NovelToon NovelToon
Detektif Kerajaan

Detektif Kerajaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi / Putri asli/palsu / Cinta Seiring Waktu / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / TimeTravel
Popularitas:80
Nilai: 5
Nama Author: Staywithme00

"Kau berasal dari masa depan kan?" Ucapan Nares membuat Yarana diam. Bagaimana bisa Nares mengetahui hal itu?-Yarana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Staywithme00, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Sedang asyik melamun memperhatikan catatan tersebut, terjadi sebuah kejadian aneh lagi.

“Fara.” Ada suara seseorang yang memanggilnya dibenaknya. Fara berusaha mendengar sejenak, tidak mungkin ada seorang yang berbicara dengannya dikepalanya sendiri kecuali bila dirinya sudah gila.

“Aku pasti menghayal.” Fara berujar sambil menepuk-nepuk pipinya agar sadar.

“Kau tidak menghayal. Fara, kau masih punya kesempatan untuk balik kedunia mu. Lakukanlah 10 kebaikan bermakna, maka kau akan menemukan jalan untuk pulang.” Suara itu menggema lagi dikepalanya.

“Dirimu yang sekarang bernama Yarana Bellvana, kau bisa melihat daftar keluargamu di lembar kertas tersebut.” Sambungnya lagi, Fara berusaha mendengarkan lagi ucapan yang ada dikepalanya, tapi tak kunjung datang lagi.

“Apa karena aku selalu berbuat baik, jadi aku diberi kesempatan hidup lagi?” Fara berusaha meyakinkan dirinya.

“Tapi, nama yang dia sebut, sesuai dengan catatan ini. Jadi tak mungkin yang aku dengar hanyalah hayalan semata kan.” Fara bingung lagi.

“Apa setelah berjuang menghadapi kematian sebelumnya, kini aku harus berjuang lagi untuk kembali kedunia asalku. Tapi aku juga tidak bisa diam dan membiarkan psi-kopat sebelumnya berkeliaran diduniaku. Setidaknya aku harus memastikan kalau dirinya sudah ditangkap.” Gumamnya lagi sambil memegang secarik kertas yang bertuliskan anggota-anggota kerajaan.

Tok..tok..tok suara pintu diketuk lagi.

“Ya, ada apa?” Fara membuka pintu kamarnya yang tingginya sekitar 1 meter. Ditangan detektif seperti dirinya, pintunya terasa ringan walau terbuat dari kayu cemara yang harusnya terasa berat. Pintu yang digenggamnya dilapisi oleh emas-emas. Fara tidak takjub melihat emas, dirinya tak menyukai emas, perak atau sejenisnya. Fara hanya heran, kenapa orang-orang dikerajaan, memoles sebuah pintu dengan emas, bukankah lebih baik membaginya pada rakyat yang membutuhkan bantuan pangan.

“Putri Yarana, Raja Bellvana bertanya apakah anda sudah siap untuk menghadiri acara bangsawan.” Ujar orang yang tadi mengantar gaun ke kamarnya. Orang tersebut kembali lagi untuk bertanya.

Fara menatapnya, sambil berpikir bagaimana caranya tahu nama dan apa posisi orang yang ada dihadapannya. Munculah, sebuah ide yang terlintas dikepalanya.

“Eh Zirane, iya aku belum bersiap. Sebentar lagi aku akan bersiap.” Ujarnya sambil berpura-pura memegang gaun yang tadi diberikan. Wanita muda yang ada dihadapannya hanya diam mendengarnya.

“Ada apa? Kenapa kau diam saja.” Fara berusaha menggali lebih dalam tentang wanita yang ada dihadapannya.

“Ti..tidak putri. Hanya saja nama pelayan ini adalah Vello.” Nah sesuai dugaan Fara, umpan terpancing. Fara kini paham, orang yang ada dihadapannya ini adalah seorang pelayan dan namanya adalah Vello.

“Oh maaf, aku berpikir terlalu banyak. Jadi kadang lupa tentang orang lain.” Fara menambah bumbu lagi pada ucapannya agar dipercaya. Ini disebut teknik bertahan hidup.

Pelayan yang ada dihadapannya hanya menunduk senyum, memaklumi seorang putri yang ada dihadapannya.

“Baik, aku akan memakai gaunku, kau tunggulah diluar. Aku akan menyusul sebentar lagi.” Fara berujar dengan senyuman. Vello menatapnya sedikit aneh, namun tetap menunduk tersenyum lalu berjalan pergi keluar.

Setelah pintu ditutup, Fara mulai bersiap-siap. Tapi sepertinya gaunnya tidak cocok untuk dirinya sebab berwarna kuning keemasan, terlalu mewah. Fara berlari kearah sebuah peti, yang menyimpan baju-baju. Fungsinya sama seperti lemari pada umumnya, hanya saja pakaian disimpan dengan posisi horizontal. Fara mulai membuka peti satu persatu. Tak ada yang cocok dengannya, sangat-sangat mencolok dan berwarna.

“Ini tidak cocok untukku.” Fara mengeluarkan gaun-gaun yang ada dipeti, mencoba mencari pakaian yang nyaman dilihat matanya juga nyaman bila dikenakan.

“Aku ini kan tinggal di asia, disinipun menggunakan bahasa sehari-hariku, tapi kenapa malah menyasar ke kerajaan eropa.” Walaupun sedikit heran, Fara terus saja mencari pakaian yang cocok dikenakannya.

