanti tiga hari sekali Dani akan mengecek keadaan Alka di sini." Tegas pak Jawir tanpa mau menunjukkan sisi melownya.
"Atau kamu juga mau mondok di sini? Ayah tidak keberatan sama sekali." Imbuh orang tua itu yang langsung diberi jawaban gelengan kepala keras dari Aini.
"Makasih deh yah, cukup kakak aja."
Alka sudah menempati kamarnya. Di sana ada anak-anak lain seusianya yang juga mondok di pesantren itu. Pamitnya ayah, ibu dan Aini untuk pulang tidak merubah apapun dalam diri Alka. Dia hanya diam dan mengangguk tanda mengerti.
"Kamu anak baru? Aku Satrio, panggil aja Tio. Jangan panggil aku bang di depan namaku, nanti endingnya nggak ngenakin. kamu siapa?" Anak bernama Tio itu mengulurkan tangan kanannya ingin bersalaman.
"Alka."
"Iya iya, kamu dari mana?" Tio duduk bersila di lantai menggunakan baju koko dan sarung motif kotak.
"Dari tadi di sini." Jawaban Alka membuat beberapa anak yang mendengar obrolan mereka tersenyum.
"Iya tau, maksud ku tuh.. Asal kamu dari mana? Aku dari Jakarta. Kalau Pandu dari Jawa (Menunjuk anak yang berjalan mendekati mereka), dan dia yang diem mulu kek lumut gapura itu, namanya Galian, galian singset nama lengkapnya. Dia juga dari Jawa (Melihat ke arah bocah yang sedari tadi sibuk melipat bajunya sendiri)"
"Kita semua tinggal di pulau Jawa kalau kamu lupa." Alka bersuara.
"Heh cucunya pir'on.. Panggil namaku yang bener! Namaku Galih lah!" Ucap Galih setelah menyelesaikan acara lipat melipatnya. Galih protes karena Tio sengaja memplesetkan namanya.
Berlanjut dengan obrolan jenaka khas anak-anak usia Alka. Alka sedikit tersenyum melihat kelucuan teman sekamarnya. Sepertinya dia akan betah di tempat barunya ini.
"Kata pak Yusuf dulu kamu sering di bully? Di bully nya kayak gimana? Kamu nggak bales? Badan kamu kan tinggi gede." Ucap Tio lagi, dia punya stok energi melimpah sepertinya. Bisa dilihat dia paling antusias dari pada kedua temannya saat bertemu Alka pertama kali, dia lah yang sering bicara dan terkesan cerewet sekali.
"Heh Tio, bukan Alka yang tinggi gede tapi emang kamu nya yang stunting. Nggak bisa tumbuh tinggi, umur sepuluh tahun kok kayak anak umur lima tahun." Galih membalas ejekan Tio tadi.
"Kata pak Yusuf kita nggak boleh hina fisik orang, nggak boleh bicara kasar sama orang, nggak boleh membentak orang, nanti orang itu marah dan sakit hati. kalau dia sakit hati dan ngadu ke Allah Azza Wa Jalla, minta kita dibikin lebih burik seburik buriknya dari orang yang kita kata-katai dan ternyata doa orang terjolomi itu terkabul.. Niscaya kita akan menyabet gelar man of burik in the year!" Kata Pandu.
Pandu yang dipikir paling pendiam selain Alka ternyata lebih nyablak dari yang lain.
"Kita? Kamu aja Ndu, aku mah ogah." Sela Galih.
"Apalagi aku. Aku udah kecil imut-imut, jangan bikin aku keluarkan cacian dan membuat kesan imut ku jadi amit-amit." Siapa lagi kalau bukan Tio yang bicara.
"Kok kamu diem aja sih? Sariawan? Bibir pecah-pecah? Panas dalam?" Tio makin penasaran dengan Alka yang hanya diam atau sesekali tersenyum menanggapi obrolan mereka.
"Aku-"
"Alka kamu dipanggil pak kyai untuk bertemu dengan beliau nak. Ayo sini."
Belum sempat menjawab pertanyaan Tio, ada seorang guru yang memakai baju koko juga sarung dan peci bertengger di atas kepala menutupi rambutnya, meminta Alka untuk ikut dengannya bertemu dengan pemimpin pondok pesantren itu.
Alka yang awalnya tadi mengangguk patuh, tiba-tiba tubuhnya menegang ketika guru itu mengelus rambutnya. Tak ada maksud lain selain mengajak Alka bertemu pak kyai sesuai pesan pemilik ponpes itu tapi tidak bagi Alka.
Perbuatan pak Yusuf yang menyentuh kepala Alka dan menepuk punggung murid barunya tadi membuat Alka diam di tempat. Wajahnya menjadi pucat pasi dengan tubuh makin gemetaran.
"Lho Al, Alka.. Kamu kenapa? Ya Alloh.. Ini anak kenapa??" Pak Yusuf bahkan kaget saat mendapati Alka jatuh terkulai lemas.
Ya, Alka pingsan. Bisa jadi karena kelelahan akibat perjalanan jauh dari rumahnya ke ponpes itu dan atau mungkin juga trauma akibat perbuatan Bayu kepada dirinya dulu. Alka tidak bisa mengontrol detak jantungnya yang semakin kencang dan rasa takutnya muncul saat bayangan tangan besar mengelus punggung dan menggerayangi dirinya.
_________________
Manik indah itu terbuka setelah beberapa menit yang lalu sempat terpejam dan tidak sadarkan diri. Tubuhnya seakan punya sinyal bahaya sendiri sekarang.
"Maaf.." Lirih suara itu mengagetkan orang yang ada di sampingnya.
"Maaf kenapa? Karena kamu pingsan? Perkenalkan nama ku Yusuf. Aku guru di sini. Kamu tidak perlu takut padaku Al. Aku tidak akan nyakitin kamu." Tutur pak Yusuf memberi tahu.
Sekilas bayangan Bayu yang tersenyum licik padanya hadir dan membuat Alka memejamkan mata berusaha mengusir bayangan itu.
"Kenapa masih pusing?" Pak Yusuf memegang kepala Alka sebagai bentuk perhatian.
"JANGAN SENTUH AKU!! JANGAN MENDEKAT!!!"
Teriakan Alka membuat pak Yusuf terkejut.
😄
lika liku perjalanan hidup Alka, dari kecil sampai dia menikah...
rintangan yang selama ini dia hadapi, menjadikan dirinya sesosok manusia yang tegar dan mendapatkan pasangan hidup yang di cintainya...
wayahe sambatmu berbuah kesyukuran atas semua pencapaian Samapi di titik sekarang
percayalah segala kesakitan itulah yg menjadikanmu tangguh dan badass serta sukses seperti sekarang, karena seperti kata pepatah tak ada proses yg mengkhianati hasil
bersyukur kamu tak dihianati oleh hasil Yo Alka 😅
karena kalo begitu kejadiannya sambat gak bakalan rampung
sambaaaaat Weh terus Ben wektu anane uripmu🤭🤪
terima kasih untuk happy ending nya kisah sakti
semoga othor selalu diberikan kesehatan terima kasih untuk kerja keras nya menyelesaikan kisah sakti 🙏🙏
seperti itu ya Thor gambaran nya 🤭