Lima tahun pernikahan Bella dan Ryan belum juga dikaruniai anak, membuat rumah tangga mereka diambang perceraian. Setelah gagal beberapa kali diam-diam Bella mengikuti proses kehamilan lewat insenminasi, dengan dokter sahabatnya.
Usaha Bella berhasil. Bella positif hamil. Tapi sang dokter meminta janin itu digugurkan. Bella menolak. dia ingin membuktikan pada suami dan mertuanya bahwa dia tidak mandul..
Namun, janin di dalam perut Bella adalah milik seorang Ceo dingin yang memutuskan memiliki anak tanpa pernikahan. Dia mengontrak rahim perempuan untuk melahirkan anaknya. Tapi, karena kelalaian Dokter Sherly, benih itu tertukar.
Bagaimanakah Bella mengahadapi masalah dalam rumah tangganya. Mana yang dipilihnya, bayi dalam kandungannnya atau rumah tangganya. Yuk! beri dukungungan pada penulis, untuk tetap berkarya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Pransiska Manalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab satu. Hamil
Dokter Sherly menatap wajah Bella dengan tatapan dalam. Kedua telapak tangannya saling meremas berusaha menetralisir ketegangannya.
Suhu dalam ruangan terasa sejuk karena AC. Namun, Bella merasakan punggungnya berkeringat karena tegang. Bella menatap kedua belah bibir sang dokter, menunggu sepatah dua kata yang akan menentukan masa depan rumah tangganya. Namun, sang dokter sekaligus sahabatnya itu masih diam membeku.
Melihat gelagat sang dokter, sebenarnya Bella sudah bisa menebak apa yang akan disampaikan dokter obgyn di hadapannya. Namun, dia masih berharap akan mujizat. Yang akan menyelamatkan kapal pernikahannya yang mau karam.
"Dokter, bagaimana hasilnya?” Akhirnya meluncur juga kalimat itu dari celah bibir Bella. Karena tidak sanggup menahan lebih lama lagi ketegangan di antara mereka.
Dokter Sherly menghela napas panjang. Dia menatap sahabat di depannya yang menunggu penuh harap jawaban darinya. Mereka dulu satu sekolah semasa SMA. Dan berpisah selama sekian tahun. Pertemuan mereka kembali saat sama-sama menghadiri reuni sekolah. Ternyata mereka tinggal satu kota. Sejak itu jalinan persahabatan mereka tersambung kembali. Tepatnya setahun yang lalu.
Lalu, Bella mengisahkan dirinya yang belum memiliki anak, oleh Dokter Sherly menyarankan Bella mengikuti proses inseminasi.
Pada akhirnya usaha itu berhasil, Bella hamil. Ternyata sahabatnya itu tidak mandul. Akan tetapi saat memeriksa ulang, Dokter Sherly dikejutkan oleh sebuah kenyataan. Ternyata dia telah melakukan kesalahan fatal. Sp**ma yang dia suntikan kerahim Bella adalah sp**ma milik seorang pria, yang menyewa rahim untuk melahirkan keturunannya.
Hal inilah yang hendak ia sampaikan pada Bella dan Gavin. Sebagai dokter dia telah lalai dan siap menerima konsekuensi dari kelalaiannya. Nama besarnya dipertaruhkan disini. Untuk itulah dia mau jujur pada mereka. Menjelaskan semuanya, dengan resiko kehilangan izin prakteknya sebagai dokter.
“Hasilnya positif, tapi …” nada ucapan Sherly tercekat di tenggorokan, kedua bola matanya mengerjap, menatap Bella dengan tatapan penuh penyesalan. Kalimatnya menggantung membuat Bella semakin penasaran.
“Apa dokter, aku positif hamil! Bener …?” Tatap Bella tidak percaya. Spontan dia berdiri saking riangnya mendengar ucapan dokter di hadapannya. Bella kaget setengah mati, karena impian dan doa-doanya akhirnya terkabul juga. Bella ingin menghambur ke pelukan dokter Sherly. Namun, sikap dingin sang dokter membuat Bella mengurungkan niatnya.
Bella kembali duduk di kursinya. Menahan emosinya yang hendak meluap saking bahagianya. Tapi melihat ekspresi bersalah di wajah sahabatnya membuat Bella curiga. Bella menelusuri wajah sang dokter. Mencoba menerka sikap dokter yang menyimpan misteri.
Dokter Sherly merasa jengah ditatap seperti itu. Dialihkannya pandangannya. Rasanya tidak tega untuk berterus terang. Tapi dia harus jujur. Terlebih saat ingat akan sumpah jabatannya.
"Apa ada yang salah dokter?” Ucap Bella, tepat di manik hitam itu.
Dokter Sherly mengangguk, susah payah menelan salivanya yang mendadak terasa pahit. Kali ini wajahnya berubah tegang. “Maafkan aku, Bell. Kamu memang positif hamil. Itu artinya kamu tidak mandul. Tapi …” Bella menatap Dokter Sherly penasaran.
“Tapi kenapa dokter?”Kejar Bella semakin penasaran.
