Shen Lao berusaha membuka matanya, tetapi cahaya yang dia tatap terlalu terang sehingga matanya secara bertahap terpejam. Ketika mata Shen Lao terbuka, dia mendapati dirinya terbaring di hamparan tanah yang ditumbuhi rerumputan.
“Aku berhasil keluar dari Jurang Abadi. Sekarang umurku telah tujuh belas tahun. Sama seperti Kakak Yang.” Shen Lao mengingat kakaknya yang menyelamatkannya dengan mengorbankan nyawanya.
Shen Lao mencoba mengetahui dimana posisinya berada sekarang. Perlahan dia terbang ke udara untuk melihat keadaan disekitarnya, sebisa mungkin dia mencari pedesaan ataupun sebuah kota.
‘Aku ingin memakan masakan yang lezat. Pertama aku akan pergi restoran...’ Pikir Shen Lao ketika menikmati hutan yang membentang luas dibawahnya. Tak lama dia melihat ada yang aneh dengan hutan tersebut, sehingga Shen Lao memilih untuk mengetahui lebih lanjut.
“Heh, sepertinya ada sesuatu yang terjadi disana...” Sekilas Shen Lao merasakan aura milik seorang pendekar.
___
Di suatu tempat yang berada di wilayah Kekaisaran Jia terdapat Hutan Kegelapan. Disana terlihat seorang wanita berumur dua puluh dua tahun sedang berlari di hutan yang menjadi sarang dari Hewan Buas.
“Aku harus lari dari pembunuh itu!” Wanita dengan tubuh yang terluka terus berlari. Langkah wanita itu perlahan kian melambat, napasnya terputus-putus karena telah berlarian selama seharian penuh.
Ketika wanita dengan gaun berwarna biru muda itu berhenti, sebuah suara teriakan dan seruan dari belakang membuatnya terkejut. Segera dia menoleh ke belakang dan menarik pedangnya.
‘Bagaimana mereka bisa secepat ini mengejarku? Padahal aku sudah memakai rute yang sulit!’ Wanita itu membatin ketika melihat pembunuh bertopeng hitam mengepungnya.
“Peri Bunga Chi Rong dari Istana Bulan Biru. Menyerahlah, kau tidak akan bisa lari dari Hutan Kegelapan. Serahkan tubuhmu pada kami.” Ujar pria yang memakai topeng hitam dan berbadan kekar.
“Huang Ni dari Organisasi Air Hitam, jangan remehkan seorang wanita. Aku lebih baik mati bunuh diri daripada berakhir di tangan kalian!” Wanita bernama Chi Rong menjaga jarak dan mengamati sekelilingnya.
“Kalian semua kepung dia. Ingat, kalian boleh melukai tetapi jangan membunuhnya. Karena dia adalah barang yang langka.” Pria berpenampilan kasar yang bernama Huang Ni memberikan perintah pada puluhan pembunuh bertopeng hitam untuk menyerang Chi Rong.
“Percuma melawan. Walau kau telah mencapai pendekar suci, tetapi tubuhmu sudah terluka parah. Menyerahlah dan ikuti kemauanku, Peri Bunga!” Huang Ni berseru lantang sambil melepaskan aura pembunuh yang besar.
Chi Rong mengaliri bilah pedangnya dengan tenaga dalam sebelum memainkan pedangnya dengan gemulai. Tebasan dari segala arah dapat dia antisipasi. Mengingat puluhan pembunuh bertopeng hitam telah mencapai Pendekar Jiwa, Chi Rong dapat mengatasi mereka tanpa kesulitan. Tetapi luka yang dialaminya sudah cukup parah, sehingga Chi Rong tidak dapat memaksimalkan kemampuannya.
Huang Ni melihat Chi Rong tidak dapat bertahan lebih lama, “Kalian mundurlah! Aku akan membuatmu tunduk padaku Peri Bunga!” Sembari menarik goloknya, Huang Ni berteriak dengan lantang.
Chi Rong menyambut tebasan golok Huang Ni. Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk bertukar serangan, selepas bertukar belasan jurus akhirnya Chi Rong terdesak dan menerima perlakuan yang tidak pantas dari Huang Ni.
“Dasar manusia hina!” Chi Rong geram ketika Huang Ni dengan sengaja menyerang gaun yang dikenakannya. Pakaian Chi Rong memiliki banyak bekas sobekan sehingga memamerkan bentuk tubuhnya yang indah pada pembunuh yang mengepungnya.
“Ini baru awalnya...” Huang Ni menatap Chi Rong penuh nafsu.
Tak lama Huang Ni tersenyum menyeringai, “Kami telah membunuh adik seperguruanmu. Hanya masalah waktu sampai tempat persembunyian Istana Bulan Biru ditemukan, maka kalian pendekar wanita akan menjadi budak kami!”
Wajah Chi Rong dipenuhi kemarahan mendengar perkataan Huang Ni. Tubuhnya bergetar hebat mengingat adiknya yang mati mengenaskan. Kedua bola matanya menatap tajam Huang Ni sebelum bergerak berdasarkan amarah.
“Pada akhirnya kakak beradik akan menjadi santapan kami...” Huang Ni tertawa sambil menyambut serangan demi serangan yang dilancarkan Chi Rong.
