Kisah seorang lelaki bernama Marvel Gaendra Pratama, lelaki bermata tajam, rahang tegas, dan bijaksana dalam geng motor nya, Argos Rozegeng atau sering disebut Argos.
Lelaki yang tidak pernah jatuh cinta bertemu dengan seorang gadis yang pernah ia sukai saat masa SMP. Akibat kecelakaan, ia hilang ingatan dan melupakan gadis tersebut. Kenyataan nya, semesta masih memberikan kesempatan untuk bertemu kembali dalam perjodohan dadakan, atas dasar perjanjian masa lalu antar keluarga.
Tentu saja, pada awalnya masih saling membenci. Tetapi, semakin berjalan nya waktu, timbul lah benih-benih cinta dalam hati lelaki itu.
Lalu, apakah lelaki itu akan berhasil melewati segala rupa rintangan demi mendapatkan gadis istimewa nya, atau malah sebaliknya?.
***
-cover by hihappiness
-typo dimana-mana!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yihana Gicel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
| Siapa pelakunya?
Malam sabtu tiba, orang yang mem berantakan markas anggota inti belum kunjung ditemukan, jejak pun tak dapat mereka temukan. Sampai-sampai gadis yang bukan sama sekali bergabung digeng itu ikut pusing mencari pelakunya. Tangan marvel sampai terluka ketika memungut serpihan tajam kaca pecah berserakan dilantai.
Yang ditakutkan, geng Demonblack sudah kembali hadir menghantui mereka lagi. Ditengah-tengah berdiskusi gesya memerhatikan lemari besi berkarat yang terkunci, kunci nya sudah tidak dapat ditemukan lagi selama bertahun-tahun.
"Jadi, bagaimana ini?. Atau ada orang yang iseng? ".
"Nggak mungkin, kak. Saya tahu betul pintu itu sudah saya kunci dan didalam markas hanyalah saya, tidak ada siapa-siapa lagi. Kakak juga udah memastikan markas ini memiliki pintu yang aman". Jawab Rio.
"Jangan-jangan kamu yang mimpi jalan, lalu kamu merombak barang-barang sampai jadi se berantakan kemarin".
"Enggak! Sedangkan ada CCTV dikamar markas yang aku pakai tidur. Aku kan sempat ngecek CCT sebelum telepon kak Marvel, tapi aku tidur nya pulas banget waktu malamnya".
Semuanya menghening. Rio sibuk mengulang kejadian malam itu dari tidur malam sampai ia melihat markas berantakan paginya. Yang aneh, jika pelaku mem berantakan markas maka akan ada suara barang-barang yang dijatuhkan dan pastinya Rio akan mendengar nya. Tapi kali ini tak ada suara barang yang dijatuhkan oleh pelaku.
"Mustahil kalau kamu tidak mendengar apa-apa, Rio. Jelas-jelas barang yang di jatuhkan kebanyakan bersifat kaca contohnya seperti vase bunga mawar yang kalian taruh di atas lemari besi itu". Timpal gesya memecah keheningan. "Aku penasaran dengan apa yang ada didalam lemari besi itu, kira-kira apa yang ada didalamnya? ".
"Kata ketua geng Argos angkatan satu, lemari besi itu tidak ada apa-apa didalam nya dan memang udah nggak terbuka selama berabad-abad".
"Siapa ketua angkatan satu kalian? ".
"Rayyan, dia ketua geng yang memimpin anggota Argos selama 10 tahun. Namun, karena perang besar yang terjadi waktu itu, beliau wafat karena menyelamatkan anggota nya". Ucap Marvel, ia menatap foto logo Argos yang ada di tembok.
"Aku nggak ngerti deh sama geng-geng an begini, aku pikir hanya Tentara Nasional Indonesia aja yang ada angkatan-angkatannya, ternyata geng motor juga bisa yah kayak gitu? ".
"Oh yah, kita bicara tentang ketua geng. Aku jadi teringat, kenapa setiap ketua geng sering jadi sasaran semua geng rival?. Aku kasih tahu yah, Sya, Marvel sekarang lagi diincar banyak geng rival.... ".
"Nggak nanya!. Kayak aku dong diincer banyak pria! ". Celetuk gesya.
"Ck! ". Marvel tersenyum nakal. "Kalau gitu besok kita urus cerai aja, kamu kan lebih suka fans-fans mu itu".
