NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

Status: tamat
Genre:Angst / Pihak Ketiga / Pernikahan Kilat / Duda / Romansa / Naik ranjang/turun ranjang / Tamat
Popularitas:74.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

'𝐌𝐞𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡 𝐓𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚, 𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐊𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐧𝐚𝐤 𝐊𝐚𝐤𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚.'

Aruna Mayswara tak pernah membayangkan harus mengikat janji suci dengan Jakson Mahendra—mantan kakak iparnya yang dingin, galak, dan pernah ia juluki sebagai '𝘗𝘪𝘭𝘰𝘵 𝘕𝘦𝘳𝘢𝘬𝘢'. Pria itu bukan hanya jauh dari sosok ideal, tapi juga membawa luka yang belum sembuh sejak kepergian Kinanti, kakak Aruna.

Demi keponakan kecil yang ia sayangi seperti darah daging sendiri, Aruna rela mengorbankan masa mudanya, mimpinya, bahkan hatinya. Namun, rumah tangga tanpa cinta, tanpa sentuhan, hanya diikat oleh perjanjian dan pengorbanan—sanggupkah mereka bertahan?

Apakah kebencian bisa berubah menjadi cinta, atau justru pernikahan ini hanya akan menjadi neraka baru bagi keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11. BAD LIAR

Suara denting sendok dan garpu menjadi nada khas di meja makan, ketiganya makan dengan khidmat. Sesekali terlihat Jakson mengusap bibir Mentari, anak yang telah genap berusia 5 tahun itu makan sendiri tanpa harus disuapi.

Sesekali terlihat Aruna melirik ke arah Jakson, sorot mata Aruna terlihat sinis. Setidaknya saat ini Aruna telah yakin jika sang kakak benar-benar bukan perempuan yang dicintai oleh Jakson, kakaknya hanya sosok pengganti di mata Jakson.

"Besok kamu jadi menemani Mentari mendaftar TK, Aruna?" Jakson membawa atensinya ke arah Aruna.

Aruna mengangguk kecil, "Iya, jadi. Emangnya kenapa?"

Dahi Jakson berkerut, cara gadis ini menatap dan nada bicaranya terasa aneh. Kepala Jakson mengeleng, ia menipiskan bibirnya.

"Hanya ingin memastikan," jawab Jakson, ia kembali melanjutkan kegiatan makannya.

"Oh," gumam Aruna pelan, pandangan matanya tertuju ke arah Mentari, tatapan mata Aruna melembut.

Keponakannya menjadi korban, Mentari harusnya tubuh dengan kasih sayang yang utuh. Baik dari ibu dan ayahnya namun, yang terjadi malah sebaliknya. Tidak terbayangkan di benak Aruna, jika Mentari nanti tahu. Ayahnya sama sekali tidak pernah mencintai ibu kandungnya, bahkan sampai ia lahir.

"Besok pergilah bersama Elena, dia jauh lebih tau soal sekolah yang bagus untuk anak-anak seusia Mentari," tutur Jakson bersuara kembali.

"Hah?" Aruna tertegun, menoleh ke arah Jakson.

"Aku udah bicara sama Elena, secara khusus meminta Elena menemanimu. Dia akan merekomendasikan TK terbaik," papar Jakson, menjelaskan secara singkat.

"Aku bisa sendiri, Mas," tukas Aruna sewot.

"Kamu bisa," ulang Jakson, seakan meremehkan Aruna, "kamu jelas belum berpengalaman Aruna, apalagi ini kali pertama kamu ngurusin pendidikan awal Mentari."

Aruna ingin tertawa meledek mendengar penuturan Jakson, Aruna memang belum berpengalaman. Karena ia belum pernah melahirkan anak dan membesarkan seorang anak tapi, selama ini ia selalu dilibatkan oleh Kinanti untuk tumbuh kembang Mentari. Kakaknya selalu menghubunginya, entah menjaga Mentari atau menemaninya saat membawa Mentari berlibur.

