Aku datang kestasiun untuk mengambil gitar yang dipaketkan ayahku. Setelah mengambil gitar itu, aku menuju kekampusku karena ada mata kuliah yang harus kuhadiri, dan kubawa gitar itu diruang kelasku. Selesai dari perkuliahan, aku berjalan keluar dari ruang kelasku, dan inginku langsung pulang kekosan untuk meletakkan gitarku ini dikamarku, cukup berat.
Sampainya dikosan, kulihat pintu kamarnya itu tertutup dan lampu dikamarnya itu tidak menyala, itu artinya Livia tidak sedang berada dikamarnya, kubuka pintu kamarku lalu menyandarkan gitarku dimeja belajarku. Tidak berapa lama setelahnya, aku mendengar suara langkah kaki yang tergesa - gesa, kemudian aku mendengar suara pintu kamarnya itu yang dibanting, dan kudengar juga suara tangisannya yang terdengar samar.
Aku tahu, saat itu sedang terjadi sesuatu pada dirinya,
Tapi aku tidak bisa melakukan apapun, tiba - tiba pintu kamarnya terbuka dan Livia berdiri dihadapanku, kulihat matanya itu sembab, kemudian Livia berjalan masuk kekamarku begitu saja, lalu tertidur dikasurku. Aku hanya terdiam dikursi meja belajarku. Livia menutup wajahnya itu dengan bantal.
Sampai pada waktu tidak kudengar tangisan darinya, kusadari saat itu Livia tertidur dikasurku karena sejak tadi menangis, Livia terlalu lelah menangis. Saat malam tiba, kuambil selimut yang ada dilemariku lalu menyelimutinya, dan kututup pintu kamarku, setelah itu aku berjalan menuju balkon menikmati indahnya langit yang gelap, serta penuh dengan bintang, walaupun ada beberapa dari mereka yang bersinar redup.
"Ndre, aku sedih banget nih" ucap Livia
Livia berdiri disampingku, kemudian berjalan melewatiku dan duduk dikursi satunya dibalkon, "Aku putus sama pacarku. Katanya dia udah bosen sama aku, emangnya aku orangnya ngebosenin ya?" ucap Livia, terlihat kesal
"Yang lebih kesel lagi" ucap Livia
"Katanya dikampusnya juga, dia ketemu sama cewek yang bisa ngebuat dia nyaman gitu" ucap Livia, mengusap air matanya
"Itu cuman alasan dia buat putus aja" ucapku
Aku menatap matanya lekat, dan tersenyum simpul saat itu, "Udah lupain semua yang ngebuat kamu sedih, sekarang lihat aja apa yang emang bisa ngebuat kamu bahagia" ucapku
"Apa coba yang bisa ngebuat aku bahagia, aku sendiri aja gak tau" ucap Livia
"Kamu dikirimin gitar ya? Aku tadi lihat dikamarmu" ucap Livia
"Iya tadi siang aku ngambilnya" ucapku
Livia menoleh kearahku, kulihat dia memaksakan untuk tersenyum didepanku, "Kamu main gitar dong. Biar aku gak sedih terus gini" ucap Livia
"Bentar. Tunggu" ucapku
"Iya" ucap Livia
Aku berjalan meninggalkannya sendirian dibalkon, kemudian berjalan masuk kekamarku, dan kubuka tas gitarku itu, setelahnya aku membawanya menuju kebalkon. Sebelum memainkan gitarku, aku menyetem semua senarnya dan saat semua senar sudah tidak fals, setelah itu barulah aku memainkan gitarku dengan pelan. Aku menyanyikan lagu dari Sheila On 7 - Buatku Tersenyum. Livia terus saja menatapku dengan tatapan yang tidak bisa kujelaskan apa artinya itu.
"Suara kamu bagus" ucap Livia
Mendengar pujiannya itu, aku langsung tidak bernyanyi lagi karena terlalu malu dilihat olehnya, lalu bahuku itu ditepuk pelan olehnya, "Terusin malah berhenti. Aku pengen denger suara kamu sampai pagi" ucap Livia, tersenyum manis
"Gak gitu juga dong nyiksa. Aku petikan aja ya capek nyanyi terus" ucapku, tertawa kecil
Livia tidak menjawabnya
"Sampai kapan ini aku hibur kamu gini" ucapku
"Bilangin sampai besok" ucap Livia
"Mending aku rekam ini, terus aku kasih rekamannya kekamu biar bisa diulang - ulang tuh sampai besok" ucapku
"Bener ya direkam?" ucap Livia, tersenyum simpul
"Iya" ucapku
Saat itu, aku benar - benar merekamnya lagu dari Sheila On 7 - Buatku tersenyum itu kepadanya, setelah itu aku kirimkan filenya dihandphonenya, dan kuletakkan gitarku disampingku. Rasanya udara dibalkon semakin dingin. Bandung memang mempunyai udara serta air yang dingin, berbeda dengan kotaku yang cenderung semuanya panas, terlebih disiang harinya. Langit malam di Bandung juga berbeda. Dimalam hari, rasanya aku bisa melihat dengan jelas semua yang bersinar dilangitnya, entah itu bulan ataupun bintang disana. Serta, kuamati lebih lama, langitnya itu berwarna biru gelap bukan hitam.
"Udah malem banget masuk yuk" ucapku
Kututup pintu dibalkon setelah Livia berjalan melewatiku, dan kita berjalan menuju kamar masing - masing.
Kusandarkan gitarku dilemariku, dan kulipat tas gitarku itu, setelahnya aku menyimpannya dilaci paling bawah dimeja belajarku. Aku berjalan keluar dari kamarku lalu menuju kamarnya.
Aku berdiri didepan pintu, sembari memegang gagang pintunya itu, "Tidur. Gak usah mikirin yang gak perlu dipikirin" ucapku, sedikit tersenyum
"Kamu juga tidur" ucap Livia
"Iyalah" ucapku
Livia membalikkan badannya itu, kemudian aku menutup pintu kamarnya dengan pelan, setelah itu aku kembali kekamarku, walaupun pada saat itu aku tidak bisa tertidur, karena memang biasanya aku selalu tidur larut malam, atau disepertiga malam. Kusadari novelnya Livia yang kemarin itu ada dimeja belajarku. Aku mengambil novelnya itu, lalu membacanya sampai tengah malam. Novelnya itu bagus.
Pantas saja, Livia bisa membacanya dalam waktu yang lama, bahkan Livia bisa sampai melupakan apapun saat sedang membaca novelnya itu, saat kurasakan mataku mulai berat, kumatikan lampu kamarku. Terkadang aku mematikan lampu saat akan tidur. Terkadang juga aku memilih untuk tidak mematikan lampu, walaupun begitu kebanyakan aku memilih untuk mematikan lampu kamarku itu. Disaat aku hampir tertidur, kudengar suara Livia mematikan lampu kamarnya itu, kemudian aku tertidur karena mataku begitu beratnya.
Selamat tidur, Livia. Semoga mimpi indah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Nami😴
Lagihh HAHAHAHAHA
ih bang mirip ga kke org sakit jiwa Nami 🗿
2021-05-17
1
Author hidup
lanjut,up yg bnyk
2021-05-16
1
Liana*_123
mampir
2021-05-12
1