"Yaudah! Gue setuju banget! Masih banyak cowok ganteng lebih dari kamu yang ngantri".
"Heh! Cukup! Cukup!. Kalian ini kayak bukan suami istri aja. Seharusnya kalian harus akur, harus saling menerima, saling-".
Gesya menjambak rambut gevano yang sok-sok menasehati nya untuk menjadi istri harmonis. "Jangan sok-sok an menasehati! Lama-lama gue jambak rambut lo sampai botak mengkilat kayak botaknya pak Jino".
"Pemarah banget lo jadi orang! ". Gevano bersembunyi dibelakang Marvel. "Kak, ganti istri aja dia nggak cocok jadi pasangan hidup kakak, dia kayak singa".
"Apa aku kayak monyet? Kamu tuh yang kayak monyet. Kamu kan yang suka manjat pohon kepalanya pak Samed".
"Kelapa, sayang!. Kok malah kepala? ".
"Kamu juga! Mau aku siramin pakai air panas? Nggak usah manggil sayang-sayang ih! Jijik tahu nggak? ".
"Tuh kan, Kak!. Dipanggil sayang aja nggak mau, mendingan Zurra".
Varo menepuk bahu gesya, tapi gesya cepat-cepat menghindar dari nya. "Asal kamu tahu yah, kemarin malam waktu kamu mabuk, kak marvel yang gendong kamu sampai Ke apertement, coba deh bayangkan seberapa jauh bar seven stars sama apartement seventeen".
Gadis tersebut menatap marvel, wajahnya menunjukkan kesebalan. "Kamu nggak dengar kata ku? Aku kan sudah bilang kamu nggak boleh angkat-angkat yang berat dulu? ".
"Mau gimana lagi? ".
"Yah kamu tinggal suruh lelaki siapa kek yang gendong aku".
"Mikir, kocak!. Mana mungkin aku nyuruh orang lain sedangkan suaminya ada".
Varo tertawa kecil mendekati gesya, ingin berbisik. "Kamu tahu nggak kenapa dia rela kayak begitu? ".
"Kenapa? ".
"Masa nggak peka?. Itu artinya kak marvel udah mulai jatuh cwinta". Bisiknya.
Gesya mengeluarkan air mata buaya lalu memeluk Rio yang ada disamping nya. "Huhuhu! Ria! Lihat tuh varo, dia goda aku".
"Rio, njirr!. Kok malah Ria? Akukan laki-laki! ". Rio merasa tidak terima namanya di ganti menjadi nama perempuan, walaupun nama panggilan nya hanya tiga huruf, itu sangatlah ber arti untuk nya.
Rio berusaha menyiarkan dirinya dari gadis yang tengah merengek memeluknya, seraya sesekali melirik ketuanya yang memasang wajah sinis. "Lebay tahu nggak? Bisa-bisa aku dipecat sama kak marvel".
"Ugh! ".
Suara rengek, tertawa hilang seketika. Rupanya pintu markas sebelah samping diketuk seseorang.
"Eh siapa tuh? ". Pandangan semua orang beralih ke pintu samping.
"Aku buka yah? ". Gesya hendak beranjak pergi membukakan pintu, tetapi tangannya digenggam suaminya.
"Nggak perlu, biar aku aja".
"Aku aja nggak apa-apa".
"Nggak aku aja".
"Aku aja! ".
"Aku aja! ".
"Ini demi keamanan kamu".
"Ak-".
"Woy gevano! Buka njing! ". Terdengar suara Mahesa dari luar. "Dingin di luar! ".
"Nah! Nah! Tuh kan! Kamu nggak percaya kalau itu anggota kamu! Udah biar aku yang buka! ".
Gesya berlari ke pintu samping, Varo merangkul ketuanya sambil tersenyum. "Ciee, apa tadi katanya kak marvel? ".
"Ini demi keamanan kamu". Tiru Rio, nadanya sedikit mengejek.
"Apaan sih kalian! Aku hanya spontan aja tadi, jangan-jangan geng demonblack yang datang bertamu malam-malam kesini".
Marvel dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak. Hingga mendengar suara jeritan gesya.
"Argghh!! Hantu! ".
"Hah hantu? Mana hantu? ". Tanya varo ingin menghampiri gadis yang berteriak itu.
Mahesa menutup mulut gesya yang berteriak melengking tepat didepan wajahnya. Tidak tahu faktor apa, suara gadis itu tetap terdengar padahal mahesa sudah memastikan tangannya menutupi erat mulutnya.
