Sagara begitu terluka dan sakit hati saat gadis yang baru saja dinikahinya beberapa jam lalu yang bernama Thania memintanya untuk menalaknya.Iya, Thania gadis yang dia cintai secara diam- diam sejak lama dan berhasil dia nikahi dengan cara dijodohkan oleh orang tua mereka, ternyata tidak mencintai Sagara. Dengan berdalih ingin melanjutkan kuliah, tepat di malam pertama Thania meminta Sagara untuk menceraikannya.
Apakah Sagara akan rela melepaskan Thania, gadis yang begitu dia cintai dan merupakan cinta pertamanya...? Yuk baca cerita selengkapnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Patah Hati
Sudah tiga hari ini Sagara terus mengurung diri di dalam kamarnya yang sudah berantakan seperti kapal pecah. Iya, setelah Sagara menjatuhkan talak pada Thania, dan mengantarkan Thania kembali ke rumah orang tuanya, Sagara mengamuk di dalam kamar. Semua benda yang ada di dalam kamar dia hancurkan sebagai ungkapan rasa kekecewaannya terhadap Thania.
Hati Sagara hancur berkeping- keping saat tahu gadis yang dia cintai dan berhasil dia nikahkan ternyata menolak untuk hidup bersamanya. Perasaan Sagara pun campur aduk, antara kecewa, marah, sedih dan malu bercampur menjadi satu.
Namun Sagara tidak bisa berbuat apa- apa selain hanya menerima takdir yang menyakitian ini.
Bagaimana tidak, cinta yang telah dia bangun hanya tinggal kenangan karena bunga yang dia berikan kepada Thania layu bahkan sebelum disentuh oleh tangannya.
Dan sekarang dalam senyap Sagara merasakan hampa karena hatinya meronta ingin Thania tahu bahwa cintanya begitu besar padanya. Namun Sagara tak berdaya karena Thania tidak pernah membalas cinta tulusnya.
Sungguh menyakitkan rasanya ketika Sagara tahu bahwa perasaannya hanya angin yang tak pernah terwujud.
"Tok...tok...tok..." terdengar suara pintu kamar di ketuk dari luar.
Namun Sagara tetap bergeming tanpa menghiraukannya. Dia sedang patah hati dan tidak ingin bertemu dengan siapapun.
Iya, sudah berkali- kali baik papa maupun mamanya memintanya agar keluar dari kamar untuk makan, namun Sagara tidak menginginkannya. Dia hanya ingin sendiri, tidak ingin diganggu siapapun.
"Tok..tok..tok..." suara ketukan kembali terdengar.
"Tuan... Ini saya..." ucap seseorang yang suaranya tidak asing lagi buat Sagara.
Iya, itu adalah suara sekertaris Jo. Sekertaris Jo adalah orang kepercayaan Sagara. Dia lah yang membantu Sagara dalam menjalankan bisnisnya. Jo, pria yang berusia dua puluh sembilan tahun, sudah lima tahun lamanya dia bekerja di perusahaan Putra Mandala Sentosa . Pria dingin dengan segala kemampuan yang mumpuni dan tentu saja menjadi kepercayaan keluarga Mandala.
"Tuan... Boleh saya masuk...?'' tanya sekertaris Jo.
Sagara menghela nafas. Lalu dia berdiri tertatih menuju pintu kamarnya. Tak lama kemudian Sagara membuka kamarnya dan terlihat sekertaris Jo sedang berdiri di depan pintu.
"Tuan..." sekertaris Jo nampak panik melihat kondisi Sagara yang pucat dan terdapat lingkaran hitam di sekitar matanya.
Iya bagaimana tidak pucat, Sagara tidak makan dan minum selama tiga hari. Sang mama yang sudah bolak - balik mengantar makanan pun tidak dibukakan pintu olehnya. Dan selama tiga hari pula Satria tidak bisa tidur dengan nyenyak. Hatinya dipenuhi kesedihan yang mendalam. Ini kali pertama dia jatuh cinta pada seoarang wanita. Tapi orang yang begitu dia cintai dengan tulus malah membuatnya patah hati yang begitu dalam.
"Brukk..." tiba- tiba tubuh Sagara jatuh ke lantai. Dia tidak sadarkan diri.
"Tuan..." seru sekertaris Jo.
Mendengar suara sekertaris Jo yang terdengar panik, nyonya Siska yang juga sedang menuju kamar Sagara pun kaget dan segera berlari menghampiri Sagara.
