Larasati , seorang gadis desa yang lugu dan sederhana, harus menghadapi takdir pahit ketika sepupunya, Gea, kabur di hari pernikahannya dengan seorang pria kaya bernama Nathan karena hamil dengan lelaki lain.
Orang tua Gea, yang merasa posisi perusahaan mereka terancam bangkrut jika pernikahan ini sampai gagal dan membuat keluarga Pratama malu, memaksa Laras, keponakannya untuk menggantikan posisi Gea sebagai pengantin.
Nathan, yang merasa tertipu dan marah, terpaksa menerima pernikahan itu demi menjaga nama baik keluarganya, meskipun hatinya dipenuhi kebencian pada Laras yang dianggap sebagai biak kerok yang menyebabkan Gea kabur di hari pernikahan mereka.
Intrik dan persaingan dalam perebutan kekuasaan di keluarga Pratama menyeret Laras kedalam pusaran kekacauan yang tiada henti.
Akankah Laras bisa menanggung semua ini?
Menjalani pernikahan tanpa cinta dengan suami yang hatinya masih terpatri nama orang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HATI YANG HANCUR
Begitu mobil sampai di rumah mempelai perempuan, semua orang pun segera merapikan diri dan berusaha untuk tersenyum agar tak menimbulkan kecurigaan bagi orang lain jika baru saja ada badai besar menghantam mereka.
Gigi Nathan bergemelatuk, rahangnya pun semakin mengeras, menarik nafas dalam beberapa kali sebelum mengikuti sang papi berjalan menuju tempat dilangsungkannya akad nikah.
Dalam perjalanan menuju tempat akad nikah berlangsung, Pratiwi yang melewati tempat dimana kedua mertua dan keluarga besar Pratama berada, menunduk dan menyalami mereka satu persatu sambil cipika –cipiki sebagai adat kesopanan terhadap yang lebih tua karena disini posisi Gerry, suaminya adalah anak bungsu sehingga sebagai anggota keluarga yang termuda mereka harus bersikap sopan dan hormat.
Hal inilah yang membuat Pratiwi bertekad untuk menjadi nyonya utama keluarga Pratama agar dia bisa menegakkan badan dalam keramaian seperti ini karena posisi tersebut tepat dibawah posisi nyonya tua Pratama sehingga semua orang harus hormat dan menunduk kepadanya ketika bertemu, bukan seperti sekarang ini, dia yang harus menundukkan kepala karena posisinya sebagai yang termuda.
Setelah acara basa-basi selesai, Pratiwi yang hendak masuk kedalam untuk menyaksikan prosesi akad nikah tak sengaja mendengar bisik-bisik saudara ipar kedua dan ketiganya.
“Kak, kamu tau tidak jika Gea menghilang. Kabarnya, dia hamil dengan selingkuhannya sehingga kabur dari rumah”, bisik Mery, ipar kedua Pratiwi dengan wajah penuh gossip.
Pratiwi yang mendengar bisikan tersebut, kedua tangannya spontan mencengkeram ujung kebayanya dengan erat hingga hampir robek.
Jika saja tak melihat jika banyak mata tengah mengawasinya, Pratiwi mungkin akan langsung datang menghampiri kedua kakak iparnya itu dan merobek mulut busuk mereka berdua.
Berada dalam sorotan membuat Pratiwi hanya bisa menelan amarahnya dalam hati. Melihat anak perempuannya berdiri mendekat, diapun segera menariknya dan berbisik ditelinga anak perempuannya itu,“Laura, apa kamu tahu, sebenarnya apa yang tengah terjadi disini?”.
Laura yang sempat mendengar rumor yang beredar pun segera membawa sang mami ke tempat yang sedikit sepi, kemudian menceritakan semua hal yang tadi tanpa sengaja dia dan tante keduanya dengar begitu keduanya berjalan melewati dapur setelah selesai dari kamar mandi.
