Kegigihan demi kegigihan Pak Budiono membuahkan hasil. Inka yang berpikir dewasa mampu mengatur kehidupan keluarganya. Sedikit demi sedikit dari hasil panen ia bisa tabungkan untuk masa depan mereka. Inka juga sering melihat peluang. Jika ada orang yang menjual tanah, ia mengeluarkan tabungannya untuk investasi. Dari hasil demi hasil panen itulah membuat Inka semakin komitmen untuk menyisihkan uang.
Inka berharap salah satu di antara dia dan Inki mampu mengubah kehidupan keluarganya. Tidak dipandang sebelah mata dan ibunya menyesal karena telah meninggalkannya demi uang.
"Inki, ini ada surat dari agen." Inka menyodorkan amplop tersebut kapada Inki. Dengan tidak sabar Inki membuka amplop tersebut dan betapa terkejutnya ia ketika melihat isi amplop tersebut. Karena Inka melihat wajah Inki yang terkejut, Inka pun melihat betapa lebih terkejutnya ia.
"Inki, inikah yang dinamakan agen model? Ini bukan agen model Inki!!! Apakah kamu tidak membaca Surat perjanjiannya sebelum kamu menandatanganinya? Aku nggak ngerti lagi dengan kamu Inki?" kemarahan Inka benar-benar sudah memuncak tidak seperti yang sebelumnya.
"Ada apa?" tanya Pak Budiono ketika mendengar luapan emosi Inka.
"Ayah coba lihat ini!!" Pak Budiono pun membaca semua isi dalam surat perjanjian yang Inki tanda tangani. Lebih tepatnya bukan surat perjanjian melainkan surat pemerasan.
"Kita duduk dulu." pinta Pak Budiono dengan lembut. Pak Budiono memang tipe orang yang tidak mudah marah tetapi bijaksana. Semua permasalahan, lebih baik dibicarakan dengan tenang agar tidak menyesal di kemudian hari. Inka dan Inki pun mengikuti perintah ayahnya.
"Nak, tolong ceritakan kronologinya pada ayah. Ayah yakin akan ada jalan keluarnya."
Flashback ON
"Inki, coba lihat deh.... Ini ada pendaftaran untuk jadi model lho... Bukannya ini impian kamu?" Inki menerima selembaran kertas yang diberikan oleh teman sekelasnya.
"Apa ini benar?" tanya Inki ragu.
"Coba kamu baca baik-baik." Inki pun mulai membacanya dengan seksama. Ia sama sekali tidak menemui bau-bau penipuan dari brosur tersebut.
"Benarkan?" tanya Claudia.
"Aku rasa ini benar, tetapi bagaimana cara aku mendapatkan uang pendaftarannya?" ucap Inki yang mulai tertaik dengan isi brosur tersebut.
"Gini, kamu minta saja sama ayah kamu. Kalau nggak dikasih, aku pinjami dulu. Tetapi aku yakin jika ayah kamu pasti akan memberikannya. Kan minggu lalu habis panen?" usul Claudia.
"Aku akan coba deh.... Janji ya, kalau aku nggak dikasih uang, aku pinjam sama kamu dulu?"
"Oke." balas Claudia.
Inki pulang ke rumah dengan penuh keyakinan bahwa ini adalah jalan terbaiknya untuk meraih cita-citanya. Ketika Inki sudah mendapatkan apa yang ia inginkan, ia pun menuju kantor agen pendaftaran. Resepsionis yang terlihat ramah dan menyakinkan membuat Inki semakin yakin akan keinginannya.
Sang resepsionis selain menerima uang tunai 1 juta rupiah, ia pun menyodorkan sebuah lembaran yang berisi bukan tentang surat perjanjian atau MoU melainkan yang menyatakan bahwa pihak kedua akan memberikan uang sebesar 50 juta kepada pihak kedua dalam kurun waktu 1 minggu jika tidak tidak membayar uang tersebut, maka pihak kedua akan dijebloskan ke penjara.
Dengan keyakinan Inki, Inki pun dengan tidak ragu mendatangani lembaran tersebut tanpa membacanya padahal perekrutan tersebut adalah sebuah penipuan.
Flasback Off
Jadilah orang bijak tanpa membuat orang yang menyanyangimu meneteskan air matanya karena ulahmu.
Terima kasih telah membaca karya ini.....Jika karya ini menyenangkan hati readers, tolong tinggalkan jejak agar author semangat up...
Selamat membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
terlalu napsu sih inki
2021-08-01
1
Princes Lisa
Sangat bagus cerita nya
2021-08-01
1
Siti Dwi Puji Hastuti
silent reader 🤭
2021-07-30
2