NovelToon NovelToon
Bintangku 2

Bintangku 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Kisah cinta masa kecil / Cintapertama / Keluarga / Cintamanis
Popularitas:182
Nilai: 5
Nama Author: Sabana01

sambungan season 1,
Bintang kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan kuliahnya, tiba-tiba omanya berubah. ia menentang hubungannya dengan Bio

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Retak

season sebelumnya

Bintang kembali ke Indonesia lebih cepat dari jadwal, secara dadakan sang oma mengajaknya pergi keluar menghadiri makan malam dengan rekan bisnis omanya.

......................

Bintang menelan ludahnya pelan begitu pintu restoran terbuka. Gaun hitam selutut yang ia kenakan tiba-tiba terasa terlalu ketat di dada, membuatnya sadar akan setiap langkah kecil yang ia ambil. Rambutnya yang disanggul rapi pun tidak membantu menenangkan isi kepalanya.

Oma Rosmawati berjalan di depan, anggun seperti biasa—berkelas, dingin, dan selalu menyimpan rencana sendiri. Bintang tidak tahu siapa “rekan bisnis penting” yang ingin Oma perkenalkan malam ini. Ia hanya ikut, mencoba mengatur napas, dan berharap malam ini tidak berakhir dengan drama.

Ia bahkan sempat berpikir ingin menghubungi Bio setelah makan malam nanti. Sudah seminggu ia menghindarinya sejak kepulangannya dari Inggris, dan rasa bersalah itu makin menumpuk setiap hari.

“Reservasi atas nama siapa?” tanya seorang pelayan.

“Rosmawati.”

Jawaban Oma begitu tegas sampai pelayan itu tak berani mengecek ulang.

Mereka mengikuti pelayan menuju area VIP. Lampu kristal, musik lembut, suara gelas beradu—semua terasa jauh karena jantung Bintang berdetak terlalu cepat. Ada sesuatu yang tidak beres. Ia bisa merasakannya.

Dan begitu melihat siapa yang duduk di meja ujung—dunia Bintang seperti direbut dari bawah kakinya.

Bio.

Berjas hitam, rambut sedikit acak seperti ia terlalu sering menariknya belakang tadi. Matanya langsung membesar, jelas kaget melihat Bintang berdiri di belakang Oma.

Di sampingnya ada dua orang yang sangat ia kenal.

Yeni—mama Bio—yang langsung berdiri dengan raut tak percaya.

Dan Yudi—ayah Bio—yang hanya bisa mematung.

Bintang berhenti di tempat. Napasnya tercekat.

Tidak. Jangan bilang…

Oma duduk dan tersenyum seperti semuanya berjalan sesuai skenario yang ia buat.

“Selamat malam semuanya. Perkenalkan, ini cucu saya, Bintang.”

Sunyi.

Sunyi yang menusuk.

Yeni refleks menutup mulutnya.

“Bintang…?”

Bintang mengangguk. “Iya, Tante…”

Bio tidak mengatakan apa pun.

Tapi ekspresinya berubah—dari kaget, menjadi terluka, lalu menjadi dingin dalam hitungan detik.

Yudi terbatuk, suaranya pelan sekali.

“Jadi… ibu Rosmawati oma kamu?"

Lagi-lagi Bintang hanya mengangguk.

"Bintang kapan balek dari Inggris" tanya Yeni

"Baru kemaren tante" jawabannya, matanya mengalihkan pandanga pada Bio yang terlihat kecewan.

" ayo duduk, kita lanjutkan makan malamnya" ajak Oma.

Bintang duduk bersebelahan dengan omanya dan saling berhadapan dengan Bintang.

"Jadi Bintang cucu satu-satunya buk?" tanya Yudi.

Oma mengangguk ringan.

“Ya dan dia adalah pewaris dari Rosmawati grup"

"Dan beberapa tahun lalu, ketika Pak Yudi direkrut sebagai kepala departemen, yang merekomendasikan beliau adalah…”

Oma menoleh, seolah ingin memperjelas semuanya.

“Bintang.”

Bintang menunduk. Ia ingin menghilang seketika.

Yeni memegang lengan suaminya, wajahnya diliputi rasa terkejut yang campur malu.

“Bintang… kenapa kamu tidak bilang apa-apa pada kami?”