"Diam, bjirr!. Lo pikir suara lo kayak ciwi-ciwi Jepang yang pada imut-imut?. Mau pecah rasanya gendang telinga gue".
"Ih sorry!. Lagian itu wajah lo kayak gorila tau nggak? Kok hitam begitu? ".
"Beneran? Kok gue nggak ngerasain apa-apa yah? ".
"Goblok! Udah penuh satu wajah begitu terus nggak ngerasain apa-apa? ".
"Ini pasti gara-gara oli dari motor gue, tadi rencananya mau ganti oli sendiri, akhirnya jadi begini deh! ".
"Kenapa nggak sekalian mandi oli aja? Aku sampai mikir ada gorila yang lagi nyasar terus datang bertamu malam-malam kesini".
"Kalau gorila nggak mungkin suaranya manusia".
"Bisa kok! Contohnya kamu".
Mahesa ingin marah, namun melihat gesya tertawa kecil ia tidak jadi marah tapi ikut tertawa. "Gitu dong tertawa! Kan jadi cantik! Kalau marah-marah mulu kayak jelmaan singa! ".
"Terus kamu kayak jelmaan gorilla!. Sana cuci muka. Karena kamu aku hampir aja kena riwayat jantung! ".
"Biarin!. Nih, aku bawakan makanan untuk kalian semua".
Sebelum pergi ke kamar mandi markas, mahesa terlebih dahulu memberikan makanan yang dititipkan oleh sang ketua. Gesya memerhatikan keadaan diluar sebelum menutup pintu samping, kemudian kembali ke tempat duduknya.
Gesya menyajikan makanan kotak yang telah diberikan Mahesa kepadanya. "Silahkan layani diri masing-masing, yah!. Lumayan banget, satu porsi mie goreng nya banyak".
"Langganan kita itu. Harganya juga murah".
"Oh. Bagus kalau begitu, mahesa! Cepetan kita udah mau makan".
"Bentar! Ini sudah mau selesai".
Hari itu tidak lengkap, anggota inti lainnya sedang ada urusan dikehidupan mereka masing-masing. Jadi, hari ini hanya terkumpul beberapa orang saja.
"Sya, suapin tuh suamimu. Kasihan di megang sendok nya susah".
"Itu buktinya dia bisa makan sendiri!. Katanya dia kuat, luka kayak gitu nggak ngaruh kan, marvel? ".
"Benar, it's okay. Aku juga nggak lapar mungkin dirumah aja baru makan".
"Udah ditaruh betadine, kak?. Kelihatan nya kakak kesusahan banget megang sendok nya".
"Sudah, aman!. Nggak perlu khawatir".
Gesya makan dengan perasaan tidak tenang, perasaan nya iba melihat suaminya makan dengan tangan yang terluka, rasanya ia ingin memasukkan semua makanan itu kedalam mulut suaminya.
"Bisa nggak? Kalau enggak gue suapin". Katanya karena sudah tidak tahan lagi. "Gue lihat lo kayak nyebelin banget! Kayak orang yang kena stroke! ".
"Nggak perlu repot, gue bisa kok makan sendiri. Gue nggak mau manja".
Sang istri menunduk, wajahnya datar tanpa ekspresi. "(Kamu emang nggak pernah manja. Kamu pernah menjadi seorang anak kecil, sebenarnya disitu lah kamu dibuai dan dimanja. Namun, sebelum itu terjadi, nyawa keluarga mu sudah pada pergi semua) ".
"Ekhemm! ". Mahesa berbatuk keras, membuat gesya yang tengah melamun itu menatap nya. "Kalau dipikir-pikir waktu olahraga hari senin ada yang merhatiin kak marvel kan, guys? ".
"Eh iya ya? Lupa lagi".
"Ha? Siapa? ". Tanya gesya dengan penasaran.
"Ada pokoknya, terus jenis kelamin nya tuh cewek".
"Serius? Namanya siapa? ".
"Ada lah! Itu rahasia! Hanya kita dan kak marvel yang tahu".
"Gitu yah kamu, marvel?. Katanya nggak main cewek! ".
"Emang aku nggak main cewek!. Cewek itu cantik banget! Aku udah suka setelah beberapa bulan berjalan ini".
"Aku laporin bunda yah kamu! ".
"Laporin aja! ".
"Ish siapa namanya? Biar aku bilang sama dia nggak boleh gatal sama suami orang! ".