“Hamil!”
Laura langsung membekap mulut sang ibu sambil mengamati kondisi sekitarnya, takut ada yang mendengar teriakan sang mami.
“Mi, tenang dulu. Tarik nafas dalam-dalam dan buang secara perlahan”, ucap Laura berusaha menenangkan sang mami.
Pratiwi sama sekali tak menyangka jika Gea yang terlihat lugu dan polos ternyata seliar itu hingga berani mengkhianati kepercayaan putra sulungnya yang begitu mencintainya dan malah hamil anak lelaki lain.
“Mami jangan terlalu menyalahkan kak Gea. Semua ini juga salah kak Nathan yang terlalu possesif hingga membuat kak Gea jengah dan pada akhirnya selingkuh karena merasa terkekang untuk mencari pelampiasan”, ucap Laura mencoba membela Gea karena sebagai sesama perempuan, dia mengerti perasaan Gea hingga memutuskan untuk selingkuh dan kabur bersama selingkuhannya tepat dihari pernikahannya karena hanya dengan cara inilah dia bisa kabur dari genggaman tangan sang kakak.
Meski Pratiwi merasa sikap putra sulungnya memang sedikit keterlaluan, tapi sebagai seorang ibu dia tetap akan membela anaknya, meski anaknya lah yang salah.
“Itu semua karena Gea saja yang kegatelan dan genit hingga tak mampu menjaga hati dan dirinya hingga bisa tergoda pria lain dan hamil”, ucap Pratiwi sinis.
Melihat sang mami masih saja membela sang kakak, Laura yang sudah tahu jika akan begini hasilnya jika dia berkomentar mengenai Nathan, hanya bisa mengelus dadanya agar sabar.
“Semoga kak Nathan tak melampiaskan kekesalannya kepada Laras karena bagaimanapun juga, gadis itu hanyalah korban keegoisan semua orang”, batin Laura berdoa.
Pratiwi dan Laura pun segera kembali masuk kedalam ruangan begitu Gerry menghubungi keduanya melalui pesan singkat diponsel keduanya dan menyuruh mereka untuk segera duduk ditempatnya karena prosesi akad nikah akan segera dilangsungkan.
Dalam tradisi yang ada di dalam keluarga Seno, hanya wali nikah yang akan menikahkan mempelai wanita saja yang ada di depan bersama mempelai pria dan penghulu.
Setelah dinyatakan sah, barulah mempelai pria akan masuk kedalam ruangan dimana sang mempelai perempuan berada untuk bertemu langsung dalam ikatan suci yang sudah sah secara agama, kemudian pihak mempelai pria akan menyodorkan buku nikah yang harus pihak mempelai perempuan tandatangani.
Setelah semua proses selesai maka keduanya sudah sah sebagai suami istri, baik secara hukum dan agama. Tinggal acara resepsi pernikahan yang akan diadakan setelah acara ijab qabul selesai dilaksanakan, entah itu siang hari, sore hari, atau malam hari, smeuanya tergantung pada si pemilik acara.
Sementara itu, Laras yang tahu jika dirinya telah masuk kedalam pusaran kekacauan hari ini, hanya bisa meremat kedua tangannya dengan hati rumit setelah kalimat SAH yang nyaring terdengar dari speaker yang dipasang di beberapa penjuru rumah terdengar.
Kalimat SAH yang diteriakkan semua orang membuat hati Laras hancur berkeping-keping dan butiran bening yang berusaha ditahannya sejak tadi, akhirnya ambrol juga, jatuh membasahi pipi.
“Mbak, yang sabar ya. Jangan nangis lagi ya, nanti make upnya rusak. Bukannya mbak sebentar lagi harus berfoto bersama keluarga ya”, ucap salah satu MUA mencoba menghibur sambil mengusap air mata Laras dengan tisu dan membenahi make upnya karena sebentar lagi mempelai pria akan masuk kedalam kamar untuk melihat pengantin perempuan dan meminta tanda tangannya.
