Keesokan harinya. Sepulangnya dari kampus, aku sedang mengeluarkan semua pakaian yang ada dikoperku, dan pintu kamarku selalu kubuka, rasanya aku hanya akan menutup pintu disaat aku tertidur ataupun bepergian, selain itu aku membiarkan pintu kamarku terbuka. Livia tiba - tiba berdiri didepan pintu kamarku, dan tentunya membuatku terkejut sampai memegang dadaku saat melihatnya ada disana, Livia berjalan masuk kekamarku, lalu duduk disampingku. Livia membantuku dalam merapikan bajuku.
Aku masih tidak percaya, kalau aku bisa kenal dengan perempuan secantik dirinya, bahkan kamarnya itu berada tepat didepan kamarku. Aku yang memang beruntung bertemu dengannya? Atau, memang dikampus itu banyak perempuan cantik sama seperti dirinya? Rasanya tadi saat aku dikampus, aku tidak melihat perempuan yang bisa mengalahkan kecantikannya. Itu artinya, aku memang beruntung saja.
"Ndre" ucap Livia
"Makasih ya buat semalam aku udah dibayarin. Kita baru kenal lho" ucap Livia
"Aku gak tau kamu emang orangnya yang baik, atau emang budaya didaerah kamu gitu, tapi kamu itu beda aja gitu sama semua cowok yang pernah aku temuin" ucap Livia
Aku tidak menanggapinya dan terus meletakkan bajuku kedalam lemari. Setelah semua pakaian sudah tersusun rapi dilemari, aku duduk dikursi meja belajarku, sedangkan Livia duduk dipinggir kasurku.
"Ndre, kamu tau gak?" ucap Livia
"Tadi aku lihat kamu ada dikampus. Ternyata kita satu kampus ya aku gak nyangka. Tadinya aku mau nyapa, tapi kamu malah pergi gitu sama temenmu. Yaudah aku gak jadi nyapa" ucap Livia, tersenyum simpul
Aku terkejut lagi dibuatnya, "Kamu fakultas apa?"
"FISIP. Kamu?" ucap Livia
"Teknik" ucapku
Terlihat cukup jelas diwajahnya yang seakan kecewa mendengar jawabanku. Livia beranjak dari kasurku, kemudian dia berjalan keluar dari kamarku dan beberapa waktu setelahnya, dia berjalan masuk kekamarku, setelah itu tanganku ditarik olehnya. Aku dibawanya menuju balkon. Saat itu langit terlihat berwarna biru muda dan awan berwarna putih tipis. Langit yang cerah. Aku menopang daguku, lalu menatapnya terus menerus dan Livia juga melakukan hal yang sama denganku, kupalingkan darinya karena malu sudah menatapnya begitu.
"Kamu ngapain coba ngelihatin aku terus? Kamu suka aku ya?" ucap Livia
Aku menggelengkan kepalaku, sembari tertawa saat itu juga, "Kalau aku emang suka kamu gimana?"
Suasana menjadi hening.
"Maaf aja aku udah punya pacar. Maaf aku gak punya perasaan yang sama kayak kamu" ucap Livia, tersenyum simpul
"Kok sakit ya? Padahal aku bohong, gimana kalau pas aku suka beneran" ucapku
Livia menempelkan jari telunjuknya kepipinya itu, sembari memikirkan sesuatu dikepalanya itu, "Kesannya aku kayak jahat banget deh"
"Emang bener jahat mungkin" ucapku
"Gaklah. Orang aku ngasih tau kenyatannya gimana sih. Iyalah" ucap Livia
"Iya kamu gak salah" ucapku
Sebenarnya tadi dikampus aku juga melihatnya, tapi aku memilih diam tidak menyapanya, dan berpura - pura tidak mengetahuinya, lagipula aku siapanya bisa menyapanya. Dilihat sekilas saja, kehidupan aku dan Renia terlihat begitu berbeda. Seiring berjalannya waktu juga, Livia menjadi semacam salah satu primadona difakultasnya, dan siapa teman - temannya itu tidak perlu ditanyakan lagi, semua dari mereka begitu populer, serta banyak dibicarakan semua orang dikampus. Walaupun begitu, Livia seringkali memilih pulang bersama denganku, padahal aku sudah berusaha keras menghindarinya dikampus, tapi saat melihatku Livia langsung saja berjalan kearahku dan kulihat tadi Livia melambaikan tangannya sebelum berjalan pergi meninggalkan teman - temannya.
"Aku tadi bosen gitu cuman gak tau alesan apa, habis itu kamu lewat yaudah aku pamit pulang aja" ucap Livia, tersenyum penuh artian
Kupegang erat tangannya itu saat menyebrang jalan. Sampainya dikosan, aku langsung tertidur dikasurku, terkadang aku lupa menutup pintu kamarku dan saat itu, Livia berjalan masuk kekamarku, entahlah apa yang Livia lakukan dikamarku, rasanya Livia hanya diam saja duduk dikursi meja belajarku, bukannya itu bisa Livia lakukan dikamarnya? Kenapa malah berada dikamarku? Aku tidak mengerti semua itu.
Saat aku terbangun dari tidurku, kulihat dia masih saja duduk disana. Aku duduk dipinggir kasurku, lalu melihat yang ada dihandphoneku dan ternyata aku tertidur selama dua jam, itu artinya dia juga terdiam disana selama dua jam. Kudengar suara dia membalikkan halaman. Ternyata selama itu, Livia membaca novelnya terus dikamarku, baiklah kalau begitu aku tidak ingin mengganggunya.
"Tidur terus baru bangun" ucap Livia
Aku hanya tersenyum saat itu,
Kututup jendelaku, karena hari sudah sore dan mulai gelap, "Kamu baca novel itu terus dari tadi?" ucapku
Livia sedikitpun tidak menoleh kearahku, "Iya aku belakangan ini lagi suka aja sama novel, biasanya sih nonton drakor kalau gak film gitu" ucap Livia
"Kamu kalau bosen ngapain?" ucap Livia
"Banyak sih. Dengerin musik, main game, nonton apapun itu, baca apapun itu. Dilaptop. Cuman sekarang lagi males aja" ucapku, tersenyum simpul
"Kadang aku lupa waktu kalau baca novel. Sekarang udah sore ya?" ucap Livia
"Udah pulang sana kekamarmusendiri" ucapku
"Ngusir" ucap Livia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
abjdefghij
mampir kk.
salam dari PAPA UNTUK ANAKKU 💋
2021-06-26
1
📷MG
like like like
2021-05-31
1
Author hidup
nanti Kinan yg baper
2021-05-16
1