"Yah nggak apa-apa, aku suka dia, kok! ".
Gesya mengguncang tubuh varo, ekpresi nya manja. "Var!. Kasih tahu siapa nama perempuan itu? ".
"Nggak ah! Aku mau cuci tangan dulu".
"Eh eh! Tapi kan kamu belum bilang siapa namanya! ".
"Nanti kamu tahu sendiri siapa namanya".
"Okey! Gitu yah kalian semua!. Marvel pulang!".
"Lho, kita kan baru tadi sore nyamperin markas, masa mau balik? Kalau boleh sekalian kita numpang tidur disini, udah malam juga".
"Malas! Masa aku tidur disini? Kamu nggak kasihan karena aku perempuan sendiri di markas kamu yang pengap ini? ".
"Ada AC juga, nanti aku nyalahin pas kita tidur".
"Terserah! Kalau kamu nggak mau pulang yasudah! Aku bisa jalan kaki. Biar aku diculik sama om-om".
"(Hmm, aku masih khawatir. Markas lagi rawan, nggak mungkin anggota ku tidur disini)". Batin Marvel. "Guys, hari ini jangan tidur disini yah. Pulang ke kos-kosan masing-masing. Aku takut malam ini orang itu datang lagi".
"Benar juga, yah? ".
"Iya, ayo dihabiskan makanan nya. Habis itu siap-siap pulang ke kos-kosan, aku curiga bukan hanya tadi malam saja orang tersebut datang kesini, bisa-bisa malam ini juga. Jadi untuk keamanan kita masing-masing lebih baik nggak usah tidur di markas malam ini, kalau perlu besok dan seterusnya".
"Baik, kak. Kita semua kemas barang-barang dulu".
Anggota inti mengemas barang sekitar setengah jam, demi keamanan anggota nya marvel menunggu semua anggota nya pulang terlebih dahulu sebelum dia pulang.
Sepanjang jalan, gesya bertanya-tanya pada dirinya sendiri siapa gadis yang memerhatikan suami nya saat olahraga hari senin. Hal itu terus menghantui pikiran nya.
Sementara suaminya yang menyetir motor tidak konsen, perutnya terasa lapar, tangan kanannya sakit karena pecahan kaca yang tertanam dalam di telapak tangan nya.
Cahaya terang dari sebuah truk menghantam penglihatan Marvel dan gesya, motor itu hampir saja bertabrakan dengan truk yang berbelok kearah mereka.
"Heh! Lu bisa bawa motor?. Semenjak aku boncengan sama kamu, malaikat maut kayak ngejaga terus ditengah jalan! Untung tadi nggak ditabrak! ".
Marvel berhenti di halte bus, ia sudah tidak bisa menjaga keseimbangan nya. Sebelum motor itu jatuh gesya turun ikut menahan motor itu, dia agak kesusahan karena tangan satunya dipakainya untuk menopang tubuh Marvel.
"Kamu kenapa anjirr? Turun cepat! ".
Untung nya Marvel berhasil turun sebelum akhirnya motor nya jatuh terbaring ke tanah.
"Kamu nggak apa-apa kan? ".
"Hanya pusing dikit".
"Yaudah istrahat disini aja, pasti asam lambung kamu naik. Makanan tadi kamu simpan dimana? ".
"Di tas kamu".
"Kamu yah! Tadikan aku udah mau suapin tapi kamu nggak mau, jadi kayak gini kan? ". Gesya menggeledah tas nya mencari makanan.
"Malu! Ada teman-teman lagi".
"Kamu pikir hanya kamu? Aku juga malu! Tadi kalau bukan karena ada teman-teman kamu aku bisa bebas ngelakuin apa saja".
"Tadi truknya nggak apa-apa kan? ". Tanya marvel penasaran.
"Tuh, truknya lagi dikerumuni sama banyak orang, orang nya kayaknya lagi mabuk".
"Kenapa yah setiap yang mau nabrak itu truk? Apa truk juga yang mau akhiri hidup gue? ".
"Sst! Nggak boleh ngomong begitu!. Kematian itu kita nggak tahu!, sekarang makan makanan ini nggak usah mikir hal-hal yang nggak kita ketahui".
"Jangan ngomel mulu! Berisik! ".
"Iya aku berhenti ngomong, nih ambil makanan nya".
"Suapin.... ".
"Hah?! Apa lo bilang? Lo minta gue suapin? ".