"Ah, iya, ya. Aku lupa, dia juga sudah menikah dan memiliki seorang putri, ya, 'kan? Udah pasti berpengalaman." Aruna mengangguk-anggukkan kepalanya.

Aruna melirik Mentari yang menatap dirinya dan Jakson secara bergilir, Mentari seakan merasakan ada perselisihan antara keduanya. Jakson mendesah kasar, sendok dan garpu di tangannya di lepas kasar hingga menimbulkan nada keras saat berbenturan dengan piring.

"Mbok! Bisa bawa Mentari main ke taman dulu?" Jakson memanggil sang pembantu yang berada di dapur.

Perempuan paruh baya itu sontak saja keluar terburu-buru, meninggalkan pekerjaannya. Membantu Mentari turun, dan melangkah meninggalkan ruangan makan.

"Ada apa denganmu, huh?" Jakson fokus menatap wajah cantik Aruna yang tersenyum masam.

"Ada apa denganku? Bukanya aku yang harus bertanya ada apa dengan Mas Jakson," balas Aruna tak kalah sengitnya memandang Jakson, "jika Mas Jakson ingin menikahi wanita itu, harusnya sedari awal jangan libatkan aku di sini. Aku sedari awal udah ngomong sama Mas, ya. Kalo aku bisa ngidupin Mentari, keluargaku bisa jagain Mentari. Mas bisa bebas mau nikah sama perempuan mana pun. Kami nggak akan melarang, asalkan Mentari kami yang urus."

Embusan napas kasar mengalun dari bibir Jakson, gadis ini berbeda dengan Kinanti-almarhumah istrinya. Kinanti tidak akan memulai pertengkaran, wanita itu cenderung diam. Bahkan seperti apapun keluarganya memperlakukan Kinanti, dia sama sekali tidak pernah melawan dan mengadu. Jakson pikir Aruna akan sama seperti kakaknya, salah besar Jakson menyamakan keduanya.

"Mentari itu putriku, aku yang berhak membesarkan putriku," kata Jakson tegas.

"Mas lupa, Mentari bukan cuma putri Mas Jakson. Dia putri Mbak Kinanti, kami berhak membesarkan Mentari memikirkan kebahagiaan dan tumbuh kembangnya. Dia, nggak akan bahagia hidup dengan Mas Jakson dan Ibu tiri seperti wanita itu," balas Aruna menekankan kata ibu tiri.

"Siapa yang bilang aku akan menikahi Elena? Kamu berasumsi dan memojokkan aku di sini. Bahkan Kinanti pun tidak pernah seperti ini," sahut Jakson berkelit.

"Karena Mbak Kinanti mencintai Mas Jakson, dia mau berkorban apapun untuk putrinya. Tentu aja, aku berbeda. Aku tidak pernah mencintai Mas Jakson," jawab Aruna tegas, "memojokkan? Kenapa harus memojokkan kalo emang benar faktanya begitu."

"Siapa yang bilang?"

"Siapa lagi kalo bukan sepupu Mas sendiri, Mas mungkin pikir aku mudah dibodoh-bodohi. Nyatanya, di sini aku-lah orang yang nggak bisa di bodohi," kata Aruna.

Jakson tertegun, Viera mengatakan kisahnya dan Elena. Kelopak matanya tertutup perlahan, kenapa Viera harus mengatakan hal privasi seperti ini. Aruna tersenyum sinis, kelopak mata Jakson terbuka perlahan. Ia tidak berselera makan, ia bangkit dari posisi duduk tanpa kata apapun.

Aruna mendengus, kakaknya salah pilih. Cinta pria ini jelas palsu, seolah-olah dia bersedia melawan dunia untuk bersama kakaknya. Nyatanya sebaliknya, yang membuat Jakson takut kehilangan dan bersikeras untuk bersama sang kakak hanya karena dia mengingatkan Jakson pada wanita yang tidak bisa dimiliki.

...***...

"Kenapa sulit banget ngehubungin kamu, ini udah mau satu bulan. Pesanku cuma kamu read doang, aku tau aku salah, Sayang. Tapi, please jangan giniin aku," ucap Raka memelas.

