Part 3 - Kabar Yang Beredar

Aku tidak tahu Livia pergi kemana.

Tapi, yang aku tahu, Livia sering sekali pergi, walaupun kabar yang beredar katanya Livia itu pergi keklub malam, sekalipun itu benar juga aku tidak peduli, lagipula Livia juga tidak merugikan orang lain. Sejak awal, Livia sudah memiliki banyak penggemar, dan ditambah adanya kabar itu, justru semakin menambah jumlah penggemarnya. Aku tidak mengerti jalan pemikiran orang kota itu bagaimana.

Dikampus, aku mempunyai band yang terdiri 4 orang, mereka semua juga begitu sering mengajakku ketempat hiburan malam, tapi aku selalu menolak ajakan itu.

Jam 3 pagi. Pagi itu aku tidak bisa tidur, dan aku duduk menikmati kesunyian, tiba - tiba kudengar suara gerbang kosan terbuka, kemudian aku mendengar suara langkah kaki ditangga, kutahu itu Livia. Aku berjalan kearahnya, lalu kubukakan pintu dikamarnya itu. Aku mencium bau alkohol. Setelah membukakan pintu kamarnya itu, aku berjalan menuju kamarku dan kurebahkan tubuhku kekasur, setelah itu semuanya menjadi hitam. Aku tertidur.

Disiang harinya, aku terbangun dari tidurku dan kusadari Livia duduk disampingku, Livia tersenyum simpul saat membuka mataku, aku langsung beranjak dari kasurku lalu berjalan kekamar mandi untuk mencuci wajahku, kupikir aku sekalian mandi saja. Dikamar mandi aku baru ingat, kalau saat tidur itu aku lupa menutup pintuku. Livia memang sering masuk kekamarku saat pintu kamarku terbuka, sedangkan saat pintu kamarku tertutup maka akan diketuk olehnya.

"Ndre" ucap Livia

Livia menunjuk plastik putih dimeja belajarku, "Kamu belum makan, kan? Aku beli nasi uduk sama gorengan tadi pagi" ucap Livia, matanya masih tertuju pada novelnya itu

"Kirain kamu bangun pagi" ucap Livia

Aku membuka plastik putih itu. Kulepas karet dibungkusan itu, "Hari ini aku gak ada kegiatan, jadinya bangun siang aja. Kamu dikamarku sejak kapan? Orang aku aja bangunnya siang"

"Dari aku pulang beli nasi uduk sampai sekarang masih disini" ucap Livia

Hening sejenak.

"Kamu kesibukannya apa sih? Kayaknya kamu dikamar terus selain kuliah ya" ucap Livia

Aku menoleh kearahnya, "Paling ngeband udah itu aja" ucapku, sedikit tersenyum

"Gak mau pergi kemana gitu" ucap Livia

"Gaklah. Males" ucapku

"Malesan" ucap Livia

Kubuang semua sampah itu diluar kamarku. Dari luar kamarku, kulihat Livia menatap kosong dan saat aku kembali kekamarku, Livia meletakkan novelnya itu disampingnya, lalu tidur dengan menatap langit - langit kamarku. Aku menghidupkan laptopku dan mengerjakan tugas kuliahku. Selama aku mengerjakan tugas, aku tidak mendengar sedikitpun suara Livia, dan sesekali aku juga melihatnya, Livia masih saja melamun entah memikirkan apa.

"Ndre, kalau aku cewek yang gak bener, kamu percaya gak?" ucap Livia

Kuhentikan jariku yang tadinya sedang mengetik dan kutatap lekat matanya itu, "Bener apa gaknya itu yang kamu tau sendiri bukan orang lain"

"Aku sering pulang malem" ucap Livia

"Aku juga kemarin pulang malem" ucapku, tersenyum simpul

"Yaudah itu aja sih. Aku cuman pengen nanya itu aja" ucap Livia, membalikkan badannya

"Mending bantu aku ngerjain tugas. Susah banget ini, dari tadi aku gak bisa ngerjainnya" ucapku

"Aku bantu semangatin aja ya" ucap Livia

"Iya" ucapku

Disaat aku selesai mengerjakan tugasku, bersamaan dengan itu kulihat Livia berjalan melewatiku dan berjalan masuk kekamarnya itu. Setengah jam berlalu, Livia keluar dari kamarnya dengan pakaian berbeda, serta penampilannya yang rapi dan saat itu, Livia terlihat cantik sekali dengan pakaian yang dipakainya itu. Livia melambaikan tangannya kepadaku.

"Aku pergi dulu. Jaga baik - baik kos ini ya" ucap Livia, tersenyum manis

Aroma parfumnya itu belum menghilang. Kututup laptopku, setelah itu aku berjalan menuju kebalkon, karena bosan terus saja berada dikamar dan didepan gerbang, kulihat ada seorang laki - laki yang menjemputnya dengan motor sport. Aku menjauh dari dinding pembatas balkon. Tidak beberapa lama setelahnya, terdengar suara mesin dari motor yang menjemputnya itu, kemudian diujung jalan perlahan mulai tidak terdengar lagi olehku, dan tiba - tiba ada panggilan masuk dihandphoneku.

"Ndre, ngeband sekarang"

Aku baru ingat, kalau ada jadwal latihan, "Iya. Aku lupa" ucapku, tersenyum simpul

"Cepetan kamu dateng kesini"

"Iya" ucapku

Aku langsung bergegas menuju kamarku, dan berganti baju, setelah itu aku menutup pintu kamarku, lalu berjalan menuruni tangga. Aku benar - benar lupa kalau ada jadwal latihan band. Sesampainya distudio band, aku meminta maaf kepada semua orang disana, dan mereka hanya tersenyum, terharu aku dengan sikap mereka yang tidak terlalu mempermasalahkannya. Selama ini aku memang tidak pernah terlambat. Sekalinya terlambat aku merasa sangat bersalah saja kepada mereka, walaupun mereka tidak mempermasalahkannya.

Selesai dari latihan. Aku dan semua temanku itu duduk didepan studio, seperti biasanya kita tidak langsung pulang begitu saja, akupun juga begitu. Rasanya malas saja langsung pulang kekosan. Lebih baik aku pulang malam nanti, daripada harus pulang disore yang penuh dengan kemacetan.

"Livia geulis pisan nya" ucap Rian

Sandi mengambil handphone Rian, dan matanya tidak lepas dari foto Livia dimedia sosial, "Enya" ucap Sandi, tersenyum simpul

Sedangkan aku memilih diam saja,

"Geus boga kabogoh sigana" ucap Sandi

Ferdi yang tadinya tidak mengikuti, tiba - tiba ikut melihat foto Livia, "Urang ge resep mun jadi selingkuhana" ucap Rian, tertawa kecil

"Sepemikiran" ucap Ferdi

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***