BRUK
"Maaf tuan, saya tidak lihat jika ada orang" Tata yang sedang membawa nampan berisi minuman coklat menabrak seorang pria tampan yang baru saja masuk ke dalam cafe tempatnya bekerja.
"Maaf saya tidak sengaja" Tata kemudian segera membersihkan minuman yang tumpah semua ke pakaian pria itu, sementara sang pria hanya diam tak bergeming menatap Tata dengan tatapan yang tak terbaca.
"Permisi tuan, ada yang bisa dibantu?" kata Manager cafe tersebut.
"Ma maaf pak, saya tidak sengaja" Tata merasa takut luar biasa.
"Astaga Tata!" sang Manager langsung menghardiknya, membuat Tata gemetar hebat.
"Sudahlah, jangan diperpanjang!" pria itu berkata dengan wajah datar dan kemudian berjalan keluar dari cafe menuju mobilnya meninggalkan Tata yang sedang dimarahi oleh sang manager.
"Jadi nama panggilannya Tata?" senyum sinis terukir di bibirnya saat ia sudah masuk ke dalam mobil.
"Tuan Surya, apa kita sudah bisa pulang?" kata sang supir menyadarkan pria bernama Surya yang sedang bergelut dalam pikirannya sendiri Tetang Tata.
"Jalanlah!" kata Surya.
..........
"Ini berkas yang Anda minta tuan" kata Adhi sang asisten saat Surya sudah berada di dalam kantor keesokan harinya.
"Terima kasih" Surya membaca tiap detail laporan yang diberikan oleh Adhi.
"Hanya rumah yang bisa kita sita darinya, selebihnya tidak ada lagi tuan, jadi kalau dihitung masih ada sekitar dua milyar lagi yang harus ia lunasi untuk mengganti kerugian perusahaan ini akibat ulahnya" Adhi menjelaskan.
"Kau tenang saja, aku tau bagaimana caranya menebus semua hutang-hutang itu" senyum misterius kembali tersungging dari bibir Surya.
"Bagaimana tuan?" Adhi penasaran.
"Nanti malam kita ke rumahnya!" Surya seperti sedang memberikan teka-teki.
"Kenapa Anda selalu membuat saya takut dengan senyum misterius itu tuan?" gumam Adhi di dalam hatinya.
.........
TOK TOK TOK,
Pintu rumah diketuk dengan sangat keras, membuat Tata yang sudah bersiap tidur selepaa bekerja terlonjak.
"Ya sebentar" Tata berlari kecil menuju ruang tamu.
"Ada yang bi," Tata yang baru saja membuka pintu langsung terkejut ketika serombongan orang meringsek masuk ke rumahnya.
"Maaf ada apa ini?" tanya Tata bergetar karena takut.
"Dimana Tyo?" tanya Surya dengan tatapan tak bersahabat.
"Tyo belum pulang" jawab Tata gugup.
"Geledah rumah ini!" perintah Surya.
"Tunggu, ada apa ini?" Tata merentangkan tangannya untuk menahan gerombolan pria berpakaian hitam masuk lebih dalam ke rumahnya.
"Ini!" Surya menyodorkan berkas data korupsi yang dilakukan Tyo kepada Tata.
"Tidak mungkin" Tata melongo melihatnya.
"Rumah ini akan di sita untuk menebus hutangnya, itupun belum bisa lunas karena harga rumah ini masih jauh di bawah jumlah korupsi yang sudah dilakukan oleh Tyo!" kata Surya dengan wajah datar.
"Tapi itukan perbuatannya, kenapa sampai rumah ini ikut disita? mintalah pertanggungjawaban kepada Tyo!" Tata yang sudah tau perilaku Tyo yang suka berjudi dan mabuk-mabukan sudah tidak heran kalau Tyo akan membuat onar, namun yang tidak habis pikir adalah Tyo berani melakukan korupsi hingga mencapai lima milyar di perusahaan tempatnya bekerja.