Laras yang di hibur oleh semua orang pun berusaha untuk menahan air matanya yang kembali ingin jatuh, hingga suara pintu yang dibuka dari luar membuat perasaannya semakin tertekan.
Ceklek,
Begitu pintu terbuka dan menampilkan sosok mempelai pria, sang fotografer yang ada dibelakang Nathan, yang tadi mengabadikan moment akad nikah pun segera masuk dan mengambil posisi demi mendapatkan hasil foto yang bagus.
Nathan yang melihat mata sembab Laras, sama sekali tak merasa iba. Justru dia terlihat geram karena tak seharusnya gadis itu bersedih karena menikah dengannya.
Bagi Nathan, Larasati yang menangis karena menikah dengan dirinya, menggantikan Gea, mencabik-cabik harga dirinya sebagai pria tampan dan kaya yang diidam-idamkan oleh banyak wanita untuk menjadi pasangan mereka.
Melihat ekpresi yang ditampilkan Larasati membuat Nathan tanpa sadar mengeluarkan aura dingin dari tubuhnya, membuat suasana dalam kamar terasa mencekam, terutama bagi sang fotografer yang berkeringat dingin, kesulitan untuk mencari angel yang bagus sebab kedua mempelai tak bisa diajak kerjasama akibat pernikahan paksa yang seharusnya tidak terjadi ini.
Sebagai fotografer professional, menghadapi tantangan ini, jelas dia dan timnya harus berjuang ekstra keras untuk menghadapi tantangan seperti ini, yang bukan pertama kalinya mereka lihat karena dalam pernikahan bisnis dan perjodohan, apalagi ketika sang calon pengantin asli melarikan diri sehingga harus memakai pengganti agar tak membuat malu keluarga sudah sering dia jumpai sehingga kali ini, timnya pun harus berusaha kerja ekstra keras agar hasil foto yang dia hasilkan bisa baik dan enak untuk dilihat mata.
"Inggat, kamu adalah pengganti yang disiapkan keluarga mu, jadi jangan bikin malu keluarga Pratama!", bisik Nathan penuh penekanan.
Laras meremas kuat bolpoin yang sedari tadi dipegangnya, karena hatinya masih ragu untuk menandatangani surat nikah yang disodorkan kepadanya. Tapi kini, mendengar peringatan keras dari pria yang baru saja sah menjadi suaminya, membuat Laras pun segera membubuhkan tanda tangannya dengan cepat.
Melihat Nathan sama sekali tak membuka mulut dan langsung pergi begitu dia selesai menandatangani surat nikah, hati Laras sedikit lega karena jujur dia sendiri sedikit takut dengan Nathan.Apalagi aura intimidasi yang dikeluarkannya tadi, benar-benar membuatnya sulit untuk bernafas.
Entah apa yang akan terjadi nanti ke depannya, yang jelas Laras harus siap lahir batin untuk menghadapi sikap dingin dan kesinisan Nathan setiap hari karena mereka akan tinggal bersama dalam satu atap.
Di luar ruangan, melihat Nathan kembali sambil membawa satu buku nikah yang langsung diserahkannya kepada asisten pribadinya untuk disimpan, Mery dan Melanie, hanya bisa tersenyum masam karena rencana mereka untuk melihat Gerry dan Pratiwi mempermalukan keluarga Pratama, gagal.
Apalagi Melanie yang tadi sempat berharap dengan gagalnya Nathan menikah maka peluang Satria, anaknya untuk menjadi pewaris utama terbuka lebar setelah Darton, cucu pertama keluarga Pratama melepaskan posisi CEO Pratama Group demi bisa fokus pada perusahaan mertuanya yang jauh lebih besar dua kali lipat dari Pratama Group di luar negeri sana,hancur total
thanks teh
😍💪
thanks mbak 🙏😍💪