Part 2

"Ayah, aku minta uang 1 juta untuk mendaftarkan diri sebagai model." rengek Inki pada ayahnya.

"Ayah tidak pegang uang, nak. Minta saja sama kakak kamu." jawab ayahnya yang memang jarang memegang uang, sebab segala kebutuhan rumah tangga diatur oleh Inka."

Tanpa menunggu lama, Inki pun menemui sang kakak yang sedang memasak di dapur.

"Inka, aku minta uang 1 juta untuk mendaftar sebagai model." Inka hanya menoleh sambil memainkan spatulanya.

"Inka...!!! Aku bicara sama kamu!" Inka belum juga menoleh tetapi ia mematikan kompornya. Inka geram dengan sifat kembarannya itu. Ia selalu bersikap semaunya sendiri tanpa memikirkan keluarganya.

"Ayah suruh saya minta uang sama kamu." ulang Inki pada Inka. Tanpa menjawab Inka pun berlalu meninggalkan Inki di dapur sendiri. Inka ke kamar mengambil buku khasnya. Ia memang sangat teliti dalam mengatur keuangan keluarganya. Makanya semua pengeluaran ia catat dalam buku khas.

"Kamu lihat ini." Inka menyodorkan buku tersebut pada Inki. Tetapi Inki tidak mau menerimanya.

"Aku minta uang bukan minta buku catatanmu itu." tegas Inki.

"Kamu lihat, supaya kamu tahu semua pengeluaran kita." jawab Inka.

"Aku nggak mau !!!" Inki tetap saja ngotot tidak mau melihat buku itu.

"Kamu tahu nggak? Semua pengeluaran disini itu yang paling banyak untuk kamu! Aku hanya menyisihkan sedikit untuk masa tuanya ayah nanti. Bahkan aku pun tidak pernah memakai uang untuk kesenanganku sendiri." jelas Inka.

"Kalau begitu, ambil uang tabungan ayah. Kan nanti kalau aku menang, kalian juga akan menikmati hasilnya."

"itulah alasannya kenapa aku tidak pernah memasukkan uang di bank, supaya tidak bisa diambil." jawab Inka.

"Lalu?"

"Aku masukkan di asuransi." tegas Inka.

"Aku nggak mau tahu, pokoknya aku minta uang." ucap Inki ngotot.

"Aku juga nggak mau tahu! Kalau kamu mau, kamu panen dulu di kebun sana dan hasilnya bisa kamu pakai." usul Inka dengan kesal.

"Kalau begitu, kamu yang panen. Aku pinjam uang dulu sama temanku." Inka hanya menggelengkan kepalanya. Ia bingung cara menghadapi kembarannya itu.

"Ayah, Inka nggak mau kasih uang. Jadi aku mau pinjam uang dulu sama temanku." adu Inki pada ayahnya.

"Ayah......" ucap Inka melemas.

"Ayah, uang panen kita sudah habis. Ini tinggal untuk kebutuhan kita dan untuk perawatan tanaman." lanjut Inka.

"Sudah, kasih aja ke dia dulu." jawab Pak Budiono.

"Ayah....." Ayahnya menganggukan kepalanya. Tidak ada pilihan lain untuk Inka. Baginya uang 1 juta itu sangat besar.

Inka pun dengan terpaksa memberikan uang itu kepada Inki. Dengan senyum agak menyindir Inki menerima uang itu dari Inka.

Setelah menerima uang, Inki pun berlalu meninggalkan rumahnya dan menuju ke tempat yang ia tuju, yaitu agen permodelan.

"Nak, ayah bukan pilih kasih. Ayah hanya tidak ingin membuat malu dengan sikap Inki. Kamu tahu kan? Apapun keinginannya, ia selalu ingin dipenuhi."

"Yah, aku kuatir sama Inki. Takutnya ia masuk dalam pergaulan yang tidak benar. Aku sudah menabung untuk kuliahnya nanti, yah. Aku ingin ia mendapatkan pendidikan yang layak dan menjadi sukses. Nggak apa-apa, jika aku harus bekerja keras untuk keluarga, yah."

"Anak baik." Pak Budiono mencium puncak kepala Inka. "Ayah yakin, dengan kegigihanmu tanpa mengenal lelah dan keluh, kamu akan menerima ganjarannya, nak."

"Amin...."

"Ayah mau ke kebun dulu."

"Nanti aku nyusul, yah."

 

 

Terpopuler

Comments

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

mskpn kembar tapi sifat bertolak belakang keduanya

2021-08-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!