Legenda Takdir Ilahi
Malam yang berapi-api melahap seluruh Keluarga Shen yang termasuk dalam salah satu dari lima keluarga bangsawan di Kekaisaran Jia.
Seorang anak berumur lima tahun menangis ketika melihat orang tua dan seluruh keluarganya telah tiada. Tanah yang menjadi lautan darah serta suara teriakan keluarganya ketika memohon, membuat anak muda berumur lima tahun membulatkan tekadnya untuk membalas kekejaman yang dilakukan oleh sekelompok orang.
“Akan kuhabisi! Lihat saja orang yang akan terakhir tertawa adalah aku! Akan kulenyapkan mereka semua dari dunia ini!” Anak itu bersumpah pada dirinya sendiri. Pedang dalam hatinya terikat dan kelak akan menajam.
“Kakak Yang...” Anak muda yang bernama Shen Lao menangis, namun tatapan matanya tajam ketika mengingat kakak kandungnya melempar dirinya ke sebuah jurang.
Shen Lao mengingat perkataan kakaknya yang bernama Shen Yang. Bagaimanapun dia harus bertahan hidup di dunia yang kejam ini.
Lao‘er, hiduplah walau sesakit apapun itu. Dunia ini memang tempat yang kejam, jika kau tidak ingin mengalami hal ini kembali. Jadilah kuat dan balaskan kematian seluruh keluargamu.
Shen Lao menatap ke atas sambil mencoba menggerakkan tubuhnya yang hancur berkeping-keping.
Konon Jurang Abadi adalah tempat yang pernah dihuni Dewa. Maafkan kakakmu ini. Semoga kau baik-baik saja, Kakak akan mengawasimu dari alam sana...
Shen Lao memejamkan matanya mengingat kakaknya yang terbunuh oleh pendekar yang menyerang Keluarga Shen.
Saat ini Shen Lao tidak menyangka dirinya masih bertahan hidup karena sebuah perjanjian dengan Roh Dewa. Dalam kesedihan dan amarahnya, Shen Lao mengingat baik-baik orang-orang yang menghabisi Keluarga Shen.
“Jika aku memiliki kekuatan, kalian akan kulenyapkan dari dunia ini!” Shen Lao berteriak sekuat tenaganya karena merasa dirinya akan mati. Bahkan dia menikmati rasa sakit yang menghancurkan seluruh tubuhnya.
“Apakah kau merasa kesal karena tidak dapat berbuat apapun, bocah?”
Samar-samar Shen Lao melihat bayangan seorang kakek tua berbicara padanya.
“Jangan pernah lupakan perasaan ini. Menjadi lemah tidaklah buruk, kau harus mengingat perasaan ini baik-baik.” Kakek tua itu menyentuh kepala Shen Lao. Telapak tangannya mengeluarkan api dan cahaya yang meregenerasi luka tubuh Shen Lao.
“Bocah, telan Pil Dewa Abadi ini. Dan jangan pernah lupakan perasaan akan kelemahanmu ini.” Kakek tua memasukkan pil berwarna emas ke dalam mulut Shen Lao.
Pandangan mata Shen Lao buram sebelum akhirnya dia pingsan seketika. Rasa sakit yang hebat disekujur tubuhnya tidak memadamkan kemarahannya.
Beberapa saat setelah menelan Pil Dewa Abadi, Shen Lao dapat membuka matanya dan melihat sinar rembulan yang begitu terang dengan hiasan bintang-bintang.
Shen Lao mencoba menggerakkan badannya, perlahan dia dapat berdiri tetapi rasa sakit di dalam tubuhnya masih terasa.
Shen Lao kemudian mendengar suara langkah kaki, segera dia menolehnya dan melihat seorang kakek tua yang memberinya Pil Dewa Abadi dan menyembuhkan lukanya.
“Kau telah bangun, bocah? Tidak kusangka ada yang datang ke Jurang Abadi.” Kakek tua ini mengelus jenggotnya dan menatap Shen Lao dengan seksama.
‘Siapa orang ini? Jika yang dikatakan Kakak Yang benar, maka dia adalah Dewa...’ Pikir Shen Lao. Kemudian lengannya dipegang kakek tua itu.