Layar ponsel diperlihatkan ke arah Aruna, sementara gadis itu menyamping. Colekan dari jari telunjuk Hana, membuat Aruna menghela napas kasar. Aruna dalam mood buruk hari ini, setelah bertengkar dengan Jakson. Ia malah dipaksa video call dengan Raka—kekasihnya, Aruna bahkan tidak bisa melirik ke arah Raka.

Bukan karena gadis cantik ini masih marah pada Raka, hanya saja statusnya saat ini bukan perempuan lajang. Aruna sudah menjadi istri orang, istri dari mantan kakak iparnya sendiri.

"Sayang," panggil Raka kembali mengalun.

"Ayo, bicaralah sama Raka. Dia udah memelas kek gitu loh. Kasian," pinta Hana dengan suara kecil.

Aruna menghela napas berat, kedua tangannya mengepal. Perlahan berubah posisi duduknya dari menyamping jadi berhadapan dengan layar ponsel Hana.

"Nah, gitu dong. Aku minta maaf, masih ada 2 bulan lagi di sini. Aku janji di sini akan berjuang keras buat menang, setia cuma buat kamu. Jangan marah lagi, ya, hm..., tunggu aku balik ke Indonesia. Ya, ya, ya," kata Raka membujuk Aruna.

Rasanya lama sekali Aruna tidak melihat wajah tampan sang kekasih, dan tidak mendengar suaranya. Mata Aruna berembun, kepalanya perlahan menunduk. Raka terlihat khawatir, Hana melirik Aruna.

"Udah dulu, ya, Ka! Nanti kamu bisa hubungi lagi, aku sama Aruna mau konsul lagi sama Dospen," celuk Hana membawa layar ponselnya ke arah wajahnya.

Dengan berat hati Raka mengangguk, mematikan sambungan video call. Hana mengusap lembut punggung belakang Aruna, kedua sisi bahu Aruna bergetar. Aruna menangis tanpa suara, Hana mendesah berat.

"Kamu balas aja pesan dari Raka, sampai dia selesai sama urusannya di sana. Saat pulang, kamu bisa ngomong ke dia, buat bilang kamu udah nikah sama Mas Jakson." Hana berbicara pelan, tangannya masih mengusap punggung belakang Aruna pelan.

Air mata Aruna semakin deras mengalir, ia mencintai Raka. Harus dipaksa berhenti seperti ini, impiannya hanya angan-angan semata.

Bersambung ...

1
Ibnu Rizqi
kakak author,kta jijik mending ganti dengan kata risih deh,lbh berasa manusiawi
Nur Yuliastuti
akhir yg bahagia ❤️

terimakasih untuk cerita apik nya Thor,, sehat sll, dimudahkan sll, sukses sll di dunia maya dan nyata nya 🤗❤️❤️
ariyan
keren Thor
Henny Ardiani
extra part ada g ini ato session 2
Reni Anjarwani
tau2 tamat
Runik Runma
mantap
Nur Yuliastuti
ada dong Thor,, saiiyyah dibaca saya hehe,, semangaaat 🤗😍😍 sll ditunggu up nya 🤗
Pur Wati
lanjut KK... penasaran endingnya , moga happy2 aja ya
Henny Ardiani
double up ya thor
Nur Yuliastuti: mmm 👉👈 monmaap sebelumnya mba Othor sy idem yg ini 🤭✌️
total 1 replies
Reni Anjarwani
lama ngak up
Lesti Awati
ceritanya bgs bgt beda dr yg biasanya
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya.🙏

Hai Kak, Baca juga di novel ku yang berjudul "TABIR SEORANG ISTRI"_on going, atau "PARTING SMILE"_The End, Biar lebih mudah boleh langsung klik profil ku ya, Terimakasih 🙏
total 1 replies
Henny Ardiani
ini kapan lagi uo nya thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍😍😍
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍😍
Nur Yuliastuti
Viki ❤️
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Ummi Sulastri Berliana Tobing
next
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍😍
Reni Anjarwani
lanjut doubel up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!