"Sagara...." ucap nyonya Siska begitu melihat Sagara sudah terbaring lemas di tempat tidur.
"Jo... Apa yang terjadi dengan Sagara...?" nyonya Siska nampak khawatir.
"Tuan muda pingsan nyonya..." jawab sekertaris Jo.
"Ya ampun... Sagara..." nyonya Siska.
"Apa kamu sudah menelpon dokter Angga...?'' tanya nyonya Siska.
"Sudah nyonya, dokter Angga sedang menuju ke sini..." jawab sekertaris Jo.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Sementara itu Thania yang sudah kembali ke rumah orang tuanya nampak sedih karena dia selalu saja dimarahi oleh sang mama. Iya, mamanya yaitu nyonya Betti begitu murka saat tahu jika sang putri minta dicerai oleh Sagara.
Kata- kata umpatan pun dia lontarkan kepada putri bungsunya. Bagaimana tidak, nyonya Beti dan tuan Robert sudah bersusah payah meyakinkan tuan Daniel untuk melakukan perjodohan anak mereka. Tapi baru menikah beberapa jam, Thania malah minta dicerai.
"Thania...! mau ke mana kamu...!'' tanya nyonya Beti yang duduk di sofa ruang tengah begitu melihat sang putri berjalan menuruni anak tangga dengan pakaian rapi dan menenteng tas.
"Thania mau ke kampus Mah...." jawab Thania sambil terus melangkah.
Nyonya Beti nampak geram. Dia lalu bangun dari duduknya kemudian menghampiri sang putri.
"Dasar anak tidak tahu diri...! Sudah nikahkan sama CEO kaya raya, kamu malah meninggalkannya dan memilih kuliah. Kamu ini sebenarnya punya otak nggak sih ...!'' nyonya Beti menarik tangan Thania.
"Aduh mah... Sakitt... " rengek Thania.
"Biarkan saja sakit...! Kamu sudah bikin mama dan papah mu malu sama tuan dan nyonya Daniel...! Mau ditaruh di mana muka mama , Thania...!'' seru nyonya Beti.
"Hik..hik..." Thania menangis.
"Kamu ini bisanya cuma nangis saja...!'' bentak nyonya Beti.
" Mama sama papa sampai tidak tahu harus ngomong apa sama tuan dan nyonya Daniel...!'' sambung nyonya Beti sambil bertolak pinggang.
"Mah... Kan Thania dari awal sudah menolak perjodohan itu. Thania masih muda mah... Thania belum berfikiran untuk menikah. Thania ingin kuliah mencapai cita- cita Thania...hik...hik..." ucap Thania sambil menangis.
"Halah dasar kamunya saja yang bodoh...! Walaupun sudah menikah tapi kan kamu bisa sambil kuliah...! Masa iya suamimu tidak akan mengijinkan...! " sahut nyonya Beti.
"Hik..hik...tapi Thania hanya mau fokus kuliah mah... Thania belum siap menikah...hik..hik..." jawab Thania.
"Halah... Banyak alasan kamu ..!'' bentak nyonya Beti.
"Sudahlah Mah... kamu jangan marahi Thania terus, nanti dia bisa stres karena dibentak- bentak terus..." tiba-tiba tuan Robert keluar dari kamar sudah berpakaian rapi hendak pergi ke kantor.
Nyonya Beti menoleh ke arah sang suami, lalu menghela nafas.
"Tapi kita malu Pah, sama tuan dan nyonya Daniel. Malu juga sama orang- orang. Nanti kita dianggap sebagai keluarga yang tidak tahu diri yang berani mempermainkan keluarga Mandala..." ucap nyonya Beti.
"Sudahlah mah, lagian kan kita sudah meminta maaf pada tuan dan Nyonya Daniel. Mereka juga berbesar hati memaafkan kita..." ucap tuan Robert menghampiri istri dan anak bungsunya.
"Ini memang kesalahan kita Mah, seharusnya kita tidak memaksa Thania. Dia masih sangat muda dan manja. Dia belum dewasa, tentu saja dia takut menghadapi pernikahan. Bahkan pacaran saja dia tidak pernah, lalu kita memaksa dia untuk menikah. Sudah pasti dia syok...." sambung tuan Robert sambil mengusap lengan Thania.
"Papa selalu saja membela Thania..." sahut nyonya Beti dengan ketus.