"Kurang jelas yah? Tadi lo nggak ada rasa iba lihat gue makan kesusahan".
"Ada sih, tapi aku nggak mungkin nyuapin kamu disini apalagi ini jalan raya, kalau misalnya teman-teman aku ada yang ngelihat gimana? ".
"Gapapa sih kalau nggak mau suapin, aku bisa makan sendiri".
"Iya deh! Aku suapin. Tapi kali ini aja yah! Ini yang terakhir kalinya".
"Iya janji! ".
Marvel menikmati suapan gesya, tapi gesya gelisah, bagaimana jika diantara kerumunan orang itu ada salah seorang sahabat nya? Dia harus bilang apa? Lelaki itu masih sangat muda jika dikatakan sebagai om-om.
"Aduh! Ini nasinya masih panas! Niupnya yang benar, dong! ".
"Ni cowok pintanya banyak banget! ".
Gesya meniup makanan di sendok sebanyak dua kali ia menatap Marvel mengisyaratkan apakah tiupan itu sudah cukup.
"Lagi, itu masih panas".
Gadis itu meniup makanan nya lagi dan kembali menatap suaminya.
"Hmm udah cukup".
Setelah suaminya menyantap makanan nya, gesya memegangi kepala nya, seraya menggeleng menunjukkan beban pikiran.
"Sumpah, Vel!. Aku harap nggak ada lihat hal ini, apa yang bakal terjadi kalau ada yang lihat kita mesra kayak gini".
"Tidak masalah, mereka bisa jadi saksi bukan? ". Marvel tersenyum miring.
Gesya menjibir bibirnya. "Saksi, saksi, saksi apaan? Saksi gosip yah? Kalau misalnya ada yang lihat kita mesraan begini, mungkin bakal tersebar ke satu kota ini, sekalian ke kota Canada dan sampai ke gunung Everest! ".
Marvel tertawa kecil, suara tertawa nya candu dan sang istri baru menyadari nya. "Wait, candu banget ketawa nya. Aku baru sadar, apa karena faktor suami ku ini nyebelin banget yah makanya aku nggak sadar suara ketawa nya kalau yang lagi nggak nyebelin itu candu".
"Tahu nggak? Waktu aku kecil aku nggak pernah tertawa, nanti udah besar baru ketawa kaya gini".
"(Mana ada? Kamu waktu SMP ketawanya kayak orang gila) ". Batin gadis yang menyuapi nya makanan. "Kamu harus tetap tersenyum dan bahagia, kita boleh peduli ke siapapun itu tapi jangan sampai kita lupa membahagiakan diri kita sendiri".
"Aku udah sering membahagiakan diri sendiri, semenjak aku ngejek kamu disitu lah kebahagiaan ku".
"Silahkan, aku nggak marah kalau kamu mau ngejek aku".
"Bercanda!. Didunia ini kita memang mencari kebahagiaan yang nggak lari dari beban hidup. Yang perlu diterapkan itu adalah Tuhan itu Maha Adil, kita bisa meminta namun Tuhan pasti selalu berpihak kepada sesuatu yang jauh lebih baik".
"Sakit banget dengarnya! Intinya manusia bisa berencana namun Tuhanlah yang akan menentukan jalannya. Gimana udah enakan?".
"Lumayan, masih pusing dikit".
"Lo nggak apa-apa kan lihat truk tadi? Gue takut trauma nya kambuh".
"Dari mana kamu tahu aku punya trauma? ".
"Emm, aku tahu dengan sendiri nya. Rata-rata orang yang melukai pergelangan tangan nadinya sendiri adalah orang depresi, orang depresi pasti punya traumanya sendiri".
Marvel terdiam, ia melihat sekilas pergelangan tangan yang ia lukai memakai pisau.
"Dan dari mana kamu tahu tentang itu? ".
"Mau sampai kapan kamu sembunyikan itu aku tetap tahu. Waktu kamu pengen jatuhkan diri di rooftop rumah aku sempat obatin....".
"Kapan? ".
"Kamu amnesia?. Masih muda sudah pikun!. Waktu hari senin kamu mau bunuh diri, untung aku masih bisa tanganin. Kalau engga.... rumah serta hutannya itu akan jadi angker! ".
"Yah...., gimana yah?. Soalnya aku ingatkan saat kita bermesraan bersama.... ".
