Episode 3-Sebuah Pertimbangan

Bayangan tentang kejadian buruk tadi sore, benar-benar membuat mata Sonya enggan untuk terpejam. Ingatan itu terlintas bagaikan sajian layar lebar yang tampak jelas tergambar di langit-langit ruang tamu apartemen milik Kenzo Abraham. Membuat Sonya menjadi kerap serba salah. Pasalnya, ketika ia memutuskan untuk memejamkan matanya dengan maksud mengabaikan gambaran itu, bayangan buruk tersebut justru berpindah dan berputar-putar di kepalanya.

Keadaan semakin tidak karuan, ketika beberapa bagian tubuh Sonya kembali didera rasa nyeri yang luar biasa. Air matanya pun meluruh dengan deras menodai kedua pipinya yang lembut dan putih. Nyatanya rasa sakit tidak hanya menjalar pada fisik, tetapi juga hati. Dalam situasi sekacau itu, seharusnya Sonya sudah mati sejak beberapa jam yang lalu. Namun apa yang terjadi sekarang? Dirinya justru berada di dalam apartemrn mewah milik seorang pria asing.

Ucapan-ucapan Kenzo pun turut terngiang di telinga Sonya, yang kerap kali membuat gadis itu mengurungkan niat untuk melarikan diri. Kata-kata Kenzo sukses menggerus keputus-asaannya, meski hanya separuh dari jumlah yang sudah sangat besar.

Benar, lambat-laun Sonya menganggap ucapan Kenzo adalah sesuatu yang perlu ia pertimbangkan. Jika mati tanpa membalas dendam, ayah tiri jahat itu pasti akan hidup bahagia dalam balutan harta dan kekayaan milik ibunya. Ia harus membuat Gani menderita, baru setelahnya ia akan mengakhiri hidupnya sendiri. Begitulah pemikiran Sonya saat ini, meski banyak pesimis mengenai hari-hari berikutnya setelah keluar dari kediaman pria tampan yang ia ketahui namanya adalah Kenzo Abraham.

Sonya tidak tahu hendak ke mana. Sepeser uang pun ia tidak punya. Hanya balutan pakaian rusak yang ia miliki sekarang. Baju dan celana besar milik Kenzo pasti akan ia kembalikan di esok hari, sementara dirinya pun harus pergi dari apartemen itu.

"Apa yang harus aku lakukan dalam situasi serba tidak punya? Sementara pulang ke rumah, hanya akan membuatku kembali dikuasai oleh pria tua yang gila itu. Aku tidak mau menyerahkan tubuhku pada penjahat itu," gumam Sonya sembari membangunkan dirinya, lalu meredam tangisannya serta menyeka bulir-bulir bening yang masih tersisa di pipi. Punggungnya bersandar pada badan sofa, sementara kepalanya tenggelam dalam tundukan.

Gadis malang itu, tidak bisa berpikir. Sebagai anak dari orang kaya dari lahir, ia memiliki sifat super manja dan tidak pernah sekalipun bekerja. Di rumah sang bunda, ia adalah seorang tuan putri yang hidupnya serba dilayani. Sampai suatu ketika, muncul pria hidung belang yang tiba-tiba meminang ibunya.

Sonya tidak pernah menyukai ayah tirinya itu. Ia tidak setuju jika mendiang ayahnya digantikan oleh orang lain. Namun ibunya yang seorang sosialita kelas atas sekaligus pengusaha kosmetik terkemuka memiliki ego super tinggi. Pendapat dari Sonya tidak pernah didengar oleh wanita paruh baya yang bernama Delima tersebut.

Yang mana, Delima justru menganggap putrinya tidak tahu terima kasih dan begitu kurang ajar karena memberikan wejangan padanya. Delima masih menganggap putrinya itu hanya bocah manja yang bisanya hanya merengek. Namun meski begitu, Delima tidak pernah sekalipun membiarkan Sonya kelaparan atau kekurangan barang apa pun. Segala jenis materi diberikan secara cuma-cuma pada Sonya, sementara perhatian dan kasih sayang justru terbilang kurang.

Sifat Delima yang se-demikian acuh, membuat Sonya akhirnya memilih kabur daripada melaporkan aksi sang ayah tiri pada ibunya tersebut. Sonya tahu ucapannya hanya akan dianggap sebagai angin lalu. Terlebih, ketika ayah tirinya yang bernama Gani tersebut adalah sosok yang licik dan manipulatif. Gani bisa mempengaruhi hati Delima semudah membalikkan telapak tangannya. Dan Sonya akan kalah jika melawan Gani, lalu jika dirinya tetap nekad, maka sudah pasti tubuhnya akan dipakai lagi.