“Aku… hanya ingin membantu,” suara Bintang serak. “Aku tidak ingin Om dan Tante merasa ditolong.”

Yudi menelan ludah, jelas tidak nyaman.

“Terima kasih, Nak. Tapi… kami ingin mendapatkan posisi itu karena kerja keras. Bukan karena hubungan…”

Bintang ingin menjadikan dirinya sekecil mungkin di kursinya.

Bio hanya diam, diam yang belum pernah Bintang lihat sebelumnya. Ia hanya diam sampai makan malam itu selesai.

"Oma, aku mau bicara dengan Bio dahulu" pintanya begitu mereka keluar dari hotel

Rosmawati mengangguk.

"Ini kunci mobil untuk kamu pulang nanti" katanya menyerah sebuah kunci mobil.

Bintang mencari Bio, sebelum Bio pergi meninggalkan hotel.

"Bio" panggil Bintang.

Bio yang saat itu bersama orang tuanya berhenti.

"Bisa kita bicara" ajanya

"Kalian bicara dulu ya, papa mama tunggu di mobil"

"Tante dan Om duluan aja, biar Bio pulang sama aku" ucap Bintang segan.

Mama dan papa bio mengangguk dan kemudian pergi meninggalkan Bio dan Bintang.

"Aku minta Maaf" kalimat itu yang keluar dari mulutnya pertama kali.

"Maaf untuk yang mana?"

Dan akhirnya Bio bicara.

Bio mengela nafasnya berat.

“Kenapa aku tidak tahu?”

Bintang mengangkat kepalanya perlahan.

Nada Bio bukan marah, bukan tinggi.

Justru pelan. Sangat pelan.

Dan itu jauh lebih menyakitkan.

“Aku… memang belum sempat jelasin,” ucap Bintang.

“Belum sempat?” Bio tertawa pendek, suaranya getir.

" Dan Kanapa kamu kembali lebih cepat, bukannya Minggu depan?" tanya Bio lagi.

Bintang menggigit bibir, air matanya mulai berkumpul.

"Kebetulan urusan disana cepat selesai, makanya aku balek cepat. Aku rencananya mau kasih kejutan ke kamu" jelas Bintang.

Bio tersenyum ketir.

"Kamu berhasil membuat aku terkejut" ucapnya.

“Aku nggak bermaksud bikin kamu marah…”

“Kamu bukan cuma bikin aku marah,” katanya pelan, suaranya bergetar.

“Kamu bikin aku merasa nggak berarti.”

Bintang menatapnya, patah.

“Bio, jangan bilang begitu…”

“Terus harus bilang apa?” Bio menahan napasnya, matanya memerah.

“Aku pacarmu. Tapi kamu sembunyiin hal sebesar ini. Tentang papaku.”

"Aku udah blang, aku hanya ingin membantu"

"Kalau aku jujur pun pasti kamu dan keluarga kamu pasti gak akan setuju kan?" lanjut Bintang.

"Aku merasa seperti dulu lagi saat papa kerja dengan Sheila"

"Gak sama Bio"

Bio menghela nafasnya lagi dengan berat

"Udah ya, kamu pasti masih capek setelah balek dari Inggris. Kita pulang ya" ajak Bio mengalah.

Hanya suasana diam yang terasa di mobil Sedan itu, Bio sana sekali tidak bicara sepatah katapun. Begitu sampai di rumah Bintang, ia memberikan kunci mobilnya dan mengatakan akan pulang dengan ojek.

"Kamu bawa aja mobilnya pulang" tolak Bintang.

Bio menggeleng.

"Aku pulang duluq ya" ucapnya pamit. Bintang menahan tangannya.

"Aku minta Maaf" pinta Bintang

Air mata Bintang jatuh, membasahi pipinya.

Bio menutup mata sejenak, menarik napas dalam.

“Yang bikin aku marah bukan kamu bantu papaku. Tapi kamu nggak percaya sama aku. Kamu pikir aku nggak cukup dewasa buat ngerti.”

Bintang ingin menyentuh tangannya, tapi Bio menjauh halus.

Gerakan kecil itu terasa seperti tamparan.

"Aku pulang ya" ucapnya lagi, Bio menekan egonya. Ia tak ingi kata-katanya menyakiti orang paling ia cintai

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!