“Sebelumnya saya minta maaf, Bel. Saya siap menanggung konsekuensi dari tindakan saya. Karena ini adalah murni kelalaian saya. Untuk itu saya sudah siap menanggung semua akibatnya. Termasuk kehancuran karir saya sebagai dokter.” Sherly menunduk lemah. Jari jemarinya semakin kuat saling bertaut.
Kedua alis mata Bella mengernyit. Heran dengan ucapan sahabatnya itu.
“Maksud dokter apa? Aku bingung dan tidak mengerti dengan semua kata-kata dokter. Barusan dokter mengatakan aku positif hamil. Lantas kenapa dokter malah berkata aneh seperti itu?”
“Bel, kamu memang positif hamil. Seperti hasil pemeriksaan, kamu tidak mandul. Tapi, benih yang disuntikkan ke rahimmu bukan sp**ma Ryan. Entah bagaimana kejadiannya hal itu bisa sampai tertukar. Makanya aku bilang siap bertanggung jawab atas kelalaian ini. Maafkan aku Bella.” Sorot mata Sherly begitu pasrah.
“Tertukar? Kok bisa? Jadi benih di dalam rahimku milik siapa?” Beliak Bella tak kalah paniknya. Terbayang wajah murka suaminya bila mengetahui hal ini. Tentu rumah tangganya akan semakin hancur.
Sebenarnya Bella diam-diam mengikuti program kehamilan ini. Setelah dua kali gagal melakukannya di tempat lain, Bella meminta bantuan Dokter Sherly. Bella ingin mencoba peruntungan tangan dingin sahabatnya itu. Namun, kenapa ceritanya jadi begini?
Lima tahun pernikahannya kini. Sudah lima tahun dia menunggu kabar baik ini. Dia sudah lelah mendengar sindiran serta makian suami dan keluarganya yang telah menuduhnya mandul.
Nyatanya hari ini dia dinyatakan hamil setelah melakukan inseminasi. Selama ini dia sudah pernah melakukannya tapi hasilnya negatif. Setiap kali dia periksa, dokter selalu mengatakan kalau dirinya sehat. Tidak ada masalah dengan rahimnya. Namun, suaminya selalu menuduh dirinyalah yang bermasalah.
Suaminya sampai memberi ultimatum padanya, akan menikah lagi bila dia tidak kunjung hamil. Karena itulah Bella diam-diam melakukan inseminasi dengan bantuan Dokter Sherly.
Lantas dia hamil tapi dengan sp**ma pria asing. Entah bagaimana caranya hal itu bisa terjadi. Sp**ma suaminya tertukar dengan milik orang lain.
“Siapa pemilik sp**ma itu, dokter. Dan bagaimana dengan sp**ma suami aku?” Selidik Bella penasaran.
“Sebenarnya begini, ....” Dokter Sherly menceritakan kalau ada kliennya yang mencari rahim pengganti untuk memiliki anak. Namun, wanita pengganti itu tidak hamil. Sementara, Bella positif hamil.
Dokter Sherly heran karena sp**ma lelaki itu sehat, sementara sp**ma suami Bella bermasalah. Tapi kenapa malah Bella yang hamil. Setelah diperiksa ulang, ternyata sp**ma itu tertukar.
“Entah kenapa hal itu bisa terjadi. Aku minta maaf Bel. Aku siap mempertanggung jawabkan semua ini. Karena terbukti aku telah lalai.” Jelas Dokter Sherly panjang lebar.
“Apa yang hendak dokter lakukan pada benih di rahimku ini?” Bella menatap Sherly bingung.
“Cara satu-satunya bayi itu harus digugurkan. Karena usianya masih beberapa minggu, sebab .... "
“Tidak dokter! Aku tidak mau membunuh bayi dalam kandunganku ini!” Sentak Bella sebelum Sherly selesai bicara.
“Itu bukan benih Ryan, Bel. Itu sama saja membohongi suami kamu. Kelak nanti DNA nya pasti berbeda. Akan menjadi masalah di kemudian hari.”
“Tidak! Aku justru sangat membutuhkan bayi ini, Sherly. Rumah tanggaku terancam hancur. Sekarang impianku tercapai, ternyata aku tidak mandul. Jelas-jelas suamiku yang bermasalah. Aku akan membungkam mulut mereka yang selama ini selalu menindasku!”
“Tapi Bella!”
“Aku mohon dokter. Tolong rahasiakan semua ini. Aku sangat membutuhkan bayi ini,” ucap Bella penuh harap.
“Bella itu sama saja dengan melakukan penipuan. Wajah anak itu akan berbeda setelah lahir. Akan menjadi masalah besar nantinya pada rumah tanggamu. Ayah anak itu juga sedang menuju kemari. Aku akan mengatakan kalau inseminasi gagal.” Tiba-tiba pintu ruangan Dokter Sherly diketuk dari luar.
Dua sosok pria muncul membuat wajah Dokter Sherly berubah pucat.
“Dokter menyuruh saya kemari. Bagaimana hasilnya Dok?” Ucap tamu itu tanpa basa basi. Ekspresi wajah dinginnya seketika membuat Bella menciut.
***