Sebagai korban pelecehan, tentu saja Sonya memiliki ketakutan yang luar biasa besar. Namun karena keinginannya untuk mati sempat sangat besar, membuat dirinya langsung pasrah pada keadaan, bahkan ia sudah tak lagi takut pada Kenzo Abraham. Ia justru menawarkan dirinya pada pria itu sebagai tanda terima kasih, tetapi nyatanya Kenzo bukanlah pria sembarangan yang asal memakai tubuh wanita, apalagi Sonya sudah benar-benar ternoda.

"Aku harus mulai dari mana untuk hidupku ke depan, sampai aku bisa membalaskan dendamku? Dan berapa lama, aku menunggu kesempatan itu tiba? Aku sudah tidak tahan hidup di dunia ini, tidak tahan dengan setiap siksaan yang terus muncul di benakku. Aku cuma ingin mati, tapi aku tidak bisa melakukannya sebelum Gani hancur ...," gumam Sonya lagi, yang kali ini bertanya-tanya.

Sonya menelan saliva setelahnya, sementara salah satu jemarinya masih mencengkeram dada sekuat mungkin. Seandainya, ia kabur dari dulu, pasti ia sudah memiliki banyak tabungan atau bekal untuk hidup sendiri. Namun kejadian tadi sore jauh dari perkiraannya, ia langsung diterkam begitu saja. Tubuhnya seolah dibuat koyak, dan ... tak diragukan lagi tanda daranya sudah tiada.

Sonya Dewi. Seorang gadis malang yang kini telah menjadi wanita ternoda. Masa depannya sudah hancur, karena kepergiannya sekarang membuatnya tak bisa lagi mendatangi kampus. Jika ia tetap mengikuti mata pelajaran di kuliahnya, Delima bisa menemukannya di tempat itu dan memaksanya untuk pulang. Kejadian naas kedua akan terulang, bahkan bisa saja berulang-ulang.

Saat tidak dapat lagi menahan gejolak perih yang menghunjam hati, Sonya kembali menangis. Namun sebisa mungkin ia menahan suara isakannya agar tidak sampai mengganggu tidur sang tuan rumah.

Namun rencana Sonya tampaknya gagal, karena Kenzo justru tengah mengamatinya di ambang pintu kamar. Pria itu tampak menghela napas dan sejujurnya segumpal perasaan iba masih bernaung di hatinya. Kenzo tahu bagaimana perihnya hidup Sonya sekarang, tetapi tidak terlalu memahami bagaimana sulitnya gadis itu untuk bertahan.

Kenzo adalah pria misterius yang memiliki masa lalu kelam. Pria yang dingin dan cenderung menghindari permasalahan orang lain. Namun di malam tanggung tadi, sepertinya Tuhan sedang berbaik hati untuk menghangatkan hatinya, yang langsung membuatnya berinisiatif membantu seorang pengemis kehujanan. Takdir kedua yang tidak terduga, membawanya terlibat dalam masalah sang gadis pengemis.

Kenzo mendesah pelan, sembari mengusap wajahnya dengan kasar. "Apa yang tengah aku lakukan? Membawa pengemis, bukan, tapi korban pelecehan ke rumahku? Memberinya tumpangan tempat tidur, memberinya makan, hingga meminjamkan pakaian? Ah ... sepertinya aku sudah benar-benar gila," keluhnya tidak habis pikir dengan dirinya sendiri.

Namun meski mengeluh, Kenzo mengaku kali ini dirinya seperti dihadapkan dengan kejadian naas yang sudah lama berlalu. Sebuah tragedi yang membuat dirinya terbelenggu rasa bersalah dan traumatik hingga saat ini. Kenzo sampai berpikir jika kedatangan Sonya memang sudah diatur se-demikian rupa oleh Sang Maha Kuasa untuk dirinya; Tuhan memintanya untuk membayar kesalahannya di masa lalu dengan membantu gadis itu.

"Haruskah aku membantunya lagi setelah malam ini berlalu? Gadis yang mengaku manja itu, memangnya bisa hidup sendiri tanpa uang sepeser pun di luar sana?" gumam Kenzo mulai mempertimbangkan.

Rasa simpati Kenzo perlahan datang, membuat sang pemilik raga langsung berpikir panjang untuk keputusannya mengusir Sonya ketika malam sudah habis karena kedatangan sang mentari.

***

Terpopuler

Comments

kebayang ga sih Sonya kena PTSD... Post Traumatic Syndrome Disorder,,,🤔

2021-09-20

0

Yuyun Ratna Sari Famili

Yuyun Ratna Sari Famili

lanjut upx

2021-09-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!