PENYESALAN CINTA

 Sepulang sekolah, Leon mengantarkan kekasih nya tepat di depan rumah. Dan terlihat bunda Ara, yang sedang sibuk mengurus kotak catering untuk diantarkan ke pesanan pelanggan. Menggunakan mobil pick up.

 leon berhenti tepat di depan pagar. Dia juga ikut turun menyapa bunda nya Lia. kondisi Lia sudah baik baik saja, walaupun pinggang nya sedikit nyeri, tapi dia masih bisa bersikap baik baik saja, seolah tak terjadi apa apa.

 Apalagi tadi saat di jalan, dia meminta agar Leon tak mengatakan apapun kepada bunda Ara. Takut wanita itu cemas dengan kondisi putri nya.

"Kamu gpp?"

"Aku gpp kak, makasih ya udah anterin Sampek rumah."

"Aku mau salaman sama bunda dulu, dari tadi dia liatin kita. aku ga enak jadinya."

"Yaudah ayok." ucap Lia dengan senang. Sebab bunda Ara selalu Wellcome terhadap siapapun.

"Assalamualaikum bunda." ucap gadis itu dengan riang nya.

"Assalamualaikum Tante." ucap Leon yang langsung mencium tangan bunda Ara dengan sopan nya.

Bunda Ara tersenyum Lembut melihat kedua nya, dia merasa wajah putri nya semakin banyak tersenyum semenjak bersama dengan Leon. Dia menysukuri hal itu, setidaknya anak gadis nya, tak memikirkan ayah kandung nya saat ini.

"walaikumsalam, kalian udah pulang rupanya. Nak Leon ayo masuk, kita makan siang bersama."

 "Jadi kak Leon aja yang diajak masuk Bun?" ucap nya sambil cemberut. apa bunda nya lupa bahwa dia ini anak kandung nya, tapi kenapa malah lebih perhatian dengan Leon.

 Bunda Ara terkekeh kecil, melihat putri nya yang cemberut menggemaskan. anak gadis nya itu selain manja juga cemburuan.

 Leon yang menyaksikan pemandangan itu, merasa hangat dan nyaman sekali, tak seperti di rumahnya. Rasanya begitu iri dengan kehidupan Lia yang menurutnya sempurna. Padahal dia belum tau saja apapun tentang gadis itu.

"Kamu ini malah cemberut gitu, kayak bocil ga di kasih permen. Ga malu diliatin sama nak Leon, masa cemberut gitu sih? goda nya sambil tersenyum lembut.

"Bunda." rengek nya dengan nada kesal

"Kok nak Leon mau sih pacaran sama bocil nya bunda ini?"

"Saya menyukai Lia, apa ada nya Tante. dia juga lucu dan menggemaskan." ucap Leon dengan tersenyum kecil.

mendengar ucapan Leon, membuat bunda Ara dan lia tersenyum. Apalagi gadis itu pipi nya bersemu merah.

 "Baiklah, kita masuk bersama, bunda tadi buatin masakan yang sederhana untuk kalian. Ayo masuk nak Leon, jangan sungkan. Maaf ya kalau rumah nya kecil."

 "Tapi Tante_" Leon ingin menolak, tapi melihat wajah antusias Tante Ara, membuat nya tak tega. Jadinya mau tak mau dia ikut menikmati hidangan dari tante ara. Dia masih belum terbiasa memanggil bunda, karena masih terlalu canggung rasa nya.

"gpp, gausah sungkan. Kamu itu kekasih nya Lia, jadi udah bunda anggap anak juga. Ayo rasain masakan Tante yang sederhana ini. Maaf ya kalau tempat nya kecil."

 "Leon ga milih milih kok Tan, makasih udah ajakin buat makan siang bersama." ucap nya yang masih canggung. Tak menyangka bunda nya lia begitu baik. Dia bahkan sampai sungkan rasanya.

Makanan yang dihidangkan, adalah makanan yang tak pernah Leon makan sebelum nya, masakan rumahan seperti ini membuat nya merasa begitu nyaman, dan terasa sangat nikmat. apalagi sambutan hangat dari Tante Ara membuat nya bener bener ikut bahagia.

  "Masakan Tante Sangat enak." ucap Leon dengan tersenyum tipis.

"Hum, bener. Kak Leon pasti akan gendut kalau tiap hari makan masakan bunda Ara." ucap Lia sambil terkekeh lucu ke arah kekasih nya itu.

"hahah, kamu terlalu memuji nak Leon, maafin kalau makanan nya sederhana ya, jangan sungkan sungkan untuk ikut bergabung lagi. Bunda senang kalau banyak teman nya lia yang datang di sini, rumah jadi ramai."

"Masakan Tante begitu lezat dan nikmat, makasih udah diizinkan untuk mencicipi masakan Tante. Leon pasti ga akan bosen bosen untuk menikmati masakan Tante Ara. Dan ini makanan terbaik yang pernah saya makan." ucap nya dengan tersenyum tipis.

Mendengar ucapan Leon, membuat bunda Ara penasaran, apakah kehidupan Leon begitu kaya. Tapi di liat dari tampilan nya memang bukan sembarangan orang. Tapi dia cukup salut dengan keberanian dan juga ketegasan Leon yang menyukai putri manja nya secara terang-terangan.

 Dia selalu mendukung apapun keputusan Lia, untuk kedepannya dia akan mendoakan dan mendukung saja hubungan kedua nya baik baik saja tanpa adanya penghalang, dan rintangan.

"Ayo habiskan yang banyak nak Leon, jangan sungkan sungkan ya."

Lia ikut tersenyum dengan perlakuan sang bunda, dia bener bener bersyukur memiliki ibu seperti bunda Ara. Sudah penyayang, lemah lembut, baik hati pula.