Gesya memalingkan wajah, sekilas tersenyum. Ia menginginkan jawaban lainnya. "Oh ya, aku ingin bertanya tentang keluarga mu. Sayang sekali aku baru mengenal tante jasmine dan suaminya".
"Kalau itu.... aku nggak pernah tahu, aku hanya pernah lihat papa, mama, tante jasmani, sama suaminya. Mungkin ada beberapa lagi, tapi aku udah lupa".
"Kamu nggak sedih? ".
"Nggak buat apa? Nggak ada gunanya juga".
"Kok begitu? ".
"Yang udah berlalu biarkan saja. Sekarang gantian aku yang mau nanya sama kamu".
"Tanya apa? ". Gesya membungkus lagi makanan yang belum benar-benar habis didalam tasnya, ia begitu penasaran dengan apa yang akan ditanya oleh lelaki disamping nya.
"Siapa orang yang kamu sukai? ".
"Siapa lagi kalau bukan Harry? ". Jawab gadis tersebut tanpa berfikir panjang.
Lelaki disamping nya tidak yakin kalau orang itu benar-benar Harry. Menurut pengakuan gesya semalam orang yang ia sukai bersifat rahasia, kalau orang itu adalah Harry pasti gesya akan terang-terangan meski dalam keadaan mabuk. Katanya semalam, orang itu sudah melupakan nya sedangkan sekarang Gesya dan Harry saling kenal, bisa saja orang itu adalah masa lalu istri nya.
"Ada apa tiba-tiba tanyakan itu? ".
"Sewaktu kamu mabuk, kamu bilang ke aku ada orang yang kamu sukai".
"Bodoh banget aku! Terus aku ada bilang namanya nggak? ".
"Kamu ada kasih tahu namanya terang-terangan". Kata marvel berbohong.
"Gila sih! Jadi siapa orang yang aku bilang? Please jangan percaya! Otak ku lagi agak geser kebawah waktu itu jangan percaya please...".
Marvel tertawa merangkul pundak istrinya. "Itu rahasia, pesan kamu waktu itu jangan dikasih tahu sama siapa-siapa".
"Tapikan yang kasih tahu kamu kan diriku sendiri, aku nggak berhak tahu yah? ".
"Saat itu kamu nggak aku anggap gesya tapi si kelinci peminum alkohol".
Gesya tersenyum tipis, matanya bertatap langsung dengan suaminya. "Hari ini banyak teka-teki yah? Aku pikir disekolah saja yang memiliki banyak PR ternyata dirumah juga banyak PR serta teka-teki nya".
"Aku nggak bisa bayangkan kalau kamu nggak ada disisi ku, nggak ada yang bisa aku kerjain tiap hari nya".
"Sekarang coba deh kamu buat perjanjian satu hari aja nggak buat aku marah".
"Waduh! Nggak bisa, sayang. Itu terlalu sulit".
"Pantas saja kita nggak pernah akur, kalau begini terus kapan kita akurnya? ". Senyuman gesya pudar.
"Kapan-kapan, aku kan sudah pernah bilang kita harus mempunyai cerita yang singkat namun melekat. Menjahili kamu itu akan jadi kenangan terindah kalau aku pergi".
"Aku malah terusan tertekan jika begitu!".
Marvel meneguk air pada botol air minum nya, sebelum menimpal perkataan istrinya. "Aku juga sama tertekan nya dengan kamu. Lihat aja itu akan jadi hal yang paling melekat kalau kita udah mentingin ego masing-masing dan akan saling meninggalkan".
"Sekarang mendingan kita pulang, nggak enak sama orang-orang yang lagi berkerumun di sana, mereka lagi sibuk menelpon ambulans kita malah duduk nyantai disini". Marvel melirik orang-orang yang berkerumun menengahkan truk itu.
"Terus motor nya gimana? ".
"Angkat kan lah. Aku masih ngerasa pusing".
Gadis disamping nya menyilang kedua tangannya didepan dada, wajahnya terlihat marah. "Kamu tadi habis nyuruh aku angkat motor segede itu?. Tadi saja saat aku nahan kamu bareng motornya udah nggak kuat. Untung tadi kamu cepat-cepat turun, kalau nggak cepat turun bukan motor ini yang jatuh ketanah tapi malahan aku yang kebuang sampai ke genteng rumah orang sana".
"Makanya makan banyak, biar gedenya kayak aku".
"Mendingan kayak begini aja, body ku lebih enak dipandang kan? ".