“Akhirnya, ketemu.” Fara menemukan sebuah gaun yang elegan tak memiliki motif yang mencolok, namun indah dan nyaman. Gaunnya berwarna coklat tua, dengan beberapa sedikit rumbai transparan diujungnya. Gaun ini memiliki bahan yang nyaman dikenakan, hanya saja terlalu mekar. Yah, gaun-gaun yang ada dipeti, semua bermekaran seperti ekor burung merak ketika hujan tiba.

“Yah, sepertinya sudah rapi. Walau sejujurnya dua kali lipat lebih baik bila menggunakan kemeja.” Fara berujar sambil memakai sebuah penjepit rambut, yang sepertinya terbuat dari emas putih yang berkilau. Fara ingin mencari ikat rambut, dan menggulung rambutnya, tapi ia sadar betul perilakunya hanya akan mencolok dan menjadi perdebatan.

“Baik, sekarang kita akan mulai menjadi putri Yarana, dan akan mulai berbuat 10 kebaikan, lalu kembali kedunia asalku dan menangkap pembunuh yang melemparku ke zaman aneh ini.” Sekarang Fara akan mengambil alih peran Yarana, dan berpetualang didunia ini. Fara juga mulai detik ini akan berganti nama menjadi Yarana. Benar, putri Yarana Bellvana.

Yarana yang sudah siap, membuka pintu kamarnya lalu menghampiri Vello.

“Aku sudah siap.” Yarana melihat kearah Vello.

“Putri, mahkota anda belum dipasang.” Vello memperhatikan kepala Yarana yang belum terpasang mahkota.

“Apa wajib? Apa akan dihukum bila tak memakainya?” Yarana bertanya lagi sambil menaruh satu tangannya dipipi.

“Ti-tidak wajib putri. Ayo putri, nanti dirimu terlambat.” Vello menggeleng dengan cepat dan mengajaknya untuk segera pergi.

“Baik-baik ayo.” Yarana berjalan dengan cepat dan dengan wajah yang terangkat. Vello senang, tapi dia sedikit bingung dengan perubahan Yarana yang sangat drastis. Yarana yang biasanya merupakan gadis yang gugup, tidak banyak bicara, berubah menjadi gadis yang percaya diri.

Yarana memperhatikan seluruh bangunan istana, semua bangunannya terbuat dari emas-emas berkilau, tak ada satupun bangunan tidak dilapisi emas. Bangunan ini sangat luas dan besar. Didunia asli Yarana alias Fara, mungkin bangunan ini setara dengan 10 buah villa yang luas. Benar-benar luas. Tiap sudutnya memiliki banyak ruangan, serta banyak pelayan-pelayan yang sedang sibuk membersihkan bangunan istana ini. Yarana terus saja menatap bangunan–bangunan istana disetiap sudut hingga dipintu masuk acara. Banyak sekali orang didalam sana. Sepertinya mereka adalah raja, ratu, putra, bahkan putri dari kerajaan lain. Tak ada satupun dari mereka yang memakai pakaian kerajaan yang sederhana. Pakain mereka semua terbuat dari kilauan emas bahkan perak. Rata-rata dari mereka pun memakai mahkota-mahkota yang menarik mata dan unik-unik. Hanya satu orang pria saja yang terlihat Yarana memakai pakaian kerajaan tanpa embel-embel aksesoris mahal, namun beliau terlihat begitu berwibawa dan berkharisma. Pria ini rambut hitam panjangnya dibawah telinga, dengan wajah yang proporsional, mata berwarna biru gelap. Pria ini memandang Yarana dengan dahi yang sedikit mengerut, mungkin karena Yarana memandangnya terlebih dahulu. Yarana pun mengalihkan pandangannya kearah lain.

“Masuklah tuan putri. Yang mulia raja ada didalam bersama saudari saudari anda.” Ujar Vello, dirinya meminta Yarana untuk masuk ketempat acara, sementara dirinya menunggu diluar.

“Ayo.” Yarana menggandeng Vello, tak mungkin dirinya tiba-tiba berbaur dengan manusia yang sama sekali tidak dikenal. Walau detektif handal didunianya, bersosialisasi dengan identitas dan zaman yang berbeda itu sangatlah sulit.

“Eh.. maaf putri. Sesuai aturan, pelayan seperti diriku hanya boleh menunggu diluar.” Aturan dikerajaan tak memperbolehkan seorang pelayan putri untuk ikut membaur diacara bangsawan kerajaan Bellvana, ini adalah aturan mutlak. Pelayan hanya masuk saat dibutuhkan itupun untuk tugas bersih-bersih. Yarana mulai paham aturan tersebut saat seorang pangeran memanggil pelayan untuk membersihkan noda yang ada dibajunya.

“Baik, tunggulah aku diluar saja, jangan masuk. Nanti kau hanya akan disuruh-suruh oleh bangsawan yang tak bermoral diacara ini.” Yarana ingin mengamankan Vello dari manusia-manusia yang seenaknnya diruangan ini. Yarana pun melangkah menuju ruangan tersebut.

“Duh, susah sekali melangkah dengan gaun begini. Besok-besok aku akan menjahit kemeja sendiri, walau tak memiliki keahlian menjahit tapi akan tetap aku lakukan.” Dirinya mengomel sambil memperbaiki gaunnya yang susah sekali dibawa untuk jalan dengan cepat. Rata-rata putri dan ratu yang ada disana berjalan dengan lambat dan anggun, tidak geragas seperti detektif fara.

*****bersambung****

1
kappa-UwU
Wah, gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya, thor! 😍
Staywithme00: ditunggu yaaaa ,terima kasih sudah mampir🙏
total 1 replies
menderita karena kmu
Sempurna deh ini. 👌
Staywithme00: terimaaa kasih kak🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!