“Aku adalah Roh Dewa. Aku terbangun karena mendengar jeritan dari lubuk hatimu.” Kakek tua itu menatap Shen Lao lama sebelum menceritakan yang sebenarnya tentang Jurang Abadi.
Dahulu Jurang Abadi adalah tempat peperangan Dewa-Dewi melawan Dewa Sesat. Peperangan yang dahsyat itu membuat Jurang Abadi menjadi dunia yang berbeda dari dunia ini. Bisa dibilang Jurang Abadi adalah dimensi tempat tinggal Roh Para Dewa.
“Aku tidak lebih hanya Roh Dewa dan Dewi. Karena kau telah membangunkanku, sepertinya aku harus mewarisi semua ilmu milik Dewa-Dewi yang memiliki keinginan menghentikan malapetaka dunia ini kepadamu.” Roh Dewa menjentikkan jarinya. Seketika Shen Lao menjerit memegangi kepalanya yang terasa seperti meledak.
“Jika ingin menjadi kuat maka pelajarilah ilmu yang tergambar jelas di dalam pikiranmu.” Roh Dewa menatap Shen Lao yang mengerang kesakitan.
Tak lama Shen Lao mengepalkan kedua tangannya dengan erat, “Aku akan mempelajarinya. Terimakasih kakek tua. Aku akan bertahan hidup dan membuat semua orang yang meremehkanku bertekuk lutut dihadapanku!”
Shen Lao menatap tajam Roh Dewa yang tersenyum mendengar perkataannya.
“Tubuh Roh Dewa ini akan lenyap. Cepat atau lambat, kau harus mempelajari semuanya sendiri. Aku tinggalkan semua harta yang ada disini kepadamu.” Setelah Roh Dewa berkata demikian, seketika kabut disekitar Jurang Abadi menghilang.
Mata Shen Lao melebar melihat emas yang menggunung, bahkan kristal, berlian dan kekayaan yang melimpah membuat tubuh Shen Lao mendadak lemas.
“Minum Pil Seribu Pengetahuan. Ini akan membantumu mengetahui dunia ini.” Roh Dewa memberikan Pil Seribu Pengetahuan kepada Shen Lao. Tubuhnya seperti secercah cahaya yang akan menghilang kapan saja.
“Sebelum pergi, terimalah kekuatan dari Dewa Phoenix.” Roh Dewa berubah menjadi api yang memutari tubuh Shen Lao.
“Kakek?!” Shen Lao panik, tetapi setelah dia menelan Pil Seribu Pengetahuan, dalam sekejap dirinya menjadi tenang karena di dalam kepalanya muncul informasi yang satu demi satu, mulai dari dunia persilatan, sumber daya dan sebagainya.
Ketika api yang memutari dirinya masuk ke dalam tubuhnya, Shen Lao kembali meronta kesakitan. Saat ini Shen Lao merasakan sakit yang hebat, tak henti-hentinya dia terus meronta. Tetapi senyuman dan tatapan matanya, justru terlihat sangat menikmati rasa sakit yang sedang menimpanya.
“Rasa sakit ini membuktikan bahwa diriku masih hidup!” Shen Lao menerima rasa sakit yang membuat perutnya terasa diremas oleh tangan yang besar.
Setelah terbiasa dengan rasa sakit, akhirnya Shen Lao terdiam lama ketika merasakan tubuhnya dipenuhi energi. Bahkan secara bertahap ada api yang keluar dari tubuh Shen Lao.
“Semoga beruntung, bocah. Pelajari tentang dunia ini dan capai puncak tertinggi untuk mengetahui kebenaran dari tempat ini dan mengapa kami bisa berakhir.” Suara milik Roh Dewa secara perlahan tidak lagi terdengar.
Napas Shen Lao tidak beraturan, perlahan kepalanya mendongak ke atas menatap langit malam yang dipenuhi bintang.
“Terimakasih Roh Dewa. Aku akan menantang dunia atas. Akan kulenyapkan. Mereka adalah sesuatu yang tidak boleh berada di dunia ini!” Tangan kanan Shen Lao mengepal dan mengarahkannya ke langit malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Dzikir Ari
Lanjut saja tor
2023-05-18
0
Tiana
sekalian jejak
2023-05-18
0
Muslimin
cerita nya bagus bangat kaya nya ini
2023-04-02
0