Pertukaran serangan antara keduanya berlangsung sengit, tetapi setelah Chi Rong melepaskan dua jurus yang membutuhkan tenaga dalam yang besar, mulutnya memuntahkan darah segar.
“Saatnya aku akan menyentuhmu, Peri Bunga...” Huang Ni berniat melumpuhkan Chi Rong agar tidak dapat menjadi seorang pendekar, tetapi tubuhnya bergetar hebat ketika jarinya belum menyentuh perut Chi Rong, sebuah suara pemuda terdengar.
“Nona, apakah kau butuh bantuanku?” Suara pemuda dari atas menggema. Perlahan pemuda itu turun menghampiri pembunuh bertopeng hitam yang mematung.
“Aku tidak butuh bantuan laki-laki! Kalian semua adalah sampah!” Chi Rong justru bersikeras tidak meminta pada bantuan pada pemuda yang tak lain adalah Shen Lao.
“Sepertinya kau memiliki masa lalu yang membuatmu menjadi seperti ini. Aku sendiri mempunyai masa lalu dengan kelompok seperti kalian...” Shen Lao membentuk pedang tak kasat mata menggunakan Ilmu Pedang Tanpa Wujud.
Huang Ni berniat mengatakan sesuatu, tetapi belum sempat dia berbicara, sesuatu seperti senjata tajam menyentuh lehernya.
“Heh, Pendekar Suci Tahap Awal?” Shen Lao menatap tajam Huang Ni sebelum memutuskan tangan kanan pria bertopeng hitam itu.
“Argh! Kau!” Huang Ni mengerang kesakitan dan menatap tajam Shen Lao.
Tindakan Shen Lao membuat puluhan pembunuh bertopeng hitam menjaga jarak, bahkan Chi Rong terkejut karena tidak melihat apapun di tangan Shen Lao. Gerakan tangan Shen Lao terlihat seperti sedang memukul udara, tetapi yang sebenarnya adalah Shen Lao menggenggam pedang tak kasat mata yang terbentuk dari aura dan tenaga dalamnya.
“Katakan padaku tentang organisasimu dan nama wilayah ini. Aku sedang bergegas menuju restoran, jadi jangan membuang waktuku. Karena rasa lapar akan masakan yang layak juga ada batasnya...” Walau terdengar ramah, tetapi suara Shen Lao bagaikan petir yang menyambar tubuh Huang Ni dan pembunuh bertopeng hitam.
“Baiklah, aku akan menjelaskannya...” Wajah Huang Ni dipenuhi keringat dingin. Kemudian dia menceritakan jika hutan yang sedang mereka pijak adalah Hutan Kegelapan.
Huang Ni berasal dari Organisasi Air Hitam dan merupakan salah satu dari lima ketua yang menduduki posisi tertinggi di Organisasi Air Hitam. Dalam dunia persilatan Huang Ni dikenal sebagai pembunuh bayaran yang mengincar gadis-gadis muda. Dan siapapun yang berurusan dengan Organisasi Air Hitam maka tidak akan selamat karena banyaknya anggota organisasi tersebut.
Huang Ni tersenyum menyeringai setelah memberitahu tentang dirinya dan Organisasi Air Hitam pada Shen Lao. Pria bertopeng hitam itu berpikir jika Shen Lao akan ketakutan karena telah berurusan dengan Organisasi Air Hitam.
‘Aku akan membalas perbuatanmu ini!’ Huang Ni berniat akan menyiksa Shen Lao setelah pemuda didepannya sadar akan tindakannya.
“Jadi ini Hutan Kegelapan...” Shen Lao mengibaskan pedangnya. Tetapi orang yang melihatnya justru mengira Shen Lao sedang memukul udara.
“Sepertinya kalian akan menjadi teman latihanku...” Setelah berkata demikian, Shen Lao langsung memotong leher Huang Ni dan bergerak cepat membunuh pembunuh bertopeng hitam yang mematung melihatnya.
Napas Chi Rong melemah setelah melihat Shen Lao dapat membunuh Huang Ni dengan mudah. Tubuh Chi Rong telah mencapai batas dan kehilangan kesadaran.
Shen Lao menjarah barang-barang yang ada di jubah pembunuh bertopeng hitam.
“Informasi yang berguna.” Shen Lao mengambil catatan dan denah lokasi dari jubah Huang Ni.
Setelah mengambil semua barang-barang milik pembunuh bertopeng hitam dan menyimpannya di Segel Ruang Tak Terbatas, Shen merlirik Chi Rong yang tergeletak di tanah.
“Andaikan aku tidak berada di dekat sini, mungkin kau tidak akan mempertahankan nyawamu. Mungkin takdir mempertemukan kau denganku.” Shen Lao memeriksa denyut nadi Chi Rong yang melemah. Kemudian dia menggendongnya sebelum terbang ke atas.
Shen Lao menatap wajah Chi Rong dengan seksama. Ini adalah pertama kalinya dia melihat langsung seorang perempuan setelah sekian lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Dzikir Ari
Semangat tor 💪💪💪
2023-05-18
0
Muslimin
ayoooooooo
2023-04-02
0
Muslimin
waowwww
2023-04-01
0