"Memang anak kita saja yang bodoh. Apa sih kekurangan Sagara, sudah ganteng, pintar, kaya lagi. Kok bisa Thania tidak tertarik padanya. Padahal kan di luar sana banyak perempuan yang tergila- gila padanya. Kenapa putri kita yang sudah dinikahkan sama dia malah minta cerai..." sambung nyonya Beti.
"Seperti yang kita bilang tadi Mah, putri kita ini masih belum dewasa pikirannya. Dia masih lugu...." jawab tuan Robert.
Nyonya Beti berdecak kesal karena sang suami terus membela Thania.
"Biarkan Thania melanjutkan kuliah dan meraih cita- citanya Mah... Nanti perceraiannya biar papa yang urus...." ucap tuan Robert.
"Jangan diurus dulu perceraiannya Pah, Mama tahu Sagara sangat mencintai Thania. Siapa tahu setelah Thania lulus kuliah dia berubah pikiran dan bisa kembali rujuk dengan Sagara..." sahut nyonya Beti.
Tuan Robert menghela nafas. Iya, tentu saja tuan Robert juga berharap seperti itu, bahwa suatu hari nanti mereka bisa rujuk kembali.
"Ya sudah, kamu berangkat kuliah saja sana Thania. Belajar yang rajin ya..." ucap Tuan Robert kembali mengusap lengan Thania.
"I...iya pah... Makasih ya pah..." sahut Thania.
Tuan Robert mengangguk.
"Kamu berangkat ke kampus diantar supir saja..." ucap tuan Robert.
"Iya pah..." jawab Thania.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Setelah selesai jam kuliah, Thania bersama kedua temannya Niken dan Jeni pergi untuk makan siang di kantin.
"Ayo ceritakan padaku kenapa mata kamu bengkak...? Kamu kan pengantin baru...?'' tanya Niken yang sudah sejak tadi penasaran apa yang terjadi dengan sahabatnya.
"Iya Thania... Kamu kenapa sih...? Pengantin baru itu kan harusnya sedang bahagia melakukan bulan madu. Kok kamu malah kuliah, bukannya kamu sudah mengajukan cuti kuliah selama satu minggu...?'' sahut Jeni.
Thania menghela nafas.
"Aku mau menjawab pertanyaan kalian, tapi kalian harus janji kalau kalian tidak akan memberitahu siapapun ,ini rahasia..." ucap Thania.
"Iya...iya .. Tenang aja... Kami akan jaga rahasia. Tapi cepetan dong, katakan ada apa...? Apa suamimu melakukan kdrt...?'' tanya Jeni.
Thania menggelangkan kepalanya.
"Aku dan tuan Sagara...." Thania tidak melanjutkan ucapannya.
"Kenapa...?'' Niken dan Jeni begitu tidak sabar ingin mendengar jawaban dari Thania.
Thania menggigit bibir bagian bawah merasa ragu apakah dia akan mengatakan pada sahabatnya atau tidak.
"Ayo dong Thania, cerita..." ucap Jeni.
"Sebenarnya.... Aku dan tuan Sagara sudah... Sudah bercerai..." jawab Thania.
"Apa...! Bercerai....!'' Jeni dan Niken kaget bukan main.
Iya, bagaimana tidak, beberapa hari yang lalu secara mengejutkan sahabatnya mengundangnya untuk datang ke pernikahannya yang tiba- tiba. Dan sekarang dia memberitahu jika dia dan suaminya sudah berceria. Padahal mereka baru saja menikah.
"Sssstttthhhh... Jangan keras- keras ngomongnya, nanti yang lain dengar..." bisik Thania.
"I..iya maaf... Maaaf..." Jeni dan Niken menutup mulutnya.
"Kamu serius Thania...?'' tanya Niken.
Thania mengangguk.
"Tapi kenapa...?'' tanya Niken.
"Iya ih Thania, apa kamu sudah kehilangan akal...? kamu ini gimana sih, tuan Sagara itu kan gantengnya nggak ketulungan. Bukan cuma ganteng ,tapi kaya raya. Kekeyaannya tidak akan habis tujuh turunan, kok kamu bisa bercerai. Memang masalahnya apa...? " ucap Jeni menyesalkan tindakan Thania yang menurutnya gegabah.
"Kamu nggak ngerti yang aku rasain Jeni, Niken..." sahut Thania sedih.
"Memangnya alasan apa yang membuat kamu bercerai darinya Thania...?'' tanya Niken.