"Bukankah ini rumahnya? jadi tentu saja ini bisa jadi jaminan!" jawab Surya enteng.
"Ini rumah orang tua kami, ayah dan ibu yang membelinya, bukan Tyo!" Tata mencoba melawan argumen Surya.
"Aku tidak peduli, yang aku mau hanya uang perusahaan ku kembali!" Surya menatap Tata.
"Tyo!" Tata yang melihat Tyo yang baru masuk ke dalam rumah berteriak sambil menatap pintu depan, sontak membuat semua mata tertuju pada Tyo.
"Tu tuan Surya" Tyo terbata-bata.
"Tangkap dia!" Surya meminta anak buahnya menangkap Tyo.
"Maafkan saya tuan, saya janji akan segera melunasi hutang korupsi itu" Tyo memohon.
"Kenapa kau bisa seperti ini Tyo?" Tata mendekat kepada Tyo dan memukul sang kakak tanpa henti.
"Maaf" hanya itu yang keluar dari mulut Tyo.
"Bajingan, brengsek!" Tata yang sebelumnya tidak pernah berkata kasar pun tidak tahan untuk memaki.
"Aku tidak mau melihat drama keluarga ini, yang aku mau hanya uangku kembali!" Surya mengintimidasi Tyo.
"Saya tidak punya apapun yang bisa menebusnya tuan, tidak ada barang berharga yang saya miliki selain rumah ini dan adik perempuan saya" Tyo kebingungan.
"Aku sudah menghitungnya, kalau aku menyita rumah ini, maka sisanya tinggal dua milyar!" kata Surya.
"Tapi say tidak ada apa-apa lagi" Tyo benar-benar bingung harus menebus pakai apa.
"Bukankah kau punya adik? aku bisa menerimanya sebagai tebusan kalau kau mau!" senyum licik muncul di bibir Surya.
"Tata!?" Tyo menatap Surya dan Tata secara bergantian.
"Tidak! ini kesalahan Tyo, kenapa harus aku yang menanggungnya?" Tata protes.
"Terserah kau saja Tyo, kalau kau menyerahkan adikmu, aku bisa menganggap hutangmu lunas!" Surya kembali memberikan penawaran licik.
"Terima kasih tuan atas kemurahan hati Anda" Tyo bersujud.
"Tyo, aku tidak sudi terlibat ulah bejatmu!" Tata histeris, namun Tyo yang sudah tidak memilik pilihan lain tidak menggubrisnya, ia lebih memilih menyelamatkan dirinya sendiri.
"Baiklah, mana surat rumah ini? aku akan membawa semua hak ku malam ini juga!" Surya menuntut haknya.
"Sebentar tuan" Tyo kemudian berlari ke kamar orang tuanya untuk mengambil surat rumah untuk tebusan.
"Bagus, aku anggap semua lunas, jangan pernah kau datang lagi ke hadapanku, segera kemasi barang-barangmu dari rumah ini, karena mulai saat ini sudah menjadi milikku!" Surya mengusir Tyo dari rumah orang tuanya sendiri.
"Baik tuan, terima kasih atas kemurahan hati Anda" Tyo tersenyum.
"Tidak, tidak boleh, ini rumah ayah dan ibu!" Tata berteriak protes.
"Kau sudah tidak punya hak atas rumah ini lagi nona, bahkan atas dirimu sendiripun kau tidak punya, sekarang semua ini sudah menjadi milikku sepenuhnya!" kata Surya penuh kemenangan.
"Tidak, lepaskan aku bajingan!" Tata menyalak.
"Bawa gadis ini!" Surya memerintah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Kenzi Kenzi
pandangan pertama begitu memesona,selanjutnya babang berkarya....wkwkwkwk
2022-04-14
5
Stefani Pandita
tyo yg punya utang kenapq hrus tata yg d bawa..?
2022-03-01
3
Rohmi Rohmizaki
seru kyaknya lanjutt
2022-02-19
2