"Nggak tertarik". Cetus marvel sambil memperbaiki posisi motor yang jatuh di tanah. Kemudian naiklah ia ke motor sport hitam mengkilat nya, dari wajahnya sebenarnya sudah terlihat bahwa ia adalah seorang ketua geng motor, wajahnya alami selalu terlihat ia adalah seorang yang beribawa, berani mengambil resiko, dan bijaksana.
Sayangnya kehidupan nya tidak sebahagia orang lain. Kita boleh mengeluh tapi jangan lupa untuk bersyukur.
"Ayo buruan naik, ratuku".
"Iya, rajakuh! ". Ucapnya sambil tersenyum namun setelah itu wajahnya kembali judes.
Memastikan semua aman, marvel melakukan perjalanan untuk pulang kerumah. Menurut marvel hari ini bukan hanya malam sabtu tapi juga malam paling berkesan.
Motor itu telah melaju cukup kencang, gesya yang menikmati angin sampai-sampai ketiduran seraya memeluk tubuh marvel.
Marvel mengurangi kecepatan motor, takut gesya akan terbangun dari tidur lelapnya. "Kapan lagi kita seperti ini, sya? ". Ucap marvel. "Kita pasti akan jarang seperti ini, ini adalah alasan kenapa aku suka membawa kamu jalan-jalan. Sebenarnya aku khawatir kalau orang yang kamu suka itu bukanlah aku, tapi orang lain. Namun, aku akan berusaha sampai kamu bisa memiliki perasaan yang sama. Seharusnya aku tidak bisa memaksakan itu bila memang tidak bisa, tapi apa salah nya jika kita mencoba terlebih dahulu sebelum mundur?". Ucapnya lagi, walau ia tahu gesya tidak akan mendengar nya.
"Menurut aku, kamu itu istimewa. Saat baru pertama kali berjumpa, kamu sering memanggilku Arthur. Kamu pernah bilang Arthur itu adalah seorang yang lebih baik dari pada aku, aku ingin bercita-cita menjadi Arthur yang nggak kalah baik untuk kamu. Tetap lah berbahagia, Gesya. Sesungguhnya aku nggak pengen buat kamu badmood setiap hari, aku hanya pengen kita cepat-cepat akur waktu demi waktu".
Kali ini, seperti nya Marvel membiarkan dirinya jatuh terlalu dalam. Ia bahkan tidak peduli sama sekali jika menyelam terlalu dalam dan pada akhirnya ia akan tenggelam.
Tidak semua orang mempunyai payungan hidup, ada pula orang yang berjalan dibawah hujan untuk mencapai tujuan nya sendiri. Maka jika orang lain bisa, mengapa kita tidak bisa?. Yang diperlukan hanyalah berusaha, jika tidak diizinkan berarti itulah yang terbaik. Kita tidak perlu menjadi yang terbaik, tetapi kita perlu menanyakan untuk apa dan siapa sampai-sampai kita rela berusaha hingga lupa membahagiakan diri sendiri.
Ketika tujuan itu tertuju pada Cita-cita, seorang anak kecil juga bisa bercita-cita. Kalau bukan karena ekonomi yang terbatas, dukungan orang tua yang kurang mendukung. Dimasa remaja sekarang, Anak-anak kebanyakan berkata bohong bahkan ada pula yang hanya diam ketika ditanyakan tentang sebuah Cita-cita.
Menurut kita, Cita-cita tinggi tidak mungkin bisa tercapai. Tetapi cobalah kamu berkata kepada dirimu sendiri, "Pasti aku bisa! ". Kamu memang tidak punya orang lain yang mendukung, akan tetapi kamu masih memiliki dirimu sendiri yang bisa kuat sampai pada akhirnya kamu benar-benar bisa.
Lihat! Sudah berapa tahun kamu tumbuh? Menunggu kebahagiaan itu datang pada waktu yang tepat. Kalau kamu tidak kuat mana mungkin kamu bisa ada sampai sekarang?, Tuhan memberikan semua cobaan karena Tuhan tahu kalau kita ini mampu.
Lucu sekali yah? Dunia ini membuat semua orang keheranan, kita dipaksa berusaha namun akhirnya semesta juga yang akan menentukan nya.
Intinya kita jangan hanya bisa memaki diri sendiri, tapi kita juga harus bisa membuat diri kita merasa di hargai.
___________________________________
*Semoga puas dengan hasil nya. jangan lupa suport nya 😉😉