Lalu Thania menjelaskan pada kedua sahabatnya jika dia belum siap menikah dan ingin tetap kuliah hingga dapat meraih cita- citanya.
"Hah.. jadi cuma itu alasannya....?'' tanya Jeni. Dan Thania pun mengangguk.
"Astaga Thania... Kamu ini benar- benar gila tahu nggak, masa gara- gara ingin kuliah kamu memilih bercerai. Memangnya suamimu nggak mengijinkan kamu melanjutkan kuliah setelah menikah...? " tanya Niken.
"Mengijinkan sih, tapi aku takut kuliahku jadi nggak fokus. Lagi pula aku belum siap menikah. Pokoknya aku belum kepikiran untuk menjalin hubungan rumah tangga..." sahut Thania.
"Aku nggak bisa ngebayangin kalau setelah menikah aku harus tidur dengan laki- laki yang nggak aku kenal, trus aku punya anak... Aku belum siap dengan itu semua Jen, Ken..." sambung Thania.
"Ya ampun... Padahal aku yakin di luar sana pasti banyak banget yang naksir sama tuan Sagara. Kamu yang sudah dipilih sama dia malah menolak. Kamu yakin nggak akan menyesal Thania...?'' tanya Jeni.
"Aku nggak tahu, kalau untuk sekarang sih aku nggak menyesal..." jawab Thania.
"Oh ya ampun..." ucap Niken yang merasa bahwa sahabatnya itu bodoh.
"Kalian pasti menganggap aku bodoh kan ? Sama seperti mama aku yang berulang kali mengatakan aku bodoh...." ucap Thania sedih.
"Maaf Thania... Aku tahu yang meraskan gimana- gimana nya kan kamu. Itu hak kamu kok kalau memang kamu belum siap. Aku sih sebagai sahabat hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu...." sahut Jeni menggenggam tangan Thania.
"Iya, Thania. Kalau memang ini yang terbaik menurutmu, kami sebagai sahabat akan mendukungmu kok. Dari pada memaksakan pernikahan yang tidak kamu inginkan malah akhirnya membuat kamu menderita..." sambung Niken sambil mengusap punggung Thania.
"Makasih ya...'' ucap Thania.
"Oya Thania... Tapi tuan Sagara nggak marah sama kamu kan...?'' tanya Jeni.
"Aku nggak tahu. Mungkin di dalam hatinya dia marah dan kecewa. Tapi aku benar- benar nggak bisa melanjutkan hubungan yang sama sekali tidak aku inginkan..." Thania menangis.
"Ya sudah Thania, kamu jangan nangis. Yang penting kan sekarang kamu masih bisa melanjutkan kuliah kamu, kamu harus semangat dong...." sahut Niken.
"Makasih ya... " ucap Thania.
Niken dan Jeni lalu memeluk Thania. Iya, mereka berdua tahu jika Thania memang belum mengenal cinta. Kesehariannya Thania hanya fokus belajar dan ingin meraih cita- citanya. Jadi wajar saja jika dia kaget ketika dipaksa untuk menikah. Apalagi tuan Sagara belum begitu dia kenal.
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
Sementara itu, Sagara yang sudah ditangani oleh dokter sudah bangun dari pingsan. Sang mama menyuapinya makan setelah selama tiga hari ini dia mogok makan.
"Makan yang banyak ya sayang, abis itu minum obat..." ucap nyonya Siska.
"Sudah kenyang Mah..." sahut Sagara.
"Lho... Baru beberapa suap..." ucap nyonya Siska.
"Sudah mah .." sahut Sagara.
"Ya sudah, minum obat dulu ya..."
"Mama tahu kamu begitu terpukul atas sikap Thania yang meminta untuk bercerai darimu. Tapi mama mohon sama kamu, jangan menyakiti diri sendiri seperti ini sayang... Mama jadi sedih..." ucap nyonya Siska.
Sagara hanya diam tidak bisa berkata apa- apa lagi.
"Kamu harus kuat menghadapi ujian ini. Masa depan kamu masih panjang. Kamu harus bangkit. Tidak boleh lemah. Kamu harus menerima takdir kamu kalau Thania bukan jodoh kamu..." ucap nyonya Siska.
"Iya mah, maafkan Sagara susah membuat mama khawatir..." jawab Sagara.
"Iya sayang..." nyonya Siska lalu memeluk sang putra.
Bersambung....
🍅🍓 Ditunggu koment, like dan dukungannya ya.... 🍓🍅
